Anda di halaman 1dari 10

STUDENTS’ ANXIETY TOWARDS MATHEMATICS

Khairatul Ulya1), Nurlaila Fazraini1), Dahliana Lubis1)


1) Institut Agama Islam Negeri Langsa

e-mail: khairatul.ulya@iainlangsa.ac.id

Abstrak
Artikel ini merupakan review literatur tentang kecemasan matematika pada siswa serta
pengaruhnya terhadap kehidupan yang meliputi beberapa gejala, yaitu rasa takut, gelisah,
panik, kurang percaya diri, tidak merasa nyaman. Hasil analisis review literature
menunjukka bahwa terdapat beberapa komponen penyebab terganggu fisiologis siswa
yang mengalami kecemasan serta delapan solusi untuk mengatasi kecemasan matematika
yaitu memberikan pemahaman secara rasional, menanamkan rasa kepercayaan diri,
menghilangkan anggapan negatif terhadap matematika, pembelajaran dilakukan dengan
berbagai macam metode, mengutamakan konsep, jadikan pembelajaran menyenangkan,
menyisipkan matematika pada pembicaraan sehari-hari, dan menanamkan rasa tanggung
jawab pada siswa siswa itu sendiri. Lebih lanjut kecemasan kecemasan matematika
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu ketakutan terhadap pelajaran
matematika. Akibatnya, hal tersebut tentu akan mengganggu proses belajar mengajar serta
konsentrasi siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Kecemasan Siswa, Matematika, Hasil Belajar

Abstract
This article is a liteature review focuses on students’ mathematical anxiety and its influence on students’ daily
lives includin fear, anxiety, panic, lack of confidence, uncomfortable situation. Review analysis result showed
that there are some physiological components that disturbing students’ anxiety and there are eight solutions to
decrease mathematical anxiety, namely providing rational understanding, instilling a sense of self-confidence,
eliminating negative assumptions about mathematics, learning is conducted by various methods, prioritizing
concepts, making learning fun, inserting mathematics in everyday conversation, and instilling a sense of
responsibility in students. Furthermore, mathematical anxiety can be influenced by many factors, one of which
is fear of mathematics. As a result, this will certainly disrupt the teaching and learning process and the
concentration of students that have an impact on student learning outcomes.

Keywords: Students’ Anxiety, Mathematics, Learning Outcome

PENDAHULUAN Anderson, dkk (1961: 1)


Matematika merupakan salah satu menyatakan bahwa matematika
mata pelajaran wajib pada setiap jenjang merupakan suatu cara berpikir dan
pendidikan. Seringkali matematika pembuktian. Sedangkan Suherman, dkk
dipahami oleh sebagian besar orang adalah (2003: 15-16) mengatakan bahwa
ilmu yang rumit, yang identik dengan matematika merupakan ilmu pengetahuan
rumus-rumus yang rumit dan abstrak. yang diperoleh dengan cara berpikir. Lebih
Sehingga kebanyakan orang tidak suka lanjut, Sriraman & English (2010: 214)
akan pelajaran matematika, mereka mendifinisikan matematika sebagai suatu
berpikir bahwa simbol-simbol serta rumus- aktivitas manusia dan akibat dari aktivitas
rumus rumit yang abstrak yang ada ini dapat dirasakan secara objektif dari
dimatematika tidak ada hubungannya di setiap objek matematika.
dunia nyata.

