Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan yaitu:

1. Etanol ( C2H5OH)

Berfungsi sebagai bahan dasar pembuatan asam asetat

a. Sifat Fisika
- BM 41,06 gr/mol
- Indeks bias 1,3617
- Titik didih 78,29oC
- Titik lebur – 114,14 oC
- Densitas 0,7893 gr/mL
- Viskositas 200 C 1,17 cP
- Mudah menguap
- Tidak berwarna
( Perry, 1997 )

b. Sifat Kimia
- Bereaksi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)

C2H5OH + NaOH C2H5ONa + H2O

(Etanol) (Natrium Hidroksida) (Natrium Etoksida) (Air)

- Bereaksi dengan Litium Hidroksida (LiOH)

C2H5OH + LiOH C2H5OLi + H2O

(Etanol) (Litium Hiroksida) (Litium Etoksida) (Air)


- Bereaksi dengan Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)
2 C2H5OH + Mg(OH)2 (C2H5O)2Mg + 2 H2O

(Etanol) (Magnesium Hiroksida) (Magnesium Etoksida) (Air)

- Bereaksi dengan Barium Hidroksida (Ba(OH)2)

2 C2H5OH + Ba(OH)2 (C2H5O)2Ba + 2 H2O

(Etanol) (Barium Hiroksida) (Barium Etoksida) (Air)

- Bereaksi dengan Kalium Hidroksida (KOH)

C2H5OH + KOH C2H5OK + H2O

(Etanol) (Kalium Hiroksida) (Kalium Etoksida) (Air)

- Bereaksi dengan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)

2 C2H5OH + Ca(OH)2 (C2H5O)2 Ca + 2 H2O

(Etanol) (Kalsium Hiroksida) (Kalsium Etoksida) (Air )

( Vogel, 1990)

2. Asam Sulfat (H2SO4)

Berfungsi sebagai katalis dalam pembuatan Asam Asetat

a. Sifat Fisika
- Massa molar 98,08 gr/mol
- Densitas 1,84 g/cm3
- Titik lebur 10o C (283 K)
- Titik didih 337o C (610 K)
- Viskositas 26,7 cp (20oC)
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Keasaman -3 pka
( Perry, 1997 )
b. Sifat Kimia
- Bereaksi dengan Magnesium (Mg)
H2SO4 + 2 Mg Mg2SO4 + H2

(Asam Sulfat) (Magnesium) (Magnesium Sulfat) (Gas Hidrogen)

- Bereaksi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)


H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + 2 H2O

(Asam Sulfat) (Natrium Hidroksida) (Natrium sulfat) (Air)

- Bereaksi dengan Barium Hidroksida (Ba(OH)2)


H2SO4 + Ba(OH)2 BaSO4 + 2 H2O

(Asam Sulfat) (Barium Hidroksida) (Barium Sulfat) (Air)

- Bereaksi dengan Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)


H2SO4 + Mg(OH)2 MgSO4 + 2 H2O

(Asam Sulfat) (Magnesium Hroksida) (Magnesium Sulfat) (Air)

- Bereaksi dengan Litium Hidroksida (LiOH)


H2SO4 + 2 LiOH Li2SO4 + 2 H2O

(Asam Sulfat) (Litium Hidroksida) (Litium Sulfat) (Air)

- Bereaksi dengan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)


H2SO4 + Ca(OH)2 CaSO4 + 2 H2O

(Asam Sulfat) (Kalsium Hidroksida) (Kalsium Sulfat) (Air)

- Bereaksi dengan Aluminium Hidroksida (Al(OH)3)


3 H2SO4 + 2 Al(OH)3 Al2(SO4)3 + 6 H2O
(Asam Sulfat) (Aluminium Hidroksida) (Aluminium Sulfat) (Air)
- Bereaksi dengan Kalium Hidroksida (KOH)
H2SO4 + 2 KOH K2SO4 + 2 H2O
(Asam Sulfat) (Kalium Hidroksida) (Kalium Sulfat) (Air)

( Vogel, 1990 )

3. Natrium Bikromat (Na2Cr2O7)

Berfungsi sebagai pengoksidasi dalam pembuatan asam asetat

a. Sifat fisika
- Berat molekul 261,96 gr/mol
- Titik leleh 356o C
- Titik didih 400o C
- Berbentuk Kristal
- Titik beku 356o C
- Berwarna orange

(Perry 1997)
b. Sifat kimia
- Bereaksi dengan Kalium Klorida (KCl)
Na2Cr2O7 + 2 KCl K2Cr2O7 + 2 NaCl

Natrium [Kalium (Kalium (Natrium


Bikromat Klorida) Bikromat) Klorida)
- Bereaksi dengan Asam Sulfat (H2SO4)
Na2Cr2O7 + H2SO4 Na2SO4 + H2Cr2O7

(Natrium Bikromat) (Asam Sulfat) (Natrium Sulfat) (Asam Bikromat)

- Bereaksi dengan Magnesium Klorida (MgCl2)


Na2Cr2O7 + MgCl2 MgCr2O7 + 2 NaCl
(Natrium (Magnesium (Magnesium (Natrium
Bikromat) Klorida) Bikromat) Klorida)
- Bereaksi dengan Kalium Hidroksida (KOH)
Na2Cr2O7 + 2 KOH 2 KCrO4 + 2 NaOH

(Natrium (Kalium (Kalium (Natrium

Bikromat) Hidroksida) Kromat) Hidroksida)

- Bereaksi dengan Air (H2O)


Na2Cr2O7 + 2 H2O H2Cr2O7 + 2 NaOH

(Natrium Bikromat) (Air) (Asam Bikromat) (NatriumHidroksida)

- Dapat terionisasi
Na2Cr2O7 2 Na+ + Cr2O72-

(Natrium Bikromat) (ion Natrium) (ion Bikromat)

(Vogel, 1990)

4. Air (H2O)

Berfungsi sebagai zat penetral ketika asam sulfat pekat di teteskan

a. Sifat Fisika
- Berat molekul 18 gr/mol
- Titik beku 0 °C
- Titik didih 100 °C
- Bersifat netral dengan PH=7
- Kalor jenis 4,84
- Densitas 0,996 gr/m3
- Tidak berwarana
- Tidak berasa
(Perry, 1997)
b. Sifat Kimia
- Bereaksi dengan garam Kalsium Sulfat (CaSO4)
CaSO4 + H2O H2SO4 + CaO
(Kalsium Sulfat) (Air) (Asam Sulfat) (Kalsium Oksida)
- Bereaksi dengan Sulfida (SO2)
SO2 + H2O H2SO4
(Sulfida) (Air) (Asam Sulfat)
- Dapat Terionisasi menjadi
H2O 2 H+ + O-2
(Air) (Ion Hidrogen) (Ion Oksigen)
- Bereaksi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)
2 NaOH + 2 H2O 2 Na(OH)2 + H2
(Natrium Hidroksida) (Air) (Natrium Hidroksida) (Gas Hidrogen)
- Bereaksi dengan Magnesium Klorida (MgCl2)
MgCl2 + H2O 2 HCl + MgO
(Magnesium Klorida) (Air) (AsamKlorida) (Magnesium Oksida)
- Dapat diperoleh dari reaksi Asam Klorida dan Kalium Hidroksida
HCl + KOH KCl + H2O
(Asam Klorida) (Kalium Hidroksida) (Kalium Klorida) (Air)
- Bereaksi dengan Kalsium Klorida (CaCl2)
CaCl2 + H2O Ca(OH)2 + 2 HCl
(Kalsium Klorida) (Air) (Kalsium Klorida) (Asam Klorida)
- Bereaksi dengan Natrium Klorida (NaCl)
NaCl + H2O NaOH + HCl
(Natrium Klorida) (Air) (Natrium Hidroksida) (Asam Klorida)

( Vogel, 1990 )
3.2 Alat
1. Pendingin Liebig
Berfungsi sebagai pengubah fase uap suatu larutan menjadi fase cair
2. Gabus
Berfungsi sebagai penutup labu destilasi leher tiga
3. Hot Plate
Berfungsi sebagai sumber panas
4. Gelas Ukur 50 ml
Berfungsi untuk mengukur volume larutan dan destilat yang dihasilkan
5. Erlenmayer 250 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat
6. Thermometer 270o C
Berfungsi sebagai wadah untuk mengukur temperature larutan yang
dipanaskan
7. Labu Destilasi 1000 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk pencampuran larutan yang akan
didestilasi
8. Corong Kaca
Berfungsi untuk memasukkan Aquadest, Asam Sulfat Pekat, Natrium
Bikromat kedalam labu destilasi leher tiga
9. Beaker Glass 250 ml
Berfungsi sebagai wadah pipet tetes
10. Statif dan Klem
Berfungsi sebagai penyangga labu destilasi leher tiga dan pendingin
liebig
11. Adaptor
Berfungsi sebagai penghubung labu destilasi leher tiga dengan pendingin
liebig
12. Neraca Analitik
Berfungsi untuk menimbang sampel
13. Pipet tetes
Berfungsi untuk mengambil larutan dalam skala kecil
14. Pignometer
Berfungsi sebagai alat untuk menentukan densitas asam asetat.
15. Spatula
Berfungsi untuk mengambil/ Menuangkan Bubuk Natrium Bikromat
kedalam campuran yang ada di dalam labu destilasi leher tiga.
16. Corong Pisah
Berfungsi untuk menetes kan etanol kedalam Labu destilasi
17. Selang
Berfungsi untuk mengalirkan air kedalam pendingin liebig
18. Cawan porselen
Berfungsi untuk menimbang Kristal Natrium Bikromat
19. Baskom
Berfungsi sebagai wadah untuk es batu dan erlenmeyer.
20. Pisau kater
Berfungsi untuk memotong gabus.
3.3 Rangkaian Alat Percobaan

7
2

3 5 8
6
9

4 10

Keterangan :

1. Termometer
2. Tutup gabus
3. Labu destilasi leher tiga
4. Hot plate
5. Adaptor
6. Pendingin liebig
7. Klem dan statif
8. Selang
9. Erlenmeyer
10. Baskom

3.4 Prosedur Percobaan


1. Memasukkan 20 ml aquadest kedalam labu destilasi leher tiga dan
menambahkan 23 ml asam sulfat (H2SO4) pekat dengan hati – hati.
2. Menggoyangkan perlahan – lahan dan menambahkan 15 gram Kristal
Natrium bikromat (Na2Cr2O7) sambil mengaduknya hingga homogen.
3. Memasukkan10 ml etanol dan 50 ml aquadest kedalam corong pisah,
kemudian meneteskan sedikit demi sedikit kedalam campuran, campuran
menjadi panas selama penambahan etanol.
4. Menggoyang labu betul-betul, bila penambahan dan reaksi telah selesai,
Kemudian memanaskan labu destilasi, menjaga suhu jangan sampai
melewati 1180C.
5. Menghitung Volume dan Massa destilat yang diperoleh dan berapa titik
didih asam asetat yang diperoleh.
6. Menghitung densitas yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
ρ = (piknometer + sampel) – (piknometer kosong)
Volume sampel
1.

Anda mungkin juga menyukai