Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana  Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.1.1. Mampu Memahami Dan Menjelaskan Ruang Lingkup Keperawatan
Keluarga
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengetahui Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga
1.4. Manfaat Penulisan

Makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi dan menambah pengetahuan kepada
para pembaca khususnya kepada kelompok mengenai Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga.
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi syarat dalam proses pembelajaran pada mata kuliah
Keperawatan Keluarga.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Keperawatan Keluarga
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan Perawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada
keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui pengobatan
sebagai saran atau penyalur.
2.2. Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga
Ruang lingkup keperawatan adalah suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya
pelayanan kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat yang sehat maupun sakit serta
memudahkan aspek tertentu dalam suatu objek yang ada pada ruang lingkup bidang
keperawatan.
Ruang lingkup praktik keperawatan keluarga meliputi:
1. Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),
2. Pencegahan (preventif),
3. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
5. Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
2.2.1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1.Penyuluhan kesehatan masyarakat
2.Peningkatan gizi
3.Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4.Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5.Olahraga secara teratur
6.Rekreasi
7.Pendidikan seks.
2.2.2. Upaya Preventif

2
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
1.Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2.Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
3.Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun
di rumah.
4.Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
2.2.3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
1.Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2.Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
3.Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4.Perawatan payudara
5.Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
2.2.4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya dilakukan melalui kegiatan :
1.Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti : penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan
2.Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu
misalnya : TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang
mungkin dilakukan oleh perawat.
2.2.5.Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke
dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS atau kelompok-kelompok

3
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan
yang jelas dan dapat dimengerti..
2.3. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga
2.3.1. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan antisipasi terkait dengan
siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2.3.2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus. Keluarga risiko tinggi
termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus
perkembangan anggota keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan
misalny : bayi BBLR, balita gizi buruk/ kurang, bayi/balita yang belum
2.3.3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak
lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan misalnya : klien pasca hospitalisasi penyakit kronik,
penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal.
2.4. Jenis Pelayanan Keperawatan Keluarga
2.4.1. Hospice Hospital Care
Unit ini berada didalam rumah sakit dan merupakan suatu unit tersendiri dalam
struktur organisasi rumah sakit.
2.4.2. Hospice
Adakalanya klien dalam keadaan tidak memerlukan pengawasan ketat atau tindakan
khusus lagi tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan
klien kemudian dirawat di suatu tempat khusus (hospis) yang berada di luar lingkungan
rumah sakit.
2.4.3. Hospice Home Care

4
Perawatan di rumah merupakan kelanjutan perawatan di rumah sakit. Pada perawatan di rumah,
keluarga mempunyai peran yang lebih menonjol. Sebagian besar tindakan perawatan
dilaksanakan oleh keluarga.

5
BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan fungsi dan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan
anggotanya. Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu
memerhatikan prinsip-prinsip berikut : a) Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif, b)
Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga, c) Menyesuaikan rencana
asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga, d) Menerima dan mengakui struktur
keluarga, dan e) menekankan pada kemampuan keluarga.

3.2. Saran
1.      Bagi Penulis
Sebagai mahasiswa haruslah dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga agar terciptanya kesehatan didalam keluarga yang lebih
baik.
2.      Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Ruang Lingkup Keperawatan
Keluarga lebih dalam.
3.      Bagi Petugas Kesehatan dan Institusi Pendidikan
Dapat menambah bahan pembelajaran dan informasi tentang Ruang Lingkup
Keperawatan Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai