METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan
1. Etanol ( C2H5OH)
a. Sifat Fisika
- BM 41,06 gr/mol
- Indeks bias 1,3617
- Titik didih 78,29oC
- Titik lebur – 114,14 oC
- Densitas 0,7893 gr/mL
- Viskositas 200 C 1,17 cP
- Mudah menguap
- Tidak berwarna
( Perry, 1997 )
b. Sifat Kimia
- Bereaksi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)
( Vogel, 1990)
a. Sifat Fisika
- Massa molar 98,08 gr/mol
- Densitas 1,84 g/cm3
- Titik lebur 10o C (283 K)
- Titik didih 337o C (610 K)
- Viskositas 26,7 cp (20oC)
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Keasaman -3 pka
( Perry, 1997 )
b. Sifat Kimia
- Bereaksi dengan Magnesium (Mg)
H2SO4 + 2 Mg Mg2SO4 + H2
( Vogel, 1990 )
a. Sifat fisika
- Berat molekul 261,96 gr/mol
- Titik leleh 356o C
- Titik didih 400o C
- Berbentuk Kristal
- Titik beku 356o C
- Berwarna orange
(Perry 1997)
b. Sifat kimia
- Bereaksi dengan Kalium Klorida (KCl)
Na2Cr2O7 + 2 KCl K2Cr2O7 + 2 NaCl
- Dapat terionisasi
Na2Cr2O7 2 Na+ + Cr2O72-
(Vogel, 1990)
4. Air (H2O)
a. Sifat Fisika
- Berat molekul 18 gr/mol
- Titik beku 0 °C
- Titik didih 100 °C
- Bersifat netral dengan PH=7
- Kalor jenis 4,84
- Densitas 0,996 gr/m3
- Tidak berwarana
- Tidak berasa
(Perry, 1997)
b. Sifat Kimia
- Bereaksi dengan garam Kalsium Sulfat (CaSO4)
CaSO4 + H2O H2SO4 + CaO
(Kalsium Sulfat) (Air) (Asam Sulfat) (Kalsium Oksida)
- Bereaksi dengan Sulfida (SO2)
SO2 + H2O H2SO4
(Sulfida) (Air) (Asam Sulfat)
- Dapat Terionisasi menjadi
H2O 2 H+ + O-2
(Air) (Ion Hidrogen) (Ion Oksigen)
- Bereaksi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)
2 NaOH + 2 H2O 2 Na(OH)2 + H2
(Natrium Hidroksida) (Air) (Natrium Hidroksida) (Gas Hidrogen)
- Bereaksi dengan Magnesium Klorida (MgCl2)
MgCl2 + H2O 2 HCl + MgO
(Magnesium Klorida) (Air) (AsamKlorida) (Magnesium Oksida)
- Dapat diperoleh dari reaksi Asam Klorida dan Kalium Hidroksida
HCl + KOH KCl + H2O
(Asam Klorida) (Kalium Hidroksida) (Kalium Klorida) (Air)
- Bereaksi dengan Kalsium Klorida (CaCl2)
CaCl2 + H2O Ca(OH)2 + 2 HCl
(Kalsium Klorida) (Air) (Kalsium Klorida) (Asam Klorida)
- Bereaksi dengan Natrium Klorida (NaCl)
NaCl + H2O NaOH + HCl
(Natrium Klorida) (Air) (Natrium Hidroksida) (Asam Klorida)
( Vogel, 1990 )
3.2 Alat
1. Pendingin Liebig
Berfungsi sebagai pengubah fase uap suatu larutan menjadi fase cair
2. Gabus
Berfungsi sebagai penutup labu destilasi leher tiga
3. Hot Plate
Berfungsi sebagai sumber panas
4. Gelas Ukur 50 ml
Berfungsi untuk mengukur volume larutan dan destilat yang dihasilkan
5. Erlenmayer 250 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat
6. Thermometer 270o C
Berfungsi sebagai wadah untuk mengukur temperature larutan yang
dipanaskan
7. Labu Destilasi 1000 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk pencampuran larutan yang akan
didestilasi
8. Corong Kaca
Berfungsi untuk memasukkan Aquadest, Asam Sulfat Pekat, Natrium
Bikromat kedalam labu destilasi leher tiga
9. Beaker Glass 250 ml
Berfungsi sebagai wadah pipet tetes
10. Statif dan Klem
Berfungsi sebagai penyangga labu destilasi leher tiga dan pendingin
liebig
11. Adaptor
Berfungsi sebagai penghubung labu destilasi leher tiga dengan pendingin
liebig
12. Neraca Analitik
Berfungsi untuk menimbang sampel
13. Pipet tetes
Berfungsi untuk mengambil larutan dalam skala kecil
14. Pignometer
Berfungsi sebagai alat untuk menentukan densitas asam asetat.
15. Spatula
Berfungsi untuk mengambil/ Menuangkan Bubuk Natrium Bikromat
kedalam campuran yang ada di dalam labu destilasi leher tiga.
16. Corong Pisah
Berfungsi untuk menetes kan etanol kedalam Labu destilasi
17. Selang
Berfungsi untuk mengalirkan air kedalam pendingin liebig
18. Cawan porselen
Berfungsi untuk menimbang Kristal Natrium Bikromat
19. Baskom
Berfungsi sebagai wadah untuk es batu dan erlenmeyer.
20. Pisau kater
Berfungsi untuk memotong gabus.
3.3 Rangkaian Alat Percobaan
7
2
3 5 8
6
9
4 10
Keterangan :
1. Termometer
2. Tutup gabus
3. Labu destilasi leher tiga
4. Hot plate
5. Adaptor
6. Pendingin liebig
7. Klem dan statif
8. Selang
9. Erlenmeyer
10. Baskom