KEPERAWATAN HAFSHAWATY
Oleh:
SOFI FRANSISCA OKTAVIANA
(NIM:14401.16.17038)
Oleh :
SOFI FRANSISCA OKTAVIANA
(NIM. 14401.16.17038)
i
HALAMAN PERSETUJUAN
NIK/NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum semampir indah II, Blok G No.20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan
Probolinggo.
Menyetujui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN KEASLIHAN TULISAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Ahli Madya
Keperawatan.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini bukan hanya karena kemampuan peneliti, tetapi banyak
ditentukan oleh bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu
peneliti demi terselesainya penulisan, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakil Alallah, SH. MM., selaku Ketua Yayasan
Pondok Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
2. Dr. H. Nur Hamim, SKM., S.Kep.Ns., M.Kes.,selaku Ketua STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
3. Mariani, S.Kep.Ns., MPH., selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul HasanProbolinggo, serta pembimbing I yang
dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta
perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan dalam penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku pembimbing II yang dengan
tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian
dalam memberikan dorongan, bimbingan dalam penyusunan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Ning Hj. Isvina unnaizah royya, S.Kom., selaku Kepala pengurus pondok
putri hafshawaty zainul hasan genggong probolinggo yang telah memberikan
ijin pengambilan data untuk penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Santi Damayanti, S.I.Pust., selaku Kepala Perpustakan STIKES Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
v
7. Bapak dan ibu Dosen Prodi D3 Keperawatan STIKES Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo, yang telah memberikan bekal bagi peneliti
melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna dalam
penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah, juga kepada seluruh tenaga
administrasi yang telah tulus ikhlas melayani keperluan peneliti selama
menjalani studi dan penulisannya.
8. Orang tua dan semua keluarga yang telah memberikan peneliti semangat dan
terima kasih untuk doa-doa yang selalu dipanjatkan kepada peneliti.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan STIKES Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan dorongan
semangat sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan, saya
hanya dapat mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap terjalin.
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya. Peneliti hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Selanjutnya peneliti menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran
dan kritik yang konstruktif senantiasa peneliti harapkan. Akhirnya peneliti
berharap, semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang membaca terutama Civitas Stikes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan............................................ 4
1.4.2 Manfaat Bagi profesi Keperawatan........................................... 4
1.4.3 Manfaat Bagi Lahan Penelitian................................................. 4
1.4.4 Manfaat Bagi Subjek Penelitian ………................................... 4
1.4.5 Manfaat Bagi Peneliti ………................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Karakter.................................................................................. 6
2.1.1 Definisi karakter...........................................................................6
2.1.2 Pembentukan Karakter................................................................ 7
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Pembentukan Karakter..................................9
2.1.4 Teori Pembentukan Karakter.....................................................10
2.1.5 Pembentukan Karakter pada perguruan tinggi...........................11
vii
2.1.6 Metode Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri.............12
2.2 Konsep Santri......................................................................................13
2.2.1 Definisi Santri............................................................................13
2.2.2 Identitas Santri...........................................................................14
2.3 Konsep Mahasiswa keperawatan........................................................19
2.3.1 Definisi Mahasiswa keperawatan ..............................................19
2.3.2 Nilai Nilai Karakter Mahasiswa keperawatan...........................19
2.3.1 Pembentukan Karakter Mahasiswa keperawatan ......................20
2.4 Kerangka Berfikir.............................................................................. 21
viii
3.8 Etika Penelitian................................................................................. 30
3.8.1 Nilai Sosial................................................................................ 30
3.8.2 Nilai Ilmiah................................................................................ 30
3.8.3 Nilai Manfaat Resiko................................................................. 31
3.8.4 Anonymity................................................................................. 31
3.8.5 Informed Consent...................................................................... 31
3.8.6 Confidentiality........................................................................... 31
3.8.7 Nilai Bujukan/Indusment........................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
6
7
Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai
dengan falsafah hidup Pancasila.
2. Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki
karakter manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah
untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,
mandiri, dan sejahtera.
3. Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif
untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi
bangsa yang bermartabat (Hidayat, 2015).
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati
baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun
perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang
kompetitif dalam pergaulan dunia (Makmun, 2014).
2.1.4 Teori Pembentukan Karakter
Stephen Covey (2010) melalui bukunya “Kebiasaan Manusia Yang Sangat
Efektif” menyimpulkan bahwa ada tiga teori utama yang mendasarinya, yaitu :
1. Determinisme Genetis
Teori ini mengatakan bahwa, Pada dasarnya, kakek nenek andalah yang
berbuat begitu kepada anda, itulah sebabnya anda memiliki tabiat seperti
ini.Kakek nenek anda mudah marah dan itu ada pada DNA anda.Sifat ini
diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya.
2. Determinisme Psikis
Teori ini mengatakan bahwa, pada dasarnya orangtua andalah yang berbuat
begitu kepada anda.Pengasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda
pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter
11
anda. Itulah sebabnya anda takut berdiri di depan banyak orang. Begitulah
cara orangtua anda membesarkan anda. Anda merasa sangat bersalah jika
anda membuat kesalahan karena anda ingat jauh di dalam hati tentang peduli
dan naskah emosional anda ketika anda sangat rentan,
lembek dan bergantung.
3. Determinisme Lingkungan
Teori ini mengatakan bahwa Pada dasarnya mengatakan bos anda berbuat
begitu kepada anda atau pasangan anda atau anak remaja yang berandal itu
atau situasi ekonomi anda atau kebijakan nasional.Seseorang atau sesuatu di
lingkungan anda bertanggung jawab atas situasi anda(Covey, 2010).
2.1.5 Pembentukan Karakter Pada Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan tahapan yang tidak kalah penting dalam
pembentukan karakter mahasiswa, selain tahapan pembentukan karakter
sebelumnya yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.Dengan
demikian semestinya perguruan tinggi mempunyai pola pembentukan karakter
mahasiswa sesuai dengan visi dan misi yang telah dicanangkan. pendidikan
karakter di perguruan tinggi adalah sebuah sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada civitas akademika perguruan tinggi yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai terpuji, bik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia seutuhnya atau
insan kamil. Pendidikan karakter di perguruan tinggi harus melibatkan semua
komponen secara optimal baik pendidik, pengelola, kurikulum, proses
pembelajaran, peserta didik sehingga terciptanya pendidikan karakter yang baik
(Hidayat, 2015).
Untuk mendapatkan hasil mahasiswa berkarakter secara umum ada tiga
komponen yang berpengaruh yaitu :
12
1. Raw input (bahan mentah); yaitu siswa input (masukan) yang diterima
sebagai mahasiswa. Selektif tidaknya terhadap kualitas siswa input yang
diterima akan berpengaruh terhadap kualitas output (keluaran/hasil).
2. Environment (lingkungan). Kondusif atau mendukung dan tidaknya
lingkungan pendidikan mempengaruhi kualitas hasil yang diharapkan.
3. Instrument (alat). Termasuk dalam kelompok instrument atau alat
diantaranya adalah: Tenaga pendidik atau dosen, kurikulum, materi, metode
dan media pembelajaran (Hidayat, 2015).
2.1.6 Metode Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri
Metode yang di lakukan pesantren dalam membentuk karakter santri di
antaranya:
1. Pengajian
Beberapa jenis dari kitab kuning yang didalamnya terdapat moral cognition.
penekanan pada pengajian kitab kuning diantaranya khusus memuat kajian
mengenai akhalak seperti Ta’limul Muta’allim, Akhlaq lil banin wa banat,
ihya ulumiddin, Bashoih Diniyah, Bidayah Al-hidayah yang merupakan
kitab-kitab akhlaq yang berkenaan dengan pembelajaran moral yang
didalamnya terkandung pesan akhlaq yang agung yang digunakan sebagai
salah satu sumber untuk membentuk karakter santri. Kyai sebagai pembaca
dan penerjemah bukan sekedar membaca teks melainkan juga memberi
pandangan-pandangan (interpretasi) pribadi baik mengenai isi atau
pembahasanya.Pengajian merupakan bekal moral kognitif yang mana dari
pengajian santri diharapkan mengetahuai mana yang benar dan mana yang
salah. Dari proses inilah transfer nilai dilakukan baik yang bermuatan moral
cognitition maupun moral emotion.
2. Keteladanan
Dalam pesantren santri juga di ajarkan contoh keteladanan dari figure kyai,
kyai, guru dan Pembina yang dari segi akhlak yang memberikan contoh
ketelanan yang positif contoh keteldanan yang biasanya adalah perilaku
13
sopan santun dan penghormatan yang tinggi santri kepada kyai maupun
ustad di pesanten yang mana biasanya santri mengunakan bahasa-bahasa
yang sopan ketika berbicara kepada yang lebih tua maupun sesama santri.
