Anda di halaman 1dari 37

HIPOKALEMIA

GRACIA CINTIA MASSIE

PEMBIMBING :
D R . A G U S K O O S H A RTO R O , S P. P D
DEFINISI

 Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana


konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 mEq/L
yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalium
total di tubuh atau adanya gangguan perpindahan
ion kalium ke sel-sel.
CAIRAN TUBUH MANUSIA

Body
100%

Water Tissue
60%(100) 40%

Intracellular Extracellular
fluid fluid
40% (60) 20% (40)

Interstitial
space Intravascular
space 5%(10)
15 %(30)
CAIRAN TUBUH MANUSIA

protein
Non-
elektrolit Urea

Glukosa

Oksigen
Zat terlarut
dalam
cairan Karbondioksida
tubuh
Asam-asam
organik

Natrium,
Elektrolit Kation kalium,kalsium,
magnesium,

Klorida, bikarbonat,
Anion
fosfat, sulfat
DISTRIBUSI ELEKTROLIT

 Pada intracellular fluid: kation utama adalah K+, anion


utama adalah HPO4= , sebaliknya elektrolit-elektrolit ini
rendah pada ECF
 Pada extracellular fluid:kation utama adalah Na+, anion
utama adalah Cl- , HCO3- , elektrolit-elektrolit ini rendah
pada ICF
 Na+ berperan dalam mengendalikan volume cairan
tubuh total
 K+ berperan dalam mengendalikan volume sel
 Perbedaan muatan di dalam dan luar membran sel 
kerja saraf dan otot
CAIRAN TUBUH MANUSIA

Cairan
interstisium
Volume (18 % BB)
ekstrasel
(36% BB) Cairan
Cairan tubuh intravaskular
total (50-60 %)
Volume intrasel (6% BB)
(24% BB)
Komposisi Ion pd Cairan Tubuh

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
7
Elektrolit- Elektrolit Plasma dan Intraselular
KALIUM

 Kation yang memiliki jumlah sangat besar dalam


tubuh dan terbanyak di intrasel
 Kalium bersama dengan natrium (Na) dalam
mengatur keseimbangan muatan elektrolit cairan
tubuh.
 Kadar kalium dalam plasma 3,5-5 meq/L
 Kadar kalium < 3,5 meq/L  Hipokalemia
 Kadar kalium > 5 meq/L  Hiperkalemia
 Kedua keaadaan diatas dapat menyebabkan kelainan
fatal listrik jantung yaitu aritmia
NILAI KALIUM

Nilai rujukan kalium pada:


 serum bayi : 3,6-5,8 mEq/L
 serum anak : 3,5-5,5 mEq/L
 serum dewasa : 3,5-5,3 mEq/L
 urine anak : 17-57 mEq/24 jam
 urine dewasa : 25-100 mEq/24 jam
 cairan lambung : 5-10 mEq/Lm serum
 Feses : 40-70 mEq/L
FUNGSI KALIUM

 Sintesis protein
 Kontraksi otot
 Konduksi saraf
 Pengeluaran hormon
 Transport cairan
 Perkembangan janin
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

 Asupan K+ dari makanan yang menurun


 Pengeluaran kalium berlebihan :
 Kehilangan melalui saluran cerna

 Kehilangan melalui ginjal

 Kehilangan melalui keringat

 Berpindahnya K+ ke dalam sel


Asupan K+ dari Makanan

 Asupan K+ normal adalah 40—120 mmol/hari.


 Eksresi K+ terus berlangsug meskipun tidak ada
asupan.
 Mekanisme regulasi : Ginjal memberi tanggapan
sesuai dengan mengurangi ekskresi K+ melalui
urine (hanya cukup untuk mencegah terjadinya
deplesi kalium berat)
 Kalium banyak ditemukan pada jeruk, pisang,
kentang, alpukat, bayam, tomat, daging, susu, dan
kacang-kacangan.
Kehilangan Melalui Saluran Cerna

 Muntah yang berkepanjangan/ selang nasogastrik


 Diare
 Penyalahgunaan laksatif kronis
 Ileostomi, fistula
 Adenoma vilosa kolon
 Saluran cerna bawah (kadar kalium tinggi : 40-70
meq/l)  pengeluaran berlebihan  kekurangan
volume ECF  asidosis metabolik  kalium keluar
dari selkekurangan kalium tubuh total tersamarkan

 Muntah / selang nasogastrik  kehilangan asam


lambung  alkalosis metabolik  banyak bikarbonat
yang difiltrasi di glomerulus mengikat kalium di
tubulus distal + hiperaldesteron sekunder dari
hipovolemia  peningkatan ekskresi kalium di urin
Kehilangan Melalui Ginjal

 Obat-obat diuretik
 Kelebihan hormon meneralokortikoid primer/
hiperaldosteronisme primer
 Penyakit ginjal : RTA, fase penyembuhan diuresis
GGA
 Asidosis diabetik  diuresis osmotik
 Defisit volume ECF
 Syndrom Cushing ; pengobatan kortikosteroid
 Menelan tembakau kunyah (mengndung licorice)
Peningkatan hormon aldosteron

Penambahan saluran natrium yg terbuka di duktus kolektikus

Hipervolemia

Anion yang tidak dapat direabsorbsi berikatan dengan natrium


berlebihan dalam tubulus

Lumen duktus kolektikus lebih bermuatan negatif

Keluarnya kalium dari sel duktus kolektikus masuk ke lumen tubuli

Eksresi melalui urin


Kehilangan Melalui Keringat

 Pada latihan berat atau pada lingkungan panas


sehinga produksi keringat mencapai 10L
Berpindahnya K+ ke Dalam Sel

= Hipokalemia bisa terjadi tanpa perubahan cadangan


kalium sel
 Alkalosis metabolik
 Faktor yang merangsang berpindahnya kalium dari
intravaskular ke intraseluler, antara lain beban
glukosa, insulin, obat adrenergik, bikarbonat, dsb
 Insulin dan obat katekolamin
simpatomimetik merangsang influks kalium ke
dalam sel otot.
 Aldosteron merangsang pompa Na+/K+ ATP ase
yang berfungsi sebagai antiport di tubulus ginjal.
Efek perangsangan ini adalah retensi natrium dan
sekresi kalium
 Teofilin dan kafein merangsang pelepasan amina
simpatomimetik serta meningkatkan aktivitas
Na+/K+ ATP ase.
Penanganan KAD dengan insulin

KAD
(asidosis + kekurangan insulin)

Kalium berpindah ICF  ECF

Kalium tubuh total turun, kalium serum tetap

Koreksi glukosa iv dan insulin

Kalium kembali masuk ke ICF  HIPOKALEMIA


DERAJAT HIPOKALEMIA

 Hipokalemia moderat didefinisikan sebagai


kadar serum antara 2,5-3 mEq/L,
 Hipokalemia berat didefinisikan sebagai kadar
serum < 2,5 mEq/L.
 Hipokalemia yang < 2 mEq/L biasanya sudah
disertai kelainan jantung dan mengancam jiwa.
GEJALA KLINIS

 Kelemahan otot, perasaan lelah,nyeri otot, restless legs


syndrom
 Parastesia dan hilangnya refleks tendon
 Berkurangnya motilitas usus, distensi abdomen
(kembung), ileus paralitik
 Kelemahan otot pernapasan, nafas dangkal (tahap
lanjut)
 Aritmia, berupa timbulnya fibrilasi atrium, takikardia
venatrikular
 Gangguan toleransi glukosa dan gangguan metabolisme
protein
 Tekanan darah dapat meningkat
PERUBAHAN EKG pada
KETIDAKSEIMBANGAN KALIUM

Kelebihan atau kekurangan jumlah elektrolit,


(kalium)  pengantar impuls terutama untuk sel-sel
otot jantung  perubahan pada elektrofisiologi
jantung  perubahan dalam rekam jantung atau
EKG.
 Pada hiperkalemia atau kadar kalium yang
meningkat akan terjadi perubahan dari gambaran
EKG antara lain :
 T menjadi lebih tinggi dan lancip
 R menjadi lebih pendek
 QRS menjadi melebar
 QRS bersatu dengan T, sehingga segmen ST menghilang
 P mengecil dan akhirnya menghilang
Pada hipokalemia atau kadar kalium darah
menurun, akan tampak gambaran EKG antara lain:
 U menjadi prominen
 T semakin mendatar dan akhirnya terbalik
 Depresi ST
 Interval PR memanjang
DIAGNOSIS HIPOKALEMIA

 Hipokalemia  eksresi kalium melalui ginjal


turun hingga kurang dari 25 meq per hari
 Adanya pembuangan kalium berlebihan melalui
ginjal eksresi kalium dalam urin lebih dari 40
meq per hari .
 Eksresi kalium yang rendah melalui ginjal +
asidosis metabolik = pembuangan kalium
berlebihan melalui saluran cerna
 Eksresi kalium yang berlebihan melalui ginjal +
asidosis metabolik = ketoasidosis diabetik atau
adanya RTA baik yang distal atau proksimal.
DIAGNOSIS HIPOKALEMIA

 Eksresi kalium dalam urin rendah + alkalosis


metabolik = muntah kronik atau pemberian diuretik
lama.
 Eksresi kalium dalam urin tinggi + alkalosis
metabolik dan tekanan darah yang rendah =dari
sindrom Bartter.
 Eksresi kalium dalam urin tinggi + alkalosis
metabolik dan tekanan darah tinggi =
hiperaldosteronisme primer.
PENATALAKSANAAN

 Indikasi mutlak, pemberian kalium mutlak segera


diberikan yaitu pada keadaan :
1) pasien sedang dalam pengobatan digitalis,
2) pasien dengan ketoasidosis diabetik,
3) pasien dengan kelemahan otot pernapasan,
4) pasien dengan hipokalemia berat (K < 2 meq/L).
 Indikasi kuat, kalium harus diberikan dalam waktu tidak
terlalu lama yaitu pada keadaan;
1). Insufusiensi koroner/ iskemia otot jantung,
2). Ensefalopati hepatikum,
3). Pasien memakai obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium
dari ekstrasel ke intrasel.
 Indikasi sedang,
 pemberian kalium tidak perlu segera; hipokalemia ringan (K antara 3-
3,5 meq/L).
PENATALAKSANAAN

 Kalium oral pemberian 40 – 60 meq menaikkan


kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L
 Kalium oral 135 – 160 meq  menaikkan kadar kalium
sebesar 2,5-3,5 meq/L.
 hipokalemia ringan  KCl oral 20 mmol per hari
 Hipokalemia moderat dan berat 40—100 mmol K+
suplemen
PENATALAKSANAAN

 Kalium intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan


melalui vena yang besar dengan kecepatan 10 – 20 meq/jam.
 Pada aritmia yang berbahaya / kelumpuhan otot pernapasan 
kecepatan 40 mEq/jam melalui vena sentral dan monitoring
ketat di ICU. Tidak boleh dilarutkan dalam larutan dekstrosa 
mencetuskan hipokalemia lebih berat
 KCl dilarutkan sebanyak 20 meq dalam 100cc NaCl isotonik.
 Bila melalui vena perifer, KCl maksimal 60 meq dilarutkan
dalam NaCl isotonik 1000cc, bila melebihi ini dapat
menimbulkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan sklerosis vena.
 Diuretik , digitalis, dan hipokalemia merupakan
kombinasi yang berpotensi mematikan karena
diuretik menyebabkan terjadinya hipokalemia, dan
hipokalemia dapat meningkatkan efek digitalis

Anda mungkin juga menyukai