Putri Rieka Fitri Hayati (061930400570) Prak - Kimfis
Putri Rieka Fitri Hayati (061930400570) Prak - Kimfis
KIMIA FISIKA
“PERSAMAAN ARRHENIOS
Disusuh Oleh :
NIM : 061930400570
KELAS : 2 KA
2019/2020
PERSAMAAN ARRHENIOS DAN ENERGI AKTIVTAS
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
2. Mahasiswa dapat menghitung energi aktivasi (Ea) dari hasil pengamatan dengan
menggunakan persamaan Arrhenius.
−Ea
Faktor menunjukkan fraksi molekul yang memiliki energi yang melebihi energi aktivasi.
RT
Sehingga persamaan dapat ditulis dalam bentuk logaritma :
Ea
ln K =ln A−( )
RT
Dari persamaan di atas dapat dibuat kurva ln K sebagai 1/T akan merupakan sebuah garis
−Ea
lurus dengan slop dan akan memotong sumbu ln K pada ln A
RT
ln k Slop = -Ea/R
1/T
Energi aktivasi merupakan suatu energi minimum yang harus dilewati oleh suatu reaksi,
misalnya : A ---> produk
Ea
Energi
Produk
Laju reaksi
Pada reaksi A supaya menjadi produk , Ea merupakan energi penghalang yang harus diatasi
oleh reaksi A. Molekul A dalam hal ini dengan jalan melakukan tumbukan antar molekul.
Suatu reaksi dapat terjadi bila energi yag diperoleh selama tumbukan tersebut berhasil
melewati energi energi aktivasi (Ea). Tumbukan terjadi antara dua molekul yang berbeda,
misalnya A dan B ( reaksi bimolekuler ), energi penghalang A dan B membentuk kompleks
aktif :
A+B A
Ea’ Ea’’
Energi
A+B
Laju reaksi
Dengan melihat hal tersebut di atas jelas bahwa energi aktivasi akan mudah dilewati
bila molekul-molekul yang bertumbukan semakin cepat dan efektif menghasilkan
reaksi. Pada percobaan ini reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 I- + S2O32- 2 SO42- + I2
Energi aktivasi merupakan energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia
agar dapat berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol Ea dengan E menotasikan energi
dan a yang ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu
reaksi kimia membutuhkan tambahan energi untuk dapat berlangsung.
Dalam reaksi endoterm, energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan dan
sebagainya disuplai dari luar sistem. Pada reaksi eksoterm, yang membebaskan energi,
ternyata juga membutuhkan suplai energi dari luarbuntuk mengaktifkan reaksi tersebut.
Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap. Diawali dengan
tumbukan antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi
penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda
( membentuk senyawa produk ). (Vogel : 1994)
Persamaan Arrhenius analog dengan persamaaan garis lurus, yang sering disimbolkan
dengan y = mx +c, maka hubungan antara energi aktivasi suhu dan laju reaksi dapat
dianalisis dalam bentuk grafik ln k vs 1/T dengan gradien –(Ea/RT) dan intersep lnA.
Beberapa faktor yang mempengaruhi energi aktivasi adalah sebagai berikut :
Suhu
Fraksi molekul-molekul mampu untuk bereaksi dua kali lipat dengan peningkatan
suhu sebesar 10oC . Hal ini menyebabkan laju reaksi berlipat ganda.
Faktor frekuensi
Dalam persamaan ini kurang lebih konstan untuk perubahan suhu yang kecil. Perlu
dilihat bagaimana perubahan energi dari fraksi molekul sama atau lebih dari energi
aktivasi.
Katalis
Katalis akan menyediakan rute agar reaksi berlangsung dengan energi aktivasi yang
lebih rendah.(Atkins PW. 1999)
Factor-faktor yangmempengaruhikecepatanreaksiyaitu :
1. Konsentrasi
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap jumlah tumbukan-tumbukan. Semakin
besar konsentrasi A dan B maka semakin sering terjadi tumbukan di antara
keduanya, sehingga semakin besar pula kemungkinan terbentuknya C
2. Luas permukaan
Semakin besar luas permukaan maka waktu yang diperlukan untuk membentuk C
semakin sedikit
3. Katalis
Suatu zat yang ditambahkan pada reaktan untuk menurunkan energi aktivasi
sehingga dapat berlangsung lebih cepat dan spontan.
4. Temperatur
Besar kecilnya temperaatur yang diberikan pada saat reaksi akan mempengaruhi
gerakan. Gerakan partikel yang semakin cepat akan mempercepat terjadinya
tumbukan yang intensif sehingga reaksi dapat berjalan lebih cepat.
Karena dalam percobaan ini hanya melakukan alat yang cukup sederhana dan bahan
kimia yang relative encer, maka untuk menjaga keselamatan pada waktu melakukan
percobaan ini digunakan kaca mata dan jas praktikum. Selain itu dalam bekerja di
laboratorium harus teliti, disiplin dan tidak ceroboh, tetapi melakukan kegiatan sesuai
dengan ketentuan prosedur yang ada.
V. LANGKAH KERJA
a. Menyiapkan suatu system pada table berikut pada tabung reaksi yang terpisah :
b. Mendinginkan tabung 1 dan tabung 2 kedalam gelas kimia yang berisi campuran air dan
es sampai suhu keduan tabung reaksi tersebut sama dengan yang ada di isi dalam gelas
kimia.
c. Campurkan isi kedua tabung reaksi tersebut dan menghidupkan stop watch untuk
mengukur waktu diperlukan sampai campuran berubah menjadi biru. Selain itu mencatat
suhu awal dan akhir reaksi
d. Mengulangi percobaan tersebut untuk suhu yang berbeda (antara 0 – 40 C). setiap kali
melakukan percobaan, catat suhu dan reaksi yang diperlukan.
M H 2 O2 x V H 2 O2
[H2O2] awal =
V campuran
0,04 M x 5 ml
=
22 ml
= 0,009 M
M H 2 O2 x V H 2 O2
[H2O2] bereaksi =
V campuran
0,04 M x 5 ml
=
22 ml
= 0,0009 M
K = [H2O2] bereaksi
[H2O2] awal x t
1. K1 (t = 182 detik)
0,0009 M
K1 =
0,009 M ×182 detik
K1 = 5,49 × 10-4
2. K2 (t = 156 detik)
0,0009 M
K2 =
0,009 M ×156 detik
K2 = 6,41 × 10-4
3. K3 (t = 60 detik)
0,0009 M
K3 =
0,009 M ×60 detik
K3 = 1,67 × 10-3
4. K4 (t = 54 detik)
0,0009 M
K4 =
0,009 M ×54 detik
K4 = 1,85 × 10-3
5. K5 (t = 47 detik)
0,0009 M
K5 =
0,009 M × 47 detik
K5 = 2,127 × 10-3
Mencari nilai ln K :
1. K1 = 5,49 × 10-4
= 0,000549
ln K1 = -7,5074
2. K2 = 6,41 × 10-4
= 0,000641
ln K2 = -7,3525
3. K3 = 1,67 × 10-3
= 0,00167
ln K3 = -6,3949
4. K4 = 1,85 × 10-3
= 0,00185
ln K4 = -6,2926
5. K5 = 2,127 × 10-3
= 0,002127
ln K5 = -6,1530
7.2 Menghitung 1/T
a. T = 0,05oC
1 1
= =0,003 6
T 0,05+273
b. T = 10oC
1 1
= =0,003 5
T 10+273
c. T = 20oC
1 1
= =0,003 4
T 20+273
d. T = 30oC
1 1
= =0,003 3
T 30+273
e. T = 40oC
1 1
= =0,0031
T 40+273
7.3 Menghitung nilai ea
Grafik Persamaan Arrhenius
0
0 0 0 0 0 0 0 0
-1
-2
-3
ln K
-4
-5
-6
f(x) = − 2943.09 x + 3.21
-7
-8
1/T
m = -2943
−Ea 1
ln K = x + ln A
RT T
Maka m = - Ea/R
B = intercept = ln A = 3,2076
= 1,1655
Percobaan kali ini dilakukan percobaan mengenai persamaan Arrhellius dan Energi Aktivitas.
Energi aktivitas merupakan suatu energi minimum yang harus dilewati oleh suatu reaksi.
Percobaan ini bertujuan agar dapat menghitung energi aktivitas dengan menggunakan
persamaan Arrherllius. Persamaan yang menjelaskan pengaruh suhu terhadap K yang di
usulkan oleh Arrhellius dinyatakan sebagai berikut :
K = Ae – Ea/RT
Energi aktivitas adalah energi standar yang dimiliki oleh tiap tiap reaksi dimana reaksi ini
merupakan energi paling minimum yang harus memiliki oleh suatu zat untuk dapat bereaksi
selama tumbuan antara partikel partikel itu terjadi yang dapat kita katakan sebagai energi
paling dasar yang menjadi penghalang untuk terjadinya suhu reaksi.
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi, suhu merupakan salah satu dari 6 faktor yang
dapat mempengaruhi merupakan salah satu dari 6 yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi, dimana jika suatu zat memiliki suhu reaksi yang tinggi maka reaksi itu akan cepat
terjadi,dengan kata lain makin tinggi suhu suatu reaksi maka makin cepat pula zat itu
bereaksi.
IX. KESIMPULAN
- Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung.
- Faktor yang dapat mempengaruhi energi aktivasi adalah suhu, factor frekuensi dan katalis.
- Perubahan suhu mempengaruhi kecepatan reaksi suatu zat, dimana makin tinggi suhunya
makin cepat pula sebuah reaksi terjadi.
X. PERTANYAAN
Jawab: Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar
dapat berlangsung. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi kimia membutuhkan
tambahan energi untuk dapat berlangsung.
Jawab : Fraksi molekul –molekul mampu untuk bereaksi dua kali lipat dengan peningkatan
suhu sebesar 10 ̊ C . Hal ini menyebabkan laju reaksi berupa ganda.
Jawab : Jika suhu di atas 40 ̊ C maka amilum yang ada pada larutan akan rusak, sehingga ion
iodida yang terbentuk dari perubahan iodium tidak dapat terdeteksi dengan baik.
Jawab : Praktikan harus benar –benar mendalami materi. Untuk itu larutan yang digunakan
sebaiknya adalah larutan yang baru dibuat. Suhu yang digunakanpun harus lebih kecil dari
40 ̊C untuk menghindari terjadinya penyimpangan.
Daftar Pustakata