Anda di halaman 1dari 9

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI

DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040


Ana Rossika (15413034)
Nayaka Angger (15413085)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Ketergantungan terhadap energi fosil, tingginya konsumsi energi dan belum maksimalnya pemanfaatan
energi terbarukan merupakan persoalan energi di Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan.
Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, diketahui bahwa ketergantungan terhadap energi fosil
untuk pemenuhan konsumsi energi sebesar 98%, dengan komposisi minyak bumi sebesar 48%, gas
sebesar 18%, dan batubara sebesar 30% dari total konsumsi. Penurunan cadangan energi fosil yang tidak
diimbangi dengan penemuan cadangan baru di Indonesia, dihadapkan pada keterbatasan infrastruktur
energi yang membatasi akses masyarakat terhadap energi. Hal ini memberikan dampak pada kerentanan
Indonesia terhadap gangguan pasar energi global karena dalam pemenuhan kebutuhan energi masih
dipenuhi melalui impor. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang berimplikasi pada semakin
meningkatnya kebutuhan energi masyarakat, maka diperlukan intervensi khusus dari pemerintah terkait
pemenuhan energi. Hal ini dilakukan untuk mendukung tercapainya asas kemanfaatan, efisiensi
berkeadilan, peningkatan nilai tambah, keberlanjutan, kesejahteraan, ketahanan, keterpaduan, dan
pelestarian fungsi lingkungan, dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat di masa yang akan datang.
Berdasarkan kondisi tersebut, melalui studi ini akan ditinjau pentingnya konservasi dan diversifikasi
energi dalam pemenuhan kebtuhan energi Indonesia tahun 2040

Kata kunci : energi terbarukan, konservasi energi, diversifikasi energi

1. Pendahuluan optimal untuk peningkatan kesejahteraan


masyarakat. Hal ini dilakukan sebagaimana yang
Energi memiliki peran penting dalam
diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 30
peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan
Tahun 2007 tentang Energi serta Peraturan
nasional, sehingga dalam pengelolaannya yang
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang
meliputi penyediaan dan pemanfaatan harus
Kebijakan Energi Nasional.
dilaksanakan secara berkelanjutan, rasional, dan
Meningkatnya kebutuhan energi sebagai diintervensi dalam hal penyediaan, pemanfaatan,
konsekuensi pertambahan jumlah penduduk dan dan pengusahaannya guna meningkatkan
petumbuhan ekonomi, berimplikasi pada urgensi kesejahteraan rakyat.
konservasi dan diversifikasi energi. Menurut
TABEL
Undang Undang Nomor 30 Tahun 2007,
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Indonesia
konservasi energi atau penghematan energi Tahun
Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2040
merupakan upaya sistematis, terencana, dan Juta
Populasi 255 271 284 296 314
jiwa
terpadu guna melestarikan sumber daya energi Pertumbuhan
% 1,4 1,3 0,9 0,8 0,6
Penduduk
dalam negeri, serta meningkatkan efisiensi
Sumber : Analisis Dewan Energi Nasional, 2014
dalam pemanfaatannya. Sedangkan divesifikasi
energi adalah penganekaragaman pemanfaatan Berdasarkan data proyeksi di atas, pada tahun

sumber energi. Dalam hal ini, sumber 2015 populasi penduduk Indonesia sebesar 255

penyediaan energi dikhususkan pada sumber juta jiwa dan mengalami peningkatan menjadi

energi terbarukan yang dihasilkan dari sumber 314 juta jiwa pada tahun 2040. Sedangkan laju

energi berkelanjutan, antara lain panas bumi, pertumbuhan penduduk tahun 2015 sebesar

angin, bioenergi, sinar matahari, aliran air, 1,4% dan mengalami penurunan menjadi 0,6%

gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut, serta pada tahun 2040.

sumber energi terbarukan lainnya.


Berangkat dari permasalahan tersebut, maka

Dalam meninjau konservasi dan difersifikasi konservasi dan diversifikasi energi menjadi hal

energi di Indonesia, perlu dilakukan analisis yang penting untuk dibahas untuk mendukung

kebutuhan energi Indonesia yang menggunakan tercapainya asas kemanfaatan, efisiensi

beberapa indikator sebagai bahan pertimbangan, berkeadilan, peningkatan nilai tambah,

yaitu kondisi demografi, ekonomi makro, dan keberlanjutan, kesejahteraan, ketahanan,

kebijakan di bidang energi. Berdasarkan data keterpaduan, dan pelestarian fungsi lingkungan

proyeksi kebutuhan energi nasional 2015 s.d. dalam pemenuhan kebutuhan energi di masa

2040 yang terdapat pada dokumen “Outlook yang akan datang. Dalam studi ini akan dibahas

Energi Indonesia 2014” yang dikeluarkan oleh konservasi dan diversifikasi energi dalam

Dewan Energi Nasional, diketahui bahwa terjadi pemenuhan kebutuhan energi Indonesia Tahun

peningkatan jumlah penduduk dan penurunan 2040.

laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun


2. Kebutuhan Energi di Indonesia Tahun
2015 s.d. 2040. Dalam hal ini, peningkatan
2010 s.d. 2040
jumlah penduduk mencerminkan peningkatan
kebutuhan energi di Indonesia yang perlu untuk Dalam melihat kebutuhan energi Indonesia
tahun 2010 s.d. 2040 terdapat dua skenario yang
digunakan yaitu skenario Busines as Usual 2040. Hal ini mengindikasikan mulai terjadi
(BaU) dan skenario pendekatan Kebijakan peralihan kebutuhan energi dari energi fosil
Energi Nasional (KEN). Skenario BaU (minyak bumi, gas, batubara) menuju energi
merupakan skenario proyeksi kebutuhan energi terbarukan.
tanpa mempertimbangkan kebijakaan dan
TABEL
intervensi yang dapat menekan laju konsumsi
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Nasional
energi. Sedangkan skenario KEN adalah
Tahun Proyeksi
Uraian Satuan
skenario proyeksi kebutuhan energi yang turut 2010 2015 2020 2025 2030 2040

mempertimbangkan pengurangan konsumsi Konsumsi Energi Primer


Skenario Juta
159 225 330 450 590 920
energi akibat penerapan program konservasi. Di BaU TOE
Skenario Juta
samping itu, KEN turut mempertimbangkan 159 215 290 380 480 740
KEN TOE
Per Kapita
intervensi pemerintah dalam hal efisiensi energi Skenario TOE 0.7 0.9 1.3 1.7 2.1 3.1
BaU
maupun efisiensi peralatan pengguna energi. Per Kapita
Skenario TOE 0.7 0.9 1.1 1.4 1.7 2.5
Dengan adanya KEN diharapkan penyediaan KEN
Konservasi
energi dapat mencapai tujuan dan sasaran Energi % 0 4.7 12.1 18.4 18.6 19.6
Primer
sebagaimana yang tercantum pada PP No. 79 Sumber : Analisis Dewan Energi Nasional (DEN)
Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.
TABEL
Berdasarkan data kebutuhan energi hasil analisis Proyeksi Kebutuhan Sektor Ketenagalistrikan
Dewan Energi Nasional (DEN) yang dilakukan Tahun Proyeksi
Uraian Satuan
2010 2015 2020 2025 2030 2040
pada tahun 2014, diketahui bahwa terjadi
Konsumsi Listrik
peningkatan konsumsi energi primer, kebutuhan Skenario
TWh 148 245 397 628 933 1680
BaU
sektor ketenagalistrikan, dan kebutuhan bauran Skenario
TWh 148 208 341 511 733 1330
KEN
energi, baik pada skenario BaU maupun Per
Kapita
skenario KEN. Dalam data tersebut pula Skenario
kWh 620 980 1521 2316 3332 5619
BaU
diketahui bahwa pada tahun 2010 s.d. 2040 Per
Kapita
terdapat peningkatan konservasi energi yang kWh 620 832 1308 1886 2618 4448
Skenario
KEN
dilakukan untuk memenuhi asas keberlanjutan
Kapasitas Pembagkit
dalam pemenuhan energi. Apabila dikaitkan Skenario
GW 35 58 92 145 203 340
BaU
dengan proyeksi kebutuhan energi terbarukan Skenario
GW 35 49 79 115 159 270
KEN
seperti biomassa, panas bumi, energi surya, Utilitas Rata-Rata Tahunan
energi air, ataupun energi angin, dapat Skenario
hours 4722 4731 4791 5065 5435 5420
BaU
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan Skenario
hours 4722 4754 4834 4977 5157 5468
KEN
kebutuhan energi alternative dari tahun 2010 s.d. Sumber : Analisis Dewan Energi Nasional (DEN)
TABEL Dalam konstelasi global, tren kebutuhan energi
Proyeksi Kebutuhan Bauran Energi dunia cenderung meningkat (skenario Business
Bauran Tahun Proyeksi
Energi as Usual). Namun pangsa pasar pengguna energi
(juta 2010 2015 2020 2025 2030 2040
TOE) bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan
Minyak 84 93 95 106 155 196
batubara cenderung menurun dan pangsa pasar
Gas 47 64 84 110 178 235
Batubara 62 84 114 144 200 245 pengguna energi terbarukan cenderung
Total EBT meningkat. Artinya, terdapat sebuah pergeseran
(new and
22 49 87 120 207 304
renewable kultur masyarakat dunia yang bertendensi pada
energi)
Biomassa
6 9 18 22 44 76
perubahan pemanfaatan energi dari bahan bakar
Biofuel
Biomassa fosil menjadi energi terbarukan. Kendatipun
4 7 19 25 52 63
Sampah
terjadi pergeseran pemanfaatan energi, fakta
Panas
9 23 27 31 36 57
bumi bahwa kebutuhan energi dunia meningkat tidak
Energi air 2 5 10 12 13 20
bisa dipungkiri.
Energi
0 0 0 1 2 4
laut
Fenomena global tersebut berpengaruh secara
Energi
0 0 0 1 11 17
surya signifikan terhadap kebutuhan energi di
Energi
0 0 0 0 1 1 Indonesia, mengingat tingkat ketergantungan
Angin
Energi Indonesia juga masih tinggi. Ketergantungan
Baru
(nuklir, 0 5 12 27 48 67 tersebut mencakup ketergantungan supply
CBM, dan
lainnya) energi, modal pembangunan, sampai kebijakan-
Sumber : Analisis Dewan Energi Nasional (DEN)
kebijakan politis. Sehingga dinamika ekonomi
3. Kondisi Energi Global dan Indonesia dan energi dunia merupakan cerminan dari
kondisi global. Maka diperlukan penelaahan
Indonesia telah mengalami pertumbuhan
mengenai kondisi pengelolaan energi di
ekonomi yang cukup pesat selama selang waktu
Indonesia untuk menjawab tantangan
beberapa tahun ke belakang. Di tengah-tengah
penyediaan energi Indonesia di masa depan.
krisis global yang melanda, Indonesia masih
sanggup mempertahankan pertumbuhan Penyediaan Energi Primer Indonesia
pembangunan ekonominya. Namun dengan
Untuk mendukung pembangunan Indonesia
maraknya pembangunan dan peningkatan
dalam lingkup kompetisi dunia, diperlukan
aktivitas ekonomi maupun nonekonomi hampir
pengelolaan aspek energi yang dapat
di seluruh penjuru negeri, kebutuhan energi
mengakomodasi aktivitas nasional. Dalam
domestik Indonesia melonjak sampai ke titik
konteks ini, ketersediaan energi yang
yang tidak bisa diimbangi oleh produktivitasnya.
berkesinambungan, handal, terjangkau, dan
ramah lingkungan menjadi prinsip fundamental GRAFIK
dalam pembangunan industri energi yang Penyediaan Energi Primer (Termasuk Biomassa
Tradisional)
mendukung perkembangan ekonomi dan sosial
suatu Negara.

Indonesia ternyata sudah mulai menginisiasi


pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Namun pemanfaatan dan pengembangannya
masih tersendat di kisaran 8% dalam perannya
terhadap energi Indonesia. Sedangkan menurut
Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014
Outlook Energi Indonesia 2014, energi fosil
khususnya minyak bumi masih mendominasi
TABEL
penyediaan energi Indonesia sekitar 43%, diikuti
Perkembangan Penyediaan Bauran Energi Primer di
oleh batubara 28% dan gas 22%. Dalam Skenario BaU
skenario BaU, pasokan total energi primer
(termasuk biomassa tradisional/rumah tangga)
diperkirakan meningkat dari 222 juta TOE
(Tonnes Oil Equivalent) pada 2013 menjadi
sekitar 1.286 juta TOE pada 2050 atau tumbuh
rata-rata sebesar 5.4% per tahun. Sedangkan Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014
dalam skenario Kebijakan Energi Nasional
(KEN) dimana Indonesia menekankan
TABEL
kebijakan-kebijakan pengelolaan energi yang
Perkembangan Penyediaan Bauran Energi
terimplementasi, maka pasokan total energi
Primer di Skenario KEN
primer pada 2050 menjadi 885 juta TOE, atau
rata-rata tumbuh sebesar 3.9% per tahun.
Perbandingan di antara keduanya menunjukan
penghematan dalam skenario KEN yang
diperoleh dari penerapan teknologi hemat energi
dan perpindahan moda transportasi pada sector Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014

pengguna.
Minyak bumi, sebagai pasokan energi primer di
Indonesia dengan pangsa pasar terbesar (43%),
cenderung meningkat harganya, sedangkan
cadangan dan kemampuan produksi minyak
bumi dalam negeri terus menurun. Untuk mata dipengaruhi ekspor minyak bumi yang
menanggulanginya, pemerintah telah mulai mengalami penurunan.
menetapkan kebijakan untuk mengurangi
Bahan Bakar Minyak (BBM) akan terbatas
ketergantungan minyak melalui program-
kapasitasnya oleh kilang dalam negeri. Impor
program diversifikasi energi. Karena tidak
BBM dalam skenario BaU dan KEN dalam
semua pemakaian minyak bumi dapat digantikan
kurun 2013-2050 akan mengalami peningkatan.
dengan EBT, maka diperkirakan pasokannya
Secara umum, karena peningkatan kebutuhan
akan terus meningkat.
BBM di masa depan akan meningkat namun
Berdasarkan skenario BaU dan KEN, kapasitas kilang domestik belum dapat
permintaan minyak bumi domestik merupakan mencukupi, maka impor tidak akan terhindarkan
gabungan dari produksi dan impor dikurangi untuk memenuhi kebutuhan minyak.
ekspor tumbuh rata-rata 0,7% per tahun, dari 42
Sedangkan gas bumi sekarang berada pada
juta TOE tahun 2013 menjadi 68 juta TOE tahun
urutan ketiga pasokan energi di Indonesia.
2050.
Sebagian besar produksi gas bumi dijadikan
GRAFIK sebagai komoditas ekspor dalam bentuk LNG
Proyeksi Produksi, Ekspor, Impor, dan Permintaan dan gas pipa. Ekspor tersebut terkait dengan
Minyak Bumi
kontrak jangka panjang untuk menjamin
pengembalian biaya pengembangan. Namun,
kebutuhan domestik akan gas bumi belum
terpenuhi sepenuhnya karena keterbatasan
infrastruktur pendukung dan terbatasnya
jaminan pasar domestik. Untuk memenuhi
kebutuhan di masa depan, akan diprioritaskan
penggunaan gas bumi terhadap kebutuhan lokal
Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014 ketimbang ekspor.

Dari grafik tersebut disimpulkan bahwa tren Ekspor gas nasional yang meliputi LNG dan gas
produksi minyak bumi akan turun setelah pipa selama periode 2013 – 2050 akan
mencapai puncaknya pada 2030. Tingkat impor mengalami penurunan akibat dari kebijakan
minyak mentah akan dibatasi oleh kemampuan pemerintah yang mengutamakan permintaan
kilang domestik yang ada. Ekspor minyak dalam negeri dengan membangun infrastruktur
mentah akan berlanjut selama rentang proyeksi gas bumi yang meliputi jaringan pipa dan FSRU
dengan tren menurun. Penurunan proyeksi
penyediaan minyak bumi setelah 2035 semata-
(Floating Storage Regasification Unit) untuk untuk menggantikan BBM yang ketersediannya
mengubah LNG menjadi gas bumi. makin terbatas dan harganya terus meningkat.

