Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KELOMPOK 4

ANALISIS ISU GLOBAL “HOA”

A. Latar Belakang

Perkembangan tehnologi yang semakin berkembang secara tidak langsung turut serta mempengaruhi
perilaku sosial masyrakat Indonesia khususnya pengguna media sosial, kehadiran media sosial sebagai
wadah berbincang dan bertukar informasi antara satu dengan yang lain tentu memberikan dampak yang
sangat positif, namun disisi lain, media sosial juga menjadi arena bagi penyampaian opini, ujaran penuh
kebencian (hate speech), dan beritaberita palsu (hoax).

Hoax dalam kamus Oxford (2017) diartikan sebagai suatu bentuk penipuan yang tujuannya untuk
membuat kelucuan atau membawa bahaya. Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti berita bohong,
informasi palsu, atau kabar dusta. Dengan kata lain, hoax diartikan sebagai upaya pemutarbalikan
fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi
kebenarannya.
B. Undang – Undang yang mengatur HOAX

Dalam UU ITE Terkait dengan penyebaran berita bohong (hoax) ketetuan pidana diatur dalam pasal
berikut : 1) Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) mengatur ketentuan tindak pidana penyebaran berita bohong “Setiap Orang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik”

2) Pasal 45A Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016, Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

C. Cara Mengenali Hoax

Cara Mengenali Hoax Untuk mengenali hoax, masyarakat perlu terus diedukasi untuk bisa
mengidentifikasi secara sadar perihal berita sesat alias "hoax" yang kini masih tersebar luas di dunia
maya. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, menyatakan bahwa "ada lima ciri
berita hoax yang perlu kita ketahui supaya kita bisa membentengi diri, (dikutip dari anatranews.com).

1. Berita hoax cenderung mengandung judul yang provokatif, "mengompori" yang tujuannya untuk
mendorong pembaca mengklik berita itu di media sosial (Medsos).

2. Nama situs media penyebar berita biasanya mirip dengan media besar yang sudah ada, seringkali juga
dengan nama yang baru dan tidak jelas.

3. Kontennya cenderung berisi opini, tidak jelas sumber beritanya dan minim fakta,

4. Berita hoax seringkali menggunakan foto yang menipu. Meski itu tujuannya sebaga foto ilustrasi,
namun sering tidak relevan atau tak nyambung dengan caption dan keterangan fotonya,

5. Akun tersebut biasanya baru dibuat, klonengan, abal-abal dan tak jelas sumbernya.
D. Cara Menanggulagi Hoax

Ada beberapa cara untuk menanggulangi hoax diantaranya menurut Nukman Luthfi dengan
meningkatkan literasi media dan literasi media social. (dikutip dari kompas.com) Senada dengan
hal diatas Kristiono (Ketua Umum Mastel) menegaskan pentingnya literasi dalam membentuk
pemahaman masyarakat ketika menerima hoax, bagaimana cara mereka menghadapi berita palsu
yang diterima. (dikutip dari kumparan.com). Selanjutnya menurut Sekretaris Kabinet Pramono
Anung di Kantornya, Kamis (9/2/2017) hoax bisa ditanggulangi dengaan istilah "swasensor"
Swasensor adalah bagian dari literasi media di mana pengguna media sosial alias netizen harus
selektif memilah mana informasi yang bohong dan yang benar. Swasensor diharapkan menjadi
salah satu solusi untuk menangkal fenomena berita bohong alias 'hoax' di media sosial. Ia
mengatakan, netizen seharusnya memiliki filter untuk tidak langsung percaya terhadap informasi
yang beredar di media sosial. (dikutip dari kompas.com). Disisilain untuk memanggulangi
fenomena hoax yang sedang terjadi pemerintah telah membentuk Badan Siber Nasional.
Lembaga baru itu bertugas melacak sumber kabar hoax dan melindungi situs pemerintah dari
serangan peretas. Badan Siber Nasional juga ditugaskan melindungi institusi negara dari
serangan peretas, kata Jurubicara Presiden, Johan Budi, (dikutip dari tribunnews.com).

E. Contoh- contoh isu HOAX

Anda mungkin juga menyukai