3. Penegakan peraturan sebagai kontrol sosial
Adalah upaya membentuk perilaku yang berkaitan dengan pembelajaran
moral yang memberikan konsekuensi pada baik atau buruk perilakunya
selama dipesantren.Selain itu dipesantren media seperti Televisi, Internet,
HP, Laptop yang pada sisi negatif pengunaannya dapat memberi pengaruh
buruk bagi remaja dalam pesantren pengunaan media komunikasi ini dibatasi
sehingga meningkatkan efisiensi waktu yang bermanfaat.
4. Role Playing untuk meningkatkan empati
Empati menjadi inti dari moralitas, selama moral mengimplikasikan
berempati dengan orang yang berpotensi menjadi korban. Empati
didefinisikan dengan sebuah respon afektif terhadap disstres atau problem
yang dialami orang lain . Salah satunya pendidikan moral di pesantren
berbentuk pembiasaan atau habituasi atau dari cerita-cerita atau peristiwa
terdahulu yang ada dalam alQur’an sebagai usaha percontohan tingkah laku
melalui pengajian maupun atau cerita yang di dialogkan pada santri untuk
melatih kepekaan kognitif dan afektif mengenai perilaku moral yang dinilai
benar dan salah yang memposisikan dirinya sebagai korban dan
memfokuskan diri akibat perilakunya pada orang lain jika melakukan suatu
tindakan buruk (Khoiriah, 2017).
anak didik kyai yang sesungguhnya.Para santri yang hidup dalam pengawasan
kyai harus memperoleh kerelaan kyai dengan mengikuti segenap kehendaknya
dan melayani segala kepentingannya.Kerelaan itu mereka sebut dengan barokah
(Dhofier, 2009).
Santri adalah peserta didik yang belajar atau menuntut ilmu di
Pesantren.Manferd Ziemak mengklasifikasikan istilah “Santri” ini ke dalam dua
kategori, yaitu “Santri mukim” dan “Santri kalong”.Santri mukim adalah Santri
yang bertempat tinggal di Pesantren.Sedangkan Santri kalong adalah Santri
yang tinggal di luar Pesantren tetapi seacara teratur pergi ke Pesantren untuk
belajar Agama.Dalam lingkungan pesantren santri dituntut untuk hidup dan
berbaur dalam bermasyarakat.Masyarakat dalam pengertian ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu masyarakat biasa dan masyarakat khusus. Masyarakat biasa
yang secara structural maupun fungsional memiliki keterlibatan khusus dengan
sekolah islam (Damayanti & Makarim, 2019).
2.2.2 Identitas Santri
Abdul aziz(2014) melalui bukunya “Filsafat Pesantren Genggong”
enyimpulkan bahwa identitias santri akan terurai pada masing-masing
hurufyaitu : S(sopan santun), A(ajeg / istiqomah), N (nasihat), T (taqwallah), R
(ridhollah), dan I (ikhlas lillahi ta’ala).
1. Sopan Santun
Santun adalah kondisi kejiwaan yang dapat menekan haawa nafsu, lalu
menimbulkan rasa kasih sayang, sehingga rasa kebencian dalam diri manusia
tidak tampak lagi. Karena santun mengindikasikan kedewasaan berfikir dan
bertindak, maka perilaku ramah tamah juga ikut terwujud dalam diri setiap
manusia. Jiwa santun da ramah tamah pada diri setiap manusia harus
dimunculkan dengan upaya membiasakan berbuat santun dan ramah sejak
anak masih kecil.
Sopan santun merupakan salah satu bagian bentuk perilaku yang terpuji dan
di era sekarang serta di masa yang akan datang, salah satu barometer
15
Ridho adalah tentramnya qalbu kepada Dzat Yang Maha pengatur dan
membiarkan pilihan kepadanya, disertai kepasrahan tidak ada yang lebih
berat dari pada nafsu kecuali, harus ridho terhadap ketentuan Allah.
Ridho adalah norma atau kondisi jiwa yang terpuji yang merupakan efek
tertinggi dari cinta. Sebelum mencapai ridho manusia biasanya melalui
kondisi rindu dan mesra. Dengan ridho malalui cinta yang mendalam,
manusia memiliki sifat yang menerima papun yang dilakukan oleh
kekasihnya tuhan. Dalam banyak hal manusia pasti rela menerima perlakuan
baik dan menyenangkan dari Allah, akan tetapi kondisi ridho yang paling
menakjubkan dari Allah adalah jika diharapkan pada ketentuan tuhan yang
dirasa menyakitkan atau kurang menyenangkan.
6. Ikhlas Lillahi Ta’ala
Ikhlas berarti membersihkan sesuatu hingga menjadi bersih, seseorang
melakukan perbuatan semata-mata berharap ridho Allah. Amal perbuatan
merupakan badan jasmani maka ikhlas adalah ruh (jiwanya), menurut ibnu
qoyyim Al-jauziyah berpendapat bahwa seseorang yang ikhlas dalam
melakukan perbuatan tujuan, cita-cita dan amalannya semata-mata karena
Allah SWT.
Dalam sebuah hadist qudsi Allah menjelaskan bahwa “ikhlas itu adalah
rahasia dari sebagian rahasiaku yang aku titipkan dihati seorang hamba yang
aku cinta”
Proses pembentukan karakter ikhlas tentu menjadi harapan kita semua
karena termotivasi oleh sebuah keyakinan beribadah dan beramal dan
didasari dengan keikhlasan akan diterima Allah dengan fasilitas pahala dan
keyakinan ini tidak lain merupakan hidayah yang Allah berikan kepada
hambanya yang dikehendaki. Setiap proses pembelajaran dengan ikhlas tidak
dibayangkan sesuatu yang sulit dicapai, atau tidak mungkin dicapai menjadi
seorang yang ikhlas, tapi bagaimana berperilaku ikhlas bisa dikesankan
19
bahwa itu dipelajari dan bisa dicapai dengan mudah dan sangat mungkin
menjadikan hamba Allah yang berikhlas kepadanya.
Proses pembentukan karakter tersebut dimulai dengan pentingnya
pemahaman ikhlas dalam beribadah dan beramal, tanaman keyakinan bahwa
keikhlasan di dalam beribadah dan beramal, selanjutnya dilatih untuk
beribadah dan beramal yang ikhlas dengan menata niat karena Allah dan
membiasakan diri lebih lanjut beribadah dan beramal dengan lebih
memantapkan niat karena Allah, setelah terbentuk karakter ikhlas kepada
seseorang maka keikhlasan menjadi kebutuhan dan menjadi identitasnya
(Aziz, 2014).
Metode yang di lakukan pesantren dalam membentuk karakter santri di Upaya yang harus dilakukan
Menurunnya karakter remaja antaranya: untuk meningkatkan karakter
terutama dikalangan mahasiswa 1. Pengajian :Beberapa jenis dari kitab kuning yang didalamnya santri pada mahasiswa adalah
terdapat moral cognition. dengan peningkatan religiusitas
2. Keteladanan : keteladanan dari figure kyai, kyai, guru dan mahasiswa, khususnya mahasiswa
Pembina yang dari segi akhlak yang memberikan contoh keperawatan, Karena karakter
ketelanan yang positif contoh keteldanan yang biasanya adalah baik mahasiswa keperawatan akan
Faktor - faktor penyebab menurunnya
perilaku sopan santun mempengaruhi masyarakat
karakter pada mahasiswa adalah 3. Penegakan peraturan sebagai kontrol sosial : Adalah upaya mempersepsikan kualitas seorang
membentuk perilaku yang berkaitan dengan pembelajaran moral perawat.
karena adanya ketimpangan dalam
yang memberikan konsekuensi pada baik atau buruk perilakunya
orientasi pendidikan yang hanya 4. Role Playing untuk meningkatkan empati
membekali peserta didik keilmuan Empati menjadi inti dari moralitas, selama moral
mengimplikasikan berempati dengan orang yang berpotensi
berbasis akademik, namun sangat Hasil yang diharapkan :
menjadi korban
Mahasiswa Keperawatan tidak
kurang dalam keilmuan berbasis nilai hanya pintar dalam keilmuan
dan karakter. berbasis akademis saja, tetapi juga
memiliki akhlak yang baik agar
Dampak dan akibatnya adalah mahasiswa berperilaku tidak lulus menjadi lulusan yang siap
secara akademis dan berkarakter
Saat ini banyaknya sopan, tidak menghargai orang lain, berbicara kasar, bahkan baik, sopan, santun, ramah, sabar,
mahasiswa yang memiliki melakukan hal-hal yang tercela seperti melakukan tindakan telaten,bertutur kata yang lembut,
serta dapat mewujudkan pelayanan
kepribadian jelek, berilmu tetapi anarkis , kekerasan, seks bebas, terlibat narkoba, serta yang baik kepada masyarakat.
berakhlak buruk. melakukan tindakan kriminal.
Bagan 2.4 Kerangka Pikir Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan Di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo
BAB 3
METODE PENELITIAN
22
23
No Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agust
Kegiatan
2020 2020 2020 2020 2020 2020
1. Pembuatan Proposal
2. Study Pendahuluan
3. Ujian Proposal KTI
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Penyusunan laporan
6. Ujian Hasil Penelitian
7. Perbaikan KTI
8. Pengumpulan KTI
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan april s/d selesai
3. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa
data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan
menguji terkumpulnya data tersebut.
4. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
memilih menggunakan triagulasi metode, yakni dengan cara
melakukan wawancara pada saat melakukan penelitian dan ditunjang
dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
3.6.2 Keabsahan Internal
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada
seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
interprestasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif
akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian
tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada
kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3.6.3 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)
Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian
kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian
kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap
kasus-kasus ini selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
3.6.4 Keajekan (Rabilitas)
Keajekan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang
penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajekan mengacu pada kemungkinan
penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian
28
dilakukan sekali lagi dengan subyek yang sama. Hal ini menunjukkan
bahwa konsep kegiatan keajekan penelitian kualitatif selain menekankan
pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan
data.
PENGANTAR WAWANCARA
Mengetahui,
Pembimbing Peneliti
Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan”
Saya mengerti bahwa saya akan menjadi obyek dalam penelitian ini, dan
saya juga mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan merugikan saya.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan
dirahasiakan termasuk mengenai informasi identitas saya juga tidak akan ditulis
pada instrument penelitian.
Saya mengerti bahwa saya juga berhak menolak atau mengundurkan diri
dalam penelitian ini setiap saat tanpa ada sanksi dan kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan bahwa saya juga berhak menolak atau
mengundurkan diri dalam penelitian atau mengenai peran saya dalam penelitian
ini dan telah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari peneliti. Saya secara
sukarela dan sadar bersedia menjadi obyek penelitian dengan menandatangani
surat persetujuan ini.
Peneliti Subyek
(………………………….) (……………………..…….)
Lampiran 5
Pembimbing, Peneliti,
I Pendahuluan
1. Memberi salam, memperkenalkan diri,
Nama sayaSofi Fransisca Oktaviana Mahasiswa Stikes
HafshawatyPesantren Zainul Hasan Probolinggo Prodi D3
Keperawatan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara
Tujuan saya disini adalah melakukan wawancara dan tanya jawabuntuk
mengetahui tentang Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan.
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan
Identitas yang informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya
digunakan untuk kepentingan pendidikan. Mohon kesediaannya
untukmemberikan informasi yang terbuka tanpa ada yang di tutup-tutupi
.setelah selesai penelitian rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekamnya dan setelah semua siap minta
ijinmenyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.
II Identitas Subyek
a. Nama (Inisial) :
b. TTL/Usia :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Pekerjaan :
f. Status :
g. Tanggal Wawancara/Jam :
III Daftar Pertanyaan Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan.
No. PERTANYAAN RESPONDEN
3. Menurut anda apa pentingnya karakter santri yg ada saat ini terutama
pada mahasiswa keperawatan?
5. Bagaimana sikap anda saat bertemu dengan Kyai / Ustadz yang ada di
pesantren ini?
6. Bagaimana pendapat anda tentang peraturan yang ada di pesantren ini?
Lampiran 7
I. Pendahuluan
1. Memberi salam, memperkenalkan diri,
Nama saya Sofi Fransisca Oktaviana Mahasiswa Stikes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo Prodi D3 Keperawatan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara
Tujuan saya disini adalah melakukan wawancara dan tanya jawabuntuk
mengetahui tentang Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan.
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan
Identitas yang informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya digunakan
untuk kepentingan pendidikan. Mohon kesediaannya untukmemberikan
informasi yang terbuka tanpa ada yang di tutup-tutupi .setelah selesai
penelitian rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekamnya dan setelah semua siap minta
ijinmenyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.
Lampiran 8
MAPPING JOURNAL
Nama : Sofi Fransisca Oktaviana
Nim : 14401.16.17038
Judul : Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan
Pembimbing 1 : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
LEMBAR KONSULTASI
BUKTI PERBAIKAN
UJIAN KARYA TULIS ILMIAH