Anda di halaman 1dari 15

EKSTRAKSI PEWARNA ALAM DARI DAUN JAMBU BIJI

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia dosen

Daman Huri,SS.,MPd

Oleh

ELOK SEPTIANA ATNES REVALDA

NPM 18020032

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga makalah yang berjudul “Ekstraksi Pewarna Alam Dari Daun Jambu Biji “

dapat terselesaikan.

Dalam pembuatan makalah ini, terdapat tujuan antara lain untuk membrikan wawasan

kepada pembaca menegenai bagaimana cara ekstraksi pewarna alam, dampak limbah

dari zat pewarna alam dan keuntungan dalam menggunakan zat pewarna alam dari daun

jambu biji. Dengan begitu kita dapat mengetahui apa saja yang dapat diperoleh dari

kekayaan alam yang ada disekitar kita.

Tentunya makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari pihak lain. Untuk itu,

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada bapak Daman Huri,SS.,MPd

selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia atas saran dan bimbingannya.

Penulis berharap semoga makalah ini dapt bermanfaat untuk semua pihak dan pembaca

tidak sungkan untuk memberikan masukan berupa saran yang membangun. Karena

penulis sadar bahwa makalah ini belum sempurna sebagaimana mestinya.

Bandung, 16 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3 Tujuan......................................................................................................................6
1.4 Manfaat....................................................................................................................7
BAB II. DASAR TEORI
2.1.1 Tanaman Jambu Biji.............................................................................................8
2.1.2 Pengertian Zat Pewarna Alam..............................................................................8
2.1.3 Manfaat Pewarna Alam........................................................................................9
3.1 Pembuatan Zat Warna Esktrak Daun Jambu Biji.............................................11
3.2 Dampak Limbah Dari Zat Pewarna Alam........................................................11
3.3 Keuntungan Menggunakan Zat Pewarna Alam................................................12
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................14
4.2 Saran......................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurangnya pewarna alami di industri tekstil. Hal ini disebabkan karena

sulitnya didapatkannya Mzat pewarna alami. Karena terkikis oleh pewarna sintetik

yang sudah sangat mudah untuk ditemukan. Dan zat pewarna sintetik sendiri

memiliki berbagai macam warna yang sangat menarik.

Memiliki kekayaan alam yang melimpah, alangkah baiknya jika dapat

dimanfaatkan. Selain itu juga sangat baik jika dapat melestarikan atau meneruskan

warisan nenek moyang. Pewarnaan zat alami memiliki kelebihan berupa efek

warna yang dihasilkan adalah warna – warna muda atau lembut yang sulit

didapatkan bila menggunakan zat warna sintetik, serta memiliki corak warna yang

khas. Pemanfaatan zat warna alami merupakan salah satu alternatif untuk pengganti

pewarna sintesik.

Dengan memanfaatkan pewarna zat warna alami dapat mengurangi

pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh zat pewarna sintesik. Karena

pewarna alami ramah lingkungan dan tidak terdapat zat-zat berbahaya. Efek yang

dapat ditimbulkan oleh zat warna sintetik dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan kanker hati. Selain itu air limbah industri bekas pewarnaan sintetik

jika dibuang ke sungai maka air sungai akan tercemar dan tidak dapat dipergunakan

kembali.
Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang menghasilkan buah terbesar

di Indonesia. Tanaman jambu biji ini banyak mengandung manfaat, salah satunya

mengandung senyawa tanin. Komponen aktif yang terkandung dalam daun jambu

biji yang mempunyai sifat kimia sebagai pewarna tekstil. Sayangnya pemanfaatan

dan pemahan tentang pewarna alami masih sangat minim untuk kalangan

masyarakat.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang

sangat melimpah. Kaya akan sumber daya alam, menjadikan peluang emas untuk

menciptakan zat pewarna alami tekstil, seperti dari daun jambu biji. Banyaknya

keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan pewarna alami dari daun

jambu biji. Salah satunya adalah untuk pewarnaan pada kain.

Penggunaan zat pewarna alami dari daun jambu biji dapat menciptakan

kualitas kain yang lebih baik. Karena zat pewarna alami tidak mengandung zat-zat

berbahaya yang dapat merusak kain ataupun memperburuk keadaan kain. Oleh

sebab itu, zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang ramah lingkungan.

Adanya limbah industri menyebabkan kerusakan berupa pencemaran fisik,

seperti berbau menyengat dan membuat air menjadi berwarna keruh. Hal tersebut

dikarenakan banyaknya industri tekstil yang menggunakan zat pewarna sintetik.

Tetapi jika menggunakan pewarna alami dapat mengurangi pembuangan limbah zat

warna sintetik.

Dengan melihat banyaknya kerusakan yang diakibatkan oleh zat pewarna

sintetik. Alangkah baiknya jika menggunakna zat pewarna alami. Bukan saja hanya
untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup, tetapi sangat disayangkan apabila

tidak memanfaatkan sumber daya alam yang kaya.

Semakin banyaknya limbah dari pembuangan pewarna sintesik yang dapat

merusak kelestarian lingkungan. Dalam waktu dekat dapat membuat pewarna alami

dari daun jambu biji agar tidak merusak lingkungan. Pembuatan zat pewarna alami

dari daun jambu biji adalah dengan cara ekstraksi. Yaitu senyawa tannin yang

terdapat pada daun jambu biji diekstrak dengan menghasilkan warna coklat

kemerahan.

Jika berhasil ditemukan dapat bermanfaat untuk industri tekstil. Selain itu

juga dapat menjadi salah satu alternatif pengganti zat pewarna berbahan kimia

dalam pewarnaan pada kain. Dapat mengurangi pencemaran limbah yang berasal

dari pewarna sintetik. Dan dapat menjadi salah satu upaya pemanfaatan sumber

daya alam yang ada dan menghasilkan pewarna yang ramah lingkungan

dibandingkan dengan pewarna sintetik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diperoleh :

1. Bagaimana pembuatan zat warna esktrak daun jambu biji?

2. Bagaimana dampak limbah zat pewarna alam dari daun jambu biji terhadap
lingkungan ?

3. Bagaimana keuntungan menggunakan zat pewarna alam dari daun jambu biji ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah yaitu :

1. Menjelaskan pembuatan zat warna ekstrak daun jambu biji.


2. Menjelaskan dampak limbah zat pewarna alam dari daun jambu biji terhadap

lingkungan.

3. Menjelaskan keuntungan menggunakan zat pewarna alam dari daun jambu biji.

1.4 Manfaat

Dengan dilakukannya percobaan ini, penulis berharap akan adanya manfaat

dalam dunia tekstil dengan dihasilkannya zat pewarna alam dari daun jambu biji

yang dapat mewarnai kain dalam industri tekstil dan sebagai zat pewarna yang

ramah lingkungan.
BAB II

DASAR TEORI
2.1.Tanaman Jambu Biji

Tanaman Jambu biji merupakan salah satu tanaman buah jenis perdu. Jambu biji

dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia

AmerikaTengah, kemudian menyebar ke Thailand dan ke negara Asia lainnya seperti

Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Tanaman Jambu

biji sering disebut jambu klutuk, jambu siki atau jambu batu. [ CITATION Put12 \l 1033 ]

Di dalam daun jambu biji terdapat senyawa kimia yaitu Tanin, Zat Samak

Pirogalol, Minyak Lemak, Minyak Atsiri (euginol), Limomen, Kariofilen,

Quersetin,Damar, Triterpenoid, Asam Malat, Asam Ursolat, Asam Guajaverin, Asam

Krategolat, Asam Oleonolat, Asam Psidiolat, Leukosianidin, Amritosida, dan Avikular

(Mayangsari (dalam Gunawan, 2001).

Senyawa kimia aktif yang terkandung dalam daun jambu biji yang dapat

memberikan khasiat yang cukup tinggi sebagai pewarna tekstil adalah zat tanin.

Senyawa kimia tanin pada daun jambu biji dapat terekstrak dengan menghasilkan warna

coklat kemerahan (Oktiarni, 2012). Senyawa kimia tanin dalam daun jambu biji dapat

terekstrak dengan menggunakan pelarut etanol.

2.2 Pengertian Zat Pewarna Alam

Zat pewarna alam adalah zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam yang

pada umumnya dari hasil ekstraksi tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, kulit dan
bunga atau juga bisa berasal dari hewan [ CITATION aey11 \l 1033 ] . Proses ekstraksi

secara garis besar adalah sama yaitu dengan mengambil pigmen-pigmen dari tumbuh-

tumbuhan untuk dijadikan zat pewarna. Melakukan ekstraksi dengan cara merebus

bahan alam menggunakan air. Perebusan dilakukan hingga volume air menjadi

setengahnya.

Penggunaan pewarna alam untuk pewarnaan pada kain sudah dilakukan sejak

nenek moyang secara turun temurun. Namun, kenyataannya pada saat ini penggunaan

zat pewarna alam sudah banyak ditinggalkan. Terdapat banyak faktor yang

menyebabkan penggunaan zat pewarna alam sudah banyak ditinggalkan. Menurut

[ CITATION Mut15 \l 1033 ] berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkannya :

a. Proses dalam pembuatan zat pewarna alam membutuhkan waktu yang

panjang.

b. Zat pewarna alam tidak bisa disimpan terlalu lama, sehingga setelah

dibuat harus langsung digunakan.

c. Daya tahan zat pewarna alam cenderung mudah pudar.

d. Pada proses pencelupan atau pewarnaan pada kain membutuhkan waktu

yang lama dan harus dilakukan secara berulang-ulang. Jika pengulangan

yang dilakukan lebih banyak akan menghasilkan warna yang lebih bagus.

2.3 Manfaat Pewarna Alam

Nenek moyang terdahulu telah menerapkan dan banyak mengetahui tumbuhan-

tumbuhan yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan tekstil, contohnya adalah daun

jambu biji (psidium guajava L). Dalam pewarnaan pada kain, agar warna tidak mudah
luntur, maka perlu ditambahkan suatu bahan yang berfungsi sebagai fiksator atau

pengikat zat warna. Bahan fiksasi sendiri perlu dipilih dari bahan yang ramah

lingkungan dan bersifat non-toksik supaya tidak menjadi masalah pada lingkungan

(Pujilestari, (dalam Kurniasari dan Maharani, 2015)).

Telah banyak diketahui manfaat zat pewarna alam untuk industri tekstil,

diantaranya adalah untuk pewarna tekstil, finishing antimikroba pada tekstil, pewarna

benang, pewarna baju batik, dan masih banyak lagi (Siti Nuryani dkk, 2017). Semakin

banyak manfaat zat pewarna alam untuk industri tekstil maka semakin banyak pula

kreativitas untuk membuat zat pewarna alam tersebut. Dengan semakin banyaknya

menggunakan zat pewarna alam sama dengan menjaga kebersihan lingkungan dan

mencegah timbulnya pemanasan global yang disebabkan oleh limbah zat warna sintetik.

Oleh karena itu gencatkan selalu penggunaan zat pewarna alami bukannya zat pewarna

sintetik, karena dilihat dari kerugian yang dapat disebabkan oleh zat warna sintetik.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembuatan Zat Warna Esktrak Daun Jambu Biji

Ekstraksi dilakukan dengan air sebagai pelarutnya, dilakukan secara berulang

hingga seluruh zat warna terekstraksi. Pembuatan esktrak daun jambu biji dilakukan

dengan cara merebus daun jambu biji dengan air hingga volume air menjadi

setengahnya, kemudian larutan ekstrak tersebut disaring dan residu jambu biji direbus

kembali dengan air. Setelah volume air yang direbus tinggal setengah, dilakukan

penyaringan lagi. Kemudian residu jambu biji ditambah lagi dengan air dan direbus

kembali hingga volume air menjadi setengahnya, lalu disaring. Residu jambu biji

ditambahkan lagi air dan direbus kembali hingga tinggal setengahnya lagi, lalu disaring.

Hasil saringan seluruhnya dicampur dan direbus kembali dan diuapkan hingga kental.

Zat warna yang dihasilkan berwarna hijau kecoklatan.

Proses selanjutnya adalah proses pengeringan dengan spray dry. Pada proses

spray dry bahan zat warna yang sudah menjadi kental dikeringkan. Caranya adalah

disemprotkan dengan alat hambur khusus ke dalam suatu menara berbentuk silinder dan

dikontakan dengan aliran udara panas bersuhu 100 – 5000C sehingga cairan akan

menguap dan partikel yang dikeringkan akan jatuh ke bawah dalam bentuk butiran

padatan. Maka jadilah zat pewarna alam dari daun jambu biji yang berbentuk butiran

padatan.
3.2 Dampak Limbah Dari Zat Pewarna Alam

Limbah yang mengandung pewarna tekstil sintetik akan mencemari lingkungan

sekitar terutama parit, yang sering digunakan sebagai tempat pembuangan limbah

industri. Dampak pencemaran baru akan terasa jika sudah berpuluh tahun kemudian.

Saat ini saja sudah banyak parit dan sungai yang menjadi korban akibat zat pewarna

sintetik. Warna parit dan sungai bukannya biru atau warna sungai pada umumnya

melainkan berwarna-warni. Efek negatif dari menggunakan pewarna sintetik adalah

beresiko terkena kanker kulit.

Berbeda jika menggunakan zat pewarna alam. Selain menjadi zat pewarna yang

ramah lingkungan, zat pewarna alami juga memiliki kualitas estetika yang tinggi atau

warna yang dihasilkan menjadi enak untuk dipandang. Sehingga menghasilkan

kebanggaan tersendiri sebagai pemakainya. Menggunakan zat pewarna alami tidak akan

mencemari air sungai atau parit yang biasa digunakan tempat pembuangan limbah.

Karena zat pewarna alami tidak mengandung zat-zat berbahaya seperti pewarna sintetik.

3.3 Keuntungan Menggunakan Zat Pewarna Alam

Terdapat banyak sekali keuntungan yang didapatkan apabila menggunakan zat

pewarna alam untuk pewarnaan pada kain. Berikut adalah keuntungannya :

1. Tidak adanya efek samping bagi kesehatan.

2. Warna lebih menarik atau memiliki nilai estetika yang enak untuk dipandang.

3. Mudah untuk didapat dari alam.

4. Menghasilkan yang lebih natural, unik dan indah sesuai karakteristik warna alam.
5. Dapat mendorong pelestarian dan pembudidayaan keaneragaman hayati di Indonesia.

Telah terbukti bahwa menggunakan zat pewarna alam tidak kalah bagusnya dengan

menggunakan pewarna sintetik. Berbeda dengan pewarna sintetik yang tidak ramah

lingkungan. Pewarna alam sangat ramah lingkungan karena limbahnya tidak mencemari

lingkungan dan tidak menyebabkan parit ataupun sungai menjadi tercemar. Sehingga

biota alam yang terdapat dalam sungai dapat berkembang biak sebagaimana mestinya.

Dalam menggunakan pewarna alami selain ramah lingkungan, pewarna alam

juga tidak menimbulkan berbagai macam penyakit seperti pewarna sintetik. Karena

didalam pewarna sintetik banyak mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat

menimbulkan penyakit. Tidak hanya bagi manusia penyakit yang ditimbulkan oleh

pewarna sintetik, tetapi juga pada ikan-ikan yang hidup di sungai, karena limbah dari

insutri yang dibuang ke sungai. Semakin banyak menggunakan zat pewarna sintetik

sama dengan membunuh secara perlahan ikan-ikan yang ada di sungai.

Dengan melihat banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh pewarna sintetik.

Alangkah baiknya jika saat ini juga beralih menggunakan pewarna alam. Karena dengan

menggunakan pewarna alam, sama juga dengan memanfaatkan kekayaan alam yang

ada, membuat manusia untuk selalu kreatif dalam mengolah berbagai benda yang ada

disekitar.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ekstraksi pewarna alam dari daun jambu biji dapat

dilakukan dengan cara merebus daun jambu. Cara mendapatkan esktraksi daun jambu

biji tersebut sudah diketahui dari zaman nenek moyang. Dampak limbah dari zat

pewarna alam tidak berbahaya bagi lingkungan. Ini adalah salah satu alasan untuk

menggunakan zat pewarna alam daripada menggunakan zat pewarna sintetik yang dapat

merusak lingkungan. Sangat banyak keuntungan yang diperoleh dari menggunakan zat

pewarna alam. Dari berbagai macam keuntungan yang diperoleh dapat memantapkan

indutri tekstil dalam beralih menggunakan pewarna alam daripada pewarna sintetik

yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan kerusakan lingkungan.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan setelah membaca makalah ini yaitu :

1. Diharapkan dengan makalah ini pembaca dapat menggunakan daun jambu

biji sebagai pewarna alam untuk kain yang lebih baik.

2. Belajar menggunakan benda-benda atau memanfaatkan kekayaan alam yang

tersedia, serta menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kelangsungan

hidup ikan-ikan yang ada di sungai.


DAFTAR PUSTAKA

aeyoeo6eneng. (2011, Maret 26). Retrieved Desember 7, 2019, from Ekstraksi zat
warna alami: https://wahyuningsih06.wordpress.com/2011/03/26/ekstraksi-zat-
warna-alami/

Mayangsari, P. (2012, juli 28). Retrieved Desember 7, 2019, from zat warna alam dari
daun jambu biji: https://www.scribd.com/doc/101349685/zat-warna-alam-dari-
daun-jambu-biji

Pujilestari, T. (2016). Retrieved Desember 8, 2019, from sumber dan pemanfaatan zat
warna alam untuk keperluan industri: http://ejournal.kemenperin.go.id

Putri, M. H. (2015, November 22). Retrieved Desember 8, 2019, from penggunaan zat
warna alam pada kain sasirangan :
https://www.slideshare.net/MutiaHavina/tugas-atnopedagogie-kain-sasirangan

Siti Nuryani, R. P. (2017, Oktober 14). Retrieved Desember 7, 2019, from Pemanfaatan
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Sebagai Antibakteri dan
Antifungi: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwiFgs2alY7fAhVE
Qo8KHbKhARUQFjAAegQIChAC&url=https%3A%2F
%2Fwww.teknolabjournal.com%2Findex.php%2FJtl%2Farticle%2Fdownload
%2F95%2F71%2F&usg=AOvVaw14wE8b7rwx9isW358eZvkC

Anda mungkin juga menyukai