Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi TORCH,
yang disebabkan oleh parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan virus
Herpes. Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi adanya antibodi dalam
darah pasien, yaitu dengan pemeriksaan :
 Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
 Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
 Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
 Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
Infeksi toksoplasma dan CMV dapat dapat bersifat laten tetapi yang berbahaya adalah infeksi
primer (infeksi yang baru pertama terjadi di saat kehamilan, terutama pada trimester pertama).
Jadi, bila hasil pemeriksaan (yang dilakukan saat hamil) positif maka perlu dilihat lebih lanjut
apakah infeksi baru terjadi atau telah lama berlangsung. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan :
 Aviditas Anti-Toxoplasma IgG
 Aviditas Anti-CMV IgG
Dampak Infeksi TORCH pada Janin dan bayi
Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur,
dan dapat juga menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya. Kelainan yang muncul
dapat bersifat ringan atau berat, kadang-kadang baru timbul gejala setelah remaja.
Kelainan yang muncul dapat berupa :
 kerusakan mata (radang mata)
 kerusakan telinga (tuli)
 kerusakan jantung
 gangguan pertumbuhan
 gangguan saraf pusat
 kerusakan otak (radang otak)
 keterbelakangan mental
 pembesaran hati dan limpa
Pada umumnya, infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil tidak bergejala sehingga untuk
mendiagnosis adanya infeksi TORCH diperlukan pemeriksaan laboratorium
Indikasi pemeriksaan TORCH :
 Wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil
 Wanita yang baru/sedang hamil bila hasil sebelumnya negatif atau belum diperiksa,
idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali
 Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi pada saat hamil
PANEL TORCH
 Anti-Toxoplasma IgM
 Anti-Toxoplasma IgG
 Anti-Rubella IgM
 Anti-Rubella IgG
 Anti-CMV IgM
 Anti-CMV IgG
 Anti HSV2 IgM
 Anti HSV2 IgG
Interprestasi Hasil Laboratorium TORCH
 Pemeriksaan toxoplasma  Sebagian besar kasus infeksi toksoplasmosis tidak
menunjukkan gejala klinik. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah seorang ibu
terinfeksi atau tidak adalah dengan pemeriksaan serum darah yang akan menunjukkan
ada tidaknya parasit bernama Toxoplasma gondii.
 IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G). Pada dasarnya, tubuh akan
bereaksi terhadap setiap kuman yang masuk dan menyebabkan infeksi dengan
membentuk sistem pertahanan spesifik. Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi
primer), tubuh manusia akan membentuk senyawa protein IgM (Immunoglobulin M)
sebagai reaksi terhadap masuknya mahluk asing ke dalam tubuh. Senyawa protein ini
dalam waktu relatif singkat langsung terbentuk begitu tubuh terkena infeksi. Antibodi
IgM akan muncul di minggu pertama terjadinya infeksi, mencapai puncak pada satu
bulan, kemudian mengalami penurunan. Pada beberapa individu, IgM dapat tetap
terdeteksi beberapa tahun setelah infeksi primer. Namun, secara perlahan-lahan, IgM ini
akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian dan bisa timbul lagi bila yang
bersangkutan terinfeksi kembali.
 Kira-kira 4 minggu setelah terjadinya infeksi primer akan terbentuk pula IgG
(Immunoglobulin G) yang merupakan suatu zat penangkis atau kekebalan tubuh. IgG ini
juga merupakan protein dengan berat molekul besar. Adanya IgG menunjukkan bahwa
dalam tubuh telah terbentuk kekebalan. Jadi, bila titer/angkanya positif berarti tubuh telah
membentuk kekebalan terhadap mahluk penyebab infeksi. Secara teoretis IgG ini akan
menetap di dalam tubuh. Hanya, kadarnya dapat naik atau turun sesuai kondisi kesehatan
seseorang. Namun, pada kebanyakan kasus, IgG terus naik dan IgM menetap. IgG dan
IgM yang positif menunjukkan adanya infeksi primer. Hal ini perlu pengobatan dan
evaluasi, baik pada ibu maupun bayinya. Bila IgM positif sedangkan IgG negatif berarti
menunjukkan adanya infeksi baru. Jika pada pemeriksaan ulang hasil IgM kemudian
menjadi negatif, berarti IgM yang terdeteksi semula tidak spesifik. Antibodi IgG yang
muncul beberapa minggu setelah respons IgM akan mencapai maksimum 6 bulan
kemudian. Angka yang tinggi dapat bertahan selama beberapa tahun, tetapi akhirnya
terjadi penurunan sedikit demi sedikit, menghasilkan kadar yang rendah dan stabil yang
mungkin bertahan seumur hidup. Jadi, ibu yang pernah terinfeksi toksoplasmosis di masa
lalu, titer IgG-nya tidak pernah nol ataupun negatif.
 Dugaan terhadap infeksi TORCH biasanya memang dibuktikan melalui pemeriksaan
darah dengan pengukuran titer IgG, IgM, atau sekaligus keduanya. Kalau IgM dapat
terdeteksi sekitar seminggu setelah infeksi akut dan menetap selama beberapa minggu
atau bulan, IgG bisa saja tidak muncul sampai beberapa minggu kemudian setelah angka
IgM meningkat.
 Bila diduga terinfeksi tetapi nyatanya IgM negatif, maka pemeriksaan laboratorium harus
diulang 4 minggu dari tanggal pertama kali dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ini
penting dilakukan untuk memastikan adanya infeksi ataupun tidak. Bila pada
pemeriksaan ulang IgM tetap negatif, namun titer IgG memperlihatkan kenaikan
sebanyak 4 kali, kemungkinan yang bersangkutan memang sedang terinfeksi. Adapun
bila terjadi perubahan titer dari IgM negatif menjadi positif, kemungkinan yang
bersangkutan tengah terinfeksi kembali.
 Pemeriksaan serologi infeksi TORCH masih harus dibuktikan dengan pemeriksaan
lanjutan, seperti biakan kuman dan pemeriksaan cairan amnion. Sayangnya, di Indonesia
belum bisa dilakukan pemeriksaan biakan virus sehingga diagnosis adanya infeksi
TORCH hanya berdasarkan hasil laboratorium yang belum tentu benar.  Seringkali
akurasinya diragukan atau perlu pemeriksaan ulang ke laboratorium berbeda karena
sangat mungkin pemeriksaan di satu laboratorium berbeda dengan hasil di laboratorium
lain. Perbedaan itu sendiri bisa karena faktor mesinnya, bisa pula akibat penurunan atau
peningkatan titer IgG dan IgM sesuai kondisi terkini si pasien.
 Bila pada pemeriksaan ulang 4-6 minggu kemudian IgG tidak naik secara bermakna atau
tidak terdapat IgM dengan nilai positif, Anda bisa menarik napas lega karena itu artinya
Anda tidak perlu mendapat pengobatan. Akan lebih baik lagi bila pemeriksaan ulang
tersebut dilanjutkan dengan pemeriksaan aviditas IgG untuk memastikan apakah janin
juga terinfeksi atau tidak. Aviditas IgG yang rendah menunjukkan adanya infeksi baru,
sementara aviditas IgG yang tinggi merupakan pertanda adanya kekebalan lampau.

Anda mungkin juga menyukai