PENGERTIAN
DISINFORMASI(HOAX)
MENURUT KBBI :
disinformasi/dis·in·for·ma·si/ n penyampaian informasi yang salah
(dengan sengaja) untuk membingungkan orang lain
MENURUT MENKOMINFO :
"Hoax" diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang
sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang
salah agar bisa menutupi pesan yang benar," katanya. Ia melihat
penyebaran "hoax" mulai marak sejak media sosial populer digunakan
oleh masyarakat Indonesia karena sifatnya yang memungkinkan akun
anonim untuk berkontribusi, juga setiap orang tidak peduli latar
belakangnya punya kesempatan yang sama untuk menulis.
Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri?
Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan
gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah
peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita
sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten
lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan
drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambargambar serupa yang
terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax
sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai. Jika ada
banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian
apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan
twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.
Jika melanggar ketentuan Pasal 28 UU ITE ini dapat dikenakan sanksi sebagaimana
diatur dalam Pasal 45A ayat (1) UU 19/2016 , yaitu:
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1
miliar
Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana
(“UU 1/1946”) juga mengatur mengenai berita bohong yakni:
Barangsiapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja
menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara
setinggitingginya sepuluh tahun.
Barangsiapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan yang dapat
menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita
atau pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga
tahun.
Pasal 15 UU 1/1946
Barangsiapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak
lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga bahwa kabar demikian
akan atau sudah dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman
penjara setinggi, tingginya dua tahun
Jadi sebagai kesimpulan, hoax atau menyebarkan berita bohong adalah
sebuah tindak pidana. Ada beberapa aturan yang mengatur mengenai
hal ini yaitu: UU ITE dan perubahannya, KUHP serta UU
1/1946. UU ITE bukanlah satu-satunya dasar hukum yang dapat dipakai
untuk menjerat orang yang menyebarkan hoax atau berita bohong ini
karena UU ITE hanya mengatur penyebaran berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik saja.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA