Anda di halaman 1dari 2

Konde Leluhur

(Rosi Meilani)

 Beberapa hari lalu, telah terjadi pencurian di istana. Pencuri berhasil mengambil kotak perhiasan
Sang Ratu. Beruntung aksi tersebut berhasil digagalkan. Ketika Si Pencuri melewati benteng istana,
pengaman istana yang bernama Paman Arya memergokinya.  Paman Arya mengejar pencuri yang
ternyata Si Codet. Pencuri paling berbahaya di negeri itu. Terjadilah aksi kejar-kejaran.

Si Codet pontang-panting. Ketika akan menyeberangi sungai, ia terpeleset, lalu terjatuh.


Berhamburanlah hasil curiannya. Paman Arya mencoba mengejar Si Codet. Namun tak terkejar. 
Lagi pula Paman Arya harus segera memunguti perhiasan Ratu sebelum terhanyut aliran sungai.

Sesampainya di istana, Paman Arya menyerahkan kotak perhiasan kepada Ratu. Namun wajah
Ratu terlihat kuyu

“Mengapa Ratu terlihat sendu?” tanya Paman Arya.

“Terima kasih atas usaha yang paman lakukan. Tapi ada satu barang yang hilang,” jawab Ratu.

“Apakah itu?”

“Konde Leluhur. Konde pemberian leluhurku yang diwariskan secara turun-temurun. Konde itu
sangat berharga untukku,” lirih Ratu.

***

Seperti biasanya, sepulang dari hutan untuk mencari kayu bakar, Tary berjalan menyusuri sungai.
Tiba-tiba matanya terkena silau sebuah benda. Tary segera menghampiri sumber kilau. Lalu 
memungut benda yang tersangkut di ranting pohon tepi sungai itu.

“Eh, ini kan konde? Bentuknya indah sekali.” gumannya sambil mengamati  konde yang bersemat
taburan bebatuan bening nan berkilauan. “Apakah ini yang disebut dengan batuan berlian itu? Ehm,
entah lah. Yang jelas, konde ini akan kupakai saat parade besok lusa.” lanjutnya.

Hari dinanti tiba. Tary didandani oleh Ibu. Ia memakai pakaian adat dan diberi riasan sangul di
kepalanya. Setelah itu Tary menyelipkan konde di sangulnya, tanpa sepengetahuan Ibu. Lalu Tary
diantar Ayah ke istana.

Di halaman istana tengah digelar perayaan ulang tahun Ratu Amira. Acara dimeriahkan parade
anak-anak yang berpakaian tradisional. Meski acaranya berlangsung meriah, tapi Ratu Amira
terlihat gundah.

***
Ketika iring-iringan parade dimulai, Tary menjadi pusat perhatian. Karena sangulnya memancarkan
kilau ketika terkena sinar matahari. Ratu Amira  terperanjat . Seketika ia berdiri dari singgasananya
di teras istana itu.

“Paman Arya, bawa anak itu kemari!” titah Ratu menunjuk ke arah Tary.

Paman Arya bergegas. Sayang, Paman Arya kalah cepat dengan Si Codet. Tary diculik oleh Si
Codet.

Rupanya semenjak pencurian tempo hari ini, Si Codet terus mengintai istana. Ia masih penasaran
ingin memiliki konde leluhur yang sangat bernilai tinggi. Ketika  menyusup saat parade, ia tahu
benar, bahwa konde yang dipakai oleh Tary adalah konde yang diincarnya sedari dulu.

“Tolong … tolong …,” Tari meronta-ronta saat tubuhnya dipikul di pundak Si Codet.

Codet berlari kencang. Paman Arya mengejarnya. Orang-orang yang berada di sana terlihat
bengong dan bingung. Apa yang terjadi, pikir mereka. Lalu Paman Arya berteriak.

“Penculik … penculik …,” pekiknya. Serta mertalah orang-orang ikut mengejar Si Codet.

Dasar Si Codet penjahat ulung, ia menyambar kuda istana. Lalu menungganginya. Sedangkan
Paman Arya dan yang lainnya hanya bisa mengejarnya dengan berlari saja. Hingga tertinggal.

Melihat situasi tersebut, Tary langsung mencabut kondenya. Lalu ia tusukkan ujung konde yang
tajam itu pada punggung Si Codet.

“Awww … ” Si Codet kesakitan, tapi Tary belum juga terlepas dari pundsak Si Codet. Sekali lagi
Tary menusuk punggung Si Codet.

“Aww …,” Si Codet kesakitan. Kali ini, terlepaslah Tary.

Tary terpelanting. Untunglah sebelum jatuh ke tanah, badan Tary berhasil ditangkap Paman Arya.
Selamatlah Tary.

Kejadian itu membuat heboh pesta ulang tahun Ratu. Namun demikian, Ratu Amira kini berbahagia.
Karena Konde Leluhur telah kembali ke tangannya. Karena aksi Tary yang sangat cerdas dan
berani, Ratu Amira memberikan hadiah kepada Tary. Berupa konde lainnya. Namun kecil dan
mungil. Semungil tubuh Tary.

Anda mungkin juga menyukai