Anda di halaman 1dari 6

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Muhammad Anas dan Farida Aryani


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar
Jalan Tamalate 1, Kampus Tidung, Makassar.
Email: muhammadanas@yahoo.co.id

Abstract. Student Learning Motivation. This study aimed to presents: (1) an overview of
internal motivation to learn the behavior of students, both in following the lectures; (2) an
overview of external motivation to study the behavior of students; (3) describe the picture of
students' perceptions of the value obtained; (4) an overview of ways to earn graduate students.
This study uses a quantitative approach to implementation is the way the survey. Locutions
research, the Faculty of Education State University of Makassar. Sources of data in this study,
student faculty of the State University of Makassar class education 2011-2012. Data collection
techniques used are: questionnaire and documentation. Data analysis was performed in an
interactive and continuous progress through to completion. Results showed motivation for
attending is very large, and they have a huge desire to get a passing grade.

Abstrak. Motivasi Belajar Mahasiswa. Penelitian ini bertujuan memaparkan (1) motivasi
internal perilaku belajar mahasiswa (2) gambaran motivasi eksternal perilaku belajar mahasiswa
(3) gambaran persepsi mahasiswa tentang nilai yang diperoleh (4) gambaran cara mahasiswa untuk
memperoleh kelulusan (nilai yang tinggi) pada mata kuliah yang diikuti. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara pelaksanaannya adalah survei. Lokus penelitian
yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Sumber data penelitian ini,
mahasiswa fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Makassar angkatan 2011-2012. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan angket dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara
interaktif. Hasil penelitian menunjukkan motivasi belajar untuk mengikuti perkuliahan sangat
besar, dan mereka memiliki keinginan yang sangat besar untuk mendapatkan nilai lulus.

Kata Kunci: motivasi eksternal, motivasi internal, prestasi mahasiswa

Proses pembelajaran adalah merupakan calon tenaga kependidikan (guru dan non guru)
ciri khas dalam suatu lingkungan sekolah. De- yang profesioanl, tidak lepas dari usaha pembe-
ngan demikian aktivitas belajar adalah merupa- rian bekal kompetensi dan keterampilan yang di-
kan suatu aktivitas utama yang seharusnya dila- butuhkan dalam bidang tugas yang bakal mereka
kukan oleh setiap orang yang sedang menjalani hadapi di lapangan. Pemberian bekal tersebut di
pendidikan pada lembaga pendidikan. Hal ini antaranya adalah pengetahuan berkaitan psiko-
dimaksudkan agar peserta didik dapat memiliki logi. Hal ini tentu saja tidak cukup hanya dengan
kesiapan yang cukup untuk melanjutkan pendi- penguasaan konsep-konsep tentang hal asfek psi-
dikan yang lebih tinggi maupun untuk memasuki kologi tersebut, tapi yang lebih penting adalah
lapangan kerja yang dalam masyarakat. Berkait- sejauh mana mahasiswa lebih memahami dan
an dengan hal tersebut maka semua fasilitas, menerima serta dapat bertingkah laku berdasar-
kondisi, proses kegiatan dan kebijakan yang ada kan konsep yang telah dipelajarinya.
pada suatu lembaga pendidikan semuanya ber- Upaya untuk menerapkan konsep-kon-
muara pada penciptaan kegiatan belajar yang sep psikologi, khususnya yang berkaitan dengan
maksimal pada peserta didik. Kondisi ini diha- aktivitas belajar, bagi mahasiswa Fakultas Ilmu
rapkan dapat menghasilkan output yang memi- Pendidikan, didukung oleh tersedianya materi-
liki kompetensi yang dapat diandalkan. materi kuliah yang mengkaji topik yang ber-
Upaya mempersiapkan mahasiswa Fa- kaitan dengan masalah belajar. Berdasarkan hal
kultas Ilmu Pendidikan UNM Makassar, sebagai tersebut dapat dikatakan bahwa semestinya ma-

41
42 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 16, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 41—46

hasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan mestinya masi/ pengetahuan/ keterampilan/ yang telah ada
menunjukkan aktivitas belajar berikut hasil be- (Hilgard, dalam makmun, 1981). Perubahan pe-
lajar yang lebih baik dibanding dengan Fakultas rilaku hasil belajar bahkan dapat berupa reduksi
yang lain. Namun demikian, pada kenyataannya atau penghilangan sikap kepribadian atau pe-
prestasi akademik yang dicapai oleh mereka re- rilaku tertentu yang tidak diharapkan. Namun
latif sama dengan yang diperoleh mahasiswa ju- demikian, perubahan-perubahan perilaku yang
rusan lainnya. Mahasiswa tidak atau kurang da- terjadi akibat proses kematangan, yang bersifat
pat mempraktekkan atau melakukan upaya-upa- instinktif, dan yang bersifat temporer (bersifat
ya belajar sebagaimana yang telah dipelajarinya. sementara) tidak tergolong sebagai perubahan
Salah satu factor yang mungkin menjadi penye- hasil belajar (Raka Joni dalam A.E.Abdullah,
bab tentang hal tersebut adalah rendahnya moti- 1992).
vasi belajar yang dimiliki mahasiswa, sehingga Pendekatan S-O-R atau Stimulus-Orga-
aktivitas belajar mahasiswa yang masih rendah nisme-Respons merupakan pendekatan yang ter-
atau belum maksimal, berikut menyebabkan masuk dalam kelompok atau orientasi behavior-
prestasi belajar yang juga masih rendah (belum ristik (perilaku). Pendekatan ini memandang
maksimal). bahwa perilaku belajar berlangsung melalui tiga
Secara psikologis faktor yang banyak tahap sebagai berikut: 1) tahap pertama (S-R-
diduga mempengaruhi adalah motivasi mahasis- Ow) : penerimaan input informasi. Pada tahap
wa dalam belajar. Hal ini diduga karena dosen ini input informasi (stimulus, S, berupa penjelas-
telah berusaha memfasilitasi mahasiswa dalam an, data, perintah, tugas dan sebagainya dalam
belajar, pustaka yang berada di perpustakaan/ bentuk lisan, tulisan, isyarat atau simbol) sam-
ruang baca sudah disediakan (meskipun belum pai dan diterima oleh pance indera (receptor, R),
lengkap), dan fasilitas penunjang lainnya telah kemudian dibaca dan diseleksi atau diperhatikan
disediakan (seperti jaringan internet). oleh peserta didik (organism-world, Ow) dan
Motivasi tersebut berkaitan dengan tu- disimpan dalam ingatan. 2) Tahap kedua (Ow ) :
juan atau harapan yang diinginkan oleh mahasis- pengolahan informasi. Pada tahap ini, peserta
wa mengikuti pelajaran dalam kelas. Seorang didik (Ow) mencamkan (mentransformasi infor-
mahasiswa yang memiliki motivasi hanya seke- masi yang telah ada dalam memorinya kedalam
dar untuk lulus dalam suatu mata kuliah, tentu bahasa yang biasa digunakan daam berpikirnya).
berbeda aktivitas belajarnya dengan mahasiswa Selanjutnya menafsirakan informasi itu (menurut
yang ingin menguasai materi kuliah sebagai per- kaidah-kaidah logikanya) berikutnya tugas atau
siapan untuk memasuki dunia kerja. Mahasiswa masalah dipecahkan atau dikerjakan (dengan
yang sekedar untuk lulus atau mendapat nilai mengasosiasikan,mendifferensiasikan,mengkom
yang baik dapat saja melahirkan perilaku-peri- parasikan, mensubsitusikan data atau informasi
laku yang kurang bersesuai dengan tuntutan be- yang ada) sehingga menghasilkan kesimpul-an,
lajar yang semestinya. Misalnya dengan berupa- generalisasi, interprestasi, dan keputusan-kepu-
ya sedemikian rupa untuk menyontek dalam tusan tertentu. 3) Tahap ketiga (Ow-e-R) : eks-
ujian, untuk mendapatkan nilai yang baik atau presi hasil pengolahan informasi. Pada tahap ini,
tinggi tidak hanya dengan belajar tapi dapat di- peserta didik menggunakan,menggerakkan ins-
peroleh dengan cara-cara tertentu. trument (efektor, R, berupa mulut, tangan, kakai
dan sebagainya) untuk mengekspresikan hasil
Di kalangan para ahli terdapat keragam-
pengolahan informasi dan tafsirannya, sehingga
an alam cara menjelaskan dan mendefinisikan
mewujudkan seperangkap pola-pola sambutan
tentang belajar (learning). Namun demikian,
atau perilaku (respons, R) sebagai jawaban
dari berbagai definisi yang diajukan terdapat
terhadap informasi (stimulus).
kesamaan pendapat bahwa perbuatan belajar itu
Menurut pandangan ini proses belajar
selalu menunjukkan kepada suatu proses peru-
pada peserta didik akan berjalan dengan lancer
bahan perilaku sebgai hasil praktik atau penga-
dan efektif jika proses itu berlangsung dalam
laman (Makmun, 1981., Suryabrata, 1987; Ah-
kondisi yang memungkinkan ketiga tahap ter-
madi dan Supriyono, 1991). Perubahan perilaku
sebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Se-
hasil belajar dapat berupa penemuan informasi
baliknya, suatu proses belajar mengalami suatu
atau penguasaan suatu keterampilan baru, dapat
hambatan atau peserta didik tersebut menglamai
berupa perubahan atau pengayan terhadap infor-
masalah dalam belajarnya jika proses tersebut
Anas & Aryani, Motivasi Belajar Mahasiswa 43

berjalan dimana ketiga tahapan itu tidak berjalan Jika si A ngin mendapatkan hadiah, maka ia
sebagai yang diharapkan. belajar dengan tekun.
Pandangan S-O-R ini tampaknya lebih Walgito (1985) bahwa seseorang berpe-
berfokus pada faktor-faktor eksternal. Berjalan- rilaku pasti berkaitan dengan tujuan ingin di-
nya ketiga tahapan tersebut lebih banyak capai, apa yang mendorongnya, dan apa yang
menuntut adanya pengkondisian dari lingkung- dituju, dengan kata lain bahwa perilaku manusia
an. Adapun proses internal yang terjadi sangat selalu menyangkut soal kebutuhan, apakah itu
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang ter- kebutuhan biologis atau psikologis.
cipta sehingga proses internal tersebut dapat The Liang Gie (dalam Cahyono, 1996),
berjalan sebagaimana yang diharapkan. mengatakan motivasi adalah pekerjaan yang
Menurut Kartono (1979), istilah moti- harus dilakukan oleh seorang manajer guna
vasi berasal dari kata latin yaitu “motivus” yang memberikan inspirasi, semangat dan dorongan
berarti sebab, alasan dasar, pikiran dasar, do- kepada orang lain, terutama karyawannya untuk
rongan seseorang untuk berbuat, atau ide pokok mengambil tindakan-tindakan. Teori yang men-
yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah dukung asumsi bahwa motivasi mempunyai
laku manusia. Pengertian ini bermakna bahwa pengaruh terhadap peningkatan kualitas kekar-
motivasi sangat mempengaruhi setiap aktivitas yaan guru. Gibson (1996) mengatakan bahwa
manusia. teori motivasi secara garis besarnya terbagi
Geitman (1989), menganggap bahwa dalam dua kategori, yaitu (1) teori kepuasan
motivasi itu berfungsi sebagai suatu keadaan yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor
internal organisme, bai pada manusia maupun dalam diri individu yang sifatnya mendorong,
pada hewan yang mendorongan untuk berbuat mengarahkan, mempertahankan, dan menghenti-
sesuatu yang juga berarti bahwa motivasi meru- kan perilaku, serta mencoba menentukan kebu-
pakan pemasok daya (energizer) untuk berting- tuhan-kebutuhan spesifik yang memotivasi
kah laku secara terarah. seseorang, dan (2) teori proses, yang memusat-
McDonald (1950),menggangap bahwa kan perhatian pada faktor-faktor di luar dari
motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam individu dengan menerangkan dan menganalisa
diri (pribadi) seseorang, yang ditandai dengan bagaimana perilaku didorong, diarahkan, diper-
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tahankan, dan dihentikan.
tujuan. Pengertian tersebut diatas, mengandung
tiga elemen penting yang saling berkaitan, yaitu: METODE
(1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan
energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi Penelitian ini adalah penelitian survei
disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem yang bersifat deskriktif kuantitatif. Penelitian ini
neurofisiologis dalam organisme manusia, misal- menggunakan sample penelitian. Teknik sample
nya: karena terjadinya perubahan dalam sistem yang digunakan adalah dengan teknik
pencernaan maka timbul motiv lapar. (2) Moti- proporsional random sampling. Proporsi terse-
vasi ditandai dengan munculnya perasaan but berdasarkan Jurusan yang telah terpilih se-
(affect-tive arousal), mula-mula berupa kete- cara random sederhana. Penelitian ini berupaya
gangan psiklogis, lau berupa suasanan emosi, mengungkap gambaran motivasi belajar, per-
kemudian menimbulkan tingkah laku yang ber- sepsi mahasiswa pada Fakultas Ilmu Pendidikan
motif. Perubahan ini dapat diamati pada peru- Universitas Negeri Makassar.
bahan seseorang misalnya : pada saat terlibat Batasan-batasan variable-variabel yang
dalam suatu disikusi, dia tertarik pada masalah dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut. (1).
yang sedang dibicarakan, karenanya ia bersuara/ Motivasi belajar diartikan sebagai alasan-alasan
mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang mendasari seorang mahasiswa melakukan
yang incar dan tepat. (3) Motivasi ditandai oleh kegiatan belajar. Alasan-alasan tersebut merupa-
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan yang ber- kan kebutuhan sebagaimana yang dikemukakan
motivasi memberikan respon-respon kearah oleh A.Maslow yaitu; kebutuhan biologis, kebu-
tujuan tertentu. Respon-respon itu berfungsi me- tuhan keamanan, kebutuhan, afiliasi, kebutuhan
ngurangi ketegangan yang disebabkan oleh penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi. (2).
perubahan energi dalam dirinya, sebagai contoh : Persepsi terhadap nilai yang diperoleh diartikan
44 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 16, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 41—46

sebagai pendapat tentang objektifitas nilai yang tugas dan beban yang diberikan kepadanya akan
didapat pada mata kuliah yang telah diikuti menghasilkan hasil yang semaksimal mungkin
secara keseluruhan. (3). Cara memperoleh kelu- guna kelancaran dan keberhasilannya dalam
lusan yaitu usaha-usaha yang dilakukan dalam perkuliahan, sebab suatu individu akan mencapai
rangka mencapai nilai lulus atau untuk menda- suatu keberhasilan bila ditunjang oleh motivasi
patkan nilai yang tinggi pada setiap mata kuliah yang baik dalam penyelesaian tugas, mengikuti
yang diikuti, usaha-usaha ini mencakup sebelum ujian dan hal–hal lain yang bersifat membangun
dan pada saat mengikuti ujian. demi kelancaran kegiatan keerhasilan perkuliah-
Populasi penelitian ini adalah seluruh an.
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan angkatan Berdasarkan analisis data lebih jauh
2011/2012 yang berada pada Kampus Tidung dapat dikemukakan bahwa meskipun persentase
Makassar Universitas Negeri Makassar. Pe- (62,89%) mahasiswa (sebagian besar) telah me-
ngumpulan data dilakukan dengan menggunakan miliki motivasi tinggi dalam hal mempersiapkan
instrument dalam bentuk angket. Angket diguna- diri mengikuti perkulihan, namun masih terdapat
kan untuk mengungkapkan tentang alasan- 37,11% mahasiswa yang masih memiliki moti-
alasan yang mendorong mahasiswa untuk belajar vasi yang rendah.
(baik yang bersifat internal maupun eksternal), Hal yang paling menarik dan sekaligus
pendapat mahasiswa tentang nilai yang diper- perlu mendapat perhatian dari pihak tenaga
oleh, dan cara yang ditempuh untuk mendapat- pendidik adalah keinginan mahasiswa mempel-
kan nilai yang tinggi pada mata kuliah yang ajari materi kuliah sebelum dibahas dalam kelas.
diprogramkan. Pada data tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Analisis data yang digunakan adalah a- 74,53% mahasiswa tidak melakukan hal tersebut
nalisis persentase (Hadi, 1999) dari tiap-tiap (motivasi rendah), kondisi ini menyebabkan
aspek dan analisis deskriktif dengan menghu- mahasiswa kurang memiliki kesiapan tentang
bung-hubungkan data-data yang diperoleh. Ana- konsep atau pemahaman tentang materi kuliah
lisis deskriktif ini mencakup kegiatan: pengerja- yang akan dibahas dalam kelas. Kondisi ini
an data, menatanya, mengkategorisasi, membuat mungkin yang menyebabkan mahasiswa kurang
pola, dan menguhubung-hubungkan data. kritis dalam mengukuti perkuliahan, mereka
cenderung menerima begitu saja konsep yang
berkembang dalam kelas, jarang mengajukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggan yang bermakna, atau mengajukan
Hasil penelitian yang dibahas dalam pertanyaan yang menunjukkan pendalaman
terdiri atas tiga bahagian, yaitu: Pertama, terhadap materi yang sedang dibahas.
motivasi belajar mahasiswa, baik dalam Motivasi mahasiswa FIP yang berhu-
mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, dan bungan dengan tujuan menghadiri perkuliahan
mengikuti ujian, kedua, persepsi mahasiswa ten- terdapat 63.84% mahasiswa memiliki motivasi
tang nilai yang diperoleh pada mata kuliah yang yang tergolong tinggi, sisanya sebanyak 36.16%
diikuti, ketiga cara mahasiswa untuk memper- mahasiswa yang masih memiliki motivasi yang
oleh kelulusan (nilai yang tinggi) pada mata tergolong rendah. Dari empat indikator berkaitan
kuliah yang diikuti. dengan tujuan menghadiri perkuliahan, ditemu-
Motivasi belajar mahasiswa, baik dalam kan bahwa dalam hal memenuhi kehadiran me-
mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, dan nunjukkan pada umumnya mahasiswa 94.88%
mengikuti ujian, hal ini menjadi perhatian pene- memiliki motivasi yang tinggi, sedangkan sisa-
liti kepada mahasiwa khusus karena motivasi nya 5.13% memiliki motivasi yang rendah. Agar
belajar mahasiswa akan memberi dampak baik tidak di anggap malas pada setiap perkulihan
kepada proses pembelajaran dalam perkuliahan. menunjukkan ada sebanyak 40.48% mahasiswa
Untuk itu motivasi memegang peranan penting yang memiliki motivasi yang tinggi, dan 59.59%
dalam peningkatan kualitas mahasiswa yang mahasiswa yang masih memiliki motivasi yang
baik, karena mahasiswa menjadikan motivasi rendah. Agar dipandang rajin, terdapat 37.50%
sebagai salah satu faktor pendorong dalam pe- mahasiswa agar dianggap rajin, dan 62.50%
ningkatan hasil belajar dan prestasi, sehingga yang tidak ingin di anggap rajin. Sedangkan
produktivitas kerjanya untuk menyelesaikan dalam hal menambah ilmu, ternyata ada 82.50%
dan terdapat 17.50% (pada umumnya) mahasis-
Anas & Aryani, Motivasi Belajar Mahasiswa 45

wa sangat jarang melakukannya (motivasi ren- sering keluar masuk, bosan dan jenuh dalam
dah). perkuliahan.
Dapat digambarkan bahwa motivasi ma- Mahasiswa memiliki persepsi tentang
hasiswa FIP berhubungan dengan tujuan meng- nilai yang ingin diperoleh pada mata kulaih
hadiri perkuliahan terdapat 63.84% mahasiswa dapat dilihat dengan rekapitulasi data dari
memiliki motivasi yang tergolong tinggi, sisanya keinginan mahasiswa mengikuti ujian dan ke-
sebanyak 36.16% mahasiswa yang masih memi- inginan mahasiswa memperoleh nilai A. berikut
liki motivasi yang tergolong rendah. Dari empat data yang menggambarkan persepsi mereka ter-
indikator berkaitan dengan tujuan menghadiri hadap nilai kuliahnya.
perkuliahan, ditemukan bahwa dalam hal meme- Dapat digambarkan bahwa motivasi ma-
nuhi kehadiran menunjukkan pada umumnya hasiswa berhubungan dengan keinginan mem-
mahasiswa 94.88% memiliki motivasi yang ting- peroleh nilai A terdapat 55.90% mahasiswa
gi, sedangkan sisanya 5.13% memiliki motivasi memiliki motivasi yang tergolong tinggi, sisanya
yang rendah. Agar tidak di anggap malas pada sebanyak 44.04% mahasiswa yang masih memi-
setiap perkulihan menunjukkan ada sebanyak liki motivasi yang tergolong rendah. Dari tiga
40.48% mahasiswa yang memiliki motivasi yang indikator berkaitan dengan keinginan memper-
tinggi, dan 59.59% mahasiswa yang masih oleh Nilai A, ditemukan bahwa dalam hal ke-
memiliki motivasi yang rendah. Agar dipandang inginan memperoleh nilai A dengan sungguh-
rajin, terdapat 37.50% mahasiswa agar dianggap sungguh
rajin, dan 62.50% yang tidak ingin di anggap Mahasiswa memperoleh kelulusan atau
rajin. Dalam hal menambah ilmu, 82.50% dan nilai tertinggi itu juga menjadi faktor motivasi
terdapat 17.50% (pada umumnya) mahasiswa mahasiswa besar. Dari hasil olahan data digam-
sangat jarang melakukannya (motivasi rendah). barkan bahwa motivasi mahasiswa berhubungan
Berdasarkan data tersebut lebih jauh dengan mempersiapkan diri untuk ujian, belajar
dapat dikemukakan bahwa meskipun persentase terdapat 51.35% mahasiswa memiliki motivasi
(63,84%) mahasiswa (sebagian besar) telah yang tergolong tinggi, sisanya sebanyak 48.65%
memiliki motivasi tinggi dalam hal mempersiap- mahasiswa yang masih memiliki motivasi yang
kan diri menghadiri perkulihan, namun masih tergolong rendah. Dari empat indikator berkaitan
terdapat 36,17% mahasiswa (sebagian kecil) dengan mempersiapkan diri untuk ujian, belajar,
yang masih memiliki motivasi yang rendah. Mempersiapkan diri untuk ujian sejak awal,
Meskipun secara kuantitas hal ini adalah kecil, ditemukan pada umumnya 66.67% memiliki mo-
namun persentase ini tergolong besar karena tivasi yang tinggi, sedangkan sisanya 33.32%
menyangkut motivasi dalam tujuan mahasiswa memiliki motivasi yang rendah. Data ini sangat
menghadiri kuliah di kelas. Terdapatnya sejum- menggambarkan bahwa semua mahasiswa per-
lah mahasiswa yang memiliki motivasi rendah siapan belajarnya sangat baik dalam mengikuti
dalam tujuan menghadiri kuliah, tentu akan ujian, dari awal pembelajaran sampai mendekati
mempengaruhi aktivitas belajarnya dalam perku- ujian mahasiswa semakin mempersiapakn diri,
liahan. Hal yang paling menarik dan sekaligus ini berarti mahasiswa sanagat memperhatikan
perlu mendapat perhatian adalah tujuan mahasis- pencapaian nilai yang diharapkannya sangat
wa hadir kuliah yaitu agar tidak dianggap rajin besar.
dalam menghadiri materi kuliah selama pela- Persepsi mahasiswa juga tentang peni-
jaran berlangsung di dalam kelas. Pada data ter- laian dosen sudah objektif dalam penilaian. Dari
sebut menunjukkan bahwa terdapat 63,50% ma- hasil analisis bahwa motivasi mahasiswa berhu-
hasiswa tidak melakukan hal tersebut (motivasi bungan dengan Penilaian Dosen yang objektif
rendah), kondisi ini menyebabkan mahasiswa Nilai yang diperoleh pada umumnya 61.54%
tidak dapat memamfaatkan waktu untuk penda- memiliki motivasi yang tinggi, sedangkan sisa-
laman ilmu dan mahasiswa tidak mengikuti jum- nya 38.48% memiliki motivasi yang rendah.
lah pertemuan kuliah awal sampai terakhir per- Penilain yang diberikan telah sangat
temuan kuliah. Kondisi ini mungkin yang objektif terhadapat kriterian menilai mahasiswa,
menyebabkan mahasiswa tidak mengikuti perku- mualai dari kehadiran, tugas sampai pada ujian.
liahan karena kurang memiliki motivasi untuk Hal ini berarti mahasiswa selalu menerima hasil
mengikuti proses belajar di kelas, mahasiswa ujian yang diberikan oleh doen di kelas dan
46 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 16, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 41—46

mahasiswa dapat mengukur kemampuan mereka untuk ditindak lanjuti. Perlu adanya pembenahan
sesuai dengan penilaian dosen prose pembelajaran sehingga mahasiswa bukan
hanya rajin dan mempersiapakan diri dalam
belajar tetapi perlu di perhatikan proses belajar
Pembahasan
sementara kuliah dan setelah kuliah. Sehingga
Hasil analisis dalam Proses belajar yang setelah proses perkuliahan dan menghadapi ujian
efektif sangat tergantung pada pengalaman suk- kuliah mahasiswa sudah semakin siap dan ter-
ses dalam menggunakan pola sambutan mengha- dapat keinginan untuk menyelesaikan studinya.
dapi tugas-tugas belajar sebelumnya. Aktifitas Nilai akan menjadi ukuran keberhasilan
belajar tentu akan menghasilkan proses yang mahasiswa dalam proses belajar di kelas.
baik jika di dorong oleh motivasi. Aktifitas bela- Ketercapaian hasil belajar mahasiswa FIP dapat
jar mahasiswa FIP yang dapat di gambarkan dari di gambarkan dari data keinginan mahaiswa
pembahasan ini dilihat dari mereka mengikuti untuk mengikuti ujian dan keinginan memper-
perkuliahan, mengerjakan tugas, dan mengikuti oleh nilai Amat bagus atau nilai A. terdapat 92,
ujian. Mahasiswa memiliki besar peluang untk 72 % mahasiswa berkeinginan mendapatkan ni-
bisa berhasil, hal ini sesuai hasil pengolahan lai A dan Cukup B atau lulus, angka ini sungguh
data dimana terdapat 62,89% mahasiswa yang sangat besar dilihat dari motivasi mahasiswa
memiliki sikap tersebut (motivasi tinggi). Kon- untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.
disi ini terjena terdapat sekitar 72, 43 % Tentunya hal ini bukan hanya dilihat dari nilai
mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dalam saja akan tetapai proses pencapaiannya
mempersiapkan diri mengikuti proses perku- mahasiswa perlu di persiapkan baik dari penye-
liahan. Mahasiswa dapat berhasil dalam lesaian tugas-tugas individu maupun kelompok
perkuliahan karena mereka banyak meluangkan yang diberikan oleh Dosen serta kehadiran di
waktu untuk belajar sebelum peruliahan serta kelas. Keinginan untuk memperoleh niai A ter-
mempersiapan peralatan untuk perkuliahan di golong semua mahasiswa FIP sungguh-sungguh
kelas. Tingkat kedisiplinan mahasiswa juga ingin mendapatkannya dapat dilihat dari data
semakin meningkat karena mereka mahasiswa rata-rata 55, 90 %.
FIP datang lebih awal sebelum perkuliahan Mahasiswa memperoleh kelulusan atau
dimulai. Dalam proses perkuliahan, Mahasiswa dengan nilai yang tinggi dapat digambarkan dari
masih jarang membuat catatan-catatan belajar mahasiswa FIP mempersiapkan diri mengikuti
bahkan motivasi untuk membaca kembali apa ujian, belajar di kelas. Terdapat rata-rata 51, 35
yang dipelajari masih kurang hal ini harus men- % memiliki motivasi ini yang tergiling tinggi.
dapat perhatian khusus dari pimpinan fakultas Sebanyak 77, 59 % dari memereka berpendapat
khususnya prodi atau jurusan masin-masing- memperoleh nilai yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA.

Abdullah, Ambo Enre .1992. Pokok-Pokok Layanan Makmun, A.S .1981. Psikologi pendidikan. Bandung:
Bimbingan Belajar. Ujung Pandang: FIP IKIP Pustaka Martina.
Ujung Pandang. Maslow. A.H. Motivation and Personality. New
Ahmadi, Abu & Supriono Widodo. 1991. Psikologi York: Paper and Low Publisher.
Belajar. Jakarta: PT Rinike Cipta. Purwanto, Ngalim 1990. Psikologi Pendidikan.
Dimyati & Mudjiono.1994. Belajar dan Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pembelajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Suryabrata, S. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. CV. Rajawali
Ditjen Dikti. Depdikbud. Winkell, W.S. (1984) Psikologi Pendidikan dan
Gibson, Ivancervick, Donelly. 1985. Organisasi, Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Perilaku, Struktur, Proese. Terjemahan oleh Winkell, W.S. (1991) Psikologi Pengajaran. Jakarta:
Drs. Djarkasih, MPA. 1996. Jakarta: Penerbit Grasindo.
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai