Anda di halaman 1dari 22

PEMELIHARAAN TANAMAN

BELUM MENGHASILKAN (TBM)


Pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan (TBM), meliputi :
1. Pemeliharaan sarana dan prasarana,
meliputi:
a) Pemeliharaan jalan
Pemeliharaan Rutin dilakukan pada jalan
yang bergelombang dan berlubang dengan
batu.
b) Pemeliharaan Rorak
Pembuatan rorak dilakukan pada 2-4 baris
tanaman.
Dapat dilakukan berdasarkan kemiringan lahan:
1. 0-8% (datar): tiap 4 baris tanaman pokok
2. 3-30% (gelombang): tiap 3 baris tanaman pokok
3. > 30% : tiap 2 baris tanaman
Pemeliharaan rorak dilakukan 2-3 bulan sekali
apabila rorak sudah penuh kembali berisi tanah.
Fungsi rorak a.l sebagai kantung peresapan air dan
aerasi tanah.
Pemeliharaan saluran air (drainase)
• Penggalian tanah yang menutup saluran
drainase secara berkala
• Tujuan: mengurangi tingkat erosi seminimal
mungkin
2. Sensus Pohon
tujuan : mengetahui jumlah pohon yang ditanam
dilakukan pada waktu selesai penanaman
dilakukan sensus ulang setiap tahun untuk
mengatahui tanaman yang belum menutup tanah
dan mengetahui tanaman yang mati
3. Penyulaman
dilakukan setelah sensus pohon
Bila bibit tersedia penyulaman dilakukan sampai dua
bulan menjelang musim kemarau
Bibit yang digunakan bibit kelas A (Jagur)
Jumlah penyulaman di TBM :
I. Max. 10%
II. Max. 5%
Pemeliharaan Pohon Pelindung
• Pemeliharaan Pohon Pelindung Tetap
dengan pemangkasan cabang/ranting untuk
mengurangi kelembaban di sekitar perdu teh
contoh: Leucena glauca, Samanea saman
• Pemeliharaan Pohon Pelindung Sementara
pohon pelindung sementara dapat ditanam di
TBM diantara perdu teh. Contoh: Crotalaria sp
Tujuan: mengurangi intensitas cahaya,
konservasi tanah
3. Pembentukan bidang petik

a) Bending (perundukan)
b) Centering (pangkasan)
c) Kombinasi bending-centering
a) Bending (Perundukan)
• Dengan cara melengkungkan batang utama dan
cabang-cabang sekunder tanpa mengurangi
bagian tanaman
• Keuntungan bending :
Pertumbuhan tajuk melebar, frame rendah
sehingga cepat menutup, tidak ada pembuangan
energi akibat pemotongan cabang dan produksi
lebih tinggi
• Kekurangan bending :
Memerlukan biaya besar, menyulitkan
penyiangan pada tahun pertama, dan
memerlukan pengawasan intensif
• Cara melaksanakan bending adalah sebagai berikut :
- Setelah bibit ditanam di lapangan dan sudah menunjukan kegiatan
pertumbuhan, batang utama dilengkungkan (dirundukkan) dengan
membentuk sudut 45º dengan permukaan tanah dan pucuk peco
dipotong. Untuk melengkungkan batang/cabang dipergunakan bahan
bambu. Cagak bambu dan lainnya.

- Setelah tunas sekunder mencapai ketinggian 40–50 cm ( 6 bulan setelah


Bending I ) dilakukan bending II dengan arah menyebar ke segala arah.
Bending lanjutan dilakukan terhadap cabang sekunder lainnya sampai
cabang menutup kesegala arah.

- Tunas-tunas setelah bending – II dan bending lanjutan dibiarkan tumbuh


sampai mencapai 60-70 cm (6-9 bulan setelah bending –II), kemudian di
cut a cross setinggi 45 cm.

- Dua sampai tiga bulan setelah cut a cross pucuk-pucuk yang timbul mulai
dijendang pada ketinggian 60-65 cm atau 15 cm dari bidang pangkas.
b) Centering (Pangkasan)
• Dilakukan setelah 4-6 bulan setelah tanam
dengan memotong batang utama dengan
meninggalkan beberapa daun
• Keuntungan :
Mudah dilakukan dan biaya lebih rendah
• Kerugian :
Tajuk tanaman lambat berkembang untuk
menutup tanah dan biaya penyiangan tinggi
• Cara pelaksanaan centring :
- Empat sampai enam bulan setelah ditanam, tanaman sudah
menunjukkan kegiatan pertumbuhan, batang utama dipotong
setinggi 15-20 cm dengan 5 lembar daun.

- Enam sampai sembilan bulan setelah centring (pemotongan


batang utama), cabangcabang lain yang tumbuh lurus ke atas yang
akan mengalahkan pertumbuhan cabang samping, perlu dipotong
setinggi 3 cm untuk memacu pertumbuhan cabang samping /
melebar.

- Bila pecabangan telah tumbuh mencapai ketinggian 60-70 cm


dilakukan pemangkasan selektif setinggi 45 cm. Tunas - tunas yang
tumbuh setelah pangkas selektif dibiarkan selama 3-6 bulan,
kemudian dijendang pada ketinggian 60-65 cm dari permukaan
tanah secara rata.
c) Kombinasi Bending-Centering
• Upaya pembentukan bidang petik yang diawali
dengan pemangkasan batang utama
kemudian dilanjutkan dengan bending dari
cabang samping ke segala arah
• Keuntungan :
Pengerjaannya mudah, kerangka perdu rendah
• Kekurangan :
Pengerjaan penyiangan pada tingkat awal
mengalami kesulitan
4. Pengendalian Gulma

• TBM I
Cara manual
• TBM II
Cara manual
Kombinasi manual dan chemis (kimia)
Ageratum conyzoides

Euphorbia hirta
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
• Hama yang menyerang TBM, a.l :
a) Ulat gulung ( Cydia lencostoma)
b) Ulat api (Cetora nitens)
c) Ulat hitam (Andraka)

• Penyakit yang menyerang TBM, a.l :


Cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur
Exobasidium vaxans
Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida
(bagaimana dengan pengendalian HPT secara
terpadu DAN alamiah,,,,,???)
Bercak daun teh
Cacar Daun Teh
6.Pemupukan

• Pembentukan leaf sample unit


Untuk mengetahui kebutuhan unsur hara
tanaman. Dilakukan menjelang TM (pada saat
TBM II), dilakukan dengan cara :
a) Luas 1 unit 10-15 Ha
b) Luas sampel 2 Ha berbentuk bujur sangkar
atau empat persegi panjang, dengan syarat :
• Jangan terpotong sungai
• Jangan terpotong jalan
• Pengambilan minimal 10 m dari sungai/jalan
• Terletak di daerah yang mewakili unit blok
tersebut
• Luas sampel 2 ha diambil 60 batang teh secara
acak, yang digunakan sebagai pohon sampel
• Pohon sampel diberi tanda dengan
memelihara satu cabang lateral sehingga
posisi lebih tinggi (jambul/ajir)
6. Pemupukan

• TBM I pemupukan dilakukan 2-3 bulan setelah


tanam
• Pada TBM I dan II pemupukan dilakukan 5-6
kali dalam setahun
Contoh: Dosis pupuk anjuran untuk
TBM
Kadar Umur Andosol/regosol Latosol/podzolik
BO sejak
top ditanam N P2O5 K2O Mg* N P2O5 K2O Mg*
soil
< 5% Tahun 1 100 60 40 - 100 50 50 -
Tahun 2 150 60 40 20 150 75 75 40
Tahun 3 200 75 50 30 175 75 75 40
5-8% Tahun 1 80 50 30 - 80 40 40 -
Tahun 2 120 50 30 20 120 60 60 30
Tahun 3 150 60 50 30 160 60 60 50
> 8% Tahun 1 70 50 20 - 70 30 30 -
Tahun 2 100 50 30 20 110 50 50 25
Tahun 3 130 60 40 20 140 50 50 25

Anda mungkin juga menyukai