Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS NOVEL JINGGA DAN SENJA

Oleh :

Muh. Agung Prasetia

VIII.5

SMP NEGERI 1 WUNDULAKO

TAHUN AJARAN 2017-2018


SINOPSIS NOVEL JINGGA DAN SENJA

Jingga dan Senja – Esti Kinasih

 Judul : Jingga dan Senja


Pengarang : Esti Kinasih
Tahun terbit : 2010
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Hal :312 halaman
Kategori : Fiksi, Novel, Romantic
Ukuran : 13.5 cm x 20 cm
Harga : Rp 42.000,-
ISBN : 978-979-22-5431-0

Kemiripan dua buah nama ternyata bisa dijadikan sebagai  alasan yang kuat untuk bersama.
Bukan merupakan nama biasa yang pada umumnya dapat ditemui di pasaran. Akan tetapi,
lebih mengacu kepada suatu identitas unik dan bersifat fenomenal. Tidak dapat dikatakan
“kuno” atau “berlebihan”, namun itulah kenyataannya. Walaupun memiliki perbedaan huruf
yang signifikan, tetapi makna katanya tetap sama. Memusat pada satu titik terpenting dalam
jagat raya. Dua panggilan inilah yang digunakan Esti Kinasih dalam novelnya yang berjudul
Jingga dan Senja.

Hal-Hal Menarik Dalam Novel Jingga dan Senja

Dalam novel ini diceritakan tentang kehidupan anak remaja yang dibumbui dengan romansa
cinta serta hal lainnya, seperti persahabatan hingga pada aksi tawuran sekolah. Berlatar di
sebuah sekolah menengah tingkat atas Jakarta dengan segala hal yang berbau kehidupan
ABG sekarang, membuat semua siswa-siswinya mengikuti trend yang berkembang di masa
sekarang. Termasuk aksi jagoan para siswa SMA Airlangga yang “rela mati demi
mempertahankan negara”, begitu semboyan mereka. Pertemuan dua insan dengan nama yang
tidak jauh beda di “medan tempur”, menjadi hidangan awal timbulnya konflik baru.

Suasana inilah yang menjadikan karya perempuan berzodiak Virgo tersebut menciptakan
kegemparan yang luar biasa di jejaring sosial maupun forum-forum diskusi dunia maya.
Ditambah lagi aksi nekatnya membuat para pembaca ingin marah, gelisah, dan tak karuan.
Resentator yang juga merangkap sebagai teenlit lovers dengan tidak sungkan mencap bahwa
karya Esti Kinasih kelima ini merupakan karya yang belakangan mengguncang animo dunia
pembaca cerita fiksi dan teenlit lovers, khususnya kaum hawa.

NOVEL dibuka dengan aksi lempar-melempar bom-bom molotov padat alias batu, dari
tempat-tempat penyimpanan rahasia di dalam dan di sekitar area SMA Airlangga.
Penyerangan oleh musuh bebuyutan yakni SMA Brawijaya mengharuskan sekelompok siswa
Airlangga dengan julukan “Pasukan Kamikaze” rela terlibat tawuran dan tidak peduli risiko
yang akan dihadapi nantinya. “Sial! Si oranye itu kena kutuk, kali ya? Lagi-lagi terlibat
tawuran!” desisnya. “WOI! COVER-IN GUE!” teriak pentolan SMA Airlangga yang
bernama Ari itu kepada para “prajuritnya”. (hlm.46)

Hal yang wajar baginya mengatakan itu, karena gadis bernuansa oranye itu bukan kali ini saja
terlibat tawuran, walaupun tanpa disengaja. Demi menyelamatkan gadis itu dan seorang
temannya, Ari bergegas mencapai tempat kedua siswi itu. Hal yang sama juga dilakukan oleh
Angga sang leader SMA Brawijaya. Kalah jarak dan pertahanan mengakibatkan Ari gagal
menyelamatkan mereka.

Ari. Nama yang sudah tidak asing lagi bagi seluruh murid di sekolahnya. Sepenggal nama
yang selalu keluar dari mulut guru-guru dan bahkan kepala sekolah. Seorang biang onar
sekolah yang sangat ditakuti oleh adik kelas dan teman-temannya ini,  dijuluki misterius
karena tak ada seorang pun yang tahu bahkan Oji, sahabatnya sendiri mengenai keberadaan
rumahnya. “Sejenis macan sedang tertidur di dalam dirinya”. Yang orang lain tidak pernah
tahu apa yang salah dengannya. Para guru sudah capek hati mengomel padanya. Ulahnya
yang tak karuan dapat menembus pertahanan guru-guru yang sedang menjalankan puasa
Senin-Kamis. Meskipun begitu, Ari dikenal dengan sifatnya yang tidak pelit dan setia pada
teman-temannya. Hal paling mengagetkan lagi adalah Ari termasuk jajaran siswa yang masuk
peringkat 10 besar di kelasnya yang notabenenya adalah kelas unggulan itu. Padahal
biasanya, biang onar identik dengan bodoh. Kenyataannya, Ari membuat pengecualian dalam
hal itu. (hlm.16)

Kedua gadis yang dijadikan sandera saat tawuran telah dibebaskan, karena tunduknya
seorang Ari pada anak-anak SMA Brawijaya. Hal yang langka, namun apa boleh buat.
Meskipun Ari pembuat onar, ia tidak pernah mau melibatkan wanita dalam tawuran. Prinsip
itu selalu dipegangnya teguh. Sama halnya seperti Angga. Namun, aksinya yang memboyong
kedua siswi itu ke sekolahnya, sekonyong-konyong menjadi pertanyaan besar bagi Ari.
Tatapan mata Angga yang tajam seolah-olah menunjukkan aksi “perang” tersebut sebagai
dendam pribadi secara tak langsung yang tak diketahui atau mungkin terlewatkan oleh Ari.

Selidik punya selidik,  ternyata Ari dan Tari, demikian nama gadis berpernak-pernik oranye
itu, memiliki satu rahasia besar. “Lo percaya nggak kalo gue bilang kita berdua kayak benda
dan bayangan? Lo bayangan gue dan gue bayangan elo,” ucap Ari pelan mulai mengatakan
bagian prolog. Jingga Matahari (Tari) dan Matahari Senja (Ari). Bukan terlalu melankolis,
tetapi kemiripan nama itu mendasari Ari harus memiliki Tari seutuhnya. Dia beranggapan
bahwa Tari itu adalah soulmate-nya. (hlm. 98)

Ari yang selama ini tidak peduli dengan wanita, tiba-tiba saja berusaha mendapatkan Tari
dengan cara apapun. Kontan, berita itu mengguncang satu sekolahan. Terutama sekelompok
siswi yang menyebut diri mereka “The Scissors” yang digawangi oleh Veronica. Segala cara
dilakukannya untuk memikat hati seorang Tari. Namun, hal itu tidaklah mudah. Dulu, Tari
memang sangat mengagumi Ari sebagai “dewa penolongnya”, saat Ari dengan gentle-nya
melindungi Tari dari sengatan sinar matahari pada waktu upacara. Namun sekarang, semakin
Ari berusaha mendekatinya, semakin mati-matian Tari menjauhkan diri. Predikat buruk Ari
jelas membuat Tari tidak ingin berurusan dengan lelaki itu. Ditambah lagi, Angga, musuh
bebuyutan Ari juga melaksanakan aksi pedekate terhadap Tari. Angga bertekad mendapatkan
gadis itu, demi membalaskan dendam masa lalumya kepada Ari. Baik Ari maupun Angga
saling kejar-kejaran dalam bersaing untuk menjadikan Tari sebagai pacar. Sikap baik dan
sabar yang ditunjukkan Angga jelas lebih menggetarkan hati Tari dibandingkan sifat pemaksa
dan keras dari Ari. Hal ini sontak menggelakkan amarah Ari. Ia terus melancarkan serangan-
serangan pada Angga. Namun, Angga tetap tersenyum menghadapi segala tindak-tanduk Ari
dan puas karena “jebakannya dimakan”.

“Sepupunya Angga ada di kelas sepuluh tiga. Cewek. Namanya Anggita Prameswari,” ucap
Ridho pelan. Senyum simpul seketika  mendarat di bibir Ari. Ia menjadikan Gita sebagai pion
agar Angga mundur melawan Ari. Karena itu, Angga tidak bisa lagi berkomunikasi langsung
dengan Tari. Tari bingung dan sedih saat tahu tentang itu. Ia tidak tahu lagi siapa yang akan
menjadi sandarannya apabila teror-teror lainnya dilancarkan oleh Ari.

Tanpa disengaja atau tidak, kembali Tari bertemu dengan sosok yang sangat mirip dengan
Ari di foodcourt, bahkan mungkin lelaki itu adalah Ari. Namun, setelah terjadi pembicaraan
diantara keduanya, tahulah Tari bahwa lelaki itu adalah kembaran Ari yang bernama Ata.
Satu lagi surprise buat Tari. Lelaki itu bernama Matahari Jingga, kebalikan dari namanya
sendiri. (hlm.213)

Sejak saat itu, Ata menjadi batu sandaran bagi Tari. Semua masalah Tari yang didominasi
oleh perlakuan Ari selalu dibagikannya dengan Ata. Ari pun tidak terima dengan hal itu.
Sampai pada saat Tari datang ke sekolah dengan mata sembap…

Kelebihan dan Kekurangan Novel Jingga dan Senja

TERTEBAKKAH ending-nya? Esti Kinasih tak memberi apresiasi yang baik tentang konflik
dalam novelnya tersebut. Terkesan menggantungkan cerita. Ternyata tindakan Ari yang
menghalalkan segala cara itu adalah sebuah awal teror. Pemandangan pada pagi hari saat Tari
muncul dengan kedua mata sembap-Ari tidak bisa mengenyahkan bayangan itu dari
kepalanya. Sampai detik ini, pagi itu terus membayangi dan membebani pikirannya. Karena
itu, akan terus diganggunya Tari. Sampai kedua bibir gadis itu terbuka dan mengatakan
penyebabnya….

Membaca novel ini dapat mempertajam nalar pembaca karena banyaknya teka-teki yang
tersurat ataupun tersirat di dalamnya. Seperti yang dikatakan sebelumnya, novel itu memberi
kesan penasaran yang luar biasa hebat pada para pembaca. Karena novel Jingga dan Senja
ternyata memiliki kelanjutan cerita yang nantinya akan dituangkan pada novel kedua yang
berjudul Jingga Dalam Elegi. Tak heran bahwa penulis mendapat acungan jempol dari
berbagai pihak. Penggunaan kosa kata dan gaya bahasa yang bagus, menarik, dan tidak
membosankan membuat karyanya disukai banyak orang. Sebaiknya, ceritanya dimuat dalam
satu novel saja, tanpa perlu berkelanjutan di novel berikutnya dan tidak terkesan bertele-tele,
agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda di kalangan pembaca. Namun, ide cemerlang
yang dimiliki oleh gadis dengan impian dapat mendaki Puncak Himalaya ini, tetap tidak
boleh dipandang sebelah mata. Pemikirannya yang cerdas mampu menimbulkan konflik batin
mendalam yang berkepanjangan bagi setiap orang yang membaca karyanya. Setiap harinya,
lebih dari puluhan orang yang berbeda di salah satu forum diskusi dunia maya selalu
mempertanyakan waktu terbitnya novel Jingga Dalam Elegi. Bagaimanapun, itu adalah
sesuatu yang tidak boleh diremehkan.

Anda mungkin juga menyukai