Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

“PERSAMAAN ARRHENIOS

DAN ENERGI AKTIVTAS”

Disusuh Oleh :

NAMA : Putri Rieka Fitri Hayati

NIM : 061930400570

KELAS : 2 KA

Instruktur : Ibnu Hajar,S.T,.M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA

2019/2020
PERSAMAAN ARRHENIOS DAN ENERGI AKTIVTAS

I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
2. Mahasiswa dapat menghitung energi aktivasi (Ea) dari hasil pengamatan dengan
menggunakan persamaan Arrhenius.

II. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan :

 Rak tabung reaksi dan tabung reaksi


 Pipet ukur 5 ml, 10 ml, dan bola karet
 Gelas kimia 250 ml, 400 ml, atau 600 ml
 Gelas ukur 100 ml
 Labu ukur 50 ml, 100 ml
 Thermometer 100C
 Stop watch
 Spatula
 Batang pengaduk
 Pipet teles

b. Bahan kimia yang digunakan

 Larutan Na2S2O3 0,04 M


 Larutan KI 0,1 M
 Larutan Tio Sulfat 0,001 M
 Larutan kanji (Amidon/amilum) harus dibuat baru
 Es batu
 Aquadest

III. DASAR TEORI


Energi aktivasi merupakan energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia
agar dapat berlangsung. Istilah energi aktivasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante
Arrhenius dan dinyatakan dalam satuan KJ/mol. Terkadang suatu reaksi kimia
membutuhkan energi aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan
suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan pasokan energi yang lebih rendah. Jika
terdapat suatu reaksi reaktan menjadi produk,maka jika reaksi diatas berlangsung secara
eksoterm. Persamaan Arrhenius mendefisinikan secara kuantitatif hubungan antara energi
aktivasi dengan konstanta laju reaksi
Pada tahun 1889 Arrhenius mengusulkan suatu persamaan yang menjelaskan
pengaruh suhu terhadap K yang dinyatakan sebagai berikut :
−Ea
RT
K= A e
Dimana :
K = konstanta laju reaksi
A = faktor freakuensi
Ea = energi aktivasi

−Ea
Faktor menunjukkan fraksi molekul yang memiliki energi yang melebihi energi aktivasi.
RT
Sehingga persamaan dapat ditulis dalam bentuk logaritma :

Ea
ln K =ln A−( )
RT

Dari persamaan di atas dapat dibuat kurva ln K sebagai 1/T akan merupakan sebuah garis

−Ea
lurus dengan slop dan akan memotong sumbu ln K pada ln A
RT

ln k Slop = -Ea/R
1/T

Energi aktivasi merupakan suatu energi minimum yang harus dilewati oleh suatu reaksi,
misalnya : A ---> produk

Ea
Energi
Produk

Laju reaksi

Pada reaksi A supaya menjadi produk , Ea merupakan energi penghalang yang harus diatasi
oleh reaksi A. Molekul A dalam hal ini dengan jalan melakukan tumbukan antar molekul.
Suatu reaksi dapat terjadi bila energi yag diperoleh selama tumbukan tersebut berhasil
melewati energi energi aktivasi (Ea). Tumbukan terjadi antara dua molekul yang berbeda,
misalnya A dan B ( reaksi bimolekuler ), energi penghalang A dan B membentuk kompleks
aktif :

A+B A

Ea’ Ea’’
Energi
A+B

Laju reaksi
Dengan melihat hal tersebut di atas jelas bahwa energi aktivasi akan mudah dilewati
bila molekul-molekul yang bertumbukan semakin cepat dan efektif menghasilkan
reaksi. Pada percobaan ini reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 I- + S2O32- 2 SO42- + I2
Energi aktivasi merupakan energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia
agar dapat berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol Ea dengan E menotasikan energi
dan a yang ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu
reaksi kimia membutuhkan tambahan energi untuk dapat berlangsung.
Dalam reaksi endoterm, energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan dan
sebagainya disuplai dari luar sistem. Pada reaksi eksoterm, yang membebaskan energi,
ternyata juga membutuhkan suplai energi dari luarbuntuk mengaktifkan reaksi tersebut.
Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap. Diawali dengan
tumbukan antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi
penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda
( membentuk senyawa produk ). (Vogel : 1994)
Persamaan Arrhenius analog dengan persamaaan garis lurus, yang sering disimbolkan
dengan y = mx +c, maka hubungan antara energi aktivasi suhu dan laju reaksi dapat
dianalisis dalam bentuk grafik ln k vs 1/T dengan gradien –(Ea/RT) dan intersep lnA.
Beberapa faktor yang mempengaruhi energi aktivasi adalah sebagai berikut :
 Suhu
Fraksi molekul-molekul mampu untuk bereaksi dua kali lipat dengan peningkatan
suhu sebesar 10oC . Hal ini menyebabkan laju reaksi berlipat ganda.
 Faktor frekuensi
Dalam persamaan ini kurang lebih konstan untuk perubahan suhu yang kecil. Perlu
dilihat bagaimana perubahan energi dari fraksi molekul sama atau lebih dari energi
aktivasi.
 Katalis
Katalis akan menyediakan rute agar reaksi berlangsung dengan energi aktivasi yang
lebih rendah.(Atkins PW. 1999)

A  +  B         ——>         AB          ——>       C  +  D


reaktan                        keadaan transisi produk

Factor-faktor yangmempengaruhikecepatanreaksiyaitu :
1. Konsentrasi
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap jumlah tumbukan-tumbukan. Semakin
besar konsentrasi A dan B maka semakin sering terjadi tumbukan di antara
keduanya, sehingga semakin besar pula kemungkinan terbentuknya C
2. Luas permukaan
Semakin besar luas permukaan maka waktu yang diperlukan untuk membentuk C
semakin sedikit
3. Katalis
Suatu zat yang ditambahkan pada reaktan untuk menurunkan energi aktivasi
sehingga dapat berlangsung lebih cepat dan spontan.
4. Temperatur
Besar kecilnya temperaatur yang diberikan pada saat reaksi akan mempengaruhi
gerakan. Gerakan partikel yang semakin cepat akan mempercepat terjadinya
tumbukan yang intensif sehingga reaksi dapat berjalan lebih cepat.

IV. KESELAMATAN KERJA

Karena dalam percobaan ini hanya melakukan alat yang cukup sederhana dan bahan
kimia yang relative encer, maka untuk menjaga keselamatan pada waktu melakukan
percobaan ini digunakan kaca mata dan jas praktikum. Selain itu dalam bekerja di
laboratorium harus teliti, disiplin dan tidak ceroboh, tetapi melakukan kegiatan sesuai
dengan ketentuan prosedur yang ada.

V. LANGKAH KERJA

a. Menyiapkan suatu system pada table berikut pada tabung reaksi yang terpisah :

System Tabung 1 Tabung 2


Vol S2O32 Vol H2O Vol I- (ml) Vol H2O Vol S2O32 Vol
(ml) (ml) (ml) (ml) kanji
(ml)
6 5 5 10

Menyiapkan minimall 3 buah system seperti diatas

b. Mendinginkan tabung 1 dan tabung 2 kedalam gelas kimia yang berisi campuran air dan
es sampai suhu keduan tabung reaksi tersebut sama dengan yang ada di isi dalam gelas
kimia.
c. Campurkan isi kedua tabung reaksi tersebut dan menghidupkan stop watch untuk
mengukur waktu diperlukan sampai campuran berubah menjadi biru. Selain itu mencatat
suhu awal dan akhir reaksi
d. Mengulangi percobaan tersebut untuk suhu yang berbeda (antara 0 – 40 C). setiap kali
melakukan percobaan, catat suhu dan reaksi yang diperlukan.

VI. DATA PENGAMATAN

Suhu awal (0C) Suhu ukur Rata-rata Waktu reaksi


Tabung 1 Tabung 2 campuran campuran (0C) suhu (0C) (detik)
NO
1 0 0 0 0,1 0,05 182
2 10 10 10 10 10 156
3 20 20 20 20 20 60
4 30 30 30 30 30 54
5 40 40 40 40 40 47
VII. PERHITUNGAN

Suhu rata-rata Waktu reaksi


No. T (K) 1/T Ln K
(oC) (detik)
1 0,05 182 5,49 × 10-4 0,0036 -7,5074
2 10 156 6,41 × 10-4 0,0035 -7,3525
3 20 60 1,67 × 10-3 0,0034 -6,3949
4 30 54 1,85 × 10-3 0,0033 -6,2926
5 40 47 2,127 × 10-3 0,0031 -6,1530

7.1  Menghitung Kecepatan Reaksi (K)

M H 2 O2 x V H 2 O2
[H2O2] awal =
V campuran
0,04 M x 5 ml
                              = 
22 ml

                               = 0,009 M

M H 2 O2 x V H 2 O2
[H2O2] bereaksi =
V campuran

0,04 M x 5 ml
                              = 
22 ml

= 0,0009 M

K =  [H2O2] bereaksi

[H2O2] awal x t

1. K1 (t = 182 detik)
0,0009 M
K1 =
0,009 M ×182 detik
K1 = 5,49 × 10-4

2. K2 (t = 156 detik)
0,0009 M
K2 =
0,009 M ×156 detik
K2 = 6,41 × 10-4

3. K3 (t = 60 detik)
0,0009 M
K3 =
0,009 M ×60 detik
K3 = 1,67 × 10-3

4. K4 (t = 54 detik)
0,0009 M
K4 =
0,009 M ×54 detik
K4 = 1,85 × 10-3

5. K5 (t = 47 detik)
0,0009 M
K5 =
0,009 M × 47 detik
K5 = 2,127 × 10-3

Mencari nilai ln K :

1. K1 = 5,49 × 10-4
= 0,000549
ln K1 = -7,5074

2. K2 = 6,41 × 10-4
= 0,000641
ln K2 = -7,3525

3. K3 = 1,67 × 10-3
= 0,00167
ln K3 = -6,3949

4. K4 = 1,85 × 10-3
= 0,00185
ln K4 = -6,2926

5. K5 = 2,127 × 10-3
= 0,002127
ln K5 = -6,1530

7.2  Menghitung 1/T

a. T = 0,05oC

1 1
= =0,003 6
T 0,05+273

b. T = 10oC

1 1
= =0,003 5
T 10+273

c. T = 20oC

1 1
= =0,003 4
T 20+273

d. T = 30oC

1 1
= =0,003 3
T 30+273

e. T = 40oC

1 1
= =0,0031
T 40+273

7.3  Menghitung nilai ea
Grafik Persamaan Arrhenius
0
0 0 0 0 0 0 0 0
-1
-2
-3
ln K

-4
-5
-6
f(x) = − 2943.09 x + 3.21
-7
-8
1/T

Dari kurva diperoleh persamaan y = -2943 x + 3,2076 ( y = mx - b )

m = -2943

−Ea 1
ln K = x + ln A
RT T

Maka m = - Ea/R

Ea = - ( m x R ) = - (-2943 x 8,314) = 24468,102 J/mol = 24,468102 kJ/mol

B = intercept = ln A = 3,2076

= 1,1655

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Percobaan kali ini dilakukan percobaan mengenai persamaan Arrhellius dan Energi Aktivitas.
Energi aktivitas merupakan suatu energi minimum yang harus dilewati oleh suatu reaksi.
Percobaan ini bertujuan agar dapat menghitung energi aktivitas dengan menggunakan
persamaan Arrherllius. Persamaan yang menjelaskan pengaruh suhu terhadap K yang di
usulkan oleh Arrhellius dinyatakan sebagai berikut :

K = Ae – Ea/RT

Energi aktivitas adalah energi standar yang dimiliki oleh tiap tiap reaksi dimana reaksi ini
merupakan energi paling minimum yang harus memiliki oleh suatu zat untuk dapat bereaksi
selama tumbuan antara partikel partikel itu terjadi yang dapat kita katakan sebagai energi
paling dasar yang menjadi penghalang untuk terjadinya suhu reaksi.
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi, suhu merupakan salah satu dari 6 faktor yang
dapat mempengaruhi merupakan salah satu dari 6 yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi, dimana jika suatu zat memiliki suhu reaksi yang tinggi maka reaksi itu akan cepat
terjadi,dengan kata lain makin tinggi suhu suatu reaksi maka makin cepat pula zat itu
bereaksi.

IX. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :

- Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung.

- Faktor yang dapat mempengaruhi energi aktivasi adalah suhu, factor frekuensi dan katalis.

- Perubahan suhu mempengaruhi kecepatan reaksi suatu zat, dimana makin tinggi suhunya
makin cepat pula sebuah reaksi terjadi.

X. PERTANYAAN

1.Apa yang dimaksud dengan energi aktivasi?

Jawab: Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar
dapat berlangsung. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi kimia membutuhkan
tambahan energi untuk dapat berlangsung.

2.Bagaimana pengaruhsuhu terhadap kecepatan reaksi?

Jawab : Fraksi molekul –molekul mampu untuk bereaksi dua kali lipat dengan peningkatan
suhu sebesar 10 ̊ C . Hal ini menyebabkan laju reaksi berupa ganda.

3.Kesalahan dan penyimpanan apa yang diperbuat selama percobaan?

Jawab : Jika suhu di atas 40 ̊ C maka amilum yang ada pada larutan akan rusak, sehingga ion
iodida yang terbentuk dari perubahan iodium tidak dapat terdeteksi dengan baik.

4.Buatlah cara penyelesaiannya?

Jawab : Praktikan harus benar –benar mendalami materi. Untuk itu larutan yang digunakan
sebaiknya adalah larutan yang baru dibuat. Suhu yang digunakanpun harus lebih kecil dari
40 ̊C untuk menghindari terjadinya penyimpangan.

Daftar Pustakata

Jobsheet. Penuntun PraktikumKimia Fisika. 2020. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai