Anda di halaman 1dari 69

GAMBARAN KARAKTER SANTRI MAHASISWA

KEPERAWATAN HAFSHAWATY

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


(STUDI KASUS)

Oleh:
SOFI FRANSISCA OKTAVIANA
(NIM:14401.16.17038)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
GAMBARAN KARAKTER SANTRI MAHASISWA
KEPERAWATAN HAFSHAWATY
Di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren
Zainul HasanGenggong
Probolinggo

PROPOSAL STUDI KASUS

Diajukan Kepada Prodi DIII Keprawatan STIKes Hafshawaty Zainul Hasan


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
SOFI FRANSISCA OKTAVIANA
(NIM. 14401.16.17038)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Pembentukan karakter santri mahasiswa D3


keperaawatan
Nama Lengkap : Sofi fransisca oktaviana
NIM : 14401.16.17038
Jurusan : Program Studi DIII Keperawatan
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Kp. Krajan Desa Suboh, Kecamatan Suboh,
Kabupaten Situbondo (089513655557)
Alamat email : Sofifransisca011098@gmail.com
Dosen Pembimbing I
Nama Lengkap dan Gelar : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
NIK/NIDN : 0713088001
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dusun Grojokan RT/RW 003/001
Karangbong, Pajarakan- Probolinggo
Dosen Pembimbing II
Nama Lengkap dan Gelar : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep

NIK/NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum semampir indah II, Blok G No.20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan
Probolinggo.

Genggong, 20 April 2020

Menyetujui,

Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II

(Mariani, S.Kep., Ns., MPH.) (Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep)


NIK/NIDN. 0713088001 NIK/NIDN. 0716058903

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pembentukan karakter santri mahasiswa D3


keperaawatan
Nama Lengkap : Sofi fransisca oktaviana
NIM : 14401.16.17038
Jurusan : Program Studi DIII Keperawatan
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Kp. Krajan Desa Suboh, Kecamatan Suboh,
Kabupaten Situbondo (089513655557)
Alamat email : Sofifransisca011098@gmail.com
Dosen Pembimbing I
Nama Lengkap dan Gelar : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
NIDN : 0713088001
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dusun Grojokan RT/RW 003/001
Karangbong, Pajarakan- Probolinggo
Dosen Pembimbing II
Nama Lengkap dan Gelar : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep
NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum semampir indah II, Blok G No.20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan Probolinggo.

Genggong, 20 April 2020


PENGUJI
Ketua Penguji : Titik Suhartini, S.Kep.Ns.,M.Kep
NIK/NIDN: 0730047801

Penguji I : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.


NIK/NIDN. 0713088001

Penguji II : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep


NIK/NIDN.0716058903

Ketua Program Studi

(Mariani, S.Kep.Ns., MPH)


NIK/NIDN: 0713088001

iii
PERNYATAAN KEASLIHAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Sofi fransisca oktaviana
NIM : 14401.16.17038
Program Studi : D3 Keperawatan
Institusi : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya tulis ilmiah yang


saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan
bahwa hasil Karya Ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Genggong, 20 April 2020


Yang membuat pernyataan

(Sofi fransisca oktaviana)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Ahli Madya
Keperawatan.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini bukan hanya karena kemampuan peneliti, tetapi banyak
ditentukan oleh bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu
peneliti demi terselesainya penulisan, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakil Alallah, SH. MM., selaku Ketua Yayasan
Pondok Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
2. Dr. H. Nur Hamim, SKM., S.Kep.Ns., M.Kes.,selaku Ketua STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
3. Mariani, S.Kep.Ns., MPH., selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul HasanProbolinggo, serta pembimbing I yang
dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta
perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan dalam penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku pembimbing II yang dengan
tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian
dalam memberikan dorongan, bimbingan dalam penyusunan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Ning Hj. Isvina unnaizah royya, S.Kom., selaku Kepala pengurus pondok
putri hafshawaty zainul hasan genggong probolinggo yang telah memberikan
ijin pengambilan data untuk penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Santi Damayanti, S.I.Pust., selaku Kepala Perpustakan STIKES Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.

v
7. Bapak dan ibu Dosen Prodi D3 Keperawatan STIKES Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo, yang telah memberikan bekal bagi peneliti
melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna dalam
penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah, juga kepada seluruh tenaga
administrasi yang telah tulus ikhlas melayani keperluan peneliti selama
menjalani studi dan penulisannya.
8. Orang tua dan semua keluarga yang telah memberikan peneliti semangat dan
terima kasih untuk doa-doa yang selalu dipanjatkan kepada peneliti.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan STIKES Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan dorongan
semangat sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan, saya
hanya dapat mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap terjalin.
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya. Peneliti hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Selanjutnya peneliti menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran
dan kritik yang konstruktif senantiasa peneliti harapkan. Akhirnya peneliti
berharap, semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang membaca terutama Civitas Stikes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo.

Genggong, 17 April 2020

Peneliti

(Sofi fransisca oktaviana)

vi
DAFTAR ISI

COVER JUDUL PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan............................................ 4
1.4.2 Manfaat Bagi profesi Keperawatan........................................... 4
1.4.3 Manfaat Bagi Lahan Penelitian................................................. 4
1.4.4 Manfaat Bagi Subjek Penelitian ………................................... 4
1.4.5 Manfaat Bagi Peneliti ………................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Karakter.................................................................................. 6
2.1.1 Definisi karakter...........................................................................6
2.1.2 Pembentukan Karakter................................................................ 7
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Pembentukan Karakter..................................9
2.1.4 Teori Pembentukan Karakter.....................................................10
2.1.5 Pembentukan Karakter pada perguruan tinggi...........................11

vii
2.1.6 Metode Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri.............12
2.2 Konsep Santri......................................................................................13
2.2.1 Definisi Santri............................................................................13
2.2.2 Identitas Santri...........................................................................14
2.3 Konsep Mahasiswa keperawatan........................................................19
2.3.1 Definisi Mahasiswa keperawatan ..............................................19
2.3.2 Nilai Nilai Karakter Mahasiswa keperawatan...........................19
2.3.1 Pembentukan Karakter Mahasiswa keperawatan ......................20
2.4 Kerangka Berfikir.............................................................................. 21

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian............................................................................... 22
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian.......................................................... 23
3.2.1 Tempat Penelitian...................................................................... 23
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................ 23
3.3 Setting Penelitian............................................................................... 23
3.4 Subjek Penelitian Atau Partisipan..................................................... 24
3.5 Metode Pengumpulan Data............................................................... 24
3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian........................................................ 24
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian................................................... 25
3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)........................ 26
3.6.1 Keabsahan Kontrak.................................................................... 26
3.6.2 Keabsahan Internal.................................................................... 27
3.6.3 Keabsahan Eksternal.................................................................. 27
3.6.4 Keajekan.................................................................................... 27
3.7 Metode Analisis Data........................................................................ 28
3.7.1 Mengorganisasikan Data........................................................... 28
3.7.2 Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema Dan Pola........... 28
3.7.3 Menguji Asumsi Atau Masalah Yang Ada................................ 29
3.7.4 Mencari Alternative Penjelasan Bagi Data................................ 29
3.7.5 Penulisan Hasil Penelitian......................................................... 29

viii
3.8 Etika Penelitian................................................................................. 30
3.8.1 Nilai Sosial................................................................................ 30
3.8.2 Nilai Ilmiah................................................................................ 30
3.8.3 Nilai Manfaat Resiko................................................................. 31
3.8.4 Anonymity................................................................................. 31
3.8.5 Informed Consent...................................................................... 31
3.8.6 Confidentiality........................................................................... 31
3.8.7 Nilai Bujukan/Indusment........................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka berfikir …………….…………………………………….. 21

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI……………………………………………… 23

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Balasan dari Lahan Penelitian

Lampiran 3 : Pengantar Wawancara

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 5 : Persyaratan Telah Melakukan Inform Consent

Lampiran 6 : Pedoman Wawancara

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara Triangulasi Data

Lampiran 8 :Mapping journal

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada Era globalisasi sekarang kebudayaan semakin berkembang
pesat.Akan tetapi karakter generasi bangsa mengalami kemrosotan. Jika tidak
dibekali dengan ilmu dan iman yang kuat maka generasi muda yang akan datang
menjadi generasi yang lemah. Dengan kondisi yang kian memburuk mengenai
menurunnya karakter bangsa merupakan suatu kajian yang sangat penting bagi
mahasiswa, sebagai generasi muda bangsa, yang nantinya akan menghadapi
berbagai tantangan masa depan. Pendidikan karakter pun menjadi daya pendorong
bagi para mahasiswa untuk menjadi intelektual muda bangsa yang memiliki
kepribadian unggul (Manurung & Rahmadi, 2017).
Salah satu akar permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia
disebabkan karena adanya ketimpangan dalam orientasi pendidikan yang
berlangsung. Tidak heran jika saat ini banyak sekali peserta didik yang hanya
pintar dalam keilmuan berbasis akal, namun sangat kurang dalam keilmuan
berbasis nilai dan karakter, seperti sopan santun, rasa menghargai satu sama lain,
tanggung jawab dan nilai-nilai positif lain di masyarakat (Anshori, 2019).
Kemenkes RI (2013) memaparkan bahwa sekitar 62,7% remaja di
Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah, 20% dari 94.270
perempuan yang mengalami hamil diluar nikah juga berasal dari kelompok usia
remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus yang
terinveksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya
adalah berusia remaja. Berdasarkan data UNICEF (2016) menunjukkan bahwa
kekerasan sesama remaja di Indonesia diperkirakan mencapai 50% sedangkan
dilansir dari Kemenkes RI (2017) terdapat 3,8% pelajar dan mahasiswa yang
menyatakan pernah menggunakan narkotika dan obat berbahaya.

1
2

Berdasarkan hasil penelitian Rudini (2016) di Pondok Pesantren Nurul


Ummah Kota Gede Yogyakarta, menyatakan bahwa tidak sedikit santri
(mahasiswa) yang masih memiliki kepribadian jelek, berilmu tetapi berakhlak
buruk, bahkan banyak santri (mahasiswa) yang juga melakukan hal hal yang
tercela seperti seks bebas, terlibat narkoba dan lain sebagainya.
Terkikisnya moral di era sekarang, semakin diperkuat oleh penelitian
Almaidah (2018) di Malang yang menyebutkan bahwa dikalangan pelajar dan
mahasiswa degradasi moral tidak kalah memprihatinkan.Perilaku menabrak etika,
moral, dan hukum dari ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh
pelajar mahasiswa.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok Putri
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo pada agustus 2019,
didapatkan 10 mahasiswa keperawatan , sekitar 7 mahasiswa 70% memiliki
karakter yang baik, sopan, ramah, sederhana, saling membantu sesama
teman, bersikap sopan dan ramah terhadap dosen ataupun pengurus pondok, serta
perduli terhadap sesama teman, perdulli terhadap kebersihan ataupun lingkungan
sekitar serta selalu rajin untuk mengikuti kegiatan pondok tanpa perlu diingatkan
atau dikontrol. Sedangkan sisanya sekitar 3 mahasiswa 30% masih kurang
memiliki karakter yg kurang baik serta kesadaran dalam mengikuti kegiatan yang
ada di pondok juga masih perlu untuk selalu diingatkan dan masih perlu untuk
selalu dibimbing (dikontrol) setiap ada kegiatan.
Fenomena yang mencerminkan perilaku mahasiswa Indonesia saat ini
yaitu, maraknya tindakan anarkis dan kekerasan ditubuh mahasiswa Indonesia
yang juga menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia kehilangan arah dalam
berpikir dan bertindak.Mahasiswa lebih menyukai cara-cara primitif dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan.hal ini ditandai dengan banyaknya
demonstrasi-demonstrasi yang berujung dengan kerusuhan dan banyaknya
tawuran antar mahasiswa (pamungkas, 2015). Maka dari itu, diperlukan suatu
paradigma maupun regulasi baru guna mengembalikan mahasiswa sesuai peran
3

dan fungsi mahasiswa yang sesungguhnya.Solusi yang dianggap valid adalah


dengan peningkatan religiusitas mahasiswa.
Strategi Pesantrenisasi yang dilaksanakan oleh Universitas Islam
Indonesia yang merupakan program pembinaan yang meningkatkan nilai-nilai
religi setiap mahasiswanya, baik nilai akhlak, nilai tauhid, nilai kemandirian, dan
lain sebagainya. Akan tetapi, sebagian besar mahasiswa UII khususnya FIAI
belum mampu memaksimalkan nilai-nilai yang telah diajarkan di dalam program
pesantrenisasi tersebut.Bahkan akhlak mahasiswa UII yang ada di FIAI yang
diharapkan tidak sesuai di lapangan, dan bahkan bisa dikatakan program
pesantrenisasi ini hanya sekedar formalitas belaka (Muslimna, 2012).
Rudini (2016) menyatakan bahwa solusi yang dapat dilakukan untuk dapat
mengembangkan karakter santri (mahasiswa) adalah dengan memperbanyak
orang yang terlibat dalam kepengurusan pondok agar setiap kegiatan-kegiatan
religi yang ada di pondok dapat berjalan dengan baik, terlebih berkenaan dengan
pembentukan pribadi peserta didik.
Ditengah kondisi yang semakin hari semakin berhadapan dengan
dekadensi moral.Pengembangan karakter pada mahasiswa sangatlah berdampak
positif, khususnya mahasiswa keperawatan. Karena karakter yang baik pada
mahasiswa keperawatan akan mempengaruhi masyarakat mempersepsikan
kualitas seorang perawat. Mahasiswa Keperawatan tidak hanya memperhatikan
kebutuhan kompetensi akademis mahasiswanya, tapi juga pembinaan karakternya
agar lulus menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik, serta
mewujudkan pelayanan yang baik kepada masyarakat (Hunun dkk, 2015).
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo”
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah
bagaimanakah “Gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di
Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo?”

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengeksplorasi Gambaran karakter santri pada mahasiswa
Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dari hasil penelitian untuk
dikembangkan pada penelitian berikutnya tentang gambaran karakter santri
pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul
Hasan Genggong Probolinggo
1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan.
Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu keperawatan
komunitas, sehingga dapat membantu untuk mengembangkan pengetahuan
mengenai gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok
Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
1.4.3 Bagi Lahan Penelitian
Penelitian ini dimanfaatkan pada lahan untuk mengetahui gambaran karakter
santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
1.4.4 Bagi Subjek
Sebagai tambahan informasi bagi santri, pengurus, ataupun santri baru tentang
gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
5

1.4.5 Bagi Peneliti


Menambah Pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam hal
penelitian dan dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan
penelitian dan dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan gambaran karakter santri pada
mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Karakter


2.1.1 Definisi Karakter
a. Dalam kamus Bahasa Indonesia (2008) disebutkan, bahwa karakter adalah
tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan orang lain.Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character)
berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to
engrave”. Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis,
memahatkan, atau menggoreskan (Nasution, 2019).
b. Karakter juga di artikan sebagai nilai-nilai prilaku manusia yang ada
hubunganya dengan tuhannya, dirinya, lingkungannya, dan sesamanya, yang
kemudian terwujud dalam sikap, prilaku, perkataan, perbuatan, pikiran yang
sesuai dengan norma-norma hukum, agama, dan tatakrama (Rozi, 2019).
c. Karakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap tuhan yang maha Esa, dirinya,
sesama, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia Internasional pada
umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai
dengan kesadaran, emosi, dan perasaannya (Damayanti & Makarim, 2019).
d. Menurut Wynne, istilah karakter diambil dari bahasa Yunani “Charassian”
yang berarti “to mark” yang artinya menandai atau mengukit. Secara istilah
terdapat dua pengertian, pertama karakter menunjukkan bagaimana seseorang
bertingkah laku, apabila seseorang berprilaku tidak jujur, kejam, atau rukun,
maka orang tersebut memanipulasikan karakter jelek, sebaliknya apabila
seseorang berprilaku jujur, suka menolong, maka orang tersebut
memanipulasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya

6
7

dengan personality. Seseroang disebut orang berkarakter kalau tingkah


lakunya sesuai dengan kaidah moral (Sauri & Budimansyah, 2014).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter itu dapat
dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk
baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang
membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan kekuatan moral,
berkonotasi positif, bukan netral. Sehingga kesimpulan yang dapat diambil
mengenai definisi karakter adalah kualitas kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang menjadi kepribadian khusus seseorang sebagai
pendorong dan penggerak serta membedakannya dengan yang lain.
2.1.2 Pembentukan Karakter
Membentuk karakter secara implisit mengandung arti membangun sifat
atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang
positif atau yang baik, bukan yang negatif atau yang buruk.Hadits Nabi SAW
sebelumnya menyatakan bahwa kaum mukminin yang paling sempurna
keimanannya adalah mereka yang memiliki karakter/akhlak terbaik, maka
Pembentukan Karakter baik, khususnya bagi orang yang beriman, merupakan
manifestasi dari buah keimanannya (Taufiqurrahman, 2018).
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman dan pembentukan
nilai-nilai karakter yang baik kepada warga sekolah/kampus yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut.Pendidikan karakter pada hakikatnya bukan
sekedar mengajarkan mana yang baik dan mana yang benar namun lebih dari
itu.Pendidikan karakter seharusnya dapat menanamkan kebiasaan (habituation)
tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (ranah
kognitif), mampu merasakan (ranah afektif) nilai-nilai kebaikan dan menjadi
terbiasa melakukannya (ranah psikomotorik). Proses pembentukan dan
8

pembiasaan karakter menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan secara formal


setelah pendidikan informal di lingkungan keluarga.
Pendidikan karakter di lembaga pendidikan bukan lagi sebagai suatu
pilihan namun merupakan suatu keharusan yang tak boleh dihindarkan.Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan ilmu pengetahuannya, mengkaji, menghayati
serta mengimplementasikan nilai-nilai karakter atau akhlak mulia dalam
perilaku kehidupannya sehari-hari.Dalam pendidikan karakter, semua unsur
yang dapat mempengaruhi terbentuknya karakter harus dilibatkan. Meskipun
menurut kacamata teori sosiologi dan psikologi, keluarga adalah pembentuk
karakter yang utama dan pertama, namun demikian, lembaga pendidikan
formal, termasuk Perguruan Tinggi, juga ikut bertanggungjawab dan berperan
penting dalam pembentukan karakter peserta didiknya (Taufiqurrahman, 2018).
Ada empat ciri dasar dalam pembentukan karakter.Pertama, keteraturan
interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hirarki nilai.Nilai menjadi
pedoman normative setiap tindakan.Kedua, koherensi yang memberi
keberanian, membuat seseorang tangguh pada prinsip, tidak mudah terombang-
ambing pada situasi baru atau takut pada resiko. Kohersi merupakan dasar yang
membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya keherensi meruntuhkan
kredibilitas seseorang.Ketiga, otonomi.Seseorang menginternalisasikan aturan
dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat
penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.
Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan
seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Dari kesetiaan merupakan
dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih (Rozi,2019).
Terdapat 3 unsur yang sangat berpengaruh pada terbentuknya karakter seorang
anak yakni: Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat.
9

Ada dua hal yang terjadi pada proses pembentukan karakter:


1. Mengetahui mana yang baik dan buruk, memilih hal yang harus di
dahulukan, menyukai perkara yang baik, mempertimbangkan tindakann,
benci akan keburukan, misalnya anak tidak mau mengaggu temanya karena
dia tau bahwa perbuatan tersebut merugikan orang lain dan itu perbuatan
buruk.
2. Mampu melakukan hal yang baik, melalui sebuah pembiasaan baik mereka
juga akan terbiasa melakukan hal yang baik, entah karena anak tersbut
memperhatikan lingkungan nya, melakukan yang di kerjakan keluarganya
dan mempelajari tingkah laku gurunya di sekolah, diantara nilai karakter
yang penting ada pada seorang anak adalah, cinta tuhan, cinta sesama,
disiplin, bertanggung jawab, jujur, mandiri santun. (Rozi, 2019).
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Pembentukan Karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong,
berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang
Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi untuk
mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik, memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultur, serta meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
pergaulan dunia.(Makmun, 2014).
Mengacu pada desain induk pendidikan karakter menurut Kemendiknas
(2010) fungsi dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih khusus pendidikan
karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pendidikan karakter berfungsi
membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara
10

Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai
dengan falsafah hidup Pancasila.
2. Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki
karakter manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah
untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,
mandiri, dan sejahtera.
3. Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif
untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi
bangsa yang bermartabat (Hidayat, 2015).
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati
baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun
perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang
kompetitif dalam pergaulan dunia (Makmun, 2014).
2.1.4 Teori Pembentukan Karakter
Stephen Covey (2010) melalui bukunya “Kebiasaan Manusia Yang Sangat
Efektif” menyimpulkan bahwa ada tiga teori utama yang mendasarinya, yaitu :
1. Determinisme Genetis
Teori ini mengatakan bahwa, Pada dasarnya, kakek nenek andalah yang
berbuat begitu kepada anda, itulah sebabnya anda memiliki tabiat seperti
ini.Kakek nenek anda mudah marah dan itu ada pada DNA anda.Sifat ini
diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya.
2. Determinisme Psikis
Teori ini mengatakan bahwa, pada dasarnya orangtua andalah yang berbuat
begitu kepada anda.Pengasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda
pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter
11

anda. Itulah sebabnya anda takut berdiri di depan banyak orang. Begitulah
cara orangtua anda membesarkan anda. Anda merasa sangat bersalah jika
anda membuat kesalahan karena anda ingat jauh di dalam hati tentang peduli
dan naskah emosional anda ketika anda sangat rentan,
lembek dan bergantung.
3. Determinisme Lingkungan
Teori ini mengatakan bahwa Pada dasarnya mengatakan bos anda berbuat
begitu kepada anda atau pasangan anda atau anak remaja yang berandal itu
atau situasi ekonomi anda atau kebijakan nasional.Seseorang atau sesuatu di
lingkungan anda bertanggung jawab atas situasi anda(Covey, 2010).
2.1.5 Pembentukan Karakter Pada Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan tahapan yang tidak kalah penting dalam
pembentukan karakter mahasiswa, selain tahapan pembentukan karakter
sebelumnya yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.Dengan
demikian semestinya perguruan tinggi mempunyai pola pembentukan karakter
mahasiswa sesuai dengan visi dan misi yang telah dicanangkan. pendidikan
karakter di perguruan tinggi adalah sebuah sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada civitas akademika perguruan tinggi yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai terpuji, bik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia seutuhnya atau
insan kamil. Pendidikan karakter di perguruan tinggi harus melibatkan semua
komponen secara optimal baik pendidik, pengelola, kurikulum, proses
pembelajaran, peserta didik sehingga terciptanya pendidikan karakter yang baik
(Hidayat, 2015).
Untuk mendapatkan hasil mahasiswa berkarakter secara umum ada tiga
komponen yang berpengaruh yaitu :
12

1. Raw input (bahan mentah); yaitu siswa input (masukan) yang diterima
sebagai mahasiswa. Selektif tidaknya terhadap kualitas siswa input yang
diterima akan berpengaruh terhadap kualitas output (keluaran/hasil).
2. Environment (lingkungan). Kondusif atau mendukung dan tidaknya
lingkungan pendidikan mempengaruhi kualitas hasil yang diharapkan.
3. Instrument (alat). Termasuk dalam kelompok instrument atau alat
diantaranya adalah: Tenaga pendidik atau dosen, kurikulum, materi, metode
dan media pembelajaran (Hidayat, 2015).
2.1.6 Metode Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri
Metode yang di lakukan pesantren dalam membentuk karakter santri di
antaranya:
1. Pengajian
Beberapa jenis dari kitab kuning yang didalamnya terdapat moral cognition.
penekanan pada pengajian kitab kuning diantaranya khusus memuat kajian
mengenai akhalak seperti Ta’limul Muta’allim, Akhlaq lil banin wa banat,
ihya ulumiddin, Bashoih Diniyah, Bidayah Al-hidayah yang merupakan
kitab-kitab akhlaq yang berkenaan dengan pembelajaran moral yang
didalamnya terkandung pesan akhlaq yang agung yang digunakan sebagai
salah satu sumber untuk membentuk karakter santri. Kyai sebagai pembaca
dan penerjemah bukan sekedar membaca teks melainkan juga memberi
pandangan-pandangan (interpretasi) pribadi baik mengenai isi atau
pembahasanya.Pengajian merupakan bekal moral kognitif yang mana dari
pengajian santri diharapkan mengetahuai mana yang benar dan mana yang
salah. Dari proses inilah transfer nilai dilakukan baik yang bermuatan moral
cognitition maupun moral emotion.
2. Keteladanan
Dalam pesantren santri juga di ajarkan contoh keteladanan dari figure kyai,
kyai, guru dan Pembina yang dari segi akhlak yang memberikan contoh
ketelanan yang positif contoh keteldanan yang biasanya adalah perilaku
13

sopan santun dan penghormatan yang tinggi santri kepada kyai maupun
ustad di pesanten yang mana biasanya santri mengunakan bahasa-bahasa
yang sopan ketika berbicara kepada yang lebih tua maupun sesama santri.
3. Penegakan peraturan sebagai kontrol sosial
Adalah upaya membentuk perilaku yang berkaitan dengan pembelajaran
moral yang memberikan konsekuensi pada baik atau buruk perilakunya
selama dipesantren.Selain itu dipesantren media seperti Televisi, Internet,
HP, Laptop yang pada sisi negatif pengunaannya dapat memberi pengaruh
buruk bagi remaja dalam pesantren pengunaan media komunikasi ini dibatasi
sehingga meningkatkan efisiensi waktu yang bermanfaat.
4. Role Playing untuk meningkatkan empati
Empati menjadi inti dari moralitas, selama moral mengimplikasikan
berempati dengan orang yang berpotensi menjadi korban. Empati
didefinisikan dengan sebuah respon afektif terhadap disstres atau problem
yang dialami orang lain . Salah satunya pendidikan moral di pesantren
berbentuk pembiasaan atau habituasi atau dari cerita-cerita atau peristiwa
terdahulu yang ada dalam alQur’an sebagai usaha percontohan tingkah laku
melalui pengajian maupun atau cerita yang di dialogkan pada santri untuk
melatih kepekaan kognitif dan afektif mengenai perilaku moral yang dinilai
benar dan salah yang memposisikan dirinya sebagai korban dan
memfokuskan diri akibat perilakunya pada orang lain jika melakukan suatu
tindakan buruk (Khoiriah, 2017).

2.2 Konsep Santri


2.2.1 Definisi Santri
Santri merupakan murid yang tinggal di pesantren, para santri ini
bermukim guna mendapatkan ilmu agama dari sang kyai. Kemauan yang ikhlas
ini merupakan persyaratan yang mutlak untuk memungkinkan dirinya menjadi
14

anak didik kyai yang sesungguhnya.Para santri yang hidup dalam pengawasan
kyai harus memperoleh kerelaan kyai dengan mengikuti segenap kehendaknya
dan melayani segala kepentingannya.Kerelaan itu mereka sebut dengan barokah
(Dhofier, 2009).
Santri adalah peserta didik yang belajar atau menuntut ilmu di
Pesantren.Manferd Ziemak mengklasifikasikan istilah “Santri” ini ke dalam dua
kategori, yaitu “Santri mukim” dan “Santri kalong”.Santri mukim adalah Santri
yang bertempat tinggal di Pesantren.Sedangkan Santri kalong adalah Santri
yang tinggal di luar Pesantren tetapi seacara teratur pergi ke Pesantren untuk
belajar Agama.Dalam lingkungan pesantren santri dituntut untuk hidup dan
berbaur dalam bermasyarakat.Masyarakat dalam pengertian ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu masyarakat biasa dan masyarakat khusus. Masyarakat biasa
yang secara structural maupun fungsional memiliki keterlibatan khusus dengan
sekolah islam (Damayanti & Makarim, 2019).
2.2.2 Identitas Santri
Abdul aziz(2014) melalui bukunya “Filsafat Pesantren Genggong”
enyimpulkan bahwa identitias santri akan terurai pada masing-masing
hurufyaitu : S(sopan santun), A(ajeg / istiqomah), N (nasihat), T (taqwallah), R
(ridhollah), dan I (ikhlas lillahi ta’ala).
1. Sopan Santun
Santun adalah kondisi kejiwaan yang dapat menekan haawa nafsu, lalu
menimbulkan rasa kasih sayang, sehingga rasa kebencian dalam diri manusia
tidak tampak lagi. Karena santun mengindikasikan kedewasaan berfikir dan
bertindak, maka perilaku ramah tamah juga ikut terwujud dalam diri setiap
manusia. Jiwa santun da ramah tamah pada diri setiap manusia harus
dimunculkan dengan upaya membiasakan berbuat santun dan ramah sejak
anak masih kecil.
Sopan santun merupakan salah satu bagian bentuk perilaku yang terpuji dan
di era sekarang serta di masa yang akan datang, salah satu barometer
15

keberhasilan pendidikan apapun bentuk dan jenis pendidikannya adalah


akhlakul karimah. Dan juga ini disebut keberhasilan dapat diukur apabila
pendidikan itu mampu dapat membentuk karakter islami dalam
membiasakan diri berperilaku terpuji dalam kehidupannya dan jika hal itu
tidak tercapai maka akan menjadi persoalan tersendiri di kalangan para guru
dan orang tua bahkan masyarakat yang akan mengkritik terhadap semua
satuan pendidikan telah gagal dalam melakukan semua misi utamanya.
Padahal keberhasilah sopan santun akan mendapatkan penghargaan status
sosial di tengah masyarakat. Jadilah masing-masing menjadi contoh teladan
yang terbaik sehingga ucapan kita, perilaku kita, dilihat dan didengar oleh
anak-anak kta, dan sesama teman-teman kita mampu membentuk karakter
sesamanya memiliki karakter sopan santun.
2. Ajeg (istiqomah)
Istiqomah berarti lurus, benar, tetap pendirian atas suatu keyakinan. Tetap
teguh pendirian atas kebenaran ajaran Allah SWT dan melaksanakan segala
ketentuannya. Abu Bakar Ash Siddiq suatu ketika ada seorang yang besar
istiqomahnya, ditanya oleh seseorang tentang istiqomah. Abu Bakar
menjawab istiqomah adalah engkau tidak menyekutukan Allah terhadap
sesuatu apapun” kemudian Utsman Bin Affan, beliau mengatakan bahwa
istiqomah yaitu ikhlaskanlah amal kalian hanya kepada Allah.
a. Istiqomah terdapat empat bentuk :
1) Istiqomah dalam perkataan (al istiqomah fi al-aqwal)
2) Istiqomah dalam perbuatan (al-istiqomah fi al- af’al)
3) Istiqomah dalam sikap (al-istiqomah fi al-ahwal)
4) Istiqomah dalam niat (al-istiqomah fi an-niyah)
Menanamkan perilaku istiqomah dengan meberikan keyakinan akan
pentingnya istiqomah dalam kehidupan sehari-hari disebut disiplin dan
continue, harus selalu dilatih dan dibiaskan sehingga membentuk karakter
disiplin dan merasakan keberhasilannya dengan perilaku istiqomah, bahkan
16

jika perlu menemukan nikmatnya perilaku istiqomah, tidak ada kesuksesan


tanpa kedisiplinan dan tidak ada kedisiplinan tanpa kesadaran, dan tidak ada
kesuksesan yang haqiqi tanpa istiqomah dan tanpa istiqomah tidak akan
menemukan nikmat yang haqiqi berupa kebahagiaan dunia maupun di
akhirat.
Terbentuknya karakter sitiqomah dimulai dari melatih diri, contohnya :
sholat tahajjud dimulai satu bulan sekali, dua minggu sekali, satu minggu
sekali, dan setelah menemukan nikmatnya beribadah maka sholat tersebut
akan dilaksanakan pada setiap malam tahajjud dan setiap pagi sholat dhuha
dan seterusnya pada kegiatan lainnya.
3. Nasihat
Nasihat dalam istilah lain disebut mauidhotul hasanah memberikan nasihat
yang baik, dalam konteks keseharian sebagai muslim dan muslimah yang
mampu memberikan mauidhotul hasanah sekaligus menjadi uswatun
hasanah dan kedua istilah ini tidak terpisahakan orang yang mampu
memberikan mauidhotul hasanah diharapkan juga menjadi uswatun hasanah,
dangna kata lain orang yang mampu memberikan nasihat baik sekaligus
mampu manjadi teladan yang baik pula.
Proses pembentukan karakter yang memberikan nilai nasihat dan menjadi
sumber nasihat dalam bentuk perilaku yang mmpu manjadi teladan, dimulai
dalam bentuk perilaku yang mampu menjadi teladan, dimulai dengan
beberapa proses meberikan pemahaman tentang pentingnya saling
menasehati, saling menyadari pentingnya berprilaku baik, malatih diri
berprilaku baik atas nasehat baik dan membiasakan diri senantiasa
berperilaku baik atas nasihat yang baik, dan berperilaku identitas baik atas
nasihat yang baik telah menjadi kebutuhan terhadap dirinya yang telah
terbentuk karaternya. Maka seseorang yang telah terbentuk karakter nasehat
memberikan nasehat kepada orang lain sesuai dengan kapasitasnya akan
menjadi kenikmatan tersendiri karena ia sudah mengalami terlebih dahulu
17

berperilaku baik sebagaimana materi yang dijadikan bahan dan sekaligus


seseorang yang telah terbentuk karakter nasehat ia akan berterima kasih
ketika ada orang yang mampu menasehati dirinya, ia merespon secara sadar
dan mendalam untuk mengikutinya sehingga ia memiliki kapasitas yang
mapu mamberikan mauidhotul hasanah sekaligus menjadi uswatun hasanah.
Keberhasilah pada pemebntukan karakter nasehat ini semakin sadar untuk
berprilaku yang lebih baik yang bersumber dari keikhlasan baik ia sebagai
pemberi nasehat maupun ia menerima nasehat.
4. Taqwa
Taqwa menurut istilah berasal dari kata waqa yaqi wiqayatan yang artinya
berlindung atau menjaga diri dari sesuatu yang berbahaya, taqwa juga berarti
takut. Taqwa adalah salah satu perintah Allah yang banyak disebutkan dalam
Al-qur’an atau Al-hadist mengingat hal tersebut merupakan salah satu kunci
untuk mencapai rahamat Allah, guna menggapai kebahagian dunia dan
akhirat. Bahkan taqwa marupakan solusi dari dari berbagai himpitan hidup
yang menghimpit berupa tercapainya keluasan untuk memperoleh
kebahagiaan baik kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat.
Proses pembentukan karater taqwa dalam pemahaman terlebih dahulu yang
harus dimengerti bahwa orang yang taqwa menjalankan perintah Allah dan
menjauhi segala larangannya, dengan kata lain orang yang bertaqwa
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengmalkan ibadah
secara terus menerus. Melakukan pelatihan secara semaksimal mungkin
untuk senatiasa taat dan patuh melaksanakan kewajiban beragama berupa
kewajiban sholat, puasa, zakat, dan haji serta perilaku terpuji lainnya baik
yang berhubungan kapada Allah maupun terhadap sesamanya ataupun
lingkungannya, dan membiasakan diri berperilaku baik dalam kehidupannya
dan kabaikan telah menjadi kebutuhannya.
5. Ridhollah
18

Ridho adalah tentramnya qalbu kepada Dzat Yang Maha pengatur dan
membiarkan pilihan kepadanya, disertai kepasrahan tidak ada yang lebih
berat dari pada nafsu kecuali, harus ridho terhadap ketentuan Allah.
Ridho adalah norma atau kondisi jiwa yang terpuji yang merupakan efek
tertinggi dari cinta. Sebelum mencapai ridho manusia biasanya melalui
kondisi rindu dan mesra. Dengan ridho malalui cinta yang mendalam,
manusia memiliki sifat yang menerima papun yang dilakukan oleh
kekasihnya tuhan. Dalam banyak hal manusia pasti rela menerima perlakuan
baik dan menyenangkan dari Allah, akan tetapi kondisi ridho yang paling
menakjubkan dari Allah adalah jika diharapkan pada ketentuan tuhan yang
dirasa menyakitkan atau kurang menyenangkan.
6. Ikhlas Lillahi Ta’ala
Ikhlas berarti membersihkan sesuatu hingga menjadi bersih, seseorang
melakukan perbuatan semata-mata berharap ridho Allah. Amal perbuatan
merupakan badan jasmani maka ikhlas adalah ruh (jiwanya), menurut ibnu
qoyyim Al-jauziyah berpendapat bahwa seseorang yang ikhlas dalam
melakukan perbuatan tujuan, cita-cita dan amalannya semata-mata karena
Allah SWT.
Dalam sebuah hadist qudsi Allah menjelaskan bahwa “ikhlas itu adalah
rahasia dari sebagian rahasiaku yang aku titipkan dihati seorang hamba yang
aku cinta”
Proses pembentukan karakter ikhlas tentu menjadi harapan kita semua
karena termotivasi oleh sebuah keyakinan beribadah dan beramal dan
didasari dengan keikhlasan akan diterima Allah dengan fasilitas pahala dan
keyakinan ini tidak lain merupakan hidayah yang Allah berikan kepada
hambanya yang dikehendaki. Setiap proses pembelajaran dengan ikhlas tidak
dibayangkan sesuatu yang sulit dicapai, atau tidak mungkin dicapai menjadi
seorang yang ikhlas, tapi bagaimana berperilaku ikhlas bisa dikesankan
19

bahwa itu dipelajari dan bisa dicapai dengan mudah dan sangat mungkin
menjadikan hamba Allah yang berikhlas kepadanya.
Proses pembentukan karakter tersebut dimulai dengan pentingnya
pemahaman ikhlas dalam beribadah dan beramal, tanaman keyakinan bahwa
keikhlasan di dalam beribadah dan beramal, selanjutnya dilatih untuk
beribadah dan beramal yang ikhlas dengan menata niat karena Allah dan
membiasakan diri lebih lanjut beribadah dan beramal dengan lebih
memantapkan niat karena Allah, setelah terbentuk karakter ikhlas kepada
seseorang maka keikhlasan menjadi kebutuhan dan menjadi identitasnya
(Aziz, 2014).

2.3 Konsep Mahasiswa Keperawatan


2.3.1 Definisi mahasiswa keperawatan
Mahasiswa keperawatan adalah seseorang yang dipersiapkan untuk
dijadikan perawat profesional di masa yang akan datang. Perawat profesional
wajib memiliki rasa tanggung jawab atau akuntabilitas pada dirinya,
akuntabilitas merupakan hal utama dalam 14 praktik keperawatan yang
profesional dimana hal tersebut wajib ada pada diri mahasiswa keperawatan
sebagai perawat di masa mendatang (Black, 2014).
Seorang mahasiswa merupakan golongan akademis dengan intelektual
yang terdidik dengan segala potensi yang dimiliki untuk berada di dalam suatu
lingkungan sebagai agen perubahan.Mahasiswa mempunyai tanggung jawab
yang besar untuk dapat memecahkan masalah dalam bangsanya, maka dari itu
mahasiswa bertanggung jawab dan mempunyai tugas dalam hal akademis
ataupun organisasi (Oharella, 2011).
2.3.2 Nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Keperawatan
Nilai-nilai karakter yang khas dan harus dimiliki oleh calon perawat atau
mahasiswa keperawatan, yakni: sabar, telaten, teliti, Peka, peduli, ramah,
terbuka, kreatif, asertif, komunikatif. Dengan demikian proses pembiasaan
20

karakter calon perawat harus dimulai dari pendidikan. Pendidikan bertanggung


jawab dalam pembentukan karakter mahasiswa (Linda, 2018).

2.3.3 Pembentukan Karakter Mahasiswa Keperawatan


Proses pendidikan karakter harus melalui proses interversi dan
habituasi .Intervensi adalah secara formal, dikemas dalam interaksi belajar dan
pembelajaran (learning and instruction) yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan berbagai kegiatan
terstruktur (Structured learning experiences). Proses intervensi dapat dilakukan
oleh semua subjek pembelajaran dengan penekanan yang berbeda. Dalam
interaksi pembelajaran, pendidikan harus mencerdaskan, mendewasakan dan
sekaligus sebagai sosok panutan (role model). Dengan demikian untuk
menciptakan nilai-nilai karakter pada diri calon perawat maka dibutuhkan suatu
proses pembiasan yang diatur dalam kurikulum (Linda, 2018).
21

2.4 Kerangka Berfikir

Metode yang di lakukan pesantren dalam membentuk karakter santri di Upaya yang harus dilakukan
Menurunnya karakter remaja antaranya: untuk meningkatkan karakter
terutama dikalangan mahasiswa 1. Pengajian :Beberapa jenis dari kitab kuning yang didalamnya santri pada mahasiswa adalah
terdapat moral cognition. dengan peningkatan religiusitas
2. Keteladanan : keteladanan dari figure kyai, kyai, guru dan mahasiswa, khususnya mahasiswa
Pembina yang dari segi akhlak yang memberikan contoh keperawatan, Karena karakter
ketelanan yang positif contoh keteldanan yang biasanya adalah baik mahasiswa keperawatan akan
Faktor - faktor penyebab menurunnya
perilaku sopan santun mempengaruhi masyarakat
karakter pada mahasiswa adalah 3. Penegakan peraturan sebagai kontrol sosial : Adalah upaya mempersepsikan kualitas seorang
membentuk perilaku yang berkaitan dengan pembelajaran moral perawat.
karena adanya ketimpangan dalam
yang memberikan konsekuensi pada baik atau buruk perilakunya
orientasi pendidikan yang hanya 4. Role Playing untuk meningkatkan empati
membekali peserta didik keilmuan Empati menjadi inti dari moralitas, selama moral
mengimplikasikan berempati dengan orang yang berpotensi
berbasis akademik, namun sangat Hasil yang diharapkan :
menjadi korban
Mahasiswa Keperawatan tidak
kurang dalam keilmuan berbasis nilai hanya pintar dalam keilmuan
dan karakter. berbasis akademis saja, tetapi juga
memiliki akhlak yang baik agar
Dampak dan akibatnya adalah mahasiswa berperilaku tidak lulus menjadi lulusan yang siap
secara akademis dan berkarakter
Saat ini banyaknya sopan, tidak menghargai orang lain, berbicara kasar, bahkan baik, sopan, santun, ramah, sabar,
mahasiswa yang memiliki melakukan hal-hal yang tercela seperti melakukan tindakan telaten,bertutur kata yang lembut,
serta dapat mewujudkan pelayanan
kepribadian jelek, berilmu tetapi anarkis , kekerasan, seks bebas, terlibat narkoba, serta yang baik kepada masyarakat.
berakhlak buruk. melakukan tindakan kriminal.

Bagan 2.4 Kerangka Pikir Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan Di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rencana menyeluruh peneliti untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan untuk menguji hipotesis
penelitian. Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap
keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu
penelitian bisa diterapkan, dipergunakan sebagai petunjuk dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2013).
Strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai dalam karya ilmiah
ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian case
study research yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari responden dan melakukan studi
pada situasi alami.
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
pembahasan hasil penelitian.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif dari pada penelitian
kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari pengumpulan
informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara
mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis ini adalah penelitian terbuka
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.

22
23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Putri Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

3.2.2 Waktu Penelitian


Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI

No Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agust
Kegiatan
2020 2020 2020 2020 2020 2020

1. Pembuatan Proposal
2. Study Pendahuluan
3. Ujian Proposal KTI
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Penyusunan laporan
6. Ujian Hasil Penelitian
7. Perbaikan KTI
8. Pengumpulan KTI
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan april s/d selesai

3.3 Setting Penelitian


Setting yang akan dilakukan dalampenelitian ini adalah di Pondok
Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo yang
terletak kearah timur Kota Probolinggo 25 Km, di Desa Karangbong,
Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, yang di atas tanah seluas
dibangun 86 ha. Di pondok pesantren tersebut belum pernah dilakukan
penelitian terkait dengan judul “Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan” sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggotersebut.
3.4 Subjek Penelitian atau Partisipan
24

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dipilih sesuai


kriteria yang ditentukan oleh peneliti dan harus dapat memberikan informasi
yang kaya secara sukarela (Moleong, 2010). Teknik sampling pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Purposive Sampling, yaitu
menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap dapat
memberikan data secara maksimal sehingga akan memudahkan peneliti.
Subyek yang digunakan dalampenelitian ini adalah subyek primer
dan subyek cros chek yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Subyek primer :
a. Mahasiswa keperawatan semester 2
b. Mahasiswa yang berada di bawah naungan Pondok Putri Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo,
c. Santri Putri Mahasiswa Keperawatan yang berada di Pondok Putri
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
2. Subyek cros chek :
a. Pengurus pondok puteri hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo,
b. Bersedia menjadi subyek penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data


3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian
1. Peneliti membuat surat pengajuan izin studi pendahuluan / penelitian
di STIKES hafshawaty pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Peneliti mengajukan permohonan izin untuk melaksanakan studi
pendahuluan dan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir
kepada badan kesatuan bangsa dan politik.
3. Peneliti memberikan surat permohonan pebelitian kepada :
a. Sdr. Kepala Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Ggenggong Probolinggo.
b. Sdr. Ketua STIKES-HPZH Genggong.
25

c. Kemudian peneliti mendapat surat balasan dari lahan bahwa


peneliti diberikan izin untuk melakukan penelitian dilahan tersebut.
4. Peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan
demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi subyek pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan
yang mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara.
5. Pedoman wawancara yang disusun, ditunjukkan kepada yang lebih ahli
dalam hal ini adalah pembimbing, peneliti membuat perbaikan
terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk
melakukan wawancara.
6. Peneliti membuat pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil
observasi terhadap perilaku subyek selama wawancara dan observasi
terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya
terhadap perilaku subyek dan pencatatan langsung yang dilakukan
pada saat peneliti melakukan obeservasi. Namun apabila tidak
memungkinkan maka peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah
wawancara.
7. Peneliti selanjutnya mencari subyek yang sesuai dengan karakteristik
subyek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti
bertanya kepada subyek tentang kesiapannya untuk diwawancarai.
8. Setelah subyek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat
kesepakatan dengan subyek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk
melakukan wawancara.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
1. Peneliti membuat kesepakatan dengan subyek mengenai waktu dan
tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang
dibuat.
2. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil rekaman
berdasarkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis.
26

3. Peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan


langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data
diakhir bab ini.
4. Peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan,
peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)


Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Empat
kriteria keabsahan dan keajekan yang diperlukan dalam suatu penelitian
pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:
3.6.1 Keabsahan Konstruk (Construct Validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa
yang berikut benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur.
Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang
tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Menurut Arikunto (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subyek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
Pada penelitian ini triangulasi data yang digunakan adalah pola asuh
orang tua dalam membentuk karakter anak.
2. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil
pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi
kasus bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang
memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
27

3. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa
data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan
menguji terkumpulnya data tersebut.
4. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
memilih menggunakan triagulasi metode, yakni dengan cara
melakukan wawancara pada saat melakukan penelitian dan ditunjang
dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
3.6.2 Keabsahan Internal
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada
seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
interprestasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif
akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian
tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada
kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3.6.3 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)
Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian
kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian
kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap
kasus-kasus ini selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
3.6.4 Keajekan (Rabilitas)
Keajekan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang
penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajekan mengacu pada kemungkinan
penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian
28

dilakukan sekali lagi dengan subyek yang sama. Hal ini menunjukkan
bahwa konsep kegiatan keajekan penelitian kualitatif selain menekankan
pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan
data.

3.7 Metode Analisis Data


Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data kualitatif
untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian
kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan
Sarwono, 2009), diantaranya:
3.7.1 Mengorganisasikan data
Penelitian mendapatkan data langsung dari subyek melalui
wawancara mendalam (indepth interviewer), dimana tersebut direkam
dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan
transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman
menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca
berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah
didapatkan.
3.7.2 Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap
data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul
diluar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman
wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai
acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini,
peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan
coding, melakukan pemulihan data yang relevan dengan pokok
pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dengan penjelasan singkat,
kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.
Pada analisis ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang
diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman
29

terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh responden. Data yang telah


dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh
dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti
dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi
pada subjek.
3.7.3 Menguji asumsi atau permasalah yang ada terhadap data
Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti
menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam
penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis
ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam
bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan
teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki
hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi
mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.
3.7.4 Mencari alternatif penjelasan bagi data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi
terwujud, peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan
kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa
perlu mencari sesuatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang
telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada
alternatif penjelasan yang lain dari analisis, ada kemungkinan terdapat hal-
hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada
tahap ini dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori
lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan,
kesimpulan, dan saran.
3.7.5 Penulisan hasil penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulis yang
dipakai adalah persentase data yang didapat, yaitu penulisan data-data hasil
penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek
30

dan significant other, dibaca berulang sehingga penulis mengerti benar


permasalahnnya, kemudian dianalisis sehingga didapat gambaran mengenai
penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnya dilakukan interprestasi
secara keseluruhan dimana didalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan
dari hasil penelitian.

3.8 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat rekomendasi dari
PRODI D3 Keperawatan STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo, kemudian dilanjutkan dengan mengajukan ijin kepada Kepala
Pengurus Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo, untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya peneliti
mengadakan pendekatan kepada subyek untuk koordinasi.
Penelitian keperawatan sering kali berhubungan langsung dengan
manusia sehingga masalah etik penelitian kebidanan merupakan masalah
yang sangat penting dalam penelitian dan harus diperhatikan (Hidayat,
2015). Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan adalah:
3.8.1 Nilai Sosial
Nilai sosial mengacu pada pentingnya informasi yang akan
dihasilkan oleh peneliti. Informasi dapat menjadi penting karena relevansi
langsung yang bermakna langsung memahami atau intervensi pada masalah
kesehatan atau karena pentingnya kontribusi untuk mempromosikan
kesehatan individu atau masyarakat.
3.8.2 Nilai Ilmiah
Persyaratan nilai ilmiah berlaku untuk semua penelitian yang
berhubungan dengan kesehatan dengan manusia, terlepas dari sumber
pendanaan atau tingkat resiko kepada peserta. Hal ini karena beragam
pemangku kepentingan (pasien, dokter, peneliti, pembuat kebijakan, sponsor
industry, dll) bergantung pada hasil untuk membuat keputusan yang
memiliki konsekuensi penting bagi kesehatan individu dan masyarakat.
31

3.8.3 Nilai Manfaat Resiko


Penelitian harus lebih banyak manfaatnya daripada resiko yang
didapat baik peneliti maupun responden.
3.8.4 Anonymity
Merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur tetapi hanya mennuliskan kode pada
lembar pengumpulan data. Kode yang digunakan berupa nomor responden
(angka Arab).
3.8.5 Informed Consent
Subyek yang akan diteliti sebelumnya diberitahu tentang maksud,
tujuan, manfaat, dan dampak dari tindakan yang dilakukan.
3.8.6 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari suyek dijamin oleh
peneliti, seluruh informasi akan digunakan untuk kepentingan peneliti dan
hanya kelompok tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
3.8.7 Nilai Bujukan/Indusment
Peneliti ini menerapkan bujukan atau intensif pada calon subyek
untuk ikut berpartisipasi seperti uang, hadiah, layanan gratis, atau yang
lainnya. Rencana dan prosedur dan orang yang bertanggung jawab untuk
menginformasikan bahaya atau keuntungan peserta, atau tentang riset lain
tentang topik yang sama, yang bisa mempengaruhi keberlangsungan
keterlibatan subyek dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, S. Al (2019). Strategi kyai dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter


santri melalui organisasi santri pesantren condong (ospc) di pondok
pesantren riyadlul ‘ulum wadda’wah kota tasikmalaya.
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
Aristina, T., Wardhaningsih, S., Affandi, M., (2018).Pengaruh Pelatihan
Pendidikan Karakter Terhadap Self Confidence Mahasiswa Di Akademi
Keperawatan “YKY” Yogyakarta, journal.gunabangsa.ac.id, Vol.5 No.1.
Aziz, abd. (2014). Filsafat Pesantren Genggong, Publisher: Yogyakarta :
Deepublish.
Black, j, m. & hawks j, h. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan, Edisi8, Jakarta: Salemba Medika.
Covey, Steven R. (2010).The 7 Habbits Of Highly Effective People (7 Kebiasaan
Manusia Yang Sangat Efektif), Tanggerang: Binarupa Aksara Publisher.
Damayanti, A & Makarim, C. (2019). Efektifitas Penerapan Isi Kandungan Ta’lim
Muta’allim Dalam Mengembangkan Karakter Santri Di Pondok Pesantren
Izzatul Islam Parung Kabupaten Bogor, Jurnal Aksara Public, Vol. 3
No.3.
Dimyati, T, R. (2018).Pembentukan Karakter Mahasiswa Dalam Sistem
Pendidikan Tinggi Islam, Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, 13(1), p. 17.
doi: 10.19105/tjpi.v13i1.1716.
Dhofier, Zamakhsyari. (2009). Tradisi pesantren: studi tentang pandanganhidup
kyai, Jakarta:LP3ES.
Hidayat, Nurul. (2015). Metode Keteladanan Dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan TA’ALLUM, vol.03 no.02.
Hunun, S. Susantoe. Elisabeth, T. Wulandari, V. Silvia, Y. (2015). Deskripsi
Pengaruh Masa Orientasi Tahun 2014 Pada Pembentukan Karakter Positif
Mahasiswa Semester Ii Akademi Perawatan Rs Pgi Cikini, jurnal akademi
keperawatan husada karya jaya, Vol. 1, No. 2.
Kemendiknas Kementrian. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya Dan
Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Pengembangan Dan Pusat Kurikulum.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri.
Linda, Silvana Evi. (2018). Penerapan Nilai Karakter Melalui Aktivitas
Pembiasaan Pendidikan Menurut Persepsi Mahasiswa, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, Vol. 12 No. 1.
Makmun, Rodli H.A, (2014). Pembentukan Karakter Berbasis Pendidikan
Pesantren, Cendekia, Vol. 12 No. 2.
Manurung, M, M & Rahmadi, (2017).Identifikasi Faktor-faktor Pembentukan
Karakter Mahasiswa, Jurnal analisis sistem pendidikan tinggi, vol. 1 no.1.
Nasution, Z. (2019). Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Alquran Untuk
Membangun Karakter Peserta Didik, Jurnal Pendidikan dan Keislaman,
Vol. 2. No. 1.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu KeperawatanPendekatan Praktis,
edisi 4, Salemba Medika, Jakarta.
Oharella, N. (2011). Pengaruh Kajianislam Terhadaptingkat Kecemasan
Mahasiswa Keperawatan di STIKes Surya Global, Skripsi Strata
1,Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
UNICEF. Levels and Trends in Child Mortality, report 2015. In: Fund UNCs,
editor, New York: 2015;2015
Rozi, A, F.(2019). Penanaman Religious Culture Pesantren Dalam Membentuk
Karakter Santri, Digilib.Uinsby.Ac.Id.
Sauri, S & Budimansyah, D. (2014). Nilai Kearifan Lokal Pesantren Dalam
Upaya Pembinaan Karakter Santri, Nizham Journal of Islamic Studies,
Vol. 3, No. 02.
Taufiqurrahman. (2018). Pembentukan Karakter Mahasiswa dalam Sistem
Pendidikan Tinggi Islam, DOI: 10.19105/tjpi.v13i1.1716, Tadris, Vol.13,
No.1.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

PENGANTAR WAWANCARA

Judul Penelitian : Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan


Peneliti : Sofi Fransisca Oktaviana
Pembimbing : 1. Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
2.Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep

Responden yang terhormat,


Saya adalah mahasiswa semester 6 padaprogram studi D3
keperawatanSTIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.Dalam
rangka menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini saya bermaksud mengadakan
study kasus dengan judul “ Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan” di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.
Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memberi manfaat yang luas, baik
bagi institusi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Apabila saudara
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian saya silahkan saudara
menandatangani persetujuan untuk menjadi obyek penelitian.
Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Probolinggo, 04 April 2020

Mengetahui,

Pembimbing Peneliti

(Mariani, S.Kep., Ns., MPH.) (Sofi Fransisca O.)


Lampiran 4

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SUBYEK PENELITIAN

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan”
Saya mengerti bahwa saya akan menjadi obyek dalam penelitian ini, dan
saya juga mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan merugikan saya.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan
dirahasiakan termasuk mengenai informasi identitas saya juga tidak akan ditulis
pada instrument penelitian.
Saya mengerti bahwa saya juga berhak menolak atau mengundurkan diri
dalam penelitian ini setiap saat tanpa ada sanksi dan kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan bahwa saya juga berhak menolak atau
mengundurkan diri dalam penelitian atau mengenai peran saya dalam penelitian
ini dan telah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari peneliti. Saya secara
sukarela dan sadar bersedia menjadi obyek penelitian dengan menandatangani
surat persetujuan ini.

Peneliti Subyek

(Sofi Fransisca Oktaviana) (……………………..…….)


Saksi 1 Saksi 2

(………………………….) (……………………..…….)
Lampiran 5

PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama :Sofi Fransisca Oktaviana
NIM : 14401.16.17038
Jurusan : D3 Keperawatan
Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses pengambilan data
penelitian sesuai dengan yang disetujui pembimbing dan telah memperoleh
pernyataan kesediaan dan persetujuan subyek sebagai sumber data.

Pembimbing, Peneliti,

(…………………………….) (Sofi Fransisca Oktaviana)


Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA

Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan

I Pendahuluan
1. Memberi salam, memperkenalkan diri,
Nama sayaSofi Fransisca Oktaviana Mahasiswa Stikes
HafshawatyPesantren Zainul Hasan Probolinggo Prodi D3
Keperawatan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara
Tujuan saya disini adalah melakukan wawancara dan tanya jawabuntuk
mengetahui tentang Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan.
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan
Identitas yang informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya
digunakan untuk kepentingan pendidikan. Mohon kesediaannya
untukmemberikan informasi yang terbuka tanpa ada yang di tutup-tutupi
.setelah selesai penelitian rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekamnya dan setelah semua siap minta
ijinmenyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.

II Identitas Subyek
a. Nama (Inisial) :
b. TTL/Usia :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Pekerjaan :
f. Status :
g. Tanggal Wawancara/Jam :
III Daftar Pertanyaan Gambaran Karakter Santri Mahasiswa
Keperawatan.
No. PERTANYAAN RESPONDEN

1. Menurut anda apa dimaksud dengan karakter santri ?

2. Karakter seperti apa yang harus dimiliki oleh santri mahasiswa


keperawatan ?

3. Menurut anda apa pentingnya karakter santri yg ada saat ini terutama
pada mahasiswa keperawatan?

4. Apakah anda saat ini sudah memenuhi kriteria karakter santri?

5. Bagaimana sikap anda saat bertemu dengan Kyai / Ustadz yang ada di
pesantren ini?
6. Bagaimana pendapat anda tentang peraturan yang ada di pesantren ini?

7. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan di pesantren ini dengan baik?

8. Apakah anda pernah melanggar peraturan yang ada di pesantren ini?

9. Apa yang anda lakukan dalam mengatasi masalah tersebut?

10. Menurut anda bagaimana mempertahankan karakter santri yang ideal?

Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA TRIANGULASI DATA


Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan

I. Pendahuluan
1. Memberi salam, memperkenalkan diri,
Nama saya Sofi Fransisca Oktaviana Mahasiswa Stikes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo Prodi D3 Keperawatan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara
Tujuan saya disini adalah melakukan wawancara dan tanya jawabuntuk
mengetahui tentang Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan.
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan
Identitas yang informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya digunakan
untuk kepentingan pendidikan. Mohon kesediaannya untukmemberikan
informasi yang terbuka tanpa ada yang di tutup-tutupi .setelah selesai
penelitian rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekamnya dan setelah semua siap minta
ijinmenyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.

II. Identitas Subyek


Nama (Inisial) :
TTL/Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Status :
Tanggal Wawancara/Jam :

IV Daftar Pertanyaan Gambaran Karakter Santri Mahasiswa


Keperawatan.
No. PERTANYAAN TRIANGULASI DATA

1. Menurut Ustadzah, apa dimaksud dengan karakter santri ?

2. Karakter seperti apa yang harus dimiliki oleh santri mahasiswa


keperawatan ?

3. Apa pentingnya karakter santri yg ada saat ini terutama pada


mahasiswa keperawatan?
4. Bagaimana menurut Ustadzah mengenai karakter mahasantri
keperawatan yang ada di pesantren ini?
5. Bagaimana sikap para mahasantri keperawatan di pesantren ini saat
bertemu dengan Kyai / Ustadz?
6. Bagaimana pendapat Ustadzah tentang peraturan yang ada di pesantren
ini?
7. Apakah seluruh mahasantri keperawatan di pesantren ini selalu
mengikuti kegiatan dengan baik?
8. Adakah mahasantri keperawatan di pesantren ini yang melanggar
peraturan?
9. Apa yang dilakukan Ustadzah dalam mengatasi masalah tersebut?

10. Menurut Ustadzah bagaimana mempertahankan karakter santri yang


ideal?

Lampiran 8
MAPPING JOURNAL
Nama : Sofi Fransisca Oktaviana
Nim : 14401.16.17038
Judul : Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan
Pembimbing 1 : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.

Pembimbing 2 : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep

No Judul Tujuan Metode Hasilpeneliti Kesimpulan


Penelitian / Tahun / Penelitian penelitian an
Penerbit / Penulis dan teori
1. AKTUALISASI Untuk field Hasil Kesimpulan dari
NILAI-NILAI mendeskripsi research penelitian penelitian ini
ISLAM DALAM kan secara menunjukkan adalah proses
kritis tentang
PEMBENTUKAN bahwa proses perencanaan
pembentukan
KARAKTER pembentukan dan pelaksaan
karakter
MAHASISWA DI karakter program yang
mahasiswa di
PONDOK mahasiswa di adadi Pondok
Pondok
PESANTREN Pesantren
Pondok Pesantren
NURUL UMMAH Nurul Pesantren sangatlah
KOTA GEDE Ummah Kota Nurul Ummah berpengaruh
YOGYAKARTA,R Gede Yogyakarta positif terhadap
udini,S.Pd,I, (2019) Yogyakarta. terlihat dalam pembentukan
proses karakter santri
perencanaan mahasiswa
dan
pelaksanaann
ya
2. PERAN PONDOK Bertujuan Qualitativ Hasil dari Kesimpulan
PESANTREN untuk e research penelitian penelitian ini
FADLUN mengetahui yaitu adalah bahwa
MINALLAH bagaimana menunjukkan menanamkan
DALAM strategi peran dari pendidikan
MENANAMKAN dalam Pondok karakter santri
PENDIDIKAN menanamka Pesantren sangatlah
KARAKTER n Fadlun berperan
SANTRI DI pendidikan Minallah penting untuk
WONOKROMO karakter dalam untuk
PLERET santri di menanamkan menumbuhkan
BANTUL, Wonokromo pendidikan nilai-nilai
Pleret karakter religious,
Muhammad Asrofi,
Bantul. melalui kejujuran,
(2013).
kegiatan toleransi,
program yang disiplin dan
ada di kreatifitas.
pessantren
dengan
metode
keteladanan,
kedisiplinan,
pengawasan
dan ta’zir.

3. PEMBENTUKAN Untuk Qualitativ Hasil Pendidikan


KARAKTER mengetahui e research penelitian karakter di
BERBASIS apa strategi menunjukkan Pesantren
PENDIDIKAN yang bahwa Sistem dilakukan
PESANTREN, digunakan yang dianut secara integral
H.A. Rodli Makmun pesantren oleh psantren dengan proses
(2014). untuk memiliki pendidikan yang
membentuk pengaruh ada di
karakter terhadap pesantren.
santrinya karakter yang Karakter santri
serta dibentuknya. lebih banyak
karakter Karena itu, dibentuk dari
yang seperti seorang pembiasaan
apa paling alumni untuk hidup
dominan pesantren lillahi ta’ala,
dibentuk memiliki mengabdi,
dalam sikap dan menghormati,
proses karakter yang jujur, ikhlas
pendidikan berbeda sederhana,
di pesantren dengan mandiri, dan
alumni bebas dalam
pesantren komunitas
lainnya, pesantren.
karena ia Pesantren
dipengaruhi merancang pola
dan dibentuk pembiasaan itu
oleh corak selama 24 jam
pesantren di dalam
tempat ia pesantren
belajar.

4. PERAN Tujuan Qualitativ Hasil Peran kyai


KEPEMIMPINAN penelitian e research penelitian sebagai
KYAI DALAM ini adalah membuktikan pengasuh
MENDIDIK DAN untuk bahwasanya sekaligus
MEMBENTUK mengidentifi peran kyai pemimpin
KARAKTER kasi peran begitu sangat utama pondok
SANTRI YANG kyai sebagai urgen bagi merupakan
SIAP MENGABDI pemimpin kehidupan peran utama
KEPADA pesantren masyarakat dalam
MASYARAKAT, dalam pondok mewujudkan
pembentuka karena visi dan misi
Mia Kurniati&
n karakter merupakan pondok karena
Miftahus Surur
santri yang pemimpin hanya atas
(2019)
siap pesantren, intruksinyalah
mengabdi namun hal seluruh kegiatan
kepada demikian akan berjalan
masyarakat. masih dengan lancar
merupakan termasuk
hal yang sebuah tujuan
wajar dan untuk mendidik
ditangani dan membentuk
bersama oleh karakter santri
kyai dan para yang siap
pengurus mengabdi
pondok. kepada
masyarakat.

5. PENGARUH Untuk metode Pada variabel Hal ini berarti


PELATIHAN menentukan eksprimen Self dengan
PENDIDIKAN pengaruh semu Confidence diberikannya
KARAKTER modul (Quasi kelompok intervensi
TERHADAP SELF pendidikan Experime intervensi, pelatihan Modul
CONFIDENCE karakter dan nt) setelah Pendidikan
MAHASISWA DI kompetensi dilakukan Karakter dapat
AKADEMI rasa percaya intervensi meningkatkan
KEPERAWATAN diri terdapat sikap hormat
YOGYAKARTA, mahasiswa. peningkatan dan self
Tenang Aristina, . dari nilai confidence,
Shanti median 52 Sehingga
Wardhaningsih , meningkat pelatihan Modul
Moh Affandi (2019) menjadi 55. Pendidikan
Sedangkan Karakter
pada berpengaruh
kelompok positif
kontrol tidak meningkatkan
ada sikap hormat
peningkatan dan self
ditunjukkan confidence.
dari nilai
median 53
tetap menjadi
53.
Lampiran 9
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Sofi Fransisca Oktaviana


NIM : 14401.16.17038
Judul Proposal : Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan
Pembmbing 1 : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.

Hari/Tangg BAB Saran TTD


al
Rabu,09 Judul 1. Judul acc
Oktober
2. Lanjutkan BAB 1
2019

Kamis, 19 BAB 1 1. Bila judul diganti dengan mahasiswa


Maret 2020 tidak perlu menjelaskan karakteristik
santri
2. Tidak perlu dicantumkan introduction
karakteristik santri bila judul ganti
mahasiswa
3. Tidak perlu solusi yang ada di
pondok saat ini. Bukan hasil dari
konsep atau jurnal penelitian
sebelumnya
4. Jaraknya diperbaiki
Selasa, 24 BAB 1 1. IJKS diurutkan yang benar
Maret 2020 2. Tambahkan terkait data karakter
mahasiswa yang ada, baik dalam
negri maupun luar negri
3. Penulisan poin 1.4.1 dan 1.4.2 dan
seterusnya tidak perlu ada spasi.
Kamis, 26 BAB 1 1. Acc BAB 1
Maret 2020 2. Lanjutkan BAB 2
Sabtu, 28 BAB 2 1. Perbaiki penulisan
Maret 2. Cek penulisan bahasa asing cetak
2020 miring
3. Perhatikan keajegan dalam penulisan
4. Buat kerangka pikir
Rabu, 01 BAB 2 1. Kerangka pikir dilengkapi
April 2020 2. Pada kerangka pikir tambahkan (input,
proses, dan output).
Jumat, 03 BAB 2 1. Acc BAB 2 dan kerangka pikir
April 2020 2. Lanjutkan BAB 3

Senin, 06 BAB 3 1. Perhatikan penulisan


April 2020 2. Perhatikan spasi dan jarak sesuai
dengan buku panduan
Rabu, 08 BAB 3 1. Acc BAB 3
April 2020 2. Segera buat panduan wawancara

Jumat, 10 Instrument 1. Pada pedoman wawancara tambahkan


April 2020 Wawancara pertanyaan terkait dengan karakter
santri.
2. Tambahkan pertanyaan mengenai
peraturan yang ada dipondok
Selasa, 14 Instrument 1. Acc Instrumen wawancara
April 2020 Wawancara

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Sofi Fransisca Oktaviana


NIM : 14401.16.17038
Judul Proposal : Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan
Pembmbing II : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep

Hari/Tangg BAB Saran TTD


al

Kamis, 19 Judul 1. Kata-kata judulnya dimodifikasi saja,


Maret 2020 namun tidak merubah konten

Minggu, 22 Bab 1 1. Acc judul


Maret 2020 2. Lanjutkan bab 1

Selasa, 24 Bab 1 1. Perbaiki penulisan, catatan kaki dan tahun


Maret 2020 artikel jurnal yng dipakai
2. Hasil penelitian ini yang disajikan pada
bab 1 tidak mendukung. Mohon cari hasil
penelitian karakter santri pada perawat itu
bagaimana
3. Ulasan tentang pentingnya karakter santri
belum ada?
4. Tambahkan data tentang perawat yang
tidak memiliki karater santri ketika
bekerja bagaimana?
5. Tambahkan juga hasil studi pendahuluan
karakter santri di prodi D3 keperawatan
bagaimana?
6. Belum ada masalah yang ditemukan di
BAB 1, Harusnya dinyatakan
permasalahannya apa dan solusi dari
masalahnya apa sehingga mengangkat
judul karakter santri
Kamis, 26 BAB 1 1. Penulisan citasi, tahun ada yang belum
Maret 2020 ada dan penulisannya salah
2. cari data mahasiswa perawat yang ada
di lingkungan pondok selain genggong
3. Data penelitian sebelumnya
dicantumkan
Sabtu, 28 BAB 1 1. Revisi penulisan
Maret 2020 2. Lanjut bab 2
3. Konsul pembimbing 1

Rabu, 01 BAB 2 1. Banyak konsep yg tidak ada


April 2020 sumbernya/catatan kakinya!
2. Tambahkan konsep pendidikan
karakter santri pada pendidikan
keperawatan!
Jumat, 03 BAB 2 1. Perbaiki penulisan
April 2020 2. Untuk awal kata harus huruf besar
pada judul di kerangka pikir

Senin, 06 BAB 2 1. BAB 2 acc


April 2020 2. Lanjutkan BAB 3

Rabu, 08 BAB 3 1. Perbaiki penulisan subyek primer


April 2020 2. Segera buat instrument wawancara

Jumat, 10 BAB 3 1. Acc BAB 3


April 2020 2. Segara perbaiki instrument wawancara

Sabtu, 11 Instrument 1. Perbaiki penulisan kata


April 2020 Wawancara 2. Tambahkan pertanyaan bagaimana
mempertahankan karakter santri yang
ideal dan apa pentingnya karakter
santri yang ada saat ini.
Senin, 13 Instrument 1. Acc Instrumen wawancara
April 2020 Wawancara 2. Konsul pembimbing 1

BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama Ketua Penguji : Titik Suhartini, S.Kep.Ns.,M.Kep


No Saran Perbaikan Halaman Keterangan
Sebelum Sesudah Perbaikan
Revisi Revisi
1. Studi pendahuluan diletakkan 1 2 Sudah
setelah justifikasi dari luar. diperbaiki
2. Perbaiki latar belakang, selesaikan 2 2 Sudah
dulu justifikasi kemudian diperbaiki
kronologi.
3. Kata pembahasan diganti dengan 6 6 Sudah
tinjauan pustaka diperbaiki
4. Subyek primer difokuskan pada 24 24 Sudah
semua santri mahasiswa diperbaiki
keperawatan
5. Gunakan etika penelitian yang 33 33 Sudah
baru diperbaiki

Genggong, 20 April 2020


Mengetahui ,

(Titik Suhartini, S.Kep.Ns.,M.Kep)


NIK/NIDN: 0730047801

BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama Penguji I : Mariani, S.Kep.,Ns., MPH.

No Saran Perbaikan Halaman Keterangan


Sebelum Sesudah Perbaikan
Revisi Revisi
1. Halaman depan (cover) i i Sudah
disesuaikan dengan panduan. diperbaiki
2. Subyek primer ditentukan 24 24 Sudah
mahasiswa keperawatan semester diperbaiki
berapa.
3. Perbaiki penulisan yang harus 34 34 Sudah
dicetak miring. diperbaiki

Genggong, 20 April 2020


Mengetahui

(Mariani, S.Kep., Ns., MPH.)


NIK/NIDN. 0713088001

BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama Penguji II : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep

No Saran Perbaikan Halaman Keterangan


Sebelum Sesudah Perbaikan
Revisi Revisi
1. Lengkapi catatan kaki yang 10 10 Sudah
kurang diperbaiki
2. Daftar pustaka dilengkapi Halaman Halaman Sudah
daftar pustaka daftar diperbaiki
pustaka
3. Dicek lagi penulisan nama Halaman Halaman Sudah
pembimbing 2 pengesahan pengesahan diperbaiki

Genggong, 20 April 2020


Mengetahui

(Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep)


NIK/NIDN. 0716058903

BUKTI PERBAIKAN
UJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Sofi Fransisca Oktaviana


Nim : 14401.16.17038
Judul : Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan
Ketua : Titik Suhartini, S.Kep.Ns.,M.Kep
Penguji I : Mariani, S.Kep.,Ns., MPH.
Penguji II : Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep
No Nama Penguji Tanda Tangan
1. Titik Suhartini, S.Kep.Ns.,M.Kep

2. Mariani, S.Kep.,Ns., MPH.

3. Widdya Addiarto, S.Kep.Ns., M.Kep

Genggong, 20 April 2020


Mengetahui

(Titik Suhartini, S.Kep.Ns.,M.Kep)


NIK/NIDN: 0730047801

Anda mungkin juga menyukai