GRAFIK Berdasarkan skenario dasar, pasokan batubara


Proyeksi Produksi, Ekspor, Impor, dan Permintaan akan meningkat rata-rata sebesar 6.2% per tahun
Gas Bumi
dari 56 juta TOE pada 2013 menjadi 528 TOE
pada 2050. Dalam skenario tesebut, batubara
akan perlahan menggantikan minyak bumi
sehingga pangsa batubara diperkirakan akan
meningkat.

Kebutuhan batubara nasional akan dipenuhi dari


cadangan batubara nasional. Bukan hanya untuk

*kilang meliputi kilang LNG, LPG dan minyak kebutuhan domestik, batubara Indonesia juga
akan diekspor tanpa perlu mengganggu supply
a. skenario BaU
batubara ke dalam Negara. Permintaan
terbanyak batubara untuk ke dalam Negara
digunakan sebagai energi final di sector industri
dan energi primer untuk pembangkit listrik. Pada
skenario KEN, penggunaan batubara mulai
diarahkan pada pemanfaatan sebagai energi baru
seperti pada pembangkit listrik tenaga gasifikasi
batubara (PLTGB). Saat ini terdapat aplikasi
PLTGB di Indonesia dengan kapasitas 41MW.
b. skenario KEN
GRAFIK
Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014
Proyeksi Produksi, Ekspor, Impor, dan Permintaan
Batubara
Untuk penyediaan energi batubara, diharpkan
batubara akan menjadi andalan sumber energi
Indonesia di masa depan. Saat ini batubara
digunakan sebagai bahan bakar pembangkit
listrik dan sumber energi thermal di industri.
Diharapkan di masa depan batubara dapat
dimanfaatkan untuk memproduksi batubara cair

a. skenario BaU
Pemerintah perlu segera menetapkan cadangan
strategis, membangun cadangan penyangga
energi, dan meningkatkan cadangan operasional
untuk menjamin ketersediaan dan ketahanan
energi nasional.Disamping itu, diperlukan juga
penurunan intensitas permintaan energi nasional
khususnya pada transportasi dan industry

skenario KEN
melalui pembangunan sistem transportasi massal

Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014 perkotaan, penggunaan kendaraan hemat energi,
Dalam penyediaan energi terbarukan, penggunaan utilitas kogenerasi, maupun
pengembangannya di Indonesia mencakup panas pelaksanaan proses industry yang hemat energi.
bumi, tenaga air, bahan bakar nabati (BBN),
Untuk menerapkan pelaksanaan kegiatan
biomassa, surya dan angin. Terdapat juga
nasional yang hemat energi, maka diperlukan
beberapa energi yang tergolong baru bagi
regulasi / kebijakan yang mengatur pelaksanaan
Indonesia yaitu nuklir. Syngas, dan gas metan
teknis konversi dan diversifikasi energi yang
batubara. Panas bumi, tenaga air, biomassa,
didukung dengan pengawasan dalam
energi surya, energi angin, dan gas metan
penerapannya. Untuk itu, diperlukan koordinasi
batubara digunakan sebagai sumber energi
dari seluruh pemangku kepentingan untuk
pembangkit listrik, sedangkan bahan bakar
menyiapkan kajian dan analisa kuantitatif secara
nabati (BBN) dan batubara cair digunakan
komprehensif dalam penyusunan rencana yang
sebagai pengganti BBM yang digunakan di
terintegrasi pada konservasi dan diversifikasi
sektor transportasi, industri, dan pembangkit
energi secara konsisten.
listrik.
Daftar Pustaka
4. Kesimpulan
Undang Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang
Meningkatnya kebutuhan energi Indonesia tahun
Energi
2010 s.d. 2040 berimplikasi pada meningkatnya
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014
urgensi konversi dan diversifikasi energi. Dalam
tentang Kebijakan Energi Nasional
hal ini terdapat beberapa energi terbarukan yang
Dewan Energi Nasional, 2014. Outlook Energi
menjadi potensi sumber energi yaitu, bioenergi,
Indonesia 2014.
sinar matahari, aliran air, angin, maupun gerakan
Kurnianto, Febri. 2015. Energi Terbarukan.
dan perbedaan suhu lapisan laut.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim. Malang

Anda mungkin juga menyukai