Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEPRESI DAN DUKUNGAN KELUARGA


Disusun untuk memenuhi penugasan Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa di
Ruang 23 Empati RSU Dr. Saiful Anwar Kota Malang

Disusun Oleh:
Kelompok 2A

Marya Nurhana 190070300111018


Sony Apriliawan 190070300111021
Eritia Ekky Wahyuningtias 190070300111045
Lailatul Mukaroma 190070300111058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Depresi dan Peran Serta Keluarga


Hari/Tanggal : Rabu, 9 Oktober 2019
Pukul : 10:00 – 10:30
Waktu : 30 menit
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Ruang 23 Empati RSSA

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Kata depresi sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, depresi merupakan
salah satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Masalah tersebut
ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan
interaksi sosial. Tidak jarang gejala depresi juga berupa gangguan fisik seperti
insomnia dan berkurangnya napsu makan.
Menurut WHO (2013), depresi merupakan gangguan psikologis terbesar ketiga
yang diperkirakan terjadi pada 5% penduduk di dunia. Penelitian yang dilakukan
oleh Pracheth dkk (2013) di India, memberikan hasil dari 218 lanjut usia yang
diteliti, terdapat 64 orang (29,36%) yang mengalami depresi. Di Indonesia, belum
ada penelitian yang menyebutkan secara pasti tentang jumlah prevalensi lanjut usia
yang mengalami depresi. Namun peningkatan jumlah penderita depresi dapat
diamati bertambah dari waktu ke waktu melalui peningkatan jumlah kunjungan
pasien yang berobat ke pelayanan kesehatan maupun peningkatan obat
psikofarmaka yang diresepkan oleh dokter (Hawari, 2013).

Dalam pengobatan pasien depresi perlu adanya bantuan dari keluarga pasien,
karena Dukungan sosial keluarga itu sendiri merupakan bantuan yang diberikan
keluarga terhadap individu seperti memberikan dukungan dalam bentuk
informasional, instrumental, penilaian dan emosional (Friedman, 2010). Keluarga
sebagai orang yang dekat dengan pasien mempunyai peranan penting dalam
kesembuhan pasien, salah satunya yaitu dukungan informasi dimana jenis
dukungan ini meliputi komunikasi dan tanggung jawab bersama termasuk
memberikan solusi atas masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran atau
umpan balik tentang apa yang dilakukan seseorang. Selain itu keluarga sebagai
penyedia informasi untuk melakukan konsultasi ke rumah sakit dan minum obat
secara teratur (Butar Butar, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan adanya penyuluhan tentang depresi
dan peran serta keluarga untuk membantu kesembuhan pasien depresi tersebut.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga klien
dapat mengetahui tentang depresi.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu:
• Menjelaskan pengertian depresi
• Menjelaskan penyebab depresi
• Menjelaskan tanda dan gejala depresi
• Menjelaskan klasifikasi depresi
• Menjelaskan peran keluarga dalam penanganan depresi
c. Manfaat
1) Untuk Pasien
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang depresi, sehingga akan
menunjang proses perawatan selam di RS.
2) Untuk Rumah Sakit
Dengan pengetahuan yang meningkat, diharapkan mampu mempercepat
proses penyembuhan sehingga length of stay pasien dirumah sakit menjadi
berkurang
3) Untuk Mahasiswa
Membantu mahasiswa dalam proses belajar mengaplikasikan teori yang
telah dipelajari selama perkuliahan.

III. Materi
Terlampir

1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

2. Media
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan audiens


1 5 menit Pembukaan  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan dan
 Memperkenalkan diri memperhatikan
 Menjelaskan topik dan  Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Mendengarkan dan
 Membagikan soal pretes memperhatikan
 Mengerjakan soal pretes
2 30 Pelaksanaan  Mengemukakan pendapat
menit  Mendengarkan dan
a) Menjelaskan memperhatikan
pengertian depresi  Mendengarkan dan
b) Menjelaskan penyebab
memperhatikan
depresi
 Mendengarkan dan
c) Menjelaskan tanda dan
memperhatikan
gejala depresi
 Mendengarkan dan
d) Menjelaskan
memperhatikan
klasifikasi depresi
 Mendengarkan dan
e) Menjelaskan peran
memperhatikan
keluarga dalam
 Mengajukan pertanyaan
penanganan depresi
 Mendengarkan dan
memperhatikan
3 10 Penutup  Menjawab dan
menit  Menggali kemampuan menjelaskan kembali
peserta penyuluhan materi penyuluhan
 Mendengarkan hasil
 Menyimpulkan materi
penyuluhan kesimpulan
 Melakukan evaluasi (post test)  Menjawab pertanyaan
 Menutup penyuluhan dan
memberikan salam
II. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Penyaji : Eritia Ekky W
b. Moderator : Marya Nurhana
c. Observer : Sony Apriliawan
d. Fasilitator : Lailatul Mukaroma
2. Tugas Pelaksanaan
a. Penyaji
Bertugas menjelaskan materi penyuluhan
b. Moderator
Pemimpin dan penanggung jawab secara umum terhadap
jalannya penyuluhan, bertugas membuka acara penyuluhan
dan mengatur jalannya penyuluhan serta memperhatikan
kelancaran penyuluhan.
c. Observer
Bertanggung jawab mengamati kegiatan penyuluhan
apakah telah sesuai dengan yang di rencanakan serta segala
faktor pendukung ataupun faktor pengganggu jalannya
penyuluhan.
d. Fasilitator
Betanggung jawab memfasilitasi audien untuk berpartisipasi aktif.

III. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Klien menyepakati kontrak yang telah di sepakati dan tersedianya media
penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
Klien berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga klien mampu dalam:
• Menjelaskan pengertian depresi
• Menjelaskan penyebab depresi
• Menjelaskan tanda dan gejala depresi
• Menjelaskan klasifikasi depresi
• Menjelaskan peran keluarga dalam penanganan depresi
MATERI PENYULUHAN
DEPRESI DAN PERAN SERTA KELUARGA

A. Teori Depresi
1. Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek
disforik (kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain,
seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Depresi biasanya
terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan
depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja
terjadi atau menimpa seseorang (Lubis, 2009:13).

Depresi adalah suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan


dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor , konsentrasi,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010).

2. Penyebab Depresi
Penyebab Depresi tebagi menjadi 2, yaitu :
1. Faktor Fisik
 Faktor Genetik
Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat
memiliki resiko lebih besar menderita gangguan depresi daripada
masyarakat pada umumnya. Gen berpengaruh dalam terjadinya
depresi. Seseorang tidak akan menderita depresi hanya karena ibu,
ayah , atau saudara menderita depresi, tetapi resiko terkena depresi
meningkat. Gen lebih berpengaruh pada orang-orang yang punya
periode dimana mood mereka tinggi dan mood rendah atau gangguan
bipolar. Tidak ada bukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang
disebabkan oleh faktor keturunan
• Faktor Usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu
remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat
terjadi karena pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas
perkembangan yan penting, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau
bekerja, sert masa pubertas hingga ke pernikahan.

 Faktor Gaya Hidup


Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada
penyakit, misalnya penyakit jntung juga dapat memicu kecemasan dn
depresi. Tingginya tingkat stress dan kecemasan digabung dengan
makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga
untuk jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor depresi.

• Faktor Fisik

Perasaan terkejut karena mengetahui seseorang memiliki penyakit


yang serius dapat mengarahkan pada depresi.
2. Faktor Psikologis
 Kepribadian

Aspek-aspek kepribadian ikut pula memengaruhi tinggi rendahnya depresi


yang dialami kerentanan terhadap depresi. Ada individu yang lebih rentan
terhadap depresi yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola pikir yang
negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvet.
 Harga Diri
Harga diri adalah salah satu faktor yang menentukan perilaku individu.
Ketidakmampuan untuk menghadapi secara positif situasi sosial dapat
menyebabkan rendahnya harga diri yang mengakibatkan depresi.
 Stress
Depresi dapat diakibatkan oleh adanya peristiwa-peristiwa negatif yang
menyebabkan perubahan, pengalaman penuh stress yang ekstrem,
seperti bencana alam, kematian, perceraian, serta mikrostressor yang
meliputi aktivitas-aktivitas sehari-hari.
 Lingkungan Keluarga
Kehilangan orang tua, atau orang yang paling dekat dengan kita juga
sangat mempengaruhi terjadinya depresi.

3. Tanda dan Gejala Depresi


Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara
spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala depresi bisa dilihat
dari 3 segi yaitu, fisik, psikis , dan sosial.

A. Gejala Fisik
 Gangguan pola tidur
 Menurunnya tingkat aktivitas
 Mudah merasa letih dan sakit
B. Gejala Psikis
 Kehilangan rasa percaya diri
 Merasa diri tidak berguna
 Perasaan bersalah
 Perasaan terbebani
C. Gejala sosial
 Mudah marah
 Mudah tersinggung
 Menyendiri dan tidak mau bersosial
 Tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
4. Klasifikasi Depresi
a) Gangguan Depresi Mayor
Yaitu suatu depresi yang ditandai dengan munculnya lima
atau lebih gejala dibawah ini selama suatu periode 2 minggu :

 Kehilangan berat badan / penambahan berat badan yang signifikan


 Mengalami insomnia
 Penurunan kesenangan atau minat secara drastis dalam
semua atau hampir semua aktivitas
 Perasaan lelah / kehilangan energi
 Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi
b) Gangguan Distimik
Gangguan depresi yang memiliki gejala lebih ringan daripada
gangguan depresi mayor. Orang dengan gangguan distmik
merasakan keterpurukan sepanjang waktu , namun mreka tidak
mengalami depresi yang sangat parah seperti yang di alami oleh
orang dengan gangguan depresi mayor.

c) Gangguan Depresi Bipolar


Gangguan yang melibatkan suasana hati yang ektrem, gangguan
tersebut dapat dipicu dari stress dan tekanan dari kehidupan
sehari hari, peristiwa traumatis, trauma fisik, cedera kepala.

5. Peran Serta Keluarga Dalam Penanganan Depresi


Merupakan upaya pasien dan keluarga unuk mengelola depresi dengan
baik. Bertujuan untuk mencegah dan mengatasi depresi agar tidak sampai
ke tahap yang lebih berat.

a. Mendorong pengobatan. Karena depresi tidak boleh didiamkan tanpa


penanganan, perlu untuk membawa orang terdekat untuk mengunjungi
dokter untuk mendapatkan penanganan yang efektif. Kadang orang-orang
dengan depresi tidak menyadari gejala depresi mereka, sehingga mereka
berpikir bahwa mereka baik-baik saja atau malu mencari pertolongan.

b. Pahami risiko bunuh diri. Orang dengan depresi cenderung memiliki


keinginan untuk bunuh diri dan biasanya terjadi pada orang dengan
depresi yang serius. Terdapat beberapa petunjuk yang dapat perhaditikan
pada orang terdekat apakah mereka memiliki tanda-tanda bunuh diri
sehingga dapat mengambil tindakan untuk segera menghentikannya.
Tanda-tanda tersebut antara lain
 Sering berbicara tentang bunuh diri atau menyakiti diri sendiri
 Merasa putus asa atau membenci diri sendiri
 Memiliki tindakan yang membahayakan atau merusak diri sendiri
 Cenderung mencari pil, senjata atau kekerasan
 Merasa tenang tiba-tiba setelah depresi

c. Menjaga diri sendiri. Menjaga seseorang dengan depresi dapat menyebabkan


stress, sehingga keluarga perlu menyiapkan diri secara fisik dan mental.
Keluarga perlu mengambil waktu untuk menjaga dirinya sendiri dan
melakukan kegiatan keluarga sendiri.

Manajemen depresi yang dapat dilakukan:


a) Mengatur diet dan nutrisi
Merupakan cara efektif dalam mengurangi dan mengatasi
depresi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
yang bergizi sesuai porsi dengan jadwal yang teratur. Menu juga
sebaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
b) Istirahat yang cukup
Merupakan obat yang baik dalam mengatasi depresi karena
istirahat yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan
kebugaran tubuh, serta memperbaiki sel-sel yang telah rusak.

c) Olahraga teratur
Merupakan salah satu cara meningkatkan daya tahan tubuh dan
kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak
harus sulit, olahraga yang dianjurkan seperti jalan pagi, lari pagi
yang dilakukan 2 minggu sekali, tidak harus sampai berjam-jam,
diamkan biarkan badan berkeringat sejenak lalu mandi untuk
memulihkan kesegarannya.

d) Berhenti merokok
Merupakan bagian dari cara menanggulangi depresi karena
dapat meringankan status kesehatan serta menjaga ketahanan
dan kekebalan tubuh.

e) Menghindari minuman keras


Merupakan faktor pencetus terjadinya depresi. Dengan
menghindari minuman keras, individu dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh pengaruh
minuman keras yang mengandung alkohol.

f) Mengatur BB
BB yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus)
merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya depresi.
Keadaan tubuh yang tidak seimbang akan menurunkan
ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap depresi.

g) Mengatur waktu
Merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi depresi, dengan mengatur waktu sebaik-baiknya
pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat
dihindari, hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
waktu secara efektif dan efisien. Misalnya tidak membiarkan
waktu berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat.
h) Terapi psikofarmaka
Terapi yang menggunakan obat-obatan, dalam mengatasi
depresi yang dialami. Obat yang sering digunakan adalah
obat anti depresi.

i) Psikoterapi
Terapi ini menggunakan teknik psikologi yang sesuai
dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputi
psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif. Psikoterapi
suportif memberikan motivasi dan dukungan agar pasien
memiliki rasa percaya diri, sedangkan psikoterapi
reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan
secara berulang. Selain itu psikoterapi rekonstruksi
dengan cara memperbaiki kembali kepribadian yang
mengalami goncangan dan psikoterapi kognitif dengan
memulihkan fungsi kognitif pasien (berpikir rasional).

j) Dukungan sosial
Ciptakan lingkungan keluarga yang sehat.
k) Terapi psikoreligius
Merupakan terapi yang menggunakan pendekatan agama
dalam mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini
diperlukan karena dalam mengatasi atau mempertahankan
kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis,
sosial, maupun spiritual.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Strategi komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb.. selamat pagi bapak-bapak dan
ibu-ibu, perkenalkan kami mahasiswa Profesi Ners UB”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? alhamdulillah sehat-sehat ya..”
c. Kontrak
 Topik: “jadi kami bertiga disini akan melakukan penyuluhan
tentang depresi dan peran serta keluarga.”
 Waktu: “waktu yang kami butuhkan untuk penyuluhan ini
sekitar 30 menit ya bapak-bapak dan ibu-ibu.”
 Tempat : “ untuk tempatnya akan dilakukan disini, di
ruangan rehabilitasi.”

2. Fase Kerja
“Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu, disini kami bertiga akan membagi sedikit
pengetahuan yang kami miliki kepada bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian di
sini. Sebelumnya terlebih dahulu kami akan memperkenalkan diri kami masing-
masing, yang pertama disini saya, Marya Nurhana sebagai moderator, yang
akan memimpin jalannya acara penyuluhan hari ini. kemudian Eritia Ekky
sebagai penyaji yang akan menjelaskan materinya, setelah itu Sony Apriliawan
dan Lailatul Mukaroma sebagai observer dan fasilitator yang akan
mendampingi bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Sebelum lanjut ke penyajian
materi, disini kami punya selembar kertas yang berisi beberapa pertanyaan
yang bapak dan ibu harus isi, supaya kami mengetahui seberapa jauh
pengetahuan bapak dan ibu tentang depresi. (pretest selesai). Selanjutnya
langsung saja kegiatan kita di mulai, waktu dan tempatnya kami persilahkan ke
Eritia (Eritia mengambil alih). Assalamualaikum wr.wb.. baiklah, seperti yang
sudah di katakan sebelumnya, materi penyuluhan hari ini adalah depresi.
Sebelumnya saya ingin bertanya. Disini sudah ada yang tahu apa itu depresi ?
Belum ada ya? Baiklah kalau begitu langsung saja mari kita sama-sama
perhatikan materinya. (penyaji menyampaikan materinya dari awal hingga
akhir). Baiklah, materi sudah selesai di sampaikan, saya kembalikan ke
moderator. (moderator mengambil alih). Baik bapak-bapak dan ibu-ibu sudah
jelas ya materi yang di sampaikan, jika ada yang belum jelas silakan jika ingin
bertanya. (peserta memberikan pertanyaan dan penyaji menjawab
pertanyaan)”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Nah, bagaimana perasaan bapak / ibu setelah mengikuti
kegiatan penyuluhan ini?”
b. Evaluasi objektif
“Apakah dari materi yang sudah disampaikan ada yang
belum jelas? Apakah diantara bapak dan ibu ada yang ingin
bertanya terkait perihal depresi ?”
c. Rencana tindak lanjut
“Baik bapak dan ibu sekalian, jangan lupa ya untuk selalu
menjaga kesehatannya baik fisik maupun mental, serta pola
hidup sehat, supaya terhindar dari gejala depresi, bagi bapak
dan ibu pasien kami harap untuk selalu minum obat secara
rutin, dan tetap menjaga tubuh supaya tetap sehat”
d. Rencana kontrak yang akan datang
“Baiklah bapak dan ibu sekalian, besok hari ... tanggal ...
Oktober 2019 apabila bapak dan ibu masih dirawat di sini,
pada pukul 10.00 WIB kita berkumpul lagi disini untuk
mengadakan penyuluhan selanjutnya dari mahasiwa
keperawatan Universitas.....dengan topik ...”
“Baiklah bapak dan ibu sekalian, terimakasih atas waktu
dan kesempatannya untuk dapat hadir dalam penyuluhan
pada hari ini, kami minta maaf apabila ada salah kata baik
sengaja maupun tidak sengaja. Saya tutup dengan bacaan
Hamdalah (Alhamdulilah), saya akhiri Wassalamu’alaikum
Wr.Wb”
Lampiran pertanyaan Pre dan Post Test
1. Benar atau salah, depresi adalah gangguan perasaan yang ditandai dengan
hilangnya kegembraan?
2. Benar atau salah, tingginya stress dapt menyebabkan depresi?
3. Benar atau salah, kebahagiaan yang berlebih merupakan tanda depresi?
4. Benar atau salah, pergi ke dukun merupakan pengobatan depresi?
5. Benar atau salah, sebagai keluarga pasien depresi harus mampu menjadi
pendengar yang baik?
DAFTAR PUSTAKA

2015. Satuan Acara Penyuluhan Sap Depresi. Diakses Pada Tanggal 22


November 2017 Dilaman.
https://www.academia.edu/23897397/SATUAN_ACARA_PENYULU
HA N_SAP_DEPRESI

Amir N. 2005. Depresi, Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana,


Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Dadang Hawari D. 2002. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi, Jakarta


: Gaya Baru

Anda mungkin juga menyukai