Anda di halaman 1dari 10

Jurnal

Jurnal
Fropil
Fropil VolVol
4 Nomor
4 Nomor
2 Juli-Des
2 Juli-Des
2016
2016

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN LAJU SEDIMENTASI


SUNGAI DAENG – KABUPATEN BANGKA BARAT

Roby Hambali
Email : rhobee04@yahoo.com

Yayuk Apriyanti
Email : yayukapriyanti@ymail.com

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Kampu Terpadu UBB Balunijuk, Merawang, Kab. Bangka

ABSTRAK
Pada banyak kasus yang ditemui di Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami pendangkalan yang
signifikan akibat sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan yang dipercepat (accelerated
erosion). Prediksi laju sedimentasi (sedimentation rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen sungai di Pulau Bangka (studi
kasus Sungai Daeng, Kabupaten Bangka Barat), sehingga dapat diperkirakan laju sedimentasi
yang terjadi dengan menggunakan Persamaan Duboys. Prediksi kecepatan sedimentasi didasarkan
pada karakteristik sedimen yang terdiri dari ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific
weigh) dan berat jenis (sepecific gravity) serta kecepatan jatuh (fall velocity). Hasil penelitian
menunjukkan gradasi partikel sedimen terdiri dari pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, kerikil
halus dan kerikil kasar dengan diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25 mm dan diameter median
3 3
(D50) 0,5-1,52 mm. Berat volume sedimen berkisar antara 0,808 t/m sampai 0,934 t/m , sedangkan
nilai berat jenis berkisar antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan jatuh partikel sedimen menunjukkan
hubungan logaritmik terhadap ukuran rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836 m/s. Laju transpor
material dasar per satuan lebar sungai (qs) meningkat dengan meningkatnya kedalaman mengikuti
fungsi persamaan geometrik dengan nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar 197.315 kg/s/m
pada bagian hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian hilir.
Kata Kunci: Sungai, Karakteristik sedimen, Laju sedimentasi

PENDAHULUAN terancam tidak terpenuhinya kebutuhan air


Sungai Daeng memiliki nilai yang strategis bersih karena reservoir yang digunakan
bagi masyarakat Bangka Barat, di oleh PAM sudah mengalami pendangkalan
dalamnya terdapat ketergantungan parah akibat sedimentasi. Keberadaan
masyarakat yang tinggi terhadap sedimen dalam batas tertentu merupakan
ketersedian air bersih yang berasal dari bagian dari dinamika keseimbangan alami
sungai (PAM). Balai Pengelolaan Daerah di sungai. Keberadaan sedimen yang
Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa-Cerucuk berlebih dapat mempengaruhi karakteristik
dalam Laporan Model DAS Mikro Sungai dan menimbulkan masalah yang berkaitan
Daeng DAS Muntok SWPDAS Mancung dengan kehidupan manusia, seperti banjir
(2011) menyatakan sekitar 2000 pelanggan dan penurunan kualitas air. Sebagi contoh,
PAM di Kabupaten Bangka Barat akan kedalaman sungai berkurang apabila

Jurnal
Jurnal
Teknik
Teknik
Sipil
Sipil
Fakultas
Fakultas
Teknik
Teknik
Universitas
Universitas
Bangka
Bangka
Belitung
Belitung 165165
terjadi sedimentasi. Hal ini berdampak komponen mineral batuan oleh reaksi
pada pengurangan kapasitas tampang kimia. Dekomposisi mencakup proses
sungai, atau dengan kata lain kemampuan karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi.
sungai dalam mengalirkan air semakin Karakteristik butiran mineral dapat
kecil. Pada banyak kasus yang ditemui di menggambarkan properti sedimen, antara
Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami lain ukuran (size), bentuk (shape), berat
pendangkalan yang signifikan akibat volume (specific weight), berat jenis
sedimentasi yang bersumber dari erosi (specipfic gravity) dan kecepatan
lahan yang dipercepat (accelerated jatuh/endap (fall velocity).
erosion).
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan
Prediksi laju sedimentasi (sedimentation material batuan yang telah diangkut oleh
rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan terjadi, air membawa batuan mengalir ke
scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut.
sungai. Berbagai metode tersedia untuk Pada saat kekuatan pengangkutannya
prediksi kecepatan sedimentasi, antara lain berkurang atau habis, batuan diendapkan di
Duboys Formula, Meyer-Peter Formula, daerah aliran air (Anwas, 1994).
Einstein Bed-Load Function, Modified
Ukuran Partikel Sedimen
Einstein Procedure, Colby‟s 1957 Method
Ukuran partikel merupakan karakteristik
dan Colby‟s 1964 Method. Pada umumnya
sedimen yang dapat diukur secara nyata.
prediksi kecepatan sedimentasi dapat
Abdul Ghani, dkk. (2012) menggunakan
didasarkan pada karakteristik sedimen
klasifikasi berdasarkan standar U.S. Army
yang terdiri dari ukuran (size), bentuk
Corps Engineer (USACE) untuk analisa
(shape), berat volume (specific weigh) dan
saringan sampel sedimen. Syahrul
berat jenis (sepecific gravity) serta
Purnawan, dkk. (2011) menngunakan
kecepatan jatuh (fall velocity). Dengan
teknik analisis penyaringan dengan metode
mengidentifikasi variabel-variabel
ayak basah yang menggunakan saringan
karakteristik sedimen, maka laju
sedimen bertingkat dengan diameter
sedimentasi di sungai (pada titik tinjauan)
berbeda-beda (4,75 mm, 1,7 mm, 250 µ m,
dapat diperkirakan.
850 µ m, 150 µ m). Beberapa ahli
hidraulika menggunakan klasifikasi ukuran
TINJAUAN PUSTAKA butiran menurut AGU (American
Sedimen dan Sedimentasi Geophysical Union) sebagaimana yang
Ponce (1989) menyebutkan bahwa ditunjukkan pada Tabel 1. Ponce (1989)
sedimen adalah produk disintegrasi dan menyatakan bahwa batu besar (boulders)
dekomposisi batuan. Disintegrasi dan krakal (cobbles) dapat diukur
mencakup seluruh proses dimana batuan tersendiri, kerikil (gravel) dapat diukur
yang rusak/pecah menjadi butiran-butiran tersendiri atau dengan ayakan, dan pasir
kecil tanpa perubahan substansi kimiawi. diukur dengan ayakan. Ayakan nomor
Dekomposisi mengacu pada pemecahan 200 digunakan
untuk memisahkan partikel pasir dari lempung dipisahkan dengan mengukur
partikel yang lebih halus seperti lumpur perbedaan kecepatan jatuhnya pada air
dan lempung, sedangkan lumpur dan diam.
Tabel 1. Klasifikasi ukuran butiran menurut American Geophysical Union

Sumber: Garde & Raju, 1985


Volume dan Berat Jenis Sedimen (1989), kecepatan jatuh merupakan fungsi
Berat volume (specific weight) sedimen ukuran, bentuk, berat volume partikel,
adalah berat butir partikel sedimen setiap berat volume dan kekentalan air di
satu satuan volume, sedangkan berat jenis sekitarnya. Untuk partikel dengan bentuk
(specific gravity) sedimen adalah rasio yang tidak bulat (spherical), kecepatan
berat butir partikel sedimen terhadap berat jatuhnya dapat dinyatakan dengan:
1/2
volume air (Ponce, 1989). Berat jenis  4 gds s  
w
  .......................... (1)
sedimen pada umumnya diperkirakan
 3 CD
sekitar 2,65, kecuali untuk material yang
berat seperti magnetit (berat jenis 5,18). dimana:
w = kecepatan jatuh (m/s)
Kecepatan Jatuh g = percepatan gravitasi (9,81 m/s )
2

Kecepatan jatuh (fall velocity) partikel ds = diameter partikel (mm)


merupakan kecepatan akhir sedimen untuk CD = koefisien larutan/drag coefficient
(tidak berdimensi)
mengendap pada air diam. Menurut Ponce
s = berat volume partikel (g/cm3)
 = berat volume air (1,0 g/cm )
3
q s  D 0    ............................... (4)
Drag coefficient merupakan fungsi angka  0 c

 0  dS0 (5)
Reynold dari partikel R, yang ditentukan ...............................................
dengan: dimana:
qs = laju transpor material dasar per
 wd s  satuan lebar sungai (kg/s/m)
R ............................................

(2)  v 
D = parameter dari fungsi ukuran
3
partikel (m /kg/s)
v adalah kekentalan kinematik cairan. 0 = tegangan geser dasar (kg/m2)
2
Untuk angka Reynold partikel lebih kecil c = tegangan tarik kritis (kg/m )
dari 0,1, maka CD=24/R. Dengan men- S0 = kemiringan energi
substitusi nilai CD ini ke dalam Persamaan Nilai D dan tegangan tarik kritis yang
2.1, maka mengarah pada hukum Stoke digunakan pada Persamaan Duboys
(Stokes‟ law): ditunjukkan pada Gambar 1.

 gd 2  s 
w  
(3)   ..............................
 18v   
Untuk angka Reynol partikel lebih besar
dari 0,1, CD masih merupakan fungsi
angka Reynold, tetapi hubungannya tidak
dapat digambarkan dalam bentuk analitis.
Oleh karena kecepatan jatuh bervariasi
terhadap suhu dan kekentalan, dua partikel Gambar 1. Nilai D dan c yang digunakan
dengan ukuran, bentuk dan berat jenis pada Persamaan Duboys
yang sama jatuh pada dua cairan dengan
kekentalan yang berbeda atau pada cairan METODE PENELITIAN
yang sama dengan suhu yang berbeda, Lokasi Studi
maka akan memiliki kecepatan jatuh yang Lokasi penelitian yang ditetapkan adalah
berbeda. Sungai Daeng, DAS Muntok di Kabupaten
Laju Sedimentasi Bangka Barat (Gambar 2). Sungai Daeng
Pada praktek di lapangan, muatan sedimen, dipilih sebagai lokasi studi kasus karena
debit sedimen dan laju transpor sedimen memiliki permasalah sedimen yang cukup
merupakan hal yang sama. Prediksi berat. Selain itu beberapa data pendukung
transpor sedimen berkenaan dengan yang berkaitan dengan Sungai Daeng
perkiraan laju transpor sedimen dalam tersedia cukup banyak.
kondisi aliran seimbang (misal steady
uniform flow). Banyak formula yang dapat
digunakan untuk melakukan prediksi
transpor sedimen, diantaranya adalah
Persamaan Duboys sebagaimana berikut:
2.0
Legend

Ground

Bank Sta

1.5

Elevasi (m)
1.0

0.5
0.0
0 2 4 6 8 0 12 14 16 18

Stasiun (m)

Gambar 4. Penampang melintang sungai


bagian tengah
2.0 Legend

Ground

Bank Sta

1.5

Elevasi (m)
Titik 1.0

pengamatan
0.5

Gambar 2. Peta Model DAS Mikro Sungai 0.0


0 5 10 15 20 25 30 35

Stasiun (m)

Daeng Gambar 5. Penampang melintang sungai


Kegiatan Lapangan bagian hilir
Kegiatan di lapangan terdiri dari Kegiatan Laboratorium
pengambilan sampel sedimen dan Kegiatan laboratorium terdiri dari analisa
pengukuran penampang sungai (lebar dan saringan (shive analysis), berat jenis dan
kedalaman). Pengambilan sampel sedimen berat volume tanah. Analisa saringan
dan pengukuran penampang sungai dimaksudkan untuk menentukan jenis
dilakukan pada alur sungai yang lurus dan material sedimen berdasarkan butiran. Dari
pada belokan sungai. Sampel sedimen pengujian ini didapatkan jumlah dan
yang diambil adalah sedimen dasar (bed- distribusi ukuran sedimen dengan
load) pada tiga bagian penampang sungai, menggunakan saringan yang sesuai dengan
yaitu sisi tengah dan sisi pinggir (belokan standar ASTM D 422. Pengujian berat
dalam dan belokan luar pada sungai yang volume dilakukan melalui dua pengujian,
berbelok). Gambar Penampang Sungai yaitu berat volume lepas dan berat volume
disajikan pada Gambar 3 sampai Gambar padat. Pengujian berat jenis sedimen
5. dilakukan berdasarkan SNI 1964:2008.
2.5 Legend
Standar ini menetapkan prosedur uji untuk
2.0
Bank Sta
menentukan berat jenis tanah lolos
saringan 4,75 mm (no.4) menggunakan
Elevasi (m)

1.5

1.0 alat piknometer. Apabila tanah


0.5 mengandung partikel lebih besar dari
0.0
0 2 4 6 8 10 saringan No.4, maka bagian tertahan
Stasiun (m)

Gambar 3. Penampang melintang sungai saringan No.4 diuji sesuai dengan SNI 03-

pada Gambar 6.
Jurn
Jurn
al Fropil
al Fropil VolVol
4 Nomor
4 Nomor
2 Jul
2 iJ-ul
Die-sD2016
es 2016

Mulai

Pengambilan sampel Analisa literature dan Pengukuran


peta topografi penampang sungai

Pengujian berat jenis Analisa


dan berat volume saringan

Gs s d50  S0 d b

c dan D
0 (Pers. 2.5)
(Gambar 2.1)

qs (Pers 2.4) Qs

Selesai

Gambar 6. Bagan alir analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gradasi Butiran Sedimen
Hasil analisis saringan disajikan dalam
grafik gradasi butiran sedimen. Selain itu,
sedimen akan diklasifikasi berdasarkan
standar AGU dan cara unifikasi tanah.
Gambar 7 sampai Gambar 9 menunjukkan Gambar 8. Grafik gradasi butir sedimen
grafik gradasi butiran sedimen pada tiap bagian tengah
bagian sungai.

Gambar 9. Grafik gradasi butir sedimen


Gambar 7. Grafik gradasi butir sedimen bagian hilir
bagian hulu
Bagian hulu kanan merupakan belokan Tabel 3. Klasifikasi ukuran butiran
dalam, sedangkan bagian hulu kiri sedimen bagian tengah berdasarkan AGU
merupakan belokan luar sungai. Bagian No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU

tengah dan bagian hilir semuanya 1 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
merupakan bagian sungai yang lurus. Hasil pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
klasifikasi sedimen bagian hulu dengan halus serta terdiri dari 0,07
% tanah lumpur dan lempung
cara unifikasi tanah sebagaimana 2 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
menunjukkan bahwa pada bagian kanan pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
(belokan dalam) dan bagian kiri (belokan halus serta terdiri dari 0,05
luar) didominasi oleh sedimen dengan % tanah lumpur dan lempung
3 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
butiran pasir sedang, sedangkan pada kiri kerikil halus, kerikil sangat halus,
pasir sangat kasar, pasir kasar,
bagian tengah lebih didominasi oleh pasir pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
halus serta terdiri dari 0,05
sedang, kerikil kasar, dan kerikil halus. % tanah lumpur dan lempung

Sedangkan berdasarkan AGU (American


Hasil klasifikasi sedimen bagian hilir
Geophysical Union) ditunjukkan pada
dengan cara unifikasi tanah menunjukkan
Tabel 2. Hasil klasifikasi sedimen bagian
bahwa pada bagian kanan dan bagian
tengah dengan cara unifikasi tanah
tengah didominasi oleh sedimen dengan
menunjukkan bahwa pada bagian kanan
butiran pasir sedang, sedangkan pada
dan bagian kiri didominasi oleh sedimen
bagian kiri didominasi pasir sedang dan
dengan butiran pasir sedang, sedangkan
pasir halus. Tabel 4 merupakan klasifikasi
pada bagian tengah didominasi pasir
sedimen bagian hilir berdasarkan AGU.
sedang dan pasir kasar. Klasifikasi butiran
sedimen berdasarkan AGU ditunjukkan Tabel 4. Klasifikasi ukuran butiran
sedimen bagian hilir berdasarkan AGU
pada Tabel 3.
No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU
Tabel 2. Klasifikasi ukuran butiran 1 Hilir bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
sedimen bagian hulu berdasarkan AGU kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
halus serta terdiri dari 0,14
No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU % tanah lumpur dan lempung
2 Hilir bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
1 Hulu bagian Terdiri dari tanah kerikil kasar,
tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
kanan kerikil sedang, kerikil halus,
pasir sangat kasar, pasir kasar,
kerikil sangat halus, pasir sangat
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
kasar, pasir kasar, pasir sedang,
halus serta terdiri dari 0,12
pasir halus, pasir sangat halus
% tanah lumpur dan lempung
serta terdiri dari 0,08 % tanah
3 Hilir bagian kiri Terdiri dari tanah kerikil sedang,
lumpur dan lempung.
kerikil halus, kerikil sangat halus,
2 Hulu bagian Terdiri dari tanah kerikil sangat
pasir sangat kasar, pasir kasar,
tengah kasar, kerikil kasar, kerikil
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
sedang, kerikil halus, kerikil
halus serta terdiri dari 0,67
sangat halus, pasir sangat kasar, % tanah lumpur dan lempung
pasir kasar, pasir sedang, pasir
halus, pasir sangat halus serta
terdiri dari 0,12 % tanah lumpur Berat Volume Sedimen
dan lempung.
3 Hulu bagian kiri Terdiri dari tanah kerikil kasar, Hasil pengujian berat volume
kerikil sedang, kerikil halus,
kerikil sangat halus, pasir sangat menunjukkan bahwa berat volume sedimen
kasar, pasir kasar, pasir sedang, 3
pasir halus, pasir sangat halus berkisar antara 0,808 t/m sampai 0,934
serta terdiri dari 0,13% tanah 3
lumpur dan lempung. t/m . Umumnya pada semua bagian
menunjukkan nilai yang tidak jauh disetiap penampang dengan kisaran antara
3
berbeda, yaitu rata-rata di bawah 0,9 t/m 1,39-4,75 mm, kecuali pada bagian tengah
yang lebih didominasi pasir sedang, panampang hulu dengan nilai 13,25 mm.
kecuali pada bagian hulu tengah. Hal ini Hal ini disebabkan oleh butiran-butiran
dikarenakan pada bagian hulu tengah lebih yang lebih kasar akan lebih cepat jatuh
didominasi oleh pasir sedang, kerikil kasar, dibanding dengan butiran yang lebih halus,
dan kerikil halus. Tabel 5 merupakan sehingga pada bagian hulu lebih di
rekapitulasi hasil pengujian berat volume dominasi butiran kasar.
sedimen pada bagian hulu, tengah dan Kecepatan jatuh partikel sedimen yang
hilir. dihitung berdasarkan Persamaan (1)
Tabel 5. Berat volume sedimen sungai disajikan pada Tabel 6. Kecepatan jatuh
3
(t/m ) partikel sedimen menunjukkan besaran
Penampang dengan pola yang sama terhadap ukuran
Bagian
Hulu Tengah Hilir rerata sedimen. Kecepatan jatuh dan
Kanan 0.871 0.821 0.849 ukuran rerata partikel sedimen membentuk
Tengah 0.934 0.874 0.881 suatu hubungan logaritmik dengan nilai
Kiri 0.808 0.862 0.849 koefisien korelasi Pearson (r) sebesar
0.973 (Gambar 10).
Berat Jenis Sedimen
Tabel 6. Rekapitulasi nilai drag coefficient
Nilai berat jenis pada tiap penampang (CD), angka Reynold (R) dan kecepatan
bervariasi karena dipengaruhi oleh jatuh (w)
persentase sedimen yang lolos saringan Penampang Parameter
Bagian penampang
Kanan Tengah Kiri
No.4 dan suhu, serta persentase tanah yang
CD 0.426 0.410 0.400
tertahan No.4. Nilai berat jenis berkisar Hulu R 1380.042 11071.286 2404.674
antara 2,55 sampai 2,69 diambil dari rata- w (m/s) 0.412 0.836 0.506

rata berat jenis berdasarkan kedua SNI CD 0.645 0.435 0.495


Tengah R 359.983 1215.280 742.637
sesuai dengan perhitungan yang ada di SNI
w (m/s) 0.229 0.392 0.319
03-1964-2008 CD 0.568 0.520 0.700
Hilir R 502.662 637.964 287.795
Kecepatan Jatuh (Fall Velocity) Sedimen
w (m/s) 0.267 0.298 0.207
Kecepatan jatuh sedimen merupakan
fungsi ukuran, bentuk, berat volume 1.0

partikel, berat volume dan kekentalan air 0.8


Ke cepatan Jatuh (m/s )

di sekitarnya. Oleh karena ukuran partikel 0.6


y = 0.2792ln(x) + 0.0904
sedimen tidak seragam pada suatu
0.4
penampang, maka digunakan diameter
rata-rata (Dm), dimana Dm didapat 0.2

berdasarkan jumlah total dari perkalian 0.0


0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
antara persentase berat setiap bagian 14.00
Diame te r (mm)
ukuran butir. Nilai Dm hampir merata
Gambar 10. Hubungan antara diameter
rerata (Dm) dan kecepatan jatuh (w) Tabel 9. Laju sedimentasi pada penampang
partikel sedimen hilir
Kedalaman Lebar qs
Laju Sedimentasi (m) sungai (m) (kg/s/m) Qs (kg/s)
Laju sedimentasi, selain dipengaruhi oleh 0.2 15.21 6.354 96.641
ukuran partikel sedimen, juga dipengaruhi 0.4 17.8 26.463 471.033
oleh debit yang melewati penampang 0.6 18.88 60.326 1138.961
0.8 25.48 107.945 2750.440
tersebut, dimana debit aliran merupakan
1.0 26.72 169.319 4524.197
fungsi dari kedalaman aliran (d), lebar
1.2 27.88 244.447 6815.195
sungai (b) dan kemiringan energi (S0). 1.4 29.14 333.331 9713.269
Berdasarkan analisis terhadap peta 1.6 30.26 435.97 13192.446
topografi daerah tangkapan air Sungai
Berdasarkan nilai kedalaman pada masing-
Daeng, kemiringan energi rerata sebesar
masing penampang, dapat ditentukan lebar
0,0089. Dengan menggunakan Persamaan
sungai (b). Dengan demikian laju
(4), laju transpor material dasar per satuan
sedimentasi untuk satu penampang sungai
lebar sungai (qs) untuk berbagai kedalaman
(Qs) dapat dihitung. Hubungan antara
di seluruh penampang sungai disajikan
kedalaman (d) dan laju transpor material
pada Tabel 7 sampai Tabel 9.
dasar per satuan lebar sungai (qs) disajikan
Tabel 7. Laju sedimentasi pada penampang pada Gambar 11.
hulu
500
Kedalaman Lebar qs 450 Penampang Hulu
(m) sungai (m) (kg/s/m) Qs (kg/s) 400 Penampang Tengah
Penampang Hilir
0.2 3.25 2.727 8.861 350
300
q s (kg/s /m)

0.4 3.44 11.721 40.321


250
0.6 3.57 26.984 96.331 200
0.8 3.88 48.514 188.234 150

1.0 4.47 76.312 341.116 100


50
1.2 5.27 110.379 581.695
0
1.4 5.98 150.713 901.262 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8
Ke dalaman (m)
1.6 6.68 197.315 1318.063
Gambar 11. Hubungan antara kedalaman
Tabel 8. Laju sedimentasi pada penampang (d) dan laju transpor material dasar per
tengah satuan lebar sungai (qs)
Kedalaman Lebar qs Gambar 11 menunjukkan bahwa laju
(kg/s/m) Qs (kg/s)
(m) sungai (m) transpor material dasar per satuan lebar
0.2 7.78 4.873 37.912
sungai (qs) meningkat dengan
0.4 14.13 20.44 288.822
0.6 14.13 46.702 659.897 meningkatnya kedalaman mengikuti fungsi
0.8 14.13 83.658 1182.081 persamaan geometrik dengan nilai
1.0 14.13 131.307 1855.374 maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar
1.2 14.13 189.652 2679.777 197.315 kg/s/m pada bagian hulu, 338.423
1.4 14.13 258.69 3655.289 kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97
1.6 14.13 338.423 4781.910
kg/s/m pada bagian hilir.
KESIMPULAN SWPDAS Mancang, BPDAS
Berdasarkan data dan pembahasan dari Baturusa-Cerucuk, Pangkalpinang.
penelitian, maka dapat disimpulkan antara
Anwas, M, 1994, Bentuk Muka Bumi,
lain: http:// elcom.umy.ac. id/elschool
/muallimin_muhammadiyah /file.
1. Gradasi partikel sedimen terdiri dari
php/1/materi/Geografi /Bentuk%20
pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, muka%20bumi. Pdf, diakses pada
kerikil halus dan kerikil kasar dengan tanggal 20 April 2015.
diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25
ASTM D 422, 2007, Standard Test Method
mm dan diameter median (D50) 0,5-1,52 for Particle-Size Analysis of Soils.
mm. Berat volume sedimen berkisar
antara 0,808 t/m3 sampai 0,934 t/m3, Bowles. J.E.,1993, Sifat-sifat Fisis dan
Geoteknis Tanah, Edisi Kedua,
sedangkan nilai berat jenis berkisar
Erlangga, Jakarta.
antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan
jatuh partikel sedimen menunjukkan Garde, R.J., Raju, K.G.R., 1985,
hubungan logaritmik terhadap ukuran Mechanics of Sediment
Transportation and Alluvial Stream
rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836
Problems, Second Edition, Wiley
m/s. Eastern Limited, Roorkee, India.
2. Laju transpor material dasar per satuan
lebar sungai (qs) meningkat dengan Ponce, V.M., 1989, Engineering
Hydrology, Principles and Practice,
meningkatnya kedalaman mengikuti Prentice-Hall Inc., New Jersey.
fungsi persamaan geometrik dengan
nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m Purnawan, Syahrul., Setiawan, Ichsan.,
Marwantim, 2012, Studi sebaran
sebesar 197.315 kg/s/m pada bagian
sedimen berdasarkan ukuran butir di
hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian perairan Kuala Gigieng, Kabupaten
tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian Aceh Besar, Provinsi Aceh, Jurnal
hilir. Depik Vol 1 Nomor 1, Hal 31-36.

Khatib Anwar., Adriati, Yolly., Wahyudi.


DAFTAR PUSTAKA AE., Analisis Sedimentasi dan
Abdul Ghani. N.A.A., Othman. N., Alternatif Penanganannya di
Baharudin. M.K.H, 2012, Study on Pelabuhan Selat Baru Bengkalis,
Characteristics of Sediment and Prosiding pada Konferensi Nasional
Sedimentation Rate at Sungai Teknik Sipil ke 7, Surakarta.
Lembing, Kuantan, Pahang, Precedia
SNI 1964:2008, Cara Uji Berat Jenis
Engineering of Malaysian Technical
Tanah, Badan Standarisasi Nasional.
Universities Conference on
Engineering & Technology 2012, SNI 03-1969-1990, Metode Pengujian
MUCET 2012 Part 3 - Civil and Berat Jenis dan Penyerapan Air
Chemical Engineering. Agregat Kasar, Badan Standarisasi
Nasional.
Anonim, 2011, Laporan Model DAS Mikro
Sungai Daeng DAS Muntok

Anda mungkin juga menyukai