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|54


Dibalik pentingnya matematika di seseorang tidak dapat melakukan sesuatu
dalam setiap kehidupan manusia, terdapat dengan efisien dalam situasi yang
suatu permasalahan yang sering terjadi melibatkan penggunaan matematika.
dikalangan pelajar. Permasalahan tersebut Dengan demikian dapat disimpulkan
yaitu kecemasan terhadap matematika. bahwa kecemasan matematika adalah
Dalam penerapan pengajaran di sekolah perasaan seseorang yang apabila berada
kita sering melihat bahwa siswa pada suatu situasi tertekan ia tidak dapat
matematika menganggap matematika menyelesaikan suatu persoalan
sebagai pelajaran yang menakutkan, siswa matematika dengan efisien.
sering cemas apabila dihadapkan dengan Kecemasan terhadap matematika
soal atau permasalahan matematika. Hal dapat mengakibatkan dampak buruk
ini sesuai dengan penelitian yang terhadap prestasi siswa. Hal ini sejalan
dilakukan oleh Sugiatno Dkk, dalam jurnal dengan penelitian Angreini (2011) yang
“Tingkat dan Faktor Kecemasan menunjukkan bahwa hubungan negatif
Matematika pada Siswa Sekolah antara kecemasan dengan prestasi belajar
Menengah Pertama”. Ia menyatakan matematika sangat erat. Sedangkan
bahwa sebagian besar siswa merasakan Husnul Qausarina, (2016) berpendapat
detak jantung yang tidak teratur, sakit semakin rendah kecemasan matematika
kepala, panik, khawatir, ketidakmampuan siswa semakin tinggi pula hasil belajar
mengatasi persoalan matematika dan matematikanya, begitu juga sebaliknya.
ketidak yakinan akan jawaban yang telah Artinya kecemasan matematika yang
siswa berikan. Kecemasan siswa tersebut tinggi akan semakin berpengaruh terhadap
disebabkan oleh kesulitan dalam prestasi siswa yang menurun. Berdasarkan
memecahkan soal matematika, siswa penelitian Rifin Anditya (2016), presentase
sudah menganggap matematika menjadi siswa yang terbebas dari permasalahan
pelajaran yang sulit sehingga mereka kecemasan matematika sangat kecil. Hal
kurang percaya diri serta cemas akan ini berarti rata-rata siswa disekolah apabila
jawaban dari soal tersebut. dihadapkan dengan persoalan matematika
Mawaddah (2017) mendefinisikan mereka akan mengalami kecemasan.
Kecemasan sebagai perasaan normal yang Berdasarkan uraian di atas, pada
dialami oleh seseorang saat berada pada gejala kecemsan yang begitu banyak
suatu tekanan atau stress dalam terjadi pada siswa, penulis merasa perlu
menghadapi suatu situasi. Richardson and untuk menganalis lebih dalam tentang
Suinn (cited in Cavanagh & Sparrow) kecemasan siswa dalam menyelesaikan
mendefinisikan kecemasan matematika soal matematika.
sebagai perasaan-perasaan ketegangan dan
kecemasan yang menyebabkan kesalahan METODE PENELITIAN
dalam angka dan penyelesaian dari Artikel penelitian dipilih melalui
problem matematika dalam lingkup luas database dari beragam jurnal
pada kehidupan sehari-hari dan situasi menggunakan kata kunci “mathematical
sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Anxiety, anxiety, kecemasan matematis,
Joseph dalam Sugiatno, dkk yang kecemasan”. Untuk tujuan menndapatkan
mengartikan kecemasan matematika hasil penelitian yang terbaru maka
sebagai perasaan kecemasan bahwa pencarian dibatasi tahun 2010-2018.

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|55


Langkah selanjutnya adalah memilih Dari pengertian diatas dapat
artikel untuk dianalisis dengan membaca disimpulkan bahwa kecemasan adalah
judul, abstracts dan full texts. Selanjutnya keadaan emosional yang mempengaruhi
peneliti membuat skema untuk mental seseorang sehingga menyebabkan
memutuskan menerima atau menolak perasaan tidak nyaman dan tidak menentu
artikel untuk dianalisis dengan pada suatu hal . Kecemasan itu sendiri
mempertimbangkan kerelevan masalah terkadang membuat kita merasa kurang
dan kajian teori, diskusi hasil penelitian percaya diri dalam menghadapi sesuatu.
dan tahun publikasi. Sering kali perasaan cemas membuat
orang berpikir negative terhadap diri
HASIL DAN PEMBAHASAN sendiri, Ia takut orang menilainya dengan
1. Kecemasan Matematika pandangan buruk, mencemooh bahkan
Kecemasan adalah suatu sikap menghindarinya, sehingga ia tidak berani
seseorang yang tidak percaya diri dalam melakukan sesuatu yang dianggapnya
meyelesaikan suatu persoalan yang sulit. Salah satu contohnya ialah cemas
dianggap sulit. Sering kali kecemasan terhadap pelajaran matematika.
datang ketika panik atau takut akan suatu Menurut Arif Budi Wicaksono dan
hal. Salah satu situasi yang membuat siswa M. Saufi (2013) kecemasan matematika
cemas ialah saat menghadapi ujian merupakan bentuk perasaan seseorang
matematika. Penyebab dari situasi tersebut baik berupa perasaan takut, tegang
bisa berbagai hal misalnya karena ataupun cemas dalam menghadapi
kurangnya pemahaman siswa, tidak persoalan matematika dengan berbagai
mempelajari ulang materi yang diberikan bentuk gejala yang ditimbulkan. Sejalan
atau kurangnya persiapan diri dalam dengan itu Atkinson (dalam Supri yanti
menghadapi ujian matematika. Hal dkk. 2013) menyatakan kecemasan adalah
tersebut tentu akan berpengaruh terhadap perasaan tidak menyenangkan yang
hasil akhir dari ujian tersebut, siswa akan ditandai dengan istilah-istilah seperti
merasa malu karena nilainya buruk. kehawatiran, keprihatinan, dan rasa takut
Yudi Priyani (2013: 18) kecemasan yang kadang-kadang dialami dala
dapat diartikan sebagai keadaan emosional tingkatan yang berbeda.
yang mempunyai respon-respon fisiologis Fatrima Santri Safitri (2017)
maupun psikologis sebagai dampak dari menyimpulkan bahwa kecemasan
perasaan tidak aman terhadap matematis adalah suatu perasaan tidak
kemungkinan buruk yang dimungkinkan nyaman yang muncul ketika menghadapi
akan terjadi. Sedangkan Dona dan Ifdil permasalahan matematika yang
(2016: 94) mengemukakan bahwa berhubungan dengan ketakutan dan
kecemasan adalah kondisi emosi dengan kekhawatiran dalam menghadapi situasi
timbulnya rasa tidak nyaman pada diri spesifik yang berkaitan dengan
seseorang, dan merupakan pengalaman matematika. Sedangkan Ricardson dan
yang samar-samar disertai dengan Suinn (dalam M. Aunurrofiq dan Iwan
perasaan yang tidak berdaya serta tidak Junaedi. 2017) menyebutkan kecemasan
menentu yang disebabkan oleh suatu hal matematik merupakanctegang dan cemas
yang belum jelas. yang muncul ketika seseorang bekerja
dengan angka atau masalah mtematika

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|56


dalam situasi biasa maupun akademik. Pembelajaran matematika
Sejalan dengan ricardson dan suinn, disekolah bertujuan untuk membentuk
Fennema dan Sherman (dalam Wagetama, kemampuan siswa dalam bernalar serta
dkk. 2017) mendefinisikan kecemasan berpikir secara logis, sistematis dan
terhadap pelajaran matematika adalah memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin
perasaan yang kuat serta melibatkan rasa dalam memecahkan suatu persoalan baik
takut ketika dihadapkan dengan itu matematika atau permasalahan lain
kemungkinan menangani masalah yang biasa terjadi di kehidupan sehari-
matematika. hari. Sayangnya demi mewujudkan tujuan
Dari pengartian-pengartian di atas tersebut pembelajaran matematika di
dapat disimpulkan bahwa kecemasan sekolah cenderung berfokus pada buku,
matematika merupakan perasaan pembelajaran matematika disekolah
seseorang yang di dalamnya terdapat seakan-akan hanya tentang rumus, serta
kekhawatiran, tegang serta rasa takut hal-hal abstrak yang kurang dipahami oleh
apabila dihadapan dengan permasalahan siswa, tidak ada konsep serta pemahaman
matematika. dalam kehidupan sehari-hari yang
mempermudah siswa dalam memahami
2. Kecemasan Siswa terhadap matematika.
Permasalahan Matematika Sehingga jika siswa dihadapkan
Matematika merupakan salah satu dengan soal matematika siswa akan cemas
mata pelajaran wajib yang harus dengan memikirkan rumus apa yang tepat
diajarakan pada siswa di sekolah. digunakan untuk persoalan tersebut. Siswa
Pemikiran matematika yang terbentuk oleh yang tidak memahami konsep matematika
siswa dari awal ialah matematika itu sulit serta pemahaman terhadap konsep
serta susah untuk dikerjakan, pemikiran matematika dalam kehidupan sehari-hari
inilah yang menyebabkan siswa cemas akan sulit dalam memecahkan persoalan
bahkan tidak berminat sama sekali apabila matematika. Hal tersebutlah yang
mereka dihadapkan dengan persoalan membuat siswa cemas, khawatir, serta
matematika. Menurut Intisari (2016) tidak percaya diri terhadap jawabannya
berdasarkan hasil survey yang didapat sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian
bahwa belajar matematika itu sering terjadi Nawangsari dalam (Muh Ekhsan Rifai,
hari ini ingat besok dicoba lagi lupa serta 2014) yang mengatakan siswa yang
memahami matematika sangat tidak cepat mengalami kecemasan matematika
dan selalu tidak paham. menunjukkan sikap enggan belajar, merasa
Kecemasan adalah suatu sikap rendah diri, merasa tidak ada artinya
seseorang yang tidak percaya diri dalam belajar matematika, kebingungan, gugup,
meyelesaikan suatu persoalan yang gelisah, khawatir, serta mengalami
dianggap sulit. Moh. Hifni Mubarok (2016: gangguan fisiologis.
7) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai Sugiatno, dkk (2016) menunjukkan
keyakinan diri yang berupa perasaan dan hasil penelitiannya tentang kecemasan dari
anggapan bahwa dirinya dalam keadaan table berikut :
baik sehingga memungkinkan individu
tampil dan berperilaku dengan penuh
keyakinan.

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|57


Tabel 1. Kecemasan Matematika Siswa
No Tingkat Kecemasan Frekuensi
1 Ringan/rendah 0
2 Sedang 19
3 Berat 19
4 Panik 0
Jumlah 38

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa kecemasan pada pelajaran Matematika


kecemasan matematika siswa pada tingkat memiliki nilai p pada
sedang berjumlah 19 orang, serta pada pengujian Kolmogorov-Smirnov
tingkat kecemasan yang berat sebanyak 19 lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
orang. Maka, secara keseluruhan tingkat Maka, Berdasarkan hasil uji
kecemasan siswa padaSMP Negeri 1 korelasi dengan menggunakan spearman
Sungai Raya kelas VIIID terhadap materi correlation, ia mengertahui bahwa nilai
phytagoras memiliki tingkat kecemasan Matematika memiliki hubungan signifikan
matematika sedang hingga berat. dengan Kecemasan Matematika. Hal ini
Tingkat kecemasan matematika diketahui dari nilai r = -0,196 dan p = 0,000
juga dapat berpengaruh terhadap nilai < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa
prestasi siswa. Hal ini sejalan dengan ada hubungan siginifikan yang negatif
penelitian Wagetama. I. Disai (2017), antara nilai Matematika siswa atau hasil
dalam penelitiannya berdasarkan hasil uji belajar dengan Kecemasan Matematika.
one sample K-S, ia menyatakan bahwa Tingginya tingkat kecemasan siswa dalam
hasil belajar Matematika atau nilai menghadapi kecemasan matematika
Matematika subyek tidak terdistribusi menyebabkan semakin rendah pula hasil
secara normal. Dari hasil pengujian belajar matematika siswa, begitu juga
Wagetama dapat dilihat bahwa yang sebaliknya semakin rendah kecemasan
menunjukkan nilai p = 0,002. Dimensi ini Matematika siswa dalam menghadapi
dikatakan tidak normal karena memiliki pelajaran Matematika maka semakin tinggi
nilai lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sebagai hasil belajar Matematika siswa.
ketentuan uji normalitas. Pada pengujian Sependapat dengan Sugiatno, Yudi Priani
yang kedua kemudian dilakukan pada (2013) dalam penelitiannya mengatakan
variabel Kecemasan Matematika. Hasil bahwa semakin tinggi kecemasan
pengujian ini menunjukkan bahwa menghadapi pembelajaran matematika,
variabel Kecemasan Matematika maka prestasi belajar matematika akan
terdistribusi secara normal. Hal tersebut semakin rendah. Ia merangkum hasil
dikarenakan dimensi pada variabel penelitiannya dalam table berikut.

Table 2. Rangkuman Hasil Korelasi Parsial dan Regresi Linear Sederhana X2 Terhadap Y
Thitung Sig. Konstan Koefisien R2 Ket.
-0,411 -0,267 -2,305 0,024 15,376 -0,127 0,169 Negatif

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|58


Dari hasil analisis korelasi, diperjelas dengan penelitian (Sugiatno,
diperoleh nilai koefisien korelasi antara dkk: 7) dimana banyak siswa yang
kecemasan menghadapi pembelajaran menunjukkan gejala-gejala kecemasan,
matematika dan prestasi belajar seperti raut wajah tegang dan berkomentar
matematika sebesar −0,411 dan nilai bahwa soal yang diberikan sukar, meski
koefisien korelasi parsial sebesar −0,267. belum melihat secara keseluruhan soal
Berarti hubungan antara kecemasan yang diberikan. Saat proses pengerjaan
menghadapi pembelajaran matematika soal berlangsung banyak siswa yang
(X2) dengan prestasi belajar matematika memijit-mijit kening, memberi tatapan
(Y) memiliki kriteria kekuatan korelasi lelah, mengeluh, bersikap gelisah,
yang cukup. Hal tersebut dikarenakan nilai menunjukkan sikap kurang percaya diri
−0,267 maupun −0,411 berada dalam dan mencoret-coret kertas tapi bukan
interval koefisien korelasi > 0,25 – 0,50 merupakan solusi dari tes yang diberikan.
pada nilai negatif dengan kriteria korelasi Yudi Priyani (2013: 20) mengatakan
cukup. bahwa kecemasan terdiri dari aspek
Nilai koefisien korelasi adalah fisiologis dan aspek psikologis. Aspek
negatif, sehingga korelasi atau hubungan fisiologis merupakan tanda atau gejala
antara kecemasan menghadapi yang berkaitan dengan kondisi fisik
pembelajaran matematika dengan prestasi seseorang. Aspek psikologis merupakan
belajar matematika bersifat terbalik. tanda atau gejala yang bersifat kejiawaan,
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meliputi pikiran, perasaan dan sikap.
terdapat hubungan negatif antara Sedangkan Nur Hidayah dan Adi Atmoko
kecemasan menghadapi pembelajaran (2014: 92) Membagi kecemasan dalam
matematika dengan prestasi belajar berbagai aspek yaitu: diamati dari aspek
matematika. Artinya, jika semakin tinggi kognitif: sulit konsentrasi, pikiran
kecemasan menghadapi pembelajaran membingungkan, pikiran yang
matematika, maka prestasi belajar mengganggu selalu muncul berulang-
matematika akan semakin rendah. ulang. Aspek afektif : takut, khawatir,
Sebaliknya, semakin rendah kecemasan gelisah. Serta pada aspek motorik:
menghadapi pembelajaran matematika, gemetar, pusing, telapak tangan
maka prestasi belajar matematika akan berkeringat.
semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian
Dari penelitian-penelitian tersebut Sue (dalam Sugiatno, dkk. 2017) telah
dapat disimpulkan bahwa kecemasan merincikan kecemasan 4 komponen yaitu:
matematika berpengaruh besar terhadap (1) Secara kognitif, dapat bervariasi dari
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar rasa khawatir yang ringan sampai panik.
matematika siswa yang tinggi Biasanya bila terus dikhawatirkan bisa
menunjukkan bahwa tingkat kecemasan mengalami sulit berkonsentrasi, sulit
yang dialami siswa terhadap mengambil keputusan dan lebih jauh lagi
permasalahan matematika rendah. bisa insomnia (sulit tidur); (2) Secara
afektif (perasaan), individu mudah
3. Gejala Kecemasan tersinggung, gelisah atau tidak tenang,
Kecemasan adalah sikap seseorang hingga akhirnya memungkinkan terkena
yang gelisah dan tidak tenang. Hal ini depresi; (3) Secara motorik (gerak tubuh),

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|59


seperti gemetar sampai dengan goncangan tidak mendasar bahwa akan terjadi hal-hal
tubuh yang berat, sering gugup dan yang tidak diinginkan.
kesulitan dalam berbicara; (4) Secara Berdasarkan pendapat yang
somatik (reaksi fisik dan biologis), dapat dikemukakan di atas maka dapat
berupa gangguan pernafasan, jantung disimpulkan bahwa gejala kecemasan
berdebar, berkeringat, tekanan darah meliputi rasa takut, gelisah, panik, kurang
tinggi dan gangguan pencernaan serta percaya diri, tidak merasa nyaman, serta
kelemahan badan seperti pingsan. menyebabkan komponen fisiologis
Sedangkan menurut Dacey (dalam terganggu.
Arief Budi dan M, Sauki. 2013)
menyebutkan bahwa dalam mengenali 4. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
gejala kecemasan dapat ditinjau melalui Kecemasan merupakan suatu
tiga komponen, yaitu: perasaan yang berasal dari diri sendiri,
1. Komponen psikologis, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
komponen psikologis ini dapat lingkungan sekitar juga membawa
berupa perasaan cemas, takut, pengaruh besar dalam penyebab
gugup, tegang, kelisah, cepat kecemasan pada diri sendiri. Denhere dan
terkejut, serta rasa tidak aman. Olanian dan Medinat f. salman (dalam
2. Komponen fisiologis, Rifin Anditya, 2016: 10) menunjukkan
yaitu berupa telapak tangan bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan
berkeringat dingin, emosi gampang yaitu;
terpancing, jantung berdebar, 1. Kondisi situasi kelas
berkurangnya respon kulit Kondisi situasi kelas yang kurang
terhadap sentuhan dari luar (aliran kondusif membuat siswa kesulitan
galvanis), semakin sering memahami materi pembelajaran
melakukan gerakan berulang-ulang terkhususnya matematika, sehingga
tanpa disadari, serta timbulnya berdampa buruk pada pemahaman
gejala fisik (otot), gejala siswa yang rendah. Pemahaman yang
pernapasan, gejala pencernaan. rendah akan membuat siswa merasa
3. Komponen sosial, khawatir tidak mampu untuk
Sebuah perilaku yang ditunjukkan mengerjakan soal-soal matematika.
oleh individu di lingkungannya. Dari pernyataan tersebut dapat
Perilaku itu dapat berupa tingkah disimpulkan bahwa kondisi situasi
laku (sikap) dan gangguan tidur. kelas yang kurang kondusif dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan
Sedangkan Shinta Dwi Handayani siswa dikarenakan situasi kelas yang
(2016:29) menyimpulkan bahwa kurang kondusif membuat konsentrasi
kecemasan siswa adalah perasaan cemas siswa menjadi terganggu sehingga
saat seseorang belajar yang timbul karena timbul kecemasan pada saat siswa
adanya tekanan dan ketidakmampuan mengerjakan soal matematika.
menghadapi masalah. Kecemasan siswa 2. Ujian Nasional matematika
dalam belajar dicirikan dengan Salah satu masalah yang dihadapi
kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan yang siswa di sekolah ialah Ujian Nasional.
Ujian yang diawasi guru dengan ketat

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|60


semakin membuat siswa cemas ketika setiap pembelajaran. Akan tetapi
mengerjakan soal. Mereka cemas atau harapan tersebut akan menjadi beban
takut lupa rumus-rumus yang bagi siswa apabila siswa tidak
digunakan pada soal tersebut, serta menguasai pembelajaran tersebut
cemas dikarenakan mereka tidak bisa siswa tidak dapat menyelesaikan
bertanya kepada siswa yang lebih permasalahan matematika.
pintar.
3. Lemahnya kemampuan guru dalam 5. Solusi Mengatasi Kecemasan
menyampaikan materi pelajaran yang Arif Budi Wicaksono dan M. saufi
sedang dipelajari (2013) menyimpulkan ada beberapa hal
Kemampuan guru dalam mengajarkan yang mungkin dapat meminimalkan
materi sangat berpengaruh terhadap kecemasan matematika, yaitu:
pehaman peserta didik dalam 1. Memberikan pemahaman secara
memahami serta menjawab soal yang rasional kepada pelajar tentang
diberikan. Hal ini sejalan dengan mengapa mereka harus belajar
penelitian Whyte dan Anthony Glenda matematika.
(dalam Rifin Anditya. 2016: 12) 2. Menanamkan rasa kepercayaan diri
menyatakan bahwa kecemasan kepada pelajar bahwa mereka bias
matematika dapat disebabkan oleh belajar matematika, latihan-latihan
guru, yang berupa lemahnya soal yang mudah juga dapat diberikan
kemampuan dalam menyampaikan terhadap siswa mereka bisa
materi pembelajaran sehingga materi mengerjakan soal-soal yang diberikan.
tersebut terasa sulit untuk dipahami 3. Menghilangkan anggapan negatif
siswa. Skemp juga menyebutkan siswa terhadap matematika, dengan
(dalam Arif Budi Wicaksono dan M. memberikan contoh-contoh soal yang
Saufi. 2013) bahwa salah satu sebab sederhana hingga kegunaan
utama kecemasan siswa adalah otoritas matematika pada kehidupan sehari-
guru. hari.
4. Matematika memiliki banyak rumus 4. Pembelajaran matematika dilakukan
Salah satu hal yang ditakutkan dalam dengan berbagai macam metode
matematika ialah rumus yang banyak, dengan menyesuaikannya terhadap
siswa takut pada saat mengerjakan soal model belajar siswa.
matematika ia menggunakan rumus 5. Lebih mengutamakan konsep
yang salah sehingga siswa cemas akan daripada hafalan dalam pembelajaran
hasil dari persoalan matematika matematika.
tersebut. 6. Jadikan pembelajaran dikelas
5. Harapan dari keluarga agar mendapat menyenangkan dan nyaman di saat
nilai yang bagus pembelajaran matematika
Keluarga adalah orang yang paling berlangsung.
dekat dengan kita. Tidak heran apabila 7. Ketika bertemu pada siswa di
keluarga mereka mengharapkan manapun, usahakan untuk
sesuatu mereka akan berusaha untuk menyisipkan pembicaraan mengenai
mewujudkannya. Keluarga matematika kepada mereka.
mengharapkan nilai yang bagus di

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|61


8. Menanamkan rasa tanggung jawab yang di dalamnya terdapat kekhawatiran,
kepada siswa untuk memutuskan tegang serta rasa takut apabila dihadapan
kesuksesan mereka. dengan permasalahan matematika. Rasa
cemas terhadap matematika juga
SIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa penelitian dapat kecemasan matematika dapat dilihat dari
disimpulkan bahwa kecemasan beberapa gejala yaitu seperti, raut wajah
matematika adalah perasaan seseorang tegang, memberi tatapan lelah, mengeluh,
yang di dalamnya terdapat kekhawatiran, bersikap gelisah, menunjukkan sikap
tegang serta rasa takut apabila dihadapan kurang percaya diri dan mencoret-coret
dengan permasalahan matematika. Rasa kertas tapi bukan merupakan solusi dari
cemas terhadap matematika juga tes yang diberikan. Permasalahan tersebut
mempengaruhi prestasi belajar siswa. dapat diatasi dengan mengurangi serta
kecemasan matematika dapat dilihat dari memberi solusi terhadap siswa yang
beberapa gejala yaitu seperti, raut wajah mengalami kecemasan matematika,
tegang, memberi tatapan lelah, mengeluh, diantaranya yaitu: mengatasi kesan diri
bersikap gelisah, menunjukkan sikap negatif terhadap matematika, mengajukan
kurang percaya diri dan mencoret-coret pertanyaan bila mengalami kesulitan,
kertas tapi bukan merupakan solusi dari berani mencoba memahami matematika,
tes yang diberikan. Permasalahan tersebut membaca buku teks matematika dengan
dapat diatasi dengan mengurangi serta baik, mempelajari matematika dengan
memberi solusi terhadap siswa yang menggunakan cara belajar sendiri, mencari
mengalami kecemasan matematika, bantuan bila menemukan materi yang
diantaranya yaitu: mengatasi kesan diri tidak dipahami, menciptakan keadaan
negatif terhadap matematika, rileks dan rasa senang ketika belajar
Berdasarkan beberapa penelitian matematika, dan mengembangkan rasa
dapat disimpulkan bahwa kecemasan tanggung jawab bila mendapat kesuksesan
matematika adalah perasaan seseorang dan kegagalan.

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|62


DAFTAR PUSTAKA
Anditya, Rifin dan Budi Murtiyasa (2016). Factor-Faktor Penyebab Kecemasan Matematika.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anita, Ika Wahyu (2014). Pengaruh Kecemasan Matematika (Mathematics Anxiety) Terhadap
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP. Bandung.

Annisa, Dona Fitri dan Ifdil (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia (Lansia).
Padang.

Cavanagh, Rob and Len Sparrow (2010). Measuring Mathematics Anxiety: paper 1- Developing a
Construct Model. Melbourne.

Disai, Wagetama. I, dkk (2017). Hubungan Antara ecemasan Matematika dan Self-Efficacy
Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA X Kota Palangka Raya. Bandung.

Hidayah, Nur dan Adi Atmoko (2014). Landasan Sosial Budaya dan Psikologis Pendidikan.
Malang: Gunung Samudera.

Handayani, Shinta Dwi (2016). Pengaruh Konsep Diri Dan Kecemasan Siswa Terhadap
Pemahaman Konsep Matematika.

Mawaddah (2018). Upaya Mengatasi Kecemasan Belajar Matematika Siswa Melalui Teknik
Relaksasi di SMP Negeri 12 Banda Aceh. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.

Priyani, Yudi. (2013). Skripsi Hubungan Antara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi
Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika. Yogyakarta

Qausarina, Husnul (2016). Pengaruh Kecemasan Matematika (Math Anxiaety) Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Banda Aceh Skripsi . Banda Aceh.

Sriyanto, H.J (2017). Mengobarkan Api Matematika. Jawa Barat: Jejak Publisher.

Sugiatno, dkk.(2017). Tingkat Dan Faktor Kecemasan Matematika Pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama . Pontianak

Syafitri, Fatrima Santri (2017). Ada Apa Dengan Kecemasan Matematika: Semarang.

Wicaksono, Arif Budi dan M. Saufi (2013). Mengelola Kecemasan Siswa dalam Pembelajaran
Matemtika. Yogyakarta.

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 1, April 2019|63

Anda mungkin juga menyukai