9 Tahap Menulis Artikel Yang Baik Untuk Website Agar Mendapatkan Peringkat 1 Di Google
9 Tahap Menulis Artikel Yang Baik Untuk Website Agar Mendapatkan Peringkat 1 Di Google
…tinggal ngetik.
0. Lupakan SEO
Kalau anda baca di situs-situs lain, katanya supaya website kita banyak
yang baca, maka artikelnya harus dioptimasi untuk mesin pencari atau
SEO.
Mereka yang mengaplikasikan teknik SEO (jadul) justru gagal, dan mereka
yang melupakan SEO ketika menulis artikel justru mendapatkan peringkat
tinggi.
Gila kan?
Ini karena mereka yang fokus dengan SEO secara tidak sadar malah
membuat artikel untuk mesin.
Dulu, yang kita anggap sebagai artikel SEO adalah yang seperti ini:
Ini alasannya:
Google menggunakan perilaku manusia untuk menentukan
peringkat di hasil pencarian
Bingung?
Emangnya iya kalau kita nulis kata ABC sekian kali lalu artikelnya tiba-tiba
jadi lebih menarik?
Nggak logis…
Nah, karena kita sudah tahu bahwa artikel di website SAMA dengan artikel
di buku (sama-sama dinilai oleh manusia) maka caranya mesti sama.
Anda harus melupakan teknik SEO jadul dan fokus kepada manusia.
Itulah artikel yang akan bisa jadi viral, dibaca banyak orang, dan
mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari.
Inilah caranya.
Repot ya…
Ada satu hal lagi, anda tidak harus menulis sesuai EYD seperti yang
diajarkan bu guru di sekolah.
Dari situ saya bisa tahu bahwa pembaca situs PanduanIM ini adalah
mayoritas pria berumur 18-24 tahun. Tulisan saya juga menyesuaikan.
Parah ya.
Coba kita ingat kembali ketika melakukan pencarian di Google. Apa yang
membuat kita memilih salah satu website?
Judulnya…ya kan?
Jadi pertempuran kita dimulai dari judul.
Kalau artikelnya bagus, sebagus apapun, kalau judulnya jelek maka tidak
akan ada yang membaca.
Satu hal lagi:
Kalau kita bicara rangking. Judul juga salah satu faktor terbesar yang akan
membuat peringkat artikel anda di Google jadi tinggi.
Format penulisan judul seperti nomor 1 terlalu standar, tidak ada faktor
X yang membuat orang lain tertarik untuk membaca.
Dari judulnya kita bisa membayangkan bahwa artikel kedua punya nilai
lebih dari artikel pertama. Kalau saya cuma boleh baca 1 artikel, saya akan
pilih yang kedua.
Untuk cara ngeceknya, coba ucapkan judul tersebut. Kalau tidak lazim
diucapkan, berarti judulnya aneh, jangan digunakan.
Saat baca buku atau koran atau majalah, kita memang sedang ingin fokus
membaca.
Anda pun juga pasti sudah melewati sebagian besar tulisan di atas.
Ini wajar.
Alasannya penting:
Kenapa?
Karena paragraf yang berisi terlalu banyak tulisan akan membuat mata
lelah.
Terapkan inverted-pyramid (piramida terbalik)
Mulai nulis itu susah.
Apa yang ditulis duluan? Apa selanjutnya? Apakah ini perlu dibahas atau
tidak?
Bingung.
Metode ini sering digunakan oleh jurnalis untuk membuat berita yang
menarik untuk dibaca.
Paham maksudnya?
Jadi di bagian awal artikel mesti ada suatu informasi berupa “manfaat” dan
“iming-iming” supaya pembaca mau melanjutkan membaca sampai habis.
Butuh contoh?
Topiknya menarik.
Coba deh, apa perasaan anda kalau anda harus membaca artikel yang:
Hurufnya terlalu kecil
Jarak antar barisnya kecil
Menggunakan jenis font yang sulit dibaca
Sebagus apapun isi artikelnya, percuma kalau tidak terbaca.
Lebih jelasnya:
Gunakan font yang mudah dibaca atau tidak usah gunakan font
khusus kalau anda bingung
Ukuran antara 14-22px
Lebar horizontal antara 480-720px
Line-height antara 1.5-2em
Margin di bawah paragraf antara 1.5-2em
Itu secara tulisan…
Ini beberapa cara yang bisa anda lakukan supaya artikel anda jadi lebih
mudah dibaca:
Artikel yang berbobot hanya bisa dibuat oleh penulis yang paham betul
mengenai topiknya.
Anda tidak akan bisa menciptakan artikel yang berbobot tanpa mengerti
apa yang dibahas dan hanya bermodal contek sana contek sini.
Solusinya mudah…
Kalau anda bukan seorang ahli dalam topik artikel yang akan anda buat,
perbanyak waktu untuk membaca artikel-artikel lain yang sejenis.
1. Pengertian produktivitas
2. Pentingnya produktivitas
3. Bangun lebih pagi
4. Miliki tujuan
5. Belajar dari orang lain
6. Hindari merasa kewalahan
7. Ambil waktu beristirahat
8. Berdoa sebelum bekerja
Ini ekspresi saya setelah baca artikel tadi:
Mari kita bedah satu per satu inti dari artikel tadi (tanpa bermaksud
menjelekkan penulisnya):
Misalnya:
Ada beberapa panduan yang bisa anda baca setelah ini untuk menciptakan
konten yang berbobot:
Karena mudah…
Tinggal basa-basi.
Jangan dipanjang-panjangkan.
Kalau topik yang anda pilih memang sempit, maka artikelnya memang
akan jadi pendek.
Kalau topiknya besar, jangan buat artikel yang pendek (karena malas). Ini
jadinya artikel yang tidak berbobot.
Atau kalau bisa, pilihlah topik yang memang bisa dibahas jadi panjang.
Karena rata-rata memang artikel panjang mendapatkan hasil yang lebih
bagus di search engine:
Ini gambar penelitian yang menunjukkan bahwa artikel di halaman 1
Google saat ini rata-rata panjangnya melebihi 2000 kata.
Saya simpulkan:
…tapi banyak pembaca yang protes, kenapa saya tidak bahas tentang
SEO padahal ini panduan membuat artikel website.
Singkatnya, LSI (Latent Semantic Index) adalah fitur yang diadopsi oleh
mesin pencari seperti Google supaya bisa mengerti maksud dari artikel.
Misalnya “Apple”.
Mesin pencari mampu membedakan mana yang buah dan mana yang
perusahaan dengan cara membaca kata-kata yang mengelilingi kata
utamanya.
Jadi kalau anda mencari di Google dengan kata kunci “apple store”, maka
Google paham yang dimaksud bukan toko buah apel melainkan tokonya
perusahaan Apple.
Tapi apa hubungan LSI dengan SEO?
Begini…
Teknik ini juga jadi lebih ampuh daripada SEO jadul (keyword density)
karena kita tidak melakukan banyak pengulangan kata kunci yang sama.
Ini contohnya:
Sepele memang, tapi ketika terjadi kesalahan penulisan maka artikel anda
langsung mendapatkan kesan tidak profesional. Ini berbahaya.
Masalahnya lagi:
Untuk artikel berbahasa Indonesia kita belum punya software yang mampu
memeriksa kesalahan tata bahasa (grammar). Hanya ejaan yang bisa kita
periksa.
Ada 2 alasannya…
Kedua, saya yakin ini pasti terjadi, di artikel anda akan muncul BANYAK
kalimat-kalimat yang terdengar aneh ketika diucapkan. Keanehan ini baru
akan muncul kalau artikelnya dibaca dengan suara.
Saat menulis, lupakan SEO. Tapi optimasi on-page SEO ini kita lakukan
SETELAH artikel selesai ditulis.
Lupakan SEO saat menulis, ingat SEO lagi saat selesai menulis.
Hati-hati:
…tapi kalau anda memang ingin menulis keyword, jangan lebih dari 1.
URL
Umumnya URL website akan muncul secara otomatis, dibuat sama dengan
judul artikel anda. Tetapi beberapa orang (seperti saya) lebih suka
menggunakan URL yang dimodifikasi.
Di hari yang sama ketika anda menerbitkan artikel, ada jutaan artikel lain
yang juga diterbitkan.
Kalau tidak ada manusia yang membaca, maka Google tidak akan tahu
kualitasnya sehingga artikel anda tidak akan mendapatkan peringkat tinggi.