Anda di halaman 1dari 4

1. A.

Gambarkan anatomi telinga, foto, batasnya, brp cm, dikasih batas warna telinga
luar, tengah, dalam.

b.fungsi pendengaran  indera pendengar dan alat keseimbangan tubuh

jelaskan fisiologi pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang  dialirkan melalui udara atau tulang ke kokhlea Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani  diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah
diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang
mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulka n gerak relative antara membran basilaris
dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel -sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi
sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan
potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis (Soetirto I,Hendarmin H,Bashiruddin J,2011).
c. sebutkan kelainan yang ada di telinga, berdasarkan anatominya
kelainan di telinga luar apa saja (disebutkan saja sebanyak2nya, tidak usah
dijelaskan)

2. A.Anatomi hidung dan sinus paranasal


b. fisiologi penghidu DONE SS

fungsi dari hidung DONE SS


Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner dan teori fungsional, maka fungsi fisiologis
hidung dan sinus paranasal adalah : 1) fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air
conditioning), penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan
mekanisme imunologik lokal ; 2) fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius
(penciuman) dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu ; 3) fungsi fonetik
yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses berbicara dan mencegah hantaran
suara sendiri melalui konduksi tulang ; 4) fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan
beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; 5) refleks nasal.17

c. sebutkan kelainan di hidung (disebutkan saja sebanyak2nya, tidak usah dijelaskan)

3. A.Gambarkan anatomi dan fisiologi tenggorok,

fisiologi menelan

https://slideplayer.info/slide/12872437/

b. kelainan tenggorok
-nasofaring :
-orofaring:
-laringofaring:

4. Pemeriksaan THT, bagaimana cara memeriksanya


Apa yg didapat dari pemeriksaan telinga…

5. Jenis tuli (ada 3)


Kelaian apa yg masuk ke tuli konduktif…., sensorineural, campuran……

Gangguan pendengaran secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Tuli konduktif Tuli konduktif dapat terjadi apabila terdapat lesi pada telinga luar
maupun telinga tengah yang dapat menyebabkan gangguan penghantaran / konduksi
gelombang suara untuk menggetarkan gendang telinga / membran timpani
(Muhaimeed, dkk, 2002).
b. Beberapa contoh kelainan pada telinga luar yang dapat menyebabkan terjadinya tuli
konduktif adalah atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna
sirkumskripta, serta osteoma liang telinga.
c.
d. Sedangkan, contoh-contoh kelainan pada telinga tengah yang mampu menyebabkan
terjadinya tuli konduktif adalah tuba katar / sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum, serta dislokasi tulang-tulang
pendengaran (Soetirto, Hendarmin, dan Bashiruddin, 2007).

b. Tuli sensorineural Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2011), tuli
sensorineural merupakan gangguan pendengaran yang terjadi sebagai akibat adanya
gangguan pada sepanjang telinga bagian dalam ataupun gangguan pada fungsi saraf
pendengaran. Tuli sensorineural dapat dibagi menjadi tuli sensorineural koklea dan tuli
sensorineural retrokoklea. Tuli sensorineural koklea dapat disebabkan oleh terjadinya aplasia
yang biasanya kongenital, labirinitis yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus,
intoksikasi obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal
ataupun alkohol. Selain penyakitpenyakit di atas, tuli sensorineural koklea dapat juga terjadi
diakibatkan oleh tuli mendadak (sudden deafness), trauma kapitis, trauma akustik, serta
pajanan bising yang berlama-lama.

Tuli sensorineural retrokoklea biasanya disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons
serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak, serta kelainan pada otak lainnya
(Soetirto, Hendarmin, dan Bashiruddin, 2007).

Kerusakan telinga oleh obat-obatan, suara keras / bising yang berlama-lama, serta usia lanjut
akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam menerima nada tinggi pada bagian basal
koklea. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh pajanan bising yang berlama-lama
disebut juga dengan noise-induced hearing loss (NIHL). Sedangkan, gangguan pendengaran
yang disebabkan oleh proses penuaan pada usia lanjut dapat disebut dengan presbikusis
(Soetirto, Hendarmin, dan Bashiruddin, 2007). Kedua jenis tuli sensorineural baik koklea
maupun retrokoklea dapat dibedakan dari pemeriksaan audiometri khusus. Tuli sensorineural
retrokoklea cenderung lebih mengancam jiwa bila dibandingkan dengan tuli sensorineural
koklea. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena tuli sensorineural retrokoklea paling sering
dicetuskan oleh adanya trauma ataupun kelainan pada otak. Namun, tuli sensorineural yang
paling sering ditemukan pada orang dewasa diatas 40 tahun merupakan tuli sensorineural
jenis koklea (Turner dan Per-Lee, 1990).

. Tuli Campuran Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran jenis
konduktif dan gangguan pendengaran jenis sensorineural. Mula-mula gangguan pendengaran
jenis ini adalah jenis hantaran (misalnya otesklerosis), kemudian berkembang lebih lanjut
menjadi gangguan sensorineural. Dapat pula sebaliknya, mula-mula gangguan pendengaran
jenis sensorineural, lalu kemudian disertai dengan gangguan hantaran (misalnya presbikusis),
kemudian terkena infeksi otitis media . Kedua gangguan tersebut dapat terjadi bersama-sama.
Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah dan telinga dalam
(Soetirto, Hendarmin, dan Bashiruddin, 2007)

Anda mungkin juga menyukai