Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI


ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT
KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15

MENGELOLA PEMELIHARAAN TANAMAN


MENGHASILKAN (TM)
(Kode: TAN. KS02.006.01)

KEMENTERIAN PERTANIAN RI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan

2015

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 1

I. Judul : Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)


II. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
mengelola pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) pada tanaman
kelapa sawit.
III. Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
1. Menyiapkan pekerjaan;
2. Melakukan koordinasi dalam rangka pemeliharaan tanaman;
3. Memelihara tanaman.
IV. Langkah Kerja
1. Menjelaskan
2.

dengan

benar

fungsi

pemeliharaan

Tanaman

Menghasilkan (TM) dalam perkebunan kelapa sawit;


Mengidentifikasi dan menghitung kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana, dan bahan untuk pelaksanaan pemeliharaan TM sesuai

3.

dengan standar kebutuhan yang ditetapkan;


Menyusun rencana kerja pemeliharaan TM sesuai dengan kebutuhan

4.

dan prosedur yang ditetapkan;


Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan

5.

SOP yang berlaku;


Melakukan koordinasi

6.

pemeliharaan TM sesuai dengan prosedur yang berlaku;


Menjelaskan pekerjaan pemeliharaan TM kepada tenaga kerja dan
pihak lain yang terkait

dengan

pihak

terkait

dalam

rangka

dengan metode yang komunikatif dan

7.

interaktif;
Melakukan pembagian tanggungjawab dan beban kerja serta jadwal

8.

kerja sesuai dengan kompetensi dan fungsi masing-masing;


Memastikan ketersediaan sarana prasarana, dan bahan untuk

9.

pelaksanaan pemeliharaan TM sesuai prosedur yang ditetapkan;


Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pemeliharaan, jalan dan

10.

parit agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;


Mengawasi dan mengarahkan Pekerjaan konservasi tanah dan air
agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 2

11.

Mengawasi dan mengarahkan Pekerjaan pengendalian hama,

12.

penyakit dan gulma agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;
Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pemupukan agar tetap

sesuai dengan SOP yang berlaku;


13. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan penunasan agar tetap
sesuai dengan SOP yang berlaku.
V. Teori Fungsional
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
A. Penyiangan Areal
1. Gawangan
- Kelas penutup tanah W3 yaitu 70% kacangan dan 30% rumput
-

lunak tetap bebas ilalang dan anak kayu


Manual: rumput lunak dibabat
Khemis : disemprot dengan herbisida paracol/round up
Penggunaan nozzle seperti TBM
Untuk memberantas gulma berdaun lebar + 0,5% 2.4
D.Amine
Dapat ditambah juga dengan bahan pembasah

(Cytowet/Agral)
2. Piringan
- Manua : dengan cara garuk piringan
- TM 1 dan 2, jari-jari 2 m
- TM 3 dst., jari-jari 2,5 m
- Khemis : seperti pada penyiangan gawangan
3. Buru Lalang
- Cara manual dengan garuk/garpu lalang
- Wiping dengan bahan kimia; contoh Round up (cara seperti pada
TBM)
4. Dongkel Anak kayu
- Anak kayu yang masih ada/tumbuh didongkel cara manual
mempergunakan cangkul.
5. Jalan Pikul
- Manual : digaruk selebar 1,5 m
- Khemis : dengan disemprot sperti pada piringan
B. Pemeliharaan Jalan
- Cara manual dengan mebabat kaki lima
- Pemadatan dengan grader
Jalan-jalan diratakan dan digrader agar cembung dengan parit di kirikanan jalan. Jalan berlubang ditimbun, drainase baik.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 3

Jenis-jenis pemeliharaan jalan sebagai berikut:


a. Pemeliharaan ringan
b. Pengerasan pada tempat-tempat tertentu.
c. Pengerasan secara penuh
d. Pembangunan jalan baru.
Setahun sekali sebelum panen puncak dan selama musim kering.
C. Parit Drainase
- Seperti pada TBM :
Mencuci (C)
Mendalamkan (D)
Parit primer (P); Sekunder (S); Tertier (T); dan Kuarter (K)
Areal pertanaman harus dapat dikeringkan dalam waktu 48 jam
setelah hujan turun sehingga tidak ada genangan air yang berarti.
Pada lahan gambut, saluran dan pintu air harus dibuat sedemikian
rupa sehingga ketinggian air dapat dijaga 75 cm dari permukaan
tanah selama musim kering, tetapi kelebihan air dapat dikeluarkan
selama musim penghujan.Drainase dan system jalan harus dirancang
dan direncanakan bersama sehingga akan tersedia areal yang
maksimum untuk penanaman berdasarkan pertimbangan efisiensi
operasional untuk pemeliharaan dan pemanenan.
Jaringan drainase harus dibangun selama tahap pembangunan
kebun dan sebelum kelapa sawit ditanam. Drainase yang dibuat pada
areal-areal tanaman dewasa harus sesuai dengan system yang telah
ada dan dibangun dengan spesifikasi yang sama. Penambahan
drainase pada areal tanaman dewasa harus sesuai dengan saluran
kecil di dalam kebun tempat terjadinya genangan. Sebelum saluran
drainase dibuat, rencana dan spesifikasi harus diajukan dan
didiskusikan dengan manajer lapangan. Seluruh saluran drainase
baru harus digambar pada peta drainase kebun. Saluran drainase
yang dangkal dan kecil (<10 m panjangnya) yang dibangun secara
manual untuk mengeluarkan air dari areal yang kecil/areal tertentu
tidak dimasukkan dalam peta. Gorong-gorong dan saluran dipasang
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 4

pada saat mesin masih ada di tempat. Tetapi jika keadaan tidak
memungkinkan maka gorong-gorong dan saluran tersebut dipasang
secara

manual

segera

setelah

saluran

diselesaikan.

Saluran

pembuangan harus dijaga cukup bersih amati air yang keluar


selama hujan berikutnya untuk melihat apakah saluran tersebut
berfungsi sebagaimana mestinya. Saluran drainase dan pinggiran
sungai yang terbuka perlu diperkuat dengan jaring- jaring yang diisi
dengan

batu.

Pemeliharaan

drainase

dilakukan

kali

setahun.Pengamatan tambahan dilakukan selama musim penghujan.


Saluran di kebun (manual) 50 hk/Ha
Saluran tersier di kebun* 100 hk/Ha
Saluran pengumpul (sekunder)* 150hk/Ha
Saluran keluar kebun (primer)* 140hk/Ha
* Berdasarkan pada pemakaian satu mesin
D. Tapak Kuda
Pemeliharaan tapak kuda sebanyak 25% pertahun. Pemeliharaan
tapak kuda dengan cara manual yaitu dengan cara digaruk bersih
E. Teras Kontur
Pemeliharaan teras kontur 25% /Th. Caranya rumput dibabat dan
teras dipelihara tetap pada ukuran semula.
F. Benteng dan Rorak
Pemeliharaan benteng 25% /Th .rotasi 1 kali 4 tahun.
G. TPH
- TPH dibersihkan seperti menggaruk piringan
- Rehabilitasi TPH
H. Pengamilan Contoh Daun
- Diambil 1 kali/tahun
- Kesatuan Contoh Daun (KCD)
- 1 KCD harus seragam jenis tanah, topografi, umur tanaman dan
-

pemeliharaannya.
1 KCD = 1 blok (16-25 ha) Jumlah pohon contoh antara 25-30

pohon.
Untuk analisa daun dari 1 KCD diperlukan 30 pohon contoh
System pengambilan contoh yang digunakan adalah system acak
tersebar merata.
Blok 16 ha : selang 10 baris tanaman; didalam baris berselang
8 pohon; jumlah pohon contoh 30

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 5

Blok 25 ha : selang 10 baris tanaman; didalam baris berselang


10 pohon; jumlah pohon contoh 42
Blok 40 ha : selang 10 baris tanaman; didalam baris berselang
-

10 pohon; jumlah pohon contoh 70


Baris pertama dimulai dari pohon No 03 (tidak terlalu dekat ke

jalan)
Bila pohon contoh merupakan pohon sisipan /tidak sehat dapat

digeser/diambil ke/pohon di sampingnya.


Daun yang diambil sampel adalah daun no. 17
Pengambilan contoh daun dilakukan pada akhir musim hujan
dilaksanakan pada pagi hari jam 07 00 - 1100.jika hari hujan, maka
pengambilan contoh daun dihentikan. Jarak waktu pengambilan
contoh daun, 2 bulan setelah pemupukan terakhir atau sebelum

pemupukan.
I. Pemupukan
- Jenis dan dosis pupuk TM mengikuti rekomendasi yang dibuat
-

oleh Balai Penelitian/Kantor Pusat.


Dilakukan 2 kali/tahun
Pemupukan ekstra sebagai pengganti/penambah

pupuk

danbahan organic dengan menggunakan janjangan kosong


-

sebanyak 30 ton/ha ditebarkan merata digawangan


Ditingkat kebun/afdeling yang perlu dipersiapkan adalah contoh
daun kelapa sawit (diambil 1 kali/tahun) untuk dianalisa

dilaboratorium
Sebagai pedoman umum, dosis pupuk TM dapat dilihat pada
table dibawah ini.
Tabel 1. Dosis Pupuk TM Kelapa Sawit
Pemupukan
(Aplikasi)
Urea atau

Dosis Pupuk (Kg/phn)


RP atau
MOP Keiserit HGF

Semester I

ZA
TSP
1,00 1,50 0,75 0,50 0,75

0,50

Borate
-

Semester II

1,00 1,50 1,00 0,75 0,75

0,75

0,05

Jumlah

2,00 3,00 1,75 1,25 1,50

1,25

0,05

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 6

Pupuk ditabur pada permukaan piringan pohon, dari pangkal

pohon kea rah pinggir piringan.


J. Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebelum melakukan pengendalian hama dan penyakit, terlebih dahulu
dilakukan sensus untuk mengetahui tingkat serangan hama dan
penyakit. Ada dua cara sensus yaitu sensus global dan sensus efektif.
1. Sensus global
- Pusingan/rotasi 1 kali/bulan; 1 pohon/ha
- Pelepah pada pohon contoh diamati. Pada tanaman muda,
daunnya cukup dikait/digantol dan pada tanaman tua, pelepahnya
dipotong
Dihitung ulat, telur dan kepompongnya kemudian dijumlahkan
Jika populasi ulat tinggi, penghitungan dilakukan pada sebelah

pelepah kedua X2
Tentukan kelas serangannya, gambar pada formulir pengamatan.
Ringan = R; beri symbol 0 / warna biru
Sedang = S; beri tanda symbol + / warna kuning
Berta = B; beri tanda * / warna merah

2. Sensus efektif
- Dilakukan bila tingkat serangan hama pada umumnya mencapai
kelas S (sedang)
Sensus dipercepat 1 kali tiap 2 minggu
Pohon contoh ditambah menjadi 6 pohon/ha, dengan

menambahkan titik sensus menjadi selang baris 6 dan selang


pohon 6.
Cara sama seperti sensus global

Prinsip-prinsip dalam pengendalian hama dan penyakit adalah:


a.
b.
c.
d.
e.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati


Pengendalian mekanis sebagai pilihan petama
Pengendalian terpadu dengan musuh alaminya
Pestisida sebagai alternative terakhir pengendalian
System yang digunakan adalah system pengamatan dini (Early

Warning System EWS)


f. Mengamati secara teratur tingkat serangan(Sensus global dan
sensus efektif)
g. Pemetaan tingkat serangan
h. Tindakan pengendalian
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 7

Titik sensus 1 pohon/ha.Menggunakan selang 12-12 (jarak antar baris


12, jarak antar pohon 12).Baris contoh dimulai dari baris ke 3
kemudian pada baris ke 15, 27, 39 dan seterusnya.
Pohon contoh diambil disekeliling titik sensus.Satu lingkaran pertama
6 pohon.Satu lingkaran ke dua 12 pohon.Pengambilan pelepah diatur
secara rotasi (searah jarum jam), setiap rotasi hanya diamati 1 pohon.
Nomor daun TM muda : 9 atau no 17, TM tua : no 17 atau no 25.

K. Inventarisasi Pohon
- Tujuan inventarisasi pohon adalah untuk mengetahui/membuat
peta pohon/tanaman yang ada
A. Sensus Pohon
Tujuan sensus pohon adalah mengumpulkan data tiap blok
berupa : tanaman mati, sisipan/Tanaman Belum Menghasilkan
(TBM),

titik

tanam

kosong,

tanaman

tidak

produktif/abnormal.Jumlah pohon hidup didata secara akurat,


diperbaharui tiap tahun dan disimpan dalam data base Agronomi.
Tahapan pelaksanaan sensus pohon sebagai berikut:
a. Sensus dimulai dari barisan blok sebelah Barat kemudian menuju barisan
blok sebelah Timur pada setiap Afdeling.
b. Kepala Afdeling/Mantri Sensus/Kepala Mandor mengancakan penyensus
pada blok yang akan disensus agar antara penyensus tidak tumpang
tindih kerjanya.
c. Sensus dimulai dari ujung blok sebelah Barat pada setiap bloknya.
d. Penyensus bergerak dari nomor barisan (pasar rintis) yang terkecil
menuju ke besar.
e. Setiap penyensus mengamati satu pasar rintis (dua baris tanaman),
bergerak dari collection ke collection berikutnya, kemudian berbalik dan
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 8

pindah ke pasar rintis berikutnya, demikian seterusnya sampai barisan


terakhir sesuai dengan nomor yang ada di formulir sensus.
f. Apabila ada blok-blok yang bentuk dan ukurannya berbeda dari standar,
agar Kepala Afdeling/Mantri Sensus/Kepala Mandor mengatur sesuai
dengan bentuk dan ukuran blok tersebut atau menggunakan formulir
yang disesuaikan dengan bentuk dan ukuran blok.
g. Apabila di depan pokok ditemukan sungai/alur/parit/cekungan, agar diberi
tanda garis biru. Apabila di depan pokok ditemukan daerah hutan/semak
agar diberi tanda garis merah.
h. Setelah sensus dilakukan, hasilnya dibawa ke kantor afdeling untuk
diteruskan kepada Estate Manager.
Sensus rutin populasi tanaman diperlukan pada tahap:
a. Selama penanaman (untuk memetakan titik tanam dengan
menggunakan kertas isometrik (lihat Lampiran 3)
b. 6 bulan setelah pemanenan pada suatu areal (untuk menentukan
jumlah dan distribusi tanaman produktif), dan
c. satu kali setahun (untuk memonitor jumlah tanaman produktif per
tahun).

B. Pembuatan Peta Pohon


Pembuatan peta pohon bertujuan membuat peta keadaan pohon di
lapangan saat tanaman siap panen, menyediakan peta dasar untuk
kegiatan sensus berikutnya dan membantu menentukan apakah
tanaman siap untuk dipanen.
Peta pohon menunjukkan titik yang tidak ditanami, TBM, Tanaman
Menghasilkan (TM), jalan, jembatan, sungai, kenampakan topografi
seperti rawa, perbukitan, dll.
C. PROSEDUR
Lapangan disurvei setelah penanaman, kemudian tiap tanaman
diklasifikasikan sebagai TM (lingkaran), TBM/sisipan (titik) (lihat
Sensus Pohon).Hasilnya digunakan untuk menentukan apakah

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 9

tanaman tersebut siap untuk dipanen. Luas blok kemudian dihitung


dengan cara membagi jumlah titik yang dapat ditanami dengan
kerapatan tanaman. Luas blok berdasarkan titik tanam (bukan luas
aktual) digunakan untuk menghitung produksi dan dimasukkan ke
dalam data dasar agronomi. Pembuatan peta pohon dibuat sekali
dan diperbaharui setiap tahun.Sensus dan pemetaan dilakukan
segera setelah tanam dan diperbaharui tiap 3 bulan setelah rotasi
penanaman. Pembuatan peta pohon dibagi dalam tim, satu tim
terdiri dari 2 orang dengan luas pemetaan 20 30 ha/hari.
L. Penunasan
o Tunas selektif
Pada umur 3 tahun sebagai persiapan panen
2 cabang songgo buah ditunas dengan dodos
o Tunas umum : membuang pelepah yang melebihi standar
TM 4-8 thn : 48-56 pelepah; TM >8 thn : 40-48/pelepah.
Dapat dipedomani juga 2 cabang songgo buah ditunas
1. TUNAS PASIR.
Syarat

Tunas pasir hanya dikerjakan 1 kali saja selama hidupnya


kelapa sawit, yaitu bila tanaman sudah berumur 2.5 tahun sejak
ditanam dilapangan, maka apabila cukup berkembang untuk
produksi buah atau TBS.

Cara

Seluruh daun / cabang yang paling bawah sebanyak 1-2


lingkaran pertama (maksimum 15 cm dari tanah ) supaya
dibuang, diatas batas ini cabang tidak boleh diganggu.

Cabang harus dipotong rapat kepangkal dengan memakai arit


(egrek kecil).

Dengan alat ini (memakai gagang sepanjang 1,5-2,0 meter )


potongan-potongan

cabang

mudah

dikumpulkan

dengan

menariknya (dikait) keluar.

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 10

Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh buruh sendiri dibawah


pengawasan yang ketat, tidak dibenarkan oleh pemborong.

Tenaga kerja untuk tunas pasir : 4 HK/ HA.

Sesudah pekerjaan tunas pasir hingga masa tunas selektif,


maka dilarang keras memotong cabang tanaman kelapa sawit
untuk tujuan apapun, kecuali analisa daun, dan ini hanya
dibenarkan mengambil anak daunnya saja.

2. TUNAS SELEKTIF.
Tujuan.

Tujuannya untuk mempersiapkan pokok untuk dipanen,yakni


pada umur 3-4 tahun, tergantung pada keadaan pertumbuhan
pokok.

Syarat.

Suatu blok atau golongan tanaman dapat milai ditunas selektif


jika sekurang-kurangnya 40% telah mempunyai tandan buah
yang hampir masak pada tinggi 90 cm (3 kaki) dari tanah diukur
dari permukaan tanah kepangkal tandan.

Semua pohon yang memenuhi syarat yang ditentukan (ukuran


tingginya) harus ditunas.

Cara

Batas tunas adalah : 2 cabang songgo buah keatas supaya


ditinggalkan tidak ditunas.

Semua cabang dibawah songgo buah tersebut diatas supaya


ditunas secara timbang air keliling pokok.

Semua rerumputan seperti pakis dan lain-lain yang tumbuh pada


pokok kelapa sawit harus dicabut / dibersihkan.

Alat

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 11

Pusingan tunas perdana bagi sisa pokok yang 60% lagi


dilaksanakan 4 bulan sekali, hingga semua pokok akhirnya akan
tertunas.

Alat untuk tunas selektif adalah tajak atau pisau dodos yang
dipakai juga untuk potong buah pada tanaman produktif muda,
lebar mata tajam 14 cm.

Alat yang sama masih terus dipakai untuk tunas biasa hingga
pokok mencapai ketinggian kurang lebih 2,5 meter.

Alat ini diberi gagang kayu laut atau domuli sepanjang 1,5-2
meter, cabang dipotong rapat kepangkal dari arah samping
untuk menghindari alat melukai pokok.

Pusingan

Tunas selektif berlaku untuk tanaman umur 3-4 tahun, dengan


tenaga : 50 pokok/hb.atau ( 6 hb / HA / tahun ).

3. TUNAS UMUM ( BIASA ).


Pusingan.

Pusingan tunas umum (biasa) untuk Tanaman Menghasilkan


dilaksanakan 9 bulan sekali, atau 4 pusingan dalam 3 tahun,
dengan demikian perencanaan pusingan tiap tahun harus selalu
didasarkan pada pusingan terakhir pada tahun yang lalu.
Misalnya situasi pada 1986 yaitu melaksanakan / menyelesaikan
pusingan januari 1986 September 1986 dan memulai pusingan
oktober 1986 juni 1987.

Cara.

Seluruh umur ditunas hingga 2 (dua) cabang songgo buah


paling bawah secara timbang pasir.

Satu rotasi tunas harus selesai dalam jangka waktu 9 bulan,


sedangkan untuk satu tahun : 1 1/3 pusingan.
ALAT

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 12

Hingga tinggi pokok 2,50 meter tetap memakai pisau dodos


besar (lihat tunas selektif)

Bagi pokok yang tingginya diatas 2,50 meter (mulai umur 8


tahun keatas) seluruh pekerjaan tunas tanpa kecuali harus
dilaksanakan dengan pisau egrek biasa (pisau Malaya) yang
diikatkan pada ujung galah (gagang dari bambu). Panjang
gagang diatur menurut tinggi pokok, bila perlu 2 galah
disambung untuk pokok-pokok yang sangat tinggi.

Selama

menunas,

semua

epiphyt

pada

batang

harus

dibersihkan dengan mancabut pakai tangan sekitar pangkal


batang dan memikul pakai pelepah pada bagian yang lebih
tingggi.

Pokok sakit atau kuning karena dificiency harus ditunas lebih


hati-hati, cukup membuang daun yang karing saja.

M. Prakiraan Produksi (Trossen Telling)


Pelaksanaan : 1 kali/6 bulan, lihat pada Bab Panen

VI.

GAMBAR

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 13

Gambar 1.a). Kondisi piringan yang bersih; b). kondisi kebun yang
bersih

Gambar 2.Menjelaskan cara pemeliharaan tanaman

Gambar 3. Kegiaan sensus pohon

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 14

Gambar 3. Kegiatan pengambilan leaf sampling

Gambar 4. Daun yang menunjukkan gejala kahad nutrisi

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 15

Gambar 5.a). Aplikasi pupuk organic, b). Aplikasi pupuk kimia

Gambar 6. Kegiatan pruning dan dan kastrasi

Gambar 7. Kondisi tanaman yang sudah di pruning

a
b
Gambar 8.a). bunga betina, b). bunga jantan
VII. ALAT DAN BAHAN

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 16

Alat dan bahan yang digunakan untuk praktek pemeliharaan tanaman


sebagai berikut:
1. Alat Komputasi
2. Alat dan Mesin Pertanian
3. Sarana produksi
4. APD
VIII. UNSUR YANG DINILAI
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi;
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi;
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan;
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok;
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis;
6. Memecahkan masalah;
7. Menggunakan teknologi.
IX.

KEAMANAN KERJA
Hal

yang

perlu

diperhatikan

pada

saat

melakukan

kegiatan

pemeliharaan Tanaman Menghasil pada tanaman kelapa sawit sebagai


berikut:
Menggunakan pakai kerja yang standar (Sepatu boot, helm

proyek, baju kerja);


Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan);
Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP;
Pada saat melakukan pemupukan dan aplikasi pestisida
memperhatikan 5 T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat
tempat, dan tepat cara).

X.

EVALUASI SOAL
1. Tahapan apa saja yang paling utama dalam pemeliharaan tanaman
menghasilkan?
2. Sebutkan fungsi atau tujuan pemeliharaan tanaman menghasilkan?

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 17

3. Sarana dan prasarana apa saja yang perlu disiapkan untuk


mendukung pelaksanaan pemupukan?
4. Hal terpenting apa yang perlu diketahui dalam memilih pupuk?
5. Apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui tanaman tidak
terserang hama dan penyakit?
6. Sebutkan prinsip-prinsip pengendalian hama dan penyakit!
7. Mengapa gulma perlu dikendalikan?
8. Apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan
pengendalian gulma?

XI.

KUNCI JAWABAN
1. Pemeliharaan
TM

harus

dilakukan

secara

rutin

dan

berkesinambungan yang paling utama adalah :


Melakukan inventaris jumlah tegakan pohon produktif yang dapat

menghasilkan TBS sesuai dengan potensi tanaman.


Pengendalian hama harus dilakukan dengan Early Warning

System (EWS) sehingga tidak terjadi peledakan populasi,


Pemupukan tanaman harus mempedomani rekomendasi pupuk
yang diterbitkan oleh balai (PPKS) atau arabis dan pelaksanaanya
harus mempedomani 4t yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu,

dan tepat aplikasi.


2. Pemeliharaan TM

merupakan

kegiatan

untuk

memotivasi

pertumbuhan tanaman dengan baik, dengan tujuan agar tanaman


dapat berproduksi dengan baik dan seoptimal mungkin. agar TM
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 18

menghasilkan produksi dengan baik, maka tanaman harus dipelihara


-

dengan baik dengan tahapan pemeliharaan sebagai berikut:


Penyemprotan/penyiangan
gulma
yang
bertujuan

untuk

membersihkan tanaman dari gulma yang ada, seperti lalang,


-

rerumputan, anak kayu, dongkelan, dll.


Pemupukan. didalam pemupukan, dosis yang dipergunakan dapat
berbeda tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan umur

tanaman serta hasil analisis daun.


3. Untuk mendukung pelaksanaan pemupukan maka harus disiapkan
sarana dan prasarana pupuk yaitu titi pikul untuk melangsir pupuk,
takaran pupuk per jenis pupuk sesuai dengan dosis rekomendasi.
peta kerja pemupukan, tenaga kerja yang terampil sehingga dapat
dipastikan pupuk yang ditabur tepat sasaran dan diterima oleh
semua pohon yang ada.
4. Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah
atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan
unsur hara. dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu
jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari
berbagai unsur hara pembentuk pada pupuk tersebut. selain
menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara
aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan
dapat lebih efisien. kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat
pada terganggunya pertumbuhan tanaman. bahkan unsur hara yang
dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
5. Untuk memastikan tanaman tidak terserang hama dan penyakit
maka harus dilakukan EWS. EWS yang dilakukan dimulai dengan
sensus global dan sensus efektif sehingga dapat ditentukan metode
pemberantasan/pengendalian hama dan penyakit yang efesien dan
efektif.
6. Prinsip-prinsip dalam pengendalian hama dan penyakit adalah:
a. Mencegah lebih baik dari pada mengobati
b. Pengendalian mekanis sebagai pilihan petama
c. Pengendalian terpadu dengan musuh alaminya
d. Pestisida sebagai alternative terakhir pengendalian
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 19

e. System yang digunakan adalah system pengamatan dini (Early


Warning System EWS)
f. Mengamati secara teratur tingkat serangan(Sensus global dan
sensus efektif)
g. Pemetaan tingkat serangan
h. Tindakan pengendalian
7. Selain hama, gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki karena
dapat mengadakan persaingan dengan tanaman pokok serta dapat
mengeluarkan zat allelopatik yang bersifat racun bagi tanaman,
dengan kerugian yang ditimbulan antara lain adalah:
- Perngaruh persaingan dalam perebutan unsur hara.
- Persaingan dalam kebutuhan air.
- Menyulitkan pengawasan lapangan
- Membelit tanaman sehingga menurunkan estetika kebun oleh
kerena itu, perlu dilakukan pengendalian gulma dengan langkah
dan strategi khusus untuk setiap kasus.
8. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan
pengendalian gulma adalah:
- Jenis gulma dominan
- Alternatif pengendalian yang tersedia
- Dampak ekonomi dan ekologi bagi inang predator dan parasitoid

Mengelola Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 20

Anda mungkin juga menyukai