Anda di halaman 1dari 58

Matematika

Diskrit

Matematika Diskrit
BUKU AJAR MAHASISWA

Oleh
Jajo Firman Raharjo M.Pd
Herri Sulaiman S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2017

1
Matematika
Diskrit

Pertemuan Ke-1

BAB I KOMBINATORIAL

FASE PACE : ACTIVITY

1.1. PERMUTASI DAN KOMBINASI


Sebuah permutasi dari sebuah himpunan obyek-obyek berbeda adalah
penyusunan berurutan dari obyek-obyek tersebut.

Misalkan S = {1, 2, 3}. Susunan 3 1 2 adalah sebuah permutasi dari S. Susunan 3 2


adalah sebuah permutasi-2 (2-permutation) dari S
Banyak permutasi-r dari himpunan dengan n obyek berbeda dinyatakan
sebagai P(n,r) dimana
P(n,r) = n . (n - 1) . (n - 2) . (n - 3) . ... . (n – r + 1).
Jika r = n , maka
P(n,n) = n . (n - 1) . (n - 2) . (n - 3) . ... . (n – n + 1).
= n . (n - 1) . (n - 2) . (n - 3) . ... . 1
=n!
atau ditulis, Pn = n !

Sebuah kombinasi-r elemen-elemen dari sebuah himpunan adalah pemilihan tak


berurutan (tanpa memperhatikan urutan) r elemen dari himpunan tersebut.

n .(n - 1).(n - 2). (n - 3).(n - 4) ... . 2. 1


Rumus umum : n . (n-1) . (n-2) =
(n - 3).(n - 4) ... . 2. 1
n!
P(n,r) =
(n  r) !

2
Matematika
Diskrit

Contoh 2.2.
P(8,3) = 8. 7. 6 = 336
8.7.6.5.4.3.2.1
=
5.4.3.2.1
8!
= .
(8  3) !

Banyaknya kombinasi-r (r-combinations) dari sebuah himpunan dengan n obyek


r n
berbeda dinyatakan sebagai C(n,r) atau C
n atau  r  .
 
r n!
Rumus umum : C 
n r ! (n  r ) ! , Jika r = n,
n n!
maka C  1
n n ! (n  n) !
Contoh 2.3.
Jika S = {1, 2, 3, 4}, susunan { 1, 3, 4 } adalah sebuah kombinasi-3 dari S.

Contoh 2.4.
Misalkan S = {1, 2, 3, 4}.
4
Kombinasi-4 dari S adalah { 1, 2, 3, 4 } ; C
4
1.
3
Kombinasi-3 dari S adalah { 1, 2, 3}, {1, 2, 4}, {2, 3, 4}, {1, 3, 4} ; C
4
 4 .
2 1
Tentukan C
4
 ..... C
4
 .....

FASE PACE : EXERCISE


Soal Latihan 2.1.
1. Tunjukkan bahwa P(n,n-1) = P(n,n).
2. Nomor telephon internal dalam sebuah kampus terdiri dari lima angka dimana
angka pertama tidak sama dengan nol. Banyaknya nomor telephon berbeda yang
dapat disusun di kampus tersebut adalah ......... .
3. Pada sebuah lingkungan RT, penduduknya berencana menyelenggarakan acara
peringatan kemerdekaan Indonesia. Demi lancarnya kelangsungan acara tersebut,
mereka bersepakat untuk menyusun sebuah kepanitiaan yang beranggotakan 12
orang. Jika dalam lingkungan tersebut terdapat 16 pasangan suami istri, berapa

3
Matematika
Diskrit
pilihan yang mereka miliki untuk membentuk kepanitiaan yang beranggotakan 4
wanita dan 8 pria ?
Soal Latihan 2.2.
1. Sebuah himpunan yang tidak kosong dan mengandung 26 anggota memiliki
himpunan bagian yang mengandung 6 anggota sebanyak ............ .
2. Tunjukkan bahwa C(n,n-r) = C(n,r) .
Soal Latihan 2.3.
1. Seorang mahasiswa harus menjawab 8 dari 10 soal ujian Matematika Diskrit.
a. Berapa banyak pilihan yang ia miliki ?
b. Berapa banyak pilihan yang ia miliki jika ia harus menjawab 3 soal pertama.
2. Jika P (n,k) menyatakan permutasi k dari n obyek dan C (n,k) menyatakan
kombinasi k dari n obyek , maka pernyataan yang benar adalah :
a. C (n ,k ) – P (n ,k ) = ½ C (n ,k ).
b. C (n ,k ) = P (n ,k ) . P (k ,k ).
c. P (n ,k ) = C (n ,k ) . P (k ,k ).
d. P (n , n – k ) = C (n ,n – k ) P (k ,k ).

2.2. KOMBINASI PADA HIMPUNAN DENGAN PENGULANGAN


Sebuah himpunan disebut himpunan ganda (himpunan dengan pengulangan)
jika setiap anggotanya berulang.
Contoh 2.5.
1). A = { 3.a, 2.b, 5.c } adalah sebuah himpunan dari 3 elemen berbeda dengan
pengulangan hingga.
2). B = { ~.3, ~.5, ~.7, ~.9 } adalah sebuah himpunan dari empat elemen
berbeda dengan pengulangan tak hingga.
3). C = { ~.p, 10.q, 3.r, ~.s } adalah sebuah himpunan dari empat elemen
berbeda dengan pengulangan.

Misalkan A sebuah himpunan ganda berpengulang tak hingga dengan k


anggota berbeda. Banyaknya kombinasi-r pada A dinyatakan sebagai :

4
Matematika
Diskrit
 k  r  1 (k  r  1) !
  
 r  r ! (k  1) !

Contoh 2.6.
Diketahui S = { ~.a } . Banyaknya kombinasi-5 pada S adalah :

 1  5  1 (1  5  1) ! 5!
     1
 5  5 ! (1  1) ! 5 ! (0) !

Soal Latihan 2.4.


1. Tentukan kombinasi-5 dari B = { ~.a, ~.b} .
2. Banyaknya kombinasi-8 dari C = { ~.a, ~.b, ~.c } .
3. Banyaknya kombinasi-8 dari himpunan { ~.p, ~.q, ~.r } yang mengandung
paling sedikit 4 buah q adalah ........... .
4. Hitung banyaknya kombinasi 10 dari himpunan { ~.1, ~.2, ~.3, ~.4 } yang
a. mengandung paling sedikit 4 buah 3.
b. mengandung paling sedikit 5 buah 2.
c. mengandung paling sedikit 4 buah 3 dan 5 buah 2.
d. tidak mengandung 2 dan 3.

5
Matematika
Diskrit

Pertemuan Ke-2

BAB II PRINSIP INKLUSI DAN EKSKLUSI

Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan A+B menghitung


banyaknya elemen A yang tidak terdapat dalam B dan banyaknya elemen B yang tidak
terdapat dalam A tepat satu kali, dan banyaknya elemen yang terdapat dalam A B
sebanyak dua kali. Oleh karena itu, pengurangan banyaknya elemen yang terdapat
dalam A  B dari A+B membuat banyaknya anggota A  B dihitung tepat satu
kali. Dengan demikian,

A  B= A+B - A  B.

Generalisasi dari hal tersebut bagi gabungan dari sejumlah himpunan dinamakan
prinsip inklusi-eksklusi.
Contoh 3.1.
Dalam sebuah kelas terdapat 25 mahasiswa yang menyukai matematika diskrit,
13 mahasiswa menyukai aljabar linier dan 8 orang diantaranya menyukai
matematika diskrit dan aljabar linier. Berapa mahasiswa terdapat dalam kelas
tersebut ?
Jawab :
Misalkan A himpunan mahasiswa yang menyukai matematika diskrit dan B
himpunan mahasiswa yang menyukai aljabar linier. Himpunan mahasiswa yang
menyukai kedua mata kuliah tersebut dapat dinyatakan sebagai himpunan A 
B. Banyaknya mahasiswa yang menyukai salah satu dari kedua mata kuliah
tersebut atau keduanya dinyatakan dengan A  B. Dengan demikian A 
B = A+B - A  B

= 25 + 13 – 8

= 30.

6
Matematika
Diskrit
Jadi, terdapat 30 orang mahasiswa dalam kelas tersebuT.

Contoh 3.2.
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi oleh 7 atau 11 ?
Jawab :
Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 7 dan Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 11. Dengan demikian P  Q adalah himpunan bilangan bulat positif tidak
melampaui 1000 yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11, dan P  Q
himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan
habis dibagi 11.

1000 
P =    142
 7 

1000 
Q =    90
 11 

 1000  1000 
P  Q =  kpk (7,11)    77   12
   

P  Q = P + Q -P  Q = 142 + 90 – 12 = 220.

Jadi, terdapat 220 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
7 atau habis dibagi 11. Ilustrasi dari penghitungan tesebut dapat dilihat pada
diagram di bawah ini.

P Q
PQ

P = 142 P  Q = 12 Q= 90

7
Matematika
Diskrit
Soal Latihan 3.1.
1. Berapa banyak elemen yang terdapat dalam himpunan A 1 A2 jika terdapat 12
elemen dalam A1 dan 18 elemen dalam A2 , dan
a. A1  A 2 = 
b. A1  A2 = 6
c. A1  A2 = 1
d. A1  A2
2. Pada sebuah sekolah tinggi terdapat 345 siswa yang mengambil mata kuliah
kalkulus, 212 siswa mengambil kuliah matematika diskrit dan 188 siswa mengambil
kedua mata kuliah tersebut. Berapa siswa yang mengambil kalkulus saja atau
matematika diskrit saja ?

Jika A, B dan C adalah sembarang himpunan, maka

A  B  C = A + B + C - A B - A C-B C + A B  C

Contoh 3.3.
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi oleh 5, 7 atau 11 ?
Jawab :

8
Matematika
Diskrit
Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 5, Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 7, dan R himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 11. Dengan demikian P  Q  R adalah himpunan bilangan bulat positif
tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5 atau 7 atau 11, dan himpunan P  Q
 R adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 5, 7 dan 11. Himpunan P  Q adalah himpunan bilangan bulat positif
tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5 dan 7, P  R adalah himpunan
bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5 dan 11, dan Q 
R adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 7 dan 11.

1000  1000  1000 


P =    200 ; Q =    142 ; R =    90
 5   7   11 

 1000  1000   1000  1000 


P  Q =  kpk (5,7)    35   28 ; P  R =  kpk (5,11)    55   18
       

 1000  1000 
Q  R =  kpk (7,11)    77   12
   

 1000  1000 
P  Q  R =  kpk (5,7,11)    385   2
   

P  Q  R = 200 + 142 + 90 – 28 – 18 – 12 + 2 = 376.

Jadi, terdapat 376 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
5, 7 atau habis dibagi 11. Ilustrasi dari penghitungan tesebut dapat dilihat pada
P  Q  R = 2
diagram diP = 200
bawah ini.
P

P  R = 18 PR P  Q = 28
PQ
PQR
R Q
QR

R = 90 Q= 142


Q  R = 12
Matematika
Diskrit

Soal Latihan 3.2.

1. Berapa banyak elemen yang terdapat dalam himpunan A 1  A2  A3 jika terdapat


100 elemen dalam A1 , 1000 elemen dalam A2 dan 10000 elemen dalam A3 , dan
jika
a. A1  A2 dan A2  A3
b. Terdapat dua elemen bersama pada setiap pasang himpunan dan satu elemen
bersama dari setiap pasangan tiga himpunan.
2. Tentukan banyaknya bilangan bulat positif tidak lebih dari 500 yang habis dibagi
oleh 2, 5 dan 7.
3. Seorang mahasiswa harus menjawab 8 dari 10 soal ujian Matematika Diskrit.
Berapa banyak pilihan yang ia miliki jika paling sedikit ia harus menjawab 4 dari 5
soal pertama ?

Formulasi prinsip inklusi eksklusi untuk himpunan hingga A 1 , A2 , A3 , ... , An ,


adalah sebagai berikut :

A1  A2  ...  An  =  Ai - 1  i


j  n
Ai  Aj +
1 i  n

+ 1  i 
jk n
Ai  Aj  Ak - ..... +

+ ( -1 )n+1 Ai  Aj  ...  An .

Contoh 3.4.

10
Matematika
Diskrit
Berdasarkan prinsip inklusi eksklusi, formula untuk menghitung banyaknya
anggota himpunan hasil gabungan empat himpunan hingga.
A1  A2  A3  A4 = A1+A2+A3+A4 - A1  A2 - A1  A3 +
-A1  A4- A2  A3- A2  A3- A3  A4 +
+ A1  A2  A3 + A1  A2  A4 +
+ A1  A3  A4 + A2  A3  A4 +
- A1  A2  A3  A4
Soal Latihan 3.3.
1. Berapa banyak elemen yang terdapat dalam gabungan dari lima himpunan jika
setiap himpunan memiliki 10000 anggota, setiap pasang elemen memiliki 1000
elemen bersama, setiap pasangan tiga himpunan memiliki 100 elemen bersama,
setiap empat himpunan memiliki 10 elemen bersama dan terdapat satu elemen
bersama dari ke lima himpunan ?
2. Tuliskan formula inklusi eksklusi untuk menghitung banyaknya anggota gabungan
enam himpunan dimana tidak ada tiga himpunan memiliki elemen bersama.
3. Tentukan banyaknya kombinasi 10 dari himpunan { 3.a, 5.b, 7.c }.

11
Matematika
Diskrit

Pertemuan Ke-3

BAB III GRAF

FASE PACE : ACTIVITY


A. PENDAHULUAN
1. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara
objek-objek tersebut.
2. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang
menghubungkan sejumlah kota di Provinsi Jawa Tengah.

Rembang
Kudus
Brebes Demak
Tegal Pemalang Kendal
Semarang
Pekalongan
Slawi Blora

Temanggung Purwodadi
Salatiga
Wonosobo
Purbalingga
Purwokerto
Sragen
Banjarnegara Boyolali Solo

Kroya Sukoharjo
Cilacap Kebumen Magelang
Klaten
Purworejo
Wonogiri

B. SEJARAH GRAF

12
Matematika
Diskrit

Jembatan Konigsberg 1736


Leonhard Euler
15 April 1707 – 18 September 1783
Sejarah Graf: masalah jembatan Königsberg (tahun 1736)
C

A D

Gambar 1. Masalah Jembatan Königsberg


1. Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg:
Simpul (vertex)  menyatakan daratan
Sisi (edge)  menyatakan jembatan
2. Bisakah melalui setiap jembatan tepat sekali dan kembali lagi ke tempat
semula?

C. DEFINISI GRAF
Definisi:
Graf G = (V, E), yang dalam hal ini:
V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices) = { v1 , v2 , ... , vn }
E = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul = {e1 , e2 , ... , en }.

13
Matematika
Diskrit

1 1 1
e 1 e 4 e e 4
1
e 3 e 3
e 2 e 2
2 3 2 3 2 e 8
e 6 e 6 3
e 5 e 5
e 7 e 7
4 4 4

G1 G2 G3

Gambar 2. (a) graf sederhana, (b) graf ganda, dan (c) graf semu

FASE PACE : EXERCISE


Contoh 1. Pada Gambar 2, G1 adalah graf dengan
V = { 1, 2, 3, 4 } E = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) }

G2 adalah graf dengan


V = { 1, 2, 3, 4 }
E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), (1, 3), (2, 4), (3, 4), (3, 4) }
= { e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7}

G3 adalah graf dengan


V = { 1, 2, 3, 4 }
E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), (1, 3), (2, 4), (3, 4), (3, 4), (3, 3) }
= { e 1, e 2, e 3, e 4, e 5, e 6, e 7, e 8}

1 1 1
e 1 e 4 e e 4
1
e 3 e 3
e 2 e 2
2 3 2 3 2 e 8
e 6 e 6 3
e 5 e 5
e 7 e 7
4 4 4

G1 G2 G3

Gambar 2. (a) graf sederhana, (b) graf ganda, dan (c) graf semu

14
Matematika
Diskrit
 Pada G2, sisi e3 = (1, 3) dan sisi e4 = (1, 3) dinamakan sisi-ganda (multiple
edges atau paralel edges) karena kedua sisi ini menghubungi dua buah simpul
yang sama, yaitu simpul 1 dan simpul 3.

 Pada G3, sisi e8 = (3, 3) dinamakan gelang atau kalang (loop) karena ia berawal
dan berakhir pada simpul yang sama.

D. JENIS-JENIS GRAF
Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graf, maka graf
digolongkan menjadi dua jenis:
1) Graf sederhana (simple graph).
Graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi-ganda dinamakan graf
sederhana. G1 pada Gambar 2 adalah contoh graf sederhana.
2) Graf tak-sederhana (unsimple-graph).
Graf yang mengandung sisi ganda atau gelang dinamakan graf tak-
sederhana (unsimple graph). G2 dan G3 pada Gambar 2 adalah contoh graf tak-
sederhana.
Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dibedakan atas 2
jenis:
1) Graf tak-berarah (undirected graph)
Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graf tak-berarah. Tiga
buah graf pada Gambar 2 adalah graf tak-berarah.
2) Graf berarah (directed graph atau digraph)
Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graf berarah.
Dua buah graf pada Gambar 3 adalah graf berarah.

1 1

2 3 2 3

4 4

(a) G4 (b) G5
Gambar 3 (a) graf berarah, (b) graf-ganda berarah

Tabel 1 Jenis-jenis graf

15
Matematika
Diskrit
Jenis Sisi ganda Sisi gelang
Sisi dibolehkan? dibolehkan?
Graf sederhana Tak-berarah Tidak Tidak
Graf ganda Tak-berarah Ya Tidak
Graf semu Tak-berarah Ya Ya
Graf berarah Bearah Tidak Ya
Graf-ganda berarah Bearah Ya Ya

Contoh Terapan Graft;

1. Rangkaian listrik.

B B
A C A C

F F
E D E D

(a) (b)
2. Isomer senyawa kimia karbon

metana (CH4) etana (C2H6) propana (C3H8)

H C H

3. Jejaring makanan (Biologi)

16
Matematika
Diskrit

4. Pengujian program

read(x);
while x <> 9999 do
begin
if x < 0 then
writeln(‘Masukan tidak boleh negatif’)
else
x:=x+10;
read(x);
end;
writeln(x);

1 2
6 7
3

Keterangan: 1 : read(x) 5 : x := x + 10
2 : x <> 9999 6 : read(x)
3:x<0 7 : writeln(x)
4 : writeln(‘Masukan tidak boleh negatif’);

1. Pemodelan Mesin Jaja (Vending Machine)

17
Matematika
Diskrit
2.

Graf kelakuan mesin jaja: (misal mesin jaja yang menjual coklat 15 sen)
10

P P P 10
5
5
5 5
10
a b c d
10

Keterangan:
a : 0 sen dimasukkan
b : 5 sen dimasukkan
c : 10 sen dimasukkan
d : 15 sen atau lebih dimasukkan
Latihan
 Gambarkan graf yang menggambarkan sistem pertandingan sistem ½ kompetisi
(round-robin tournaments) yang diikuti oleh 5 tim.

TERMINOLOGI GRAFT
A. Ketetanggaan (Adjacent)
Dua buah simpul dikatakan bertetangga bila keduanya terhubung langsung.
Tinjau graf G1 : simpul 1 bertetangga dengan simpul 2 dan 3,

18
Matematika
Diskrit
simpul 1 tidak bertetangga dengan simpul 4.

1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4

B. Bersisian (Incidency)
Untuk sembarang sisi e = (vj, vk) dikatakan
e bersisian dengan simpul vj , atau
e bersisian dengan simpul vk

Tinjau graf G1: sisi (2, 3) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 3,
sisi (2, 4) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 4,
tetapi sisi (1, 2) tidak bersisian dengan simpul 4.

1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4

C. Simpul Terpencil (Isolated Vertex)


Simpul terpencil ialah simpul yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya.
Tinjau graf G3: simpul 5 adalah simpul terpencil
1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4 19
Matematika
Diskrit

D. Graf Kosong (null graph atau empty graph)


Graf yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong (Nn).
Graf N5 :

4 2
5

5. Derajat (Degree)
Derajat suatu simpul adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut.
Notasi: d(v)
Tinjau graf G1: d(1) = d(4) = 2
d(2) = d(3) = 3
Tinjau graf G3: d(5) = 0  simpul terpencil
d(4) = 1  simpul anting-anting (pendant vertex)
Tinjau graf G2: d(1) = 3  bersisian dengan sisi ganda
d(2) = 4  bersisian dengan sisi gelang (loop)

20
Matematika
Diskrit

1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4

Pada graf di atas, derajat setiap simpul ditunjukkan pada masing-masing simpul

1 1

2 3 2 3

4 4

G4 G5

Tinjau graf G4:


din(1) = 2; dout(1) = 1
din(2) = 2; dout(2) = 3
din(3) = 2; dout(3) = 1
din(4) = 1; dout(3) = 2

Lemma Jabat Tangan. Jumlah derajat semua simpul pada suatu graf adalah genap,
yaitu dua kali jumlah sisi pada graf tersebut.

Dengan kata lain, jika G = (V, E), maka  d (v )  2 E


vV

Tinjau graf G1: d(1) + d(2) + d(3) + d(4) = 2 + 3 + 3 + 2 = 10

21
Matematika
Diskrit
= 2  jumlah sisi = 2  5
Tinjau graf G2: d(1) + d(2) + d(3) = 3 + 3 + 4 = 10
= 2  jumlah sisi = 2  5
Tinjau graf G3: d(1) + d(2) + d(3) + d(4) + d(5)
=2+2+3+1+0=8
= 2  jumlah sisi = 2  4

1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4

 Akibat dari lemma (corollary):

Teorema: Untuk sembarang graf G, banyaknya simpul berderajat ganjil selalu genap.
Contoh 2. Diketahui graf dengan lima buah simpul. Dapatkah kita menggambar graf
tersebut jika derajat masing-masing simpul adalah:
(a) 2, 3, 1, 1, 2
(b) 2, 3, 3, 4, 4
Penyelesaian:
(a) tidak dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya ganjil
(2 + 3 + 1 + 1 + 2 = 9).
(2 + 3 + 3 + 4 + 4 = 16).

(b) dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya genap


LATIHAN

22
Matematika
Diskrit
 Mungkinkah dibuat graf-sederhana 5 simpul dengan derajat masing-masing
simpul adalah:
(a) 5, 2, 3, 2, 4
(b) 4, 4, 3, 2, 3
(c) 3, 3, 2, 3, 2
(d) 4, 4, 1, 3, 2
Jika mungkin, berikan satu contohnya, jika tidak mungkin, berikan alasan singkat.
Jawaban:
(a) 5, 2, 3, 2, 4: Tidak mungkin, karena ada simpul berderajat 5
(b) 4, 4, 3, 2, 3: Mungkin [contoh banyak]
(c) 3, 3, 2, 3, 2: Tidak mungkin, karena jumlah simpul berderajat ganjil ada 3 buah
(alasan lain, karena jumlah derajat ganjil)
(d) 4, 4, 1, 3, 2: Tidak mungkin, karena simpul-1 dan simpul-2 harus bertetangga
dengan simpul sisanya, berarti simpul-3 minimal berderajat 2 (kontradiksi dengan
simpul-3 berderajat 1).

6. Lintasan (Path)
Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v0 ke simpul tujuan vn di dalam graf G
ialah barisan berselang-seling simpul-simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v0, e1, v1, e2,
v2,... , vn –1, en, vn sedemikian sehingga e1 = (v0, v1), e2 = (v1, v2), ... , en = (vn-1, vn) adalah
sisi-sisi dari graf G.

Tinjau graf G1: lintasan 1, 2, 4, 3 adalah lintasan dengan barisan sisi (1,2), (2,4), (4,3).
Panjang lintasan adalah jumlah sisi dalam lintasan tersebut. Lintasan 1, 2, 4, 3 pada
G1 memiliki panjang 3.
1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4

7. Siklus (Cycle) atau Sirkuit (Circuit)

23
Matematika
Diskrit
Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut sirkuit atau
siklus.
Tinjau graf G1: 1, 2, 3, 1 adalah sebuah sirkuit.

Panjang sirkuit adalah jumlah sisi dalam sirkuit tersebut. Sirkuit 1, 2, 3, 1 pada G1
memiliki panjang 3.

1 1 1

e 2
2 e 5
3 e 1
3

3 e 5
3
2 e 4
2 4
4

8. Terhubung (Connected)
Dua buah simpul v1 dan simpul v2 disebut terhubung jika terdapat lintasan dari v1 ke v2.
G disebut graf terhubung (connected graph) jika untuk setiap pasang simpul vi dan vj
dalam himpunan V terdapat lintasan dari vi ke vj.
Jika tidak, maka G disebut graf tak-terhubung (disconnected graph).

Contoh graf tak-terhubung:

2
5

1 4
6

3 8 7

 Graf berarah G dikatakan terhubung jika graf tidak berarahnya terhubung (graf
tidak berarah dari G diperoleh dengan menghilangkan arahnya).

24
Matematika
Diskrit
 Dua simpul, u dan v, pada graf berarah G disebut terhubung kuat (strongly
connected) jika terdapat lintasan berarah dari u ke v dan juga lintasan berarah
dari v ke u.

 Jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi terhubung pada graf tidak berarahnya,
maka u dan v dikatakan terhubung lemah (weakly coonected).
 Graf berarah G disebut graf terhubung kuat (strongly connected graph) apabila
untuk setiap pasang simpul sembarang u dan v di G, terhubung kuat. Kalau
tidak, G disebut graf terhubung lemah.

2 3
3 4

graf berarah terhubung lemah graf berarah terhubung kuat

8. Upagraf (Subgraph) dan Komplemen Upagraf


Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graf. G1 = (V1, E1) adalah upagraf (subgraph) dari G
jika V1  V dan E1  E.

Komplemen dari upagraf G1 terhadap graf G adalah graf G2 = (V2, E2) sedemikian
sehingga E2 = E - E1 dan V2 adalah himpunan simpul yang anggota-anggota E2
bersisian dengannya.

2 2

1 1 1
3 3
3

6 6

2 25
4 5 5 5
Matematika
Diskrit

(a) Graf G1 (b) Sebuah upagraf (c) komplemen dari upagraf (b)
Komponen graf (connected component) adalah jumlah maksimum upagraf terhubung
dalam graf G.

Graf G di bawah ini mempunyai 4 buah komponen.

9
12
1 6 7
5
11
13
2 3 4 8 10

Pada graf berarah, komponen terhubung kuat (strongly connected component) adalah
jumlah maksimum upagraf yang terhubung kuat.

Graf di bawah ini mempunyai 2 buah komponen terhubung kuat:

1 4

5
2 3

9. Upagraf Rentang (Spanning Subgraph)


Upagraf G1 = (V1, E1) dari G = (V, E) dikatakan upagraf rentang jika V1 =V (yaitu G1
mengandung semua simpul dari G).
(a) graf G, (b) upagraf rentang dari G, (c) bukan upagraf rentang dari G

1 1 1

2 3 2 3 2 3

4 5 4 5 26
Matematika
Diskrit
10. Cut-Set
Cut-set dari graf terhubung G adalah himpunan sisi yang bila dibuang dari G
menyebabkan G tidak terhubung. Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah
komponen.

Pada graf di bawah, {(1,2), (1,5), (3,5), (3,4)} adalah cut-set. Terdapat banyak cut-set
pada sebuah graf terhubung.

Himpunan {(1,2), (2,5)} juga adalah cut-set, {(1,3), (1,5), (1,2)} adalah cut-set, {(2,6)}
juga cut-set,

tetapi {(1,2), (2,5), (4,5)} bukan cut-set sebab himpunan bagiannya, {(1,2), (2,5)} adalah
cut-set.

1 2 1 2

5 6 5 6

3 4 3 4

(a) (b)

11. Graf Berbobot (Weighted Graph)


Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya diberi sebuah harga (bobot).

10 12
8
e b

15 9
11

d 14 c

27
Matematika
Diskrit
(b)
BEBERAPA GRAFT KHUSUS
a. Graf Lengkap (Complete Graph)
Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap simpulnya mempunyai sisi ke semua
simpul lainnya. Graf lengkap dengan n buah simpul dilambangkan dengan Kn. Jumlah
sisi pada graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah n(n – 1)/2.

K1 K2 K3 K4 K5 K6

b. Graf Lingkaran
Graf lingkaran adalah graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat dua. Graf
lingkaran dengan n simpul dilambangkan dengan Cn.

LATIHAN
 Berapa jumlah maksimum dan jumlah minimum simpul pada graf sederhana
yang mempunyai 16 buah sisi dan tiap simpul berderajat sama dan tiap simpul
berderajat ≥ 4 ?
c. Graf Teratur (Regular Graphs)
Graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama disebut graf teratur.
Apabila derajat setiap simpul adalah r, maka graf tersebut disebut sebagai graf teratur
derajat r. Jumlah sisi pada graf teratur adalah nr/2.

28
Matematika
Diskrit
 Jawaban: Tiap simpul berderajat sama -> graf teratur.
 Jumlah sisi pada graf teratur berderajat r adalah e = nr/2. Jadi, n = 2e/r = (2)
(16)/r = 32/r.
 Untuk r = 4, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah maksimum, yaitu n = 32/4 =
8.
 Untuk r yang lain (r > 4 dan r merupakan pembagi bilangan bulat dari 32):
r = 8 -> n = 32/8 = 4 -> tidak mungkin membuat graf sederhana.
r = 16 -> n = 32/16 = 2 -> tidak mungkin membuat graf sederhana.
 Jadi, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah 8 buah (maksimum dan minimum).
d. Graf Bipartite (Bipartite Graph)
 Graf G yang himpunan simpulnya dapat dipisah menjadi dua himpunan bagian
V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap sisi pada G menghubungkan sebuah
simpul di V1 ke sebuah simpul di V2 disebut graf bipartit dan dinyatakan sebagai
G(V1, V2).

V1 V2
 Graf G di bawah ini adalah graf bipartit, karena simpul-simpunya dapat dibagi
menjadi V1 = {a, b, d} dan V2 = {c, e, f, g}

a b

g c
f

e d

29
Matematika
Diskrit
G
H 1 H 2 H 3

W G E

graf persoalan utilitas (K3,3), topologi bintang

Representasi Graf

1. Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)

A = [aij],1, jika simpul i dan j bertetangga


aij = { 0, jika simpul i dan j tidak bertetangga

Contoh:

1 1

2 5
3

3
2 4
4

2 3

30
Matematika
Diskrit
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
 2 1 0 1 0 0
2 1 0 1 1 
2 1 0 1 1
3 1 1 0 1 0
3 1 1 0 1   3 1 0 0 0
  4 0 0 1 0 0  
4 0 1 1 0 4 0 1 1 0
5 0 0 0 0 0

(a) (b) (c)

1
e e 4
1
e 3
e 2
2 e 8
e 6 3
e 5
e 7
4

1 2 3 4

1 0 1 2 0
 1 
2 1 0 1
3 2 1 1 2

4 0

1 2 0

Derajat tiap simpul i:


(a) Untuk graf tak-berarah

d(vi) = a
j 1
ij

(b) Untuk graf berarah,


n
din (vj) = jumlah nilai pada kolom j = a
i 1
ij

dout (vi) = jumlah nilai pada baris i = aj 1


ij

2. Matriks Bersisian (incidency matrix)

31
Matematika
Diskrit

A = [aij],
1, jika simpul i bersisian dengan sisi j
aij = {
0, jika simpul i tidak bersisian dengan sisi j

e 1

1 2
e 2
e 4 e 3

3
e 5

e1 e2 e3 e4 e5
1 1 1 0 1 0
 0
2 1 1 1 0
3 0 0 1 1 1

4 0

0 0 0 1

3. Senarai Ketetanggaan (adjacency list)

2 3

Simpul Simp Simpul Simp Simpul


1 1
Tetangga ul Tetangga ul Terminal
2 5
3

3
2 4
4

Simp

32
Matematika
Diskrit
ul
1 2, 3 1 2, 3 1 2
2 1, 3, 4 2 1, 3 2 1, 3, 4
3 1, 2, 4 3 1, 2, 4 3 1
4 2, 3 4 3 4 2, 3
5 -
(a) (b) (c)

Graf Isomorfik

 Diketahui matriks ketetanggaan (adjacency matrices) dari sebuah graf tidak


berarah. Gambarkan dua buah graf yang yang bersesuaian dengan matriks
tersebut.
0 1 0 0 1
1 0 1 1 1

0 1 1 1 0
 
0 1 1 0 1
1 1 0 1 0

2
1 2 3

1
3
5 4
5 4

 Dua buah graf yang sama (hanya penggambaran secara geometri berbeda)
 isomorfik!

DEFINISI GRAFT ISOMORFIK


 Dua buah graf yang sama tetapi secara geometri berbeda disebut graf yang saling
isomorfik.
 Dua buah graf, G1 dan G2 dikatakan isomorfik jika terdapat korespondensi satu-satu
antara simpul-simpul keduanya dan antara sisi-sisi keduaya sedemikian sehingga
hubungan kebersisian tetap terjaga.
 Dengan kata lain, misalkan sisi e bersisian dengan simpul u dan v di G1, maka sisi e’
56
yang berkoresponden di G2 harus bersisian dengan simpul u’ dan v’ yang di G2.

33
Matematika
Diskrit
 Dua buah graf yang isomorfik adalah graf yang sama, kecuali penamaan simpul dan
sisinya saja yang berbeda. Ini benar karena sebuah graf dapat digambarkan dalam
banyak cara.
Gambar 6.35 G1 isomorfik dengan G2, tetapi G1 tidak isomorfik dengan G3

3 d c v w

1 2 a b x y

(a) G1 (b) G2 (c) G3

(a)

(b)
Gambar 6.38 (a) Dua buah graf isomorfik, (b) tiga buah graf isomorfik

34
Matematika
Diskrit

a v w
e

c
b d
x y

(a) G1 (b) G2

Gambar 6.36 Graf (a) dan graf (b) isomorfik


a b c d e x y w v z

a 0 1 1 1 0 x 0 1 1 1 0
1 0 1 0 0 1 0 1 0 0
b   y  
AG1 = c 1 1 0 1 0 AG2 = w 1 1 0 1 0
d   v  
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
e 0 0 0 1 0 z 0 0 0 1 0

Dari definisi graf isomorfik dapat dikemukakan bahwa dua buah graf isomorfik
memenuhi ketiga syarat berikut [DEO74]:
1. Mempunyai jumlah simpul yang sama.
2. Mempunyai jumlah sisi yang sama
3. Mempunyai jumlah simpul yang sama berderajat tertentu
Namun, ketiga syarat ini ternyata belum cukup menjamin. Pemeriksaan secara visual
perlu dilakukan.

35
Matematika
Diskrit

w
u

x
y

(a) (b)

LATIHAN
1. Apakah pasangan graf di bawah ini isomorfik?

a p

e t

d h f b s w u q
g v

c r

a b p q

e f t
u

d c s r

2. Gambarkan 2 buah graf yang isomorfik dengan graf teratur berderajat 3 yang
mempunyai 8 buah simpul /
Jawaban

36
Matematika
Diskrit

Graf Planar (Planar Graph) dan Graf Bidang (Plane Graph)

 Graf yang dapat digambarkan pada bidang datar dengan sisi-sisi tidak saling
memotong (bersilangan) disebut graf planar,
 jika tidak, maka ia disebut graf tak-planar.
 K4 adalah graf planar:

K5 adalah Graf yang tidak planar

37
Matematika
Diskrit
Graf planar yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling berpotongan disebut
graf bidang (plane graph).

(a) (b) (c)


Tiga buah graf planar. Graf (b) dan (c) adalah graf bidang

Aplikasi Graf Planar


1. Persoalan utilitas (utility problem)

H H H H 1 H H
1 2 3 2 3

W G E W G E

(a) (b)

(a) Graf persoalan utilitas (K3,3), (b) graf persoalan utilitas bukan graf planar.

2. Perancangan IC (Integrated Circuit)


3. Tidak boleh ada kawat-kawat di dalam IC-board yang saling bersilangan 
dapat menimbulkan interferensi arus listrik  malfunction
4. Perancangan kawat memenuhi prinsip graf planar

38
Matematika
Diskrit
Latihan
 Gambarkan graf (kiri) di bawah ini sehingga tidak ada sisi-sisi yang berpotongan
(menjadi graf bidang). (Solusi: graf kanan)

 Sisi-sisi pada graf bidang membagi bidang datar menjadi beberapa wilayah
(region) atau muka (face).
 Graf bidang pada gambar di bawah initerdiri atas 6 wilayah (termasuk wilayah
terluar):

R 2
R 3
R 4
R 6
R 5
R 1

 Hubungan antara jumlah simpul (n), jumlah sisi (e), dan jumlah wilayah (f)
pada graf bidang:
n – e + f = 2 (Rumus Euler)

R 2
R 3
R 4
R 6
R 5
R 1

 Pada Gambar di atas, e = 11 dan n = 7, f = 6, maka


7 – 11 + 6 = 2.

39
Matematika
Diskrit
Latihan
1. Misalkan graf sederhana planar memiliki 24 buah simpul, masing-masing simpul
berderajat 4. Representasi planar dari graf tersebut membagi bidang datar menjadi
sejumlah wilayah atau muka. Berapa banyak wilayah yang terbentuk?
Jawaban
Diketahui n = jumlah simpul = 24, maka jumlah derajat seluruh simpul = 24  4 = 96.
Menurut lemma jabat tangan,
jumlah derajat = 2  jumlah sisi,
sehingga
jumlah sisi = e = jumlah derajat/2 = 96/2 = 48
Dari rumus Euler, n – e + f = 2, sehingga
f = 2 – n + e = 2 – 24 + 48 = 26 buah.

 Pada graf planar sederhana terhubung dengan f buah wilayah, n buah simpul,
dan e buah sisi (e > 2) selalu berlaku:
e  3n – 6
 Ketidaksamaan yang terakhir dinamakan ketidaksamaan Euler,
 yang dapat digunakan untuk menunjukkan keplanaran suatu graf sederhana
 kalau graf planar, maka ia memenuhi ketidaksamaan Euler, sebaliknya jika tidak
planar maka ketidaksamaan tersebut tidak dipenuhi.
Contoh
Contoh 1: Pada K4, n = 4, e = 6, memenuhi ketidaksamaan Euler, sebab
6  3(4) – 6. Jadi, K4 adalah graf planar.
Pada graf K5, n = 5 dan e = 10, tidak memenuhi ketidaksamaan Euler sebab
10  3(5) – 6. Jadi, K5 tidak planar

K4 K5 K3,3

40
Matematika
Diskrit
Ketidaksamaan e  3n – 6 tidak berlaku untuk K3,3
karena
e = 9, n = 6
9  (3)(6) – 6 = 12 (jadi, e  3n – 6)

padahal graf K3,3 bukan graf planar!


Buat asumsi baru: setiap daerah pada graf planar dibatasi oleh paling sedikit
empat buah sisi,

Dari penurunan rumus diperoleh


e  2n - 4
Contoh 2. Graf K3,3 pada Gambar di bawah memenuhi ketidaksamaan e  2n – 4,
karena
e = 9, n = 6
9  (2)(6) – 4 = 8 (salah)
yang berarti K3,3 bukan graf planar.

H H H H 1 H H
1 2 3 2 3

W G E W G E

Teorema Kuratoswki
Berguna untuk menentukan dengan tegas keplanaran suat graf.

(a) (b) (c)

41
Matematika
Diskrit
Gambar (a) Graf Kuratowski pertama (K5)
(b) Graf Kuratowski kedua (K3, 3)
(c) Graf yang isomorfik dengan graf Kuratowski kedua

Kazimierz Kuratowski (February 2, 1896 – June 18, 1980) was a Polish


mathematician and logician. He was one of the leading representatives of
the Warsaw School of Mathematics.
(Sumber: Wikipedia).

Sifat graf Kuratowski adalah:


1. Kedua graf Kuratowski adalah graf teratur.
2. Kedua graf Kuratowski adalah graf tidak-planar
3. Penghapusan sisi atau simpul dari graf Kuratowski menyebabkannya menjadi graf
planar.
4. Graf Kuratowski pertama adalah graf tidak-planar dengan jumlah simpul minimum,
dan graf Kuratowski kedua adalah graf tidak-planar dengan jumlah sisi minimum.

42
Matematika
Diskrit
TEOREMA Kuratowski. Graf G bersifat planar jika dan hanya jika ia tidak mengandung
upagraf yang isomorfik dengan salah satu graf Kuratowski atau homeomorfik
(homeomorphic) dengan salah satu dari keduanya.

v y
x

G1 G2 G3
Gambar Tiga buah graf yang homemorfik satu sama lain.

Contoh: Kita gunakan Teorema Kuratowski untuk memeriksa keplanaran graf. Graf G
di bawah ini bukan graf planar karena ia mengandung upagraf (G1) yang sama dengan
K3,3

a b a b
c c

f e d f e d

G
G 1

.Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf yang sama dengan K3,3.
Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf (G1) yang homeomorfik dengan K5
(dengan membuang simpul-simpul yang berderajat 2 dari G1, diperoleh K5).

43
Matematika
Diskrit

a a a

i b i b
h c h c h c

d d

g f e g f e g e

G G1 K5
Gambar Graf G, upagraf G1 dari G yang homeomorfik dengan K5.

Latihan
Perlihatkan dengan teorema Kuratowski bahwa graf Petersen tidak planar.
1 1 1

6 7 2 6 7 2 6 2
10

9 8 3 9 8 3 3
5 5 5

4 4 4
(a ) G ra f P e t e r se n , G (b ) G 1
(c ) G 2

1 3 5

2 4 6
(d ) K 3 ,3

Gambar (a) Graf Petersen


(b) G1 adalah upagraf dari G
(c) G2 homeomorfik dengan G1
(d) G2 isomorfik dengan K3,3

Lintasan dan Sirkuit Euler


 Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat
satu kali.
 Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu kali..

44
Matematika
Diskrit
 Graf yang mempunyai sirkuit Euler disebut graf Euler (Eulerian graph). Graf yang
mempunyai lintasan Euler dinamakan juga graf semi-Euler (semi-Eulerian graph).
Contoh.
Lintasan Euler pada graf (a) : 3, 1, 2, 3, 4, 1
Lintasan Euler pada graf (b) : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3
Sirkuit Euler pada graf (c) : 1, 2, 3, 4, 7, 3, 5, 7, 6, 5, 2, 6, 1
Sirkuit Euler pada graf (d) : a, c, f, e, c, b, d, e, a, d, f, b, a
Graf (e) dan (f) tidak mempunyai lintasan maupun sirkuit Euler
(a) dan (b) graf semi-Euler
2 1 1 2 2 3
(a) (b) (c)
3 5
4 1 4

3 4 5 6 6 7

(d) d b (e) 1 2 (f) a b

e c 4 5 c d e

(c) dan (d) graf Euler


(e) dan (f) bukan graf semi-Euler atau graf Euler

TEOREMA. Graf tidak berarah memiliki lintasan Euler jika (graf semi-Euler) dan hanya
jika terhubung dan memiliki dua buah simpul berderajat ganjil atau tidak ada simpul
berderajat ganjil sama sekali.

TEOREMA. Graf tidak berarah G adalah graf Euler (memiliki sirkuit Euler) jika dan
hanya jika setiap simpul berderajat genap.

TEOREMA. (a) Graf berarah G memiliki sirkuit Euler jika dan hanya jika G terhubung
dan setiap simpul memiliki derajat-masuk dan derajat-keluar sama.

45
Matematika
Diskrit
(b) G memiliki lintasan Euler jika dan hanya jika G terhubung dan setiap simpul memiliki
derajat-masuk dan derajat-keluar sama kecuali dua simpul, yang pertama memiliki
derajat-keluar satu lebih besar derajat-masuk, dan yang kedua memiliki derajat-masuk
satu lebih besar dari derajat-keluar.

a
b d c d c
g
f

c
a b a b
e d

(a) (b) (c)

Gambar (a) Graf berarah Euler (a, g, c, b, g, e, d, f, a)


(b) Graf berarah semi-Euler (d, a, b, d, c, b)
(c) Graf berarah bukan Euler maupun semi-Euler
Latihan
Manakah di antara graf di bawah ini yang dapat dilukis tanpa mengangkat pensil
sekalipun?

Lintasan dan Sirkuit Hamilton

46
Matematika
Diskrit
 Lintasan Hamilton ialah lintasan yang melalui tiap simpul di dalam graf tepat
satu kali.
 Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap simpul di dalam graf tepat satu
kali, kecuali simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui dua kali.

 Graf yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graf Hamilton, sedangkan graf
yang hanya memiliki lintasan Hamilton disebut graf semi-Hamilton.

1 2 1 2 1 2

4 3 4 3 4 3

(a) (b) (c)

(a) graf yang memiliki lintasan Hamilton (misal: 3, 2, 1, 4)


(b) graf yang memiliki lintasan Hamilton (1, 2, 3, 4, 1)
(c) graf yang tidak memiliki lintasan maupun sirkuit Hamilton

(a) (b)

(a) Dodecahedron Hamilton,


(b) graf yang mengandung sirkuit Hamilton

Teorema-teorema Lintasan dan Sirkuit Hamilton

47
Matematika
Diskrit
TEOREMA. Syarat cukup supaya graf sederhana G dengan n ( 3) buah simpul adalah
graf Hamilton ialah bila derajat tiap simpul paling sedikit n/2 (yaitu, d(v)  n/2 untuk
setiap simpul v di G). (coba nyatakan dalam “jika p maka q”)
TEOREMA. Setiap graf lengkap adalah graf Hamilton.
TEOREMA. Di dalam graf lengkap G dengan n buah simpul (n  3), terdapat (n – 1)!/2
buah sirkuit Hamilton.
TEOREMA. Di dalam graf lengkap G dengan n buah simpul (n  3 dan n ganjil),
terdapat (n – 1)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling lepas (tidak ada sisi yang beririsan).
Jika n genap dan n  4, maka di dalam G terdapat (n – 2)/2 buah sirkuit Hamilton yang
saling lepas.
Contoh. Sembilan anggota sebuah klub bertemu tiap hari untuk makan siang pada
sebuah meja bundar. Mereka memutuskan duduk sedemikian sehingga setiap anggota
mempunyai tetangga duduk berbeda pada setiap makan siang. Berapa hari pengaturan
tersebut dapat dilaksanakan?

Jawaban: Jumlah pengaturan tempat duduk yang berbeda adalah (9 – 1)/2 = 4.


9
8
1

3
5

Gambar Graf yang merepresentasikan persoalan pengaturan tempat duduk.

48
Matematika
Diskrit
Beberapa graf dapat mengandung sirkuit Euler dan sirkuit Hamilton sekaligus,
mengandung sirkuit Euler tetapi tidak mengandung sirkuit Hamilton, dan sebagainya..
(a) (b)

5 5

1 2 1 2

4 3 4 3

(a) Graf Hamilton sekaligus graf Euler


(b) Graf Hamilton sekaligus graf semi-Euler

Latihan.

 Gambar di bawah ini adalah denah lantai dasar sebuah gedung. Apakah
dimungkinkan berjalan melalui setiap pintu di lantai itu hanya satu kali saja jika kita
boleh mulai memasuki pintu yang mana saja?

Jawaban

Nyatakan ruangan sebagai simpul dan pintu antar ruangan sebagai sisi.

Setiap pintu hanya boleh dilewati sekali (tidak harus kembali ke titik asal) 
melewati sisi tepat sekali  lintasan Euler

49
Matematika
Diskrit
Di dalam graf tersebut ada 2 simpul berderajat ganjil (simpul 1 dan 6), selebihnya
genap  pasti ada lintasan Euler

Kesimpulan: setiap pintu dapat dilewati sekali saja

1 2 3

4
5 6

Beberapa Aplikasi Graft


 Lintasan terpendek (shortest path)
(akan dibahas pada kuliah IF3051)
 Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem)
 Persoalan tukang pos Cina (chinese postman problem)
 Pewarnaan graf (graph colouring)
1. Persoalan Pedagang Keliling
(travelling salesperson problem (TSP)

Diberikan sejumlah kota dan diketahui jarak antar kota. Tentukan tur terpendek
yang harus dilalui oleh seorang pedagang bila pedagang itu berangkat dari sebuah kota
asal dan menyinggahi setiap kota tepat satu kali dan kembali lagi ke kota asal
keberangkatan.
==> menentukan sirkuit Hamilton
yang memiliki bobot minimum.

50
Matematika
Diskrit

2. Aplikasi TSP:

1. Pak Pos mengambil surat di kotak pos yang tersebar pada n buah lokasi di
berbagai sudut kota.
2. Lengan robot mengencangkan n buah mur pada beberapa buah peralatan mesin
dalam sebuah jalur perakitan.
3. Produksi n komoditi berbeda dalam sebuah siklus.

Jumlah sirkuit Hamilton di dalam graf lengkap dengan n simpul: (n – 1)!/2.


a 12 b

5 9
10 8

d 15 c

Graf di atas memiliki (4 – 1)!/2 = 3 sirkuit Hamilton, yaitu:

a 12 b a 12 b a b

5 9 5 9
10 8 10 8

d 15 c d 15 c d c

a 12 b a 12 b a b

5 9 5 9
10 8 10 8

d 15 c d 15 c d c

51
Matematika
Diskrit

I1 = (a, b, c, d, a)  bobot = 10 + 12 + 8 + 15 = 45
I2 = (a, c, d, b, a)  bobot = 12 + 5 + 9 + 15 = 41
I3 = (a, c, b, d, a)  bobot = 10 + 5 + 9 + 8 = 32
 
Sirkuit Hamilton terpendek: I3 = (a, c, b, d, a)
dengan bobot = 10 + 5 + 9 + 8 = 32.
 
• Jika jumlah simpul n = 20 akan terdapat (19!)/2 sirkuit Hamilton atau sekitar 6 
1016 penyelesaian.

3. Persoalan Tukang Pos Cina (Chinese Postman Problem)

 Dikemukakan oleh Mei Gan (berasal dari Cina) pada tahun 1962.
 Persoalan: seorang tukang pos akan mengantar surat ke alamat-alamat
sepanjang jalan di suatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute
perjalanannya supaya ia melewati setiap jalan tepat sekali dan kembali lagi ke
tempat awal keberangkatan?
 menentukan sirkuit Euler di dalam graf

B 8 C
2 8 1
4
A 3 4 D
6 2
F 5 E

Lintasan yang dilalui tukang pos: A, B, C, D, E, F, C, E, B, F, A.

 Jika graf yang merepresentasikan persoalan adalah graf Euler, maka sirkuit
Eulernya mudah ditemukan.

52
Matematika
Diskrit
 Jika grafnya bukan graf Euler, maka beberapa sisi di dalam graf harus dilalui
lebih dari sekali.

 Jadi, pak pos harus menemukan sirkuit yang mengunjungi setiap jalan paling
sedikit sekali dan mempunyai jarak terpendek.

 Persoalan tukang pos Cina menjadi:

 Seorang tukang pos akan mengantar surat ke alamat-alamat sepanjang jalan di


suatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute perjalanannya yang mempunyai
jarak terpendek supaya ia melewati setiap jalan paling sedikit sekali dan kembali
lagi ke tempat awal keberangkatan?

Pewarnaan Graf
 Ada dua macam: pewarnaan simpul, dan pewarnaan sisi
 Hanya dibahas perwarnaan simpul
 Pewarnaan simpul: memberi warna pada simpul-simpul graf sedemikian
sehingga dua simpul bertetangga mempunyai warna berbeda.

53
Matematika
Diskrit

Aplikasi Pewarnaan Graf


 Aplikasi pewarnaan graf: mewarnai peta.
 Peta terdiri atas sejumlah wilayah.
 Wilayah dapat menyatakan kecamatan, kabupaten, provinsi, atau negara.
 Peta diwarnai sedemikian sehingga dua wilayah bertetangga mempunyai warna
berbeda.

Contoh:
 Nyatakan wilayah sebagai simpul, dan batas antar dua wilayah bertetangga
sebagai sisi.
 Mewarnai wilayah pada peta berarti mewarnai simpul pada graf yang
berkoresponden.
 Setiap wilayah bertetangga harus mempunyai warna berbeda  warna setiap
simpul harus berbeda.

54
Matematika
Diskrit

Jawaban

1 1 1
2 2 2

3 3 3
4 4
4
8 5 8 5 8 5

7 6 7 6 7 6

(a ) (b ) (c )

1 m e ra h 2 k u n in g 1 m e ra h
2 k u n in g

b ir u b ir u
ungu 3 jin g g a ungu 3 m e ra h
4 4
h ija u
8 5 k u n in g
8 5

p u tih k u n in g
7 6 7 6
h it a m m e ra h

Gambar 8.72 (d ) (a) Peta (e )

(b) Peta dan graf yang merepresentasikannya,


(c) Graf yang merepresentasikan peta,
(d) Pewarnaan simpul, setiap simpul mempunai warna berbeda,
(e) Empat warna sudah cukup untuk mewarnai 8 simpul

 Bilangan kromatik: jumlah minimum warna yang dibutuhkan untuk mewarnai


peta.
 Simbol: (G).
 Suatu graf G yang mempunyai bilangan kromatis k dilambangkan dengan (G) =
k.
 Graf di bawah ini memiliki (G) = 3

55
Matematika
Diskrit
 Graf kosong Nn memiliki (G) = 1, karena semua simpul tidak terhubung, jadi
untuk mewarnai semua simpul cukup dibutuhkan satu warna saja.

 Graf lengkap Kn memiliki (G) = n sebab semua simpul saling terhubung


sehingga diperlukan n buah warna.

 Graf bipartit Km,n mempunyai (G) = 2, satu untuk simpul-simpul di himpunan V1


dan satu lagi untuk simpul-simpul di V2.

56
Matematika
Diskrit

 Graf lingkaran dengan n ganjil memiliki (G) = 3, sedangkan jika n genap maka
(G) = 2.
 Sembarang pohon T memiliki (T) = 2.
 Untuk graf-graf yang lain tidak dapat dinyatakan secara umum bilangan
kromatiknya.

TEOREMA-TEOREMA PEWARNAAN GRAF


 Perkembangan teorema pewarnaan graf:
TEOREMA 1. Bilangan kromatik graf planar  6.
TEOREMA 2. Bilangan kromatik graf planar  5.
TEOREMA 3. Bilangan kromatik graf planar  4.
 Teorema 4 berhasil menjawab persoalan 4-warna (yang diajuka pada abad 19):
dapatkah sembarang graf planar diwarnai hanya dengan 4 warna saja?
Jawaban dari persoalan ini ditemukan oleh Appel dan Haken yang menggunakan
komputer untuk menganalisis hampir 2000 graf yang melibatkan jutaan kasus

57
Matematika
Diskrit

DAFTAR PUSTAKA

Grimaldi, Ralph P., 2003. Discrete and Combinatorial Mathematics 5th Ed: An
Applied Introduction. Pearson Addison Wesley

Johnsonbaugh, R., 2001. Discrete Mathematics 5th Edition. Prentice Hall


International

Liu, C. L., 1986. "Elements of Discrete Mathematics", New York : McGraw Hill.

Rinaldi Munir, 2010. Matematika Diskrit. Jakarta:Informatika

Rosen, Kenneth H., Discrete Mathematics and Its Applications 5th Ed. New York:
McGrawHill.

Seymour Lipschutz and Marc lipson, 2007. Discrete mathematic, Third edition
Schaum’s OutLines.The Mcgraw-Hill Companies.

Suryadi H. S., 1994. "Pengantar Struktur Diskrit", Jakarta : Universitas Gunadarma.

58

Anda mungkin juga menyukai