Anda di halaman 1dari 6

JuKe Vol. 1 No.

1, Januari – Juni 2017 30

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 16-18 TAHUN


TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN DI SMUN 5 KEDIRI
Relationship Of Adolescent Learning Knowledge Ages 16-18 Years About Obesity
With Eating Pattern In Smun 5 Kediri

SUSILO RAHAYU
STIKES Ganesha Husada Kediri

ABSTRAK
Tahun 2007 yang lalu dilakukan survey obesitas pada anak remaja. Di zaman
yang serba modern ini banyak masyarakat yang memasak dengan mengandalkan diri
dari makanan kalengan, terutama melihat dari iklan di TV. Faktor tersebut merupakan
salah satu penyebab terjadinya obesitas, sedangkan di masyarakat pengetahuan
tentang bahaya obesitas sangat kurang.
Remaja dengan pola makan yang dipengaruhi iklan di TV cenderung terancam
obesitas, untuk itu peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan remaja tentang
obesitas dengan pola makan.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa siswi di SMUN 5 Kediri dari 106
responden 50 siswi atau 47,16% yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang
obesitas dan 45 siswi atau 42,45% yang memiliki pola makan buruk. Data tersebut
melalui uji korelasi theta menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan remaja
putri usia 16-18 tahun tentang obesitas dengan pola makan.
Dari hasil penelitian tersebut bisa menjadi pertimbangan perlunya pemberian
pengetahuan yang cukup pada remaja tentang obesitas dan pola makan yang baik
melalui materi belajar di sekolah.

Kata Kunci : Hubungan, Pengetahuan, Remaja, Obesitas, Pola Makan

ABSTRACT
In 1997 the obesity survey was conducted in adolescents. In this modern era,
many people cook by relying on canned foods, especially seeing from TV
commercials. This factor is one of the causes of obesity, whereas in the knowledge
society about the danger of obesity is very less.
Adolescents with an ad-influenced diet on TV tend to be at risk of obesity, for
which researchers want to examine the relationship of adolescent knowledge about
obesity with diet.
From the research results obtained data that students in SMUN 5 Kediri of 106
respondents 50 students or 47.16% who have poor knowledge about obesity and 45
female students or 42.45% who have poor diet. The data through theta correlation test
showed a relationship between the level of knowledge of girls aged 16-18 years of
obesity with diet.
From the results of these studies could be a consideration of the need for
adequate knowledge on teenagers about obesity and good eating patterns through
school learning materials.

Keywords: Relationship, Knowledge, Adolescent, Obesity, Diet


Correspondence: Susilo Rahayu, e-mail: susilorahayu09@yahoo.com
Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 16-18 Tahun... (Susilo Rahayu) 31

STIKes Ganesha Husada Kediri, Jl. Soekarno Hatta Gg. Budaya Cipta II No. 2 Tepus Kediri

PENDAHULUAN orang tua. Tingkat pendidikan orang tua


Obesitas merupakan keadaan sangat berpengaruh terhadap pemilihan
patologis sebagai akibat dari konsumsi kuantitas dan kualitas makanan yang
makanan yang jauh melebihi dikonsumsi oleh anaknya. Semakin
kebutuhannya sehingga terdapat tinggi tingkat pendidikan orang tua,
penimbunan lemak yang berlebihan. pengetahuan tentang gizi semakin baik.
Dalam dua dekade yang telah berjalan Pengetahuan gizi yang baik akan
anak dan remaja obesitas ditemukan berpengaruh terhadap kebiasaan makan
meningkat masing-masing 54% dan anak karena pengetahuan tentang gizi
39% dan 70% dari mereka akan tetap mempunyai peran yang sangat penting
obesitas ketika dewasa, selebihnya dalam pembentukan kebiasaan makan
menjadi berat badan lebih stadium berat seseorang. Pengetahuan gizi akan
(Soetjiningsih, 2014). Kebiasaan makan mempengaruhi seseorang. dalam
dan aktivitas fisik yang buruk telah memilih jenis dan jumlah makanan
secara jelas diidentifikasi sebagai (Zulkarnain Agus, 2009).
penyebab masalah kesehatan ini Survei obesitas yang dilakukan
(Zulkarnain Agus, 2009). pada tahun 2014 pada anak remaja
Penyakit yang timbul karena gaya siswa/ siswi SLTP di Yogyakarta
hidup dan pola makan yang salah masih menunjukkan bahwa 7,8% remaja di
saja merupakan faktor utama penyebab perkotaan dan 2% remaja di daerah
terjadinya obesitas . Ancaman pedesaan mengalami obesitas
kesehatan yang lain adalah pengaturan (Gsianturi, 2015). Dari penelitian
pola makan yang salah. Tuntutan gaya tersebut diambil kesimpulan bahwa
hidup modern yang serba instan dan masa remaja merupakan masa kritis
cepat memaksa perempuan untuk terjadinya obesitas, sesuai dengan
menerapkan pola makan yang serba Nasar (2015) yang menyatakan bahwa
instan pula (Zainun Mu’tadin, 2012). masa remaja merupakan masa
Wanita yang kegemukan berpeluang Adolesent yaitu masa kritis terakhir
terkena penyakit, termasuk resiko tidak dalam terjadinya obesitas. Di Jogyakarta
subur atau infertil, dan masalah selama (tahun 2007). prevalensi obesitas
kehamilan, darah tinggi dan diabetes. sebesar 9,7% terjadi pada remaja putri.
Beberapa kesimpulan yang dapat Apabila sekolah negeri dibedakan
diambil adalah bahwa kegemukan dapat dengan sekolah swasta maka prevalensi
mengurangi kesuburan, baik karena obesitas di sekolah swasta lebih tinggi
asupan kalori yang berlebihan atau daripada sekolah negeri. Hal ini
karena hormon yang disebabkan karena latar belakang
diakibatkan karena obat-obatan pengetahuan remaja dimana sekolah
penunda kehamilan (pil, suntik, susuk swasta sedikit bahkan tidak ada
KB dsb). Semuanya dapat pendidikan kesehatan (Zulkarnain Agus,
menyebabkan berkurangnya kesuburan 2009).
(Balipost, 2014). Di masa kini makin Dengan melihat tingginya angka
banyak perempuan yang tak punya prevalensi obesitas di atas sebaiknya
waktu memasak dan mengandalkan diri dilakukan pencegahan peningkatan
dari makanan kalengan. Apalagi pola prevalensi obesitas yaitu dengan
makan anak sekarang khususnya memberikan masukan pada siswa SLTP
remaja cenderung dipengaruhi iklan / SLTA untuk mencantumkan materi
makanan di berbagai media. Terutama mengenai gizi khususnya obesitas yang
televisi swasta yang pengaruhnya justru dipengaruhi oleh pola makan yang
menggeser pola makan tradisional kurang baik selain itu para remaja
(Zulkarnain Agus, 2009). Selain faktor dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
tersebut diatas faktor lain penyebab makanan cepat saji (IKM.
obesitas antara lain tingkat pendidikan Fak.
32 Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 16-18 Tahun... (Susilo Rahayu)

Kedokteran UGM. Jogyakarta, 2007). Dimana


Dari hasil studi pendahuluan yang N :jumlah sampel N :jumlah
dilaksanakan tanggal 9 April 2016 di populasi d :tingkatsignifikasi
SMUN 5 Kediri dari 30 responden yang (Nursalam,2003)
ditemukan hanya 13 siswa yang
mengetahui bahaya obesitas dan Pada penelitian ini
pentingnya pola makan yang teratur. jumlah populasinya 144 dan digunakan
Berdasarkan latar belakang diatas tingkat signifikasi 5%
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang hubungan tingkat pengetahuan 144
n=
remaja tentang obesitas dengan pola 1 + 144 (0,05)2
makan untuk pencegahan terjadinya
144
obesitas. n=
1 + 0,36
METODE PENELITIAN
144
Desain penelitian ini merupakan n= = 105,88
korelasi cross sectional. Korelasi cross 1,36
sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara Jadi besarnya sampel
faktor-faktor resiko dengan efek dengan yang diambil untuk penelitian ini adalah
cara pendekatan observasi atau 106 siswi
pengumpulan data pada suatu saat, jadi Sampling merupakan cara atau
tiap subyek penelitian hanya diobservasi teknik-teknik tertentu yang digunakan
sekali saja dan pengukuran dilakukan sehingga sampel tersebut sedapat
terhadap status karakter subyek pada mungkin mewakili populasinya (Soekidjo
saat pemeriksaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2015).
Notoatmodjo, 2015). Pada penelitian ini menggunakan
Dalam hal ini peneliti akan teknik quota yaitu teknik untuk
menjelaskan tentang hasil penelitian menentukan sampel dari populasi yang
“Hubungan tingkat pengetahuan remaja mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
putri usia 16-18 tahun tentang obesitas jumlah atas quota yang diinginkan yaitu
dengan pola makan di SMUN 5 Kediri” 106 siswi (Soekidjo Notoatmodjo, 2005).

