Bab I 2 3 4 5
Bab I 2 3 4 5
PENDAHULUAN
pengertian dari kecelakaan lalu lintas yakni berbunyi : “Kecelakaan lalu lintas
adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja
Prasarana dan Lalu lintas Jalan lihat Pasal 93 ayat (1)). Kecelakaan lalu lintas
merupakan suatu kejadian yang terjadi secara tidak disengaja dan tidak diduga
1
dengan transportasi. Hasil survey data yang dilakukan World Health
kematian tertinggi akibat dari kecelakaan lalu lintas. Jika Negara Indonesia
telah mencapai hingga lebih dari 80 persen. Setiap hari jumlah korban
meninggal dunia dampak dari kecelakaan lalu lintas menyentuh angka 120
jiwa. Sedangkan negara yang tidak berbeda jauh dengan Indonesia yakni
kematian global pada saat ini tercatat mencapai angka 1,24 juta per tahun nya.
Pada tahun 2030 diprediksi jumlah nya akan melonjak sampai 3 kali lipat
(https://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/07/nenhso57-survey-
kecelakaan-lalu-lintas-di-seluruh-dunia-orangorang-yang-mati-dalam-diam )
yang mengkhawatirkan pada tahun 2020 nanti, jumlah korban tewas atau
cacat dari setiap harinya dapat menyentuh angka lebih dari 60 persen di
seluruh dunia. Upaya yang harus dijalankan dalam rangka mencegah hal
kecelakaan lalu lintas sebagai sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Hampir
2
raya merupakan peristiwa yang tidak dapat diprediksikan. Yang lebih parah
kecelakaan lalu lintas dijalan raya adalah peristiwa yang dapat dihindari.
(https://www.pu.go.id/berita/view/2763/pembangunan-jalan-baru-mampu-
perkecil-tingkat-kecelakaan-di )
Setiap tahun kurang lebih 1,3 juta jiwa meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas, dan sekitar 20 – 50 jiwa yang mengalami luka luka
(http://www.tribunnews.com/otomotif/2016/05/27/korban-tewas-kecelakaan-
lalu-lintas-90-persen-berpenghasilan-rendah-dan-menengah)
tinggi hal ini mendasari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia
Prevention. Jika ditinjau dari laporan tersebut kurang lebih 3000 jiwa
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas . Dari data yang didapatkan tersebut
melonjak. Sejak tahun 2014 hingga terakhir tahun lalu, jumlahnya terus
kasus. Pada tahun 2016 tercatat 105.374 kasus, dari total kasus tersebut
korban meninggal dunia tercatat 25.859 orang, luka berat 22.939 orang, luka
3
ringan 120.913 orang. Tetapi jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan
yang terjadi, jumlah kasus pada tahun 2012 mengalami penurunan dari
(https://sains.kompas.com/read/2017/01/25/180500230/angka.kecelakaan.lalu.
lintas.tahun.lalu.naik
faktor lain yaitu faktor fasilitas pelengkap jalan yang kurang memenuhi
standar teknis. Terdapat banyak para pejalan kaki yang menjadi korban
adalah tersebut bentuk zebra cross yang kini sudah tidak sesuai untuk
digunakan. Fungsi dari zebra cross salah satunya adalah membuat pejalan kaki
merasa aman dan nyaman pada saat menyebrang jalan yaitu dengan cara
2015:1)
pejalan kaki merasa tidak ada bedanya menyebrang melalui zebra cross
ataupun tidak dan membuat para pejalan kaki mengurungkan niat untuk
(https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sainstrendtek/16/01/26/internasio
4
nal/global/15/09/07/jurnalisme-warga/kabar/17/05/30/oqrsvb396-hitam-putih-
jalanan-yang-mulai-tersisihkan )
kesabaran ketika menunggu saat yang untuk menyeberang dan harus ada
raya. Resiko yang paling ringan yang terjadi ketika penyeberang jalan gagal
menyeberang jalan tanpa melalui fasilitas zebra cros, sehingga hal tersebut
setengah jalan, terjadi kecