ID Studi Karakteristik Sedimen Dan Laju Sed
ID Studi Karakteristik Sedimen Dan Laju Sed
Jurnal
Fropil
Fropil VolVol
4 Nomor
4 Nomor
2 Juli-Des
2 Juli-Des
2016
2016
Roby Hambali
Email : rhobee04@yahoo.com
Yayuk Apriyanti
Email : yayukapriyanti@ymail.com
ABSTRAK
Pada banyak kasus yang ditemui di Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami pendangkalan yang
signifikan akibat sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan yang dipercepat (accelerated
erosion). Prediksi laju sedimentasi (sedimentation rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen sungai di Pulau Bangka (studi
kasus Sungai Daeng, Kabupaten Bangka Barat), sehingga dapat diperkirakan laju sedimentasi
yang terjadi dengan menggunakan Persamaan Duboys. Prediksi kecepatan sedimentasi didasarkan
pada karakteristik sedimen yang terdiri dari ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific
weigh) dan berat jenis (sepecific gravity) serta kecepatan jatuh (fall velocity). Hasil penelitian
menunjukkan gradasi partikel sedimen terdiri dari pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, kerikil
halus dan kerikil kasar dengan diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25 mm dan diameter median
3 3
(D50) 0,5-1,52 mm. Berat volume sedimen berkisar antara 0,808 t/m sampai 0,934 t/m , sedangkan
nilai berat jenis berkisar antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan jatuh partikel sedimen menunjukkan
hubungan logaritmik terhadap ukuran rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836 m/s. Laju transpor
material dasar per satuan lebar sungai (qs) meningkat dengan meningkatnya kedalaman mengikuti
fungsi persamaan geometrik dengan nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar 197.315 kg/s/m
pada bagian hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian hilir.
Kata Kunci: Sungai, Karakteristik sedimen, Laju sedimentasi
Jurnal
Jurnal
Teknik
Teknik
Sipil
Sipil
Fakultas
Fakultas
Teknik
Teknik
Universitas
Universitas
Bangka
Bangka
Belitung
Belitung 165165
terjadi sedimentasi. Hal ini berdampak komponen mineral batuan oleh reaksi
pada pengurangan kapasitas tampang kimia. Dekomposisi mencakup proses
sungai, atau dengan kata lain kemampuan karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi.
sungai dalam mengalirkan air semakin Karakteristik butiran mineral dapat
kecil. Pada banyak kasus yang ditemui di menggambarkan properti sedimen, antara
Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami lain ukuran (size), bentuk (shape), berat
pendangkalan yang signifikan akibat volume (specific weight), berat jenis
sedimentasi yang bersumber dari erosi (specipfic gravity) dan kecepatan
lahan yang dipercepat (accelerated jatuh/endap (fall velocity).
erosion).
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan
Prediksi laju sedimentasi (sedimentation material batuan yang telah diangkut oleh
rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan terjadi, air membawa batuan mengalir ke
scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut.
sungai. Berbagai metode tersedia untuk Pada saat kekuatan pengangkutannya
prediksi kecepatan sedimentasi, antara lain berkurang atau habis, batuan diendapkan di
Duboys Formula, Meyer-Peter Formula, daerah aliran air (Anwas, 1994).
Einstein Bed-Load Function, Modified
Ukuran Partikel Sedimen
Einstein Procedure, Colby‟s 1957 Method
Ukuran partikel merupakan karakteristik
dan Colby‟s 1964 Method. Pada umumnya
sedimen yang dapat diukur secara nyata.
prediksi kecepatan sedimentasi dapat
Abdul Ghani, dkk. (2012) menggunakan
didasarkan pada karakteristik sedimen
klasifikasi berdasarkan standar U.S. Army
yang terdiri dari ukuran (size), bentuk
Corps Engineer (USACE) untuk analisa
(shape), berat volume (specific weigh) dan
saringan sampel sedimen. Syahrul
berat jenis (sepecific gravity) serta
Purnawan, dkk. (2011) menngunakan
kecepatan jatuh (fall velocity). Dengan
teknik analisis penyaringan dengan metode
mengidentifikasi variabel-variabel
ayak basah yang menggunakan saringan
karakteristik sedimen, maka laju
sedimen bertingkat dengan diameter
sedimentasi di sungai (pada titik tinjauan)
berbeda-beda (4,75 mm, 1,7 mm, 250 µ m,
dapat diperkirakan.
850 µ m, 150 µ m). Beberapa ahli
hidraulika menggunakan klasifikasi ukuran
TINJAUAN PUSTAKA butiran menurut AGU (American
Sedimen dan Sedimentasi Geophysical Union) sebagaimana yang
Ponce (1989) menyebutkan bahwa ditunjukkan pada Tabel 1. Ponce (1989)
sedimen adalah produk disintegrasi dan menyatakan bahwa batu besar (boulders)
dekomposisi batuan. Disintegrasi dan krakal (cobbles) dapat diukur
mencakup seluruh proses dimana batuan tersendiri, kerikil (gravel) dapat diukur
yang rusak/pecah menjadi butiran-butiran tersendiri atau dengan ayakan, dan pasir
kecil tanpa perubahan substansi kimiawi. diukur dengan ayakan. Ayakan nomor
Dekomposisi mengacu pada pemecahan 200 digunakan
untuk memisahkan partikel pasir dari lempung dipisahkan dengan mengukur
partikel yang lebih halus seperti lumpur perbedaan kecepatan jatuhnya pada air
dan lempung, sedangkan lumpur dan diam.
Tabel 1. Klasifikasi ukuran butiran menurut American Geophysical Union
0 dS0 (5)
Reynold dari partikel R, yang ditentukan ...............................................
dengan: dimana:
qs = laju transpor material dasar per
wd s satuan lebar sungai (kg/s/m)
R ............................................
(2) v
D = parameter dari fungsi ukuran
3
partikel (m /kg/s)
v adalah kekentalan kinematik cairan. 0 = tegangan geser dasar (kg/m2)
2
Untuk angka Reynold partikel lebih kecil c = tegangan tarik kritis (kg/m )
dari 0,1, maka CD=24/R. Dengan men- S0 = kemiringan energi
substitusi nilai CD ini ke dalam Persamaan Nilai D dan tegangan tarik kritis yang
2.1, maka mengarah pada hukum Stoke digunakan pada Persamaan Duboys
(Stokes‟ law): ditunjukkan pada Gambar 1.
gd 2 s
w
(3) ..............................
18v
Untuk angka Reynol partikel lebih besar
dari 0,1, CD masih merupakan fungsi
angka Reynold, tetapi hubungannya tidak
dapat digambarkan dalam bentuk analitis.
Oleh karena kecepatan jatuh bervariasi
terhadap suhu dan kekentalan, dua partikel Gambar 1. Nilai D dan c yang digunakan
dengan ukuran, bentuk dan berat jenis pada Persamaan Duboys
yang sama jatuh pada dua cairan dengan
kekentalan yang berbeda atau pada cairan METODE PENELITIAN
yang sama dengan suhu yang berbeda, Lokasi Studi
maka akan memiliki kecepatan jatuh yang Lokasi penelitian yang ditetapkan adalah
berbeda. Sungai Daeng, DAS Muntok di Kabupaten
Laju Sedimentasi Bangka Barat (Gambar 2). Sungai Daeng
Pada praktek di lapangan, muatan sedimen, dipilih sebagai lokasi studi kasus karena
debit sedimen dan laju transpor sedimen memiliki permasalah sedimen yang cukup
merupakan hal yang sama. Prediksi berat. Selain itu beberapa data pendukung
transpor sedimen berkenaan dengan yang berkaitan dengan Sungai Daeng
perkiraan laju transpor sedimen dalam tersedia cukup banyak.
kondisi aliran seimbang (misal steady
uniform flow). Banyak formula yang dapat
digunakan untuk melakukan prediksi
transpor sedimen, diantaranya adalah
Persamaan Duboys sebagaimana berikut:
2.0
Legend
Ground
Bank Sta
1.5
Elevasi (m)
1.0
0.5
0.0
0 2 4 6 8 0 12 14 16 18
Stasiun (m)
Ground
Bank Sta
1.5
Elevasi (m)
Titik 1.0
pengamatan
0.5
Stasiun (m)
1.5
Gambar 3. Penampang melintang sungai saringan No.4 diuji sesuai dengan SNI 03-
pada Gambar 6.
Jurn
Jurn
al Fropil
al Fropil VolVol
4 Nomor
4 Nomor
2 Jul
2 iJ-ul
Die-sD2016
es 2016
Mulai
Gs s d50 S0 d b
c dan D
0 (Pers. 2.5)
(Gambar 2.1)
qs (Pers 2.4) Qs
Selesai
tengah dan bagian hilir semuanya 1 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
merupakan bagian sungai yang lurus. Hasil pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
klasifikasi sedimen bagian hulu dengan halus serta terdiri dari 0,07
% tanah lumpur dan lempung
cara unifikasi tanah sebagaimana 2 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
menunjukkan bahwa pada bagian kanan pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
(belokan dalam) dan bagian kiri (belokan halus serta terdiri dari 0,05
luar) didominasi oleh sedimen dengan % tanah lumpur dan lempung
3 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
butiran pasir sedang, sedangkan pada kiri kerikil halus, kerikil sangat halus,
pasir sangat kasar, pasir kasar,
bagian tengah lebih didominasi oleh pasir pasir sedang, pasir halus, pasir sangat
halus serta terdiri dari 0,05
sedang, kerikil kasar, dan kerikil halus. % tanah lumpur dan lempung