Populasi, Sampel dan Sampling HASIL dan PEMBAHASAN


Populasi adalah keseluruhan Hasil
objek penelitian atau objek yang diteliti Dari pengumpulan data
(Soekidjo Notoatmodjo, 2015). Populasi yang dilakukan tanggal 13 – 20 Juli
dalam penelitian ini adalah semua siswi 2008 di SMUN 5 Kediri diperoleh data
umur 16-18 tahun yang ada di SMUN 5
sebagai berikut :
Kediri sebesar 144 siswi.
Sampel adalah sebagian yang
Pengetahuan Remaja Usia 16-18
diambil dari keseluruhan objek yang
Tahun tentang Obesitas
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
Dari 106 responden terdapat 17
populasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2015).
siswa (16,03%) yang mempunyai
Pada penelitian ini sampel yang
pengetahuan baik tentang obesitas, 23
digunakan 106 siswi usia 16-18
siswa (21,69%), yang memiliki
tahun yang memenuhi kriteria inklusi di
pengetahuan yang cukup tentang
SMUN 5 Kediri. Berdasarkan
obesitas, 16 siswa (15,09%) yang
pertimbangan di atas, maka peneliti
memiliki pengetahuan kurang tentang
menentukan besar sampel dengan
obesitas dan 50 siswa (47,16%) yang
menggunakan rumus
memiliki pengetahuan tidak baik tentang
N obesitas.
n=
1 + N (d)2
Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 16-18 Tahun... (Susilo Rahayu) 33

Pola Makan Remaja Usia 16-18 Tahun = 0 + 18 + 36 + 0


Dari hasil penelitian didapatkan 45 = 54 fb = a(f+g+h) + b(g+h) +
siswa (42,45%) dengan pola makan c (h) + d(0)
buruk dan 61 siswa (57,54%) dengan = 48(7+19+17) + 9(19+17) + 4
pola makan baik. (17) + 0(0)
= 2064 + 324 + 68 + 0
Hubungan antara Pengetahuan = 2456
Remaja Usia 16-18 Tahun tentang T2 = fa x fb
Obesitas dengan pola Makan = 54 x 2456
Dari 106 responden yang memiliki = 132624
pengetahuan baik dengan pola makan
baik ada 0 siswa (0%), siswa yang   Di = fa  fb
memiliki pengetahuan baik dengan pola
makan buruk 17 siswi (16,03%), siswa T2 T2
yang memiliki pengetahuan cukup
dengan pola makan baik 4 siswa
(3,77%), siswa yang memiliki =
pengetahuan cukup dengan pola makan
buruk 19 siswa (17,92%), yang memiliki =
pengetahuan kurang dan pola makan
= -0,02
baik 9 siswa (8,49%), yang memiliki
pengetahuan kurang pola makan buruk
7 siswa (6,60%), yang memiliki Dari hasil  hitung dikonsultasikan
pengetahuan tidak baik dengan pola ke tabel interval nilai koefisien korelasi
makan baik 48 siswa (45,28%), dan kekuatan hubungan yaitu jika 
sedangkan yang mempunyai hitung > 0,00 maka hipotesa diterima.
pengetahuan tidak baik dengan pola Pada hasil penelitian jumlah  hitung
makan buruk terdapat 2 siswa (1,98%). yaitu -0,02 dikonsultasikan pada interval
Dari data hasil kuesioner tersebut koefisien korelasi yang berarti ada
kemudian dimasukkan dalam hubungan tingkat pengetahuan remaja
tabel frekuensi sebagai berikut : usia 16-18 tahun tentang obesitas
dengan pola makan di SMUN 5 Kediri
Tabel Frekuensi data (fo)
yang kekuatannya sangat rendah atau
Hubungan antara Pengetahuan lemah sekali dan korelasinya negatif.
Remaja Usia 16-18 Tahun
tentang Obesitas terhadap Pola
Pembahasan Pengetahuan Remaja
Makan
Tentang obesitas
Berdasarkan penelitian 17 siswi
(16,03%) yang memiliki pengetahuan
baik, di sini siswi yang memiliki
pengetahuan baik sebagian besar sudah
mengetahui pengertian, penyebab,
Berdasarkan tabel yang ada dapat akibat, dan cara pencegahan terjadinya
obesitas. Selain itu terdapat 23 siswi
dihitung  dengan rumus theta :
(21,69%) pengetahuan tentang obesitas
 Di cukup, di sini siswi hanya mengetahui
 penyebab dan cara mencegah obesitas
dan ada 16 siswi (15,09%)
T2
berpengetahuan kurang. Pada siswi
T2 = fa x fb yang memiliki pengetahuan kurang
fa = a(0) + b(e) + c (e+f) + hanya mengetahui bahaya obesitas,
d(e+f+g) serta 50 siswi (47,16%) memiliki
= 48(0) + 9(2) + 4 (12+7) + pengetahuan tidak baik tentang
0(2+7+19) obesitas. Siswi tidak mengetahui
34 Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 16-18 Tahun... (Susilo Rahayu)

pengertian, penyebab dan akibat dari penyediaan kebutuhan yang sesuai


obesitas. khususnya melalui makanan sehari-hari
Dengan melihat permasalahan di bagi seseorang (Soegeng Santoso,
atas dapat diambil kesimpulan bahwa 2014).
remaja pada dasarnya perlu diberikan
pengetahuan, mempraktekkannya dan Hubungan Tingkat Pengetahuan
dibina sikapnya mengenai makan dan Remaja Usia 16-18 Tahun Tentang
makanan yang baik. obesitas dengan pola Makan
Sejalan dengan pertumbuhan Hasil penelitian menunjukkan ada
fisik yang pesat pada masa remaja, juga hubungan antara pengetahuan remaja
terjadi perkembangan emosional dan usia 16-18 tahun tentang obesitas
intelektual yang besar. Terjadi dengan pola makan yaitu 48 siswa
peningkatan kemampuan berpikir (45,28%) siswa memiliki pengetahuan
abstrak dan imajinasi. Kegalauan emosi yang tidak baik dan mempunyai pola
pada masa ini juga dapat berpengaruh makan yang baik, sedangkan yang
terhadap kebiasaan makan anak. memiliki pengetahuan tidak baik dengan
Remaja sering kurang nyaman dengan pola makan buruk ada 2 siswa (1,88%).
pertumbuhannya yang kurang pesat Pendidikan kesehatan sangat
tersebut, sedangkan di sisi lain mereka penting tapi banyak remaja kurang
ingin berpenampilan seperti pada begitu memperhatikan, sedikit sekali
umumnya teman sebayanya atau yang diketahui oleh remaja tentang
idolanya. Sehingga remaja sangat asupan pangan bagi remaja, salah satu
rentan terhadap gangguan makan masalah yang serius yang menghantui
(Moersintowarti B, 2012). dunia ini adalah konsumsi makanan
olahan seperti yang ditayangkan dalam
Pola Makan Remaja iklan TV. Kebiasaan makan yang
Berdasarkan penelitian pola diperoleh masa remaja akan berdampak
makan remaja yang baik 61 siswi pada kesehatan dalam fase kehidupan
(57,54%). Siswi yang memiliki pola selanjutnya setelah dewasa dan berusia
makan baik disini sebagian besar sudah lanjut, ketidakseimbangan antara
mengetahui frekuensi dan jadwal makan asupan dan keluaran energi
yang baik serta makanan yang perlu mengakibatkan pertambahan berat
dihindari. Dan terdapat 45 siswi badan. Obesitas muncul pada usia
(42,45%) yang memiliki pola makan remaja cenderung berlanjut hingga
buruk, mereka sebagian besar kurang dewasa dan lansia, sementara obesitas
memperhatikan jadwal makan yang itu sendiri merupakan salah satu faktor
benar dan kurang tahu makanan yang risiko seperti infertilitas, penyakit
perlu dihindari. kardiovaskuler, diabetes melitus,
Seringkali terjadi kekeliruan penyakit kantong empedu dan berbagai
pengelolaan orang tua dalam hal gangguan kulit (Arisman, 2014).
mengatur makan anaknya. Ada orang Jadi di sini tingkat pengetahuan
tua yang bersikap terlalu melindungi dan mengenai penyebab dan akibat dari
ada orang tua yang terlalu memaksakan obesitas sangat penting, karena untuk
anaknya makan terlalu banyak melebihi mendorong seseorang seseorang
keperluan. Selain itu perasaan takut supaya menjaga dan mengatur pola
berlebihan pada makanan juga dapat makan mereka dengan baik.
menyebabkan anak tidak nafsu makan
(Soegeng Santoso, 2014).
SIMPULAN dan SARAN
Kesehatan yang baik ditunjang
Simpulan
oleh keadaan gizi yang baik merupakan
Berdasarkan hasil penelitian yang
hal yang utama untuk tumbuh kembang
berjudul “Hubungan tingkat
yang optimal bagi seseorang, kondisi ini
pengetahuan remaja putri usia 16-18
hanya dapat dicapai melalui proses
tahun tentang obesitas dengan pola
pendidikan dan pembiasaan serta
Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 16-18 Tahun... (Susilo Rahayu) 35

makan di SMUN 5 Kediri” diperoleh Gsianturi. 2015. Tingkat Pengetahuan


kesimpulan sebagai berikut : Tentang obesitas. Available from
• Ada hubungan antara tingkat www.kompas.com/kesehatan/new
pengetahuan remaja putri usia 1618 s/gizi/0206/19/gizi.html. accessed,
tahun tentang obesitas dengan pola Jan 11th 2016, 14.20 pm.
makan di SMUN 5 Kediri. Iqbal, H. (2014). Analisis Data Penelitian
• Siswi SMUN 5 Kediri sebagian dengan Statistik, Jakarta: PT.
besar memiliki tingkat pengetahuan Bumi Aksara.
tidak baik. Moersintowarti B. (2012). Tumbuh
• Siswi SMUN 5 Kediri sebagian Kembang Anak dan Remaja.
besar memiliki pola makan baik. Jakarta: Sagung Seto.
Nursalam. (2013). Konsep dan
Saran Penerapan Metodologi Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah Ilmu Keperawatan : Pedoman
dilakukan dan berdasarkan hasil kajian Skripsi, Tesis dan Instrumen
dari bab-bab sebelumnya, selanjutnya
Penelitian Keperawatan, Jakarta:
peneliti memberikan saran kepada :
Salemba Medika.
• Siswi SMUN 5 Kediri dapat
Santoso, S dan Ranti, A.L. (2014).
mengatur pola makan, mengurangi
Kesehatan dan Gizi. Jakarta :
makan makanan yang banyak
Rineka Cipta.
mengandung lemak, tidak
Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi
mengkonsumsi makanan cepat saji
Penelitian Kesehatan, Jakarta :
secara berlebihan.
Rineka Cipta.
• Tempat Penelitian perlu dilakukan
upaya pencegahan dengan ___________________. (2013).
memberikan masukan kepada Pendidikan dan
sekolah untuk mencantumkan Perilaku Kesehatan, Jakarta
materi mengenai gizi khususnya : Rineka
obesitas yang dipengaruhi oleh pola Cipta.
makan yang berlebihan. Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang
• Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Remaja dan Permasalahannya,
penelitian ini dikembangkan pada Jakarta : Sagung Seta.
populasi yang lebih besar, tidak Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian
hanya pada remaja, tetapi pada Suatu Pendekatan
orang dewasa dan lansia, agar hasil Praktek,
penelitian yang diperoleh lebih Jakarta: Rineka Cipta.
sempurna. Dengan demikian hasil ________________. (2016). Prosedur
yang diharapkan dapat mengungkap Penelitian Suatu
lebih banyak permasalahan dan Pendekatan Praktek, Jakarta:
memberikan pemecahan masalah
Rineka Cipta.
yang berarti dan bermanfaat bagi
Mu’tadin, Z. 2012. Tingkat
banyak pihak.
Pengetahuan. Available from
DAFTAR PUSTAKA
www.apotik.2000.net.e.layanan
Arisman. (2014). Gizi Dalam
kesehatan keluarga. acessed, Jan
Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
16th 2006, 15.00 pm.
BKKBN. 2016. Tingkat Pengetahuan
Zulkarnaen, A. 2016. Pola Makan
Remaja Tentang Remaja. Available from
obesitas. http://www.psikologi.com/remaja .
Available from acessed, Jan 10th 2016, 15.30 pm.
www.balipost.co.id/balipost
cetak/2004/3/7/Ce2/html.
accessed, Jan 11th 2016,
14.25 pm.

Anda mungkin juga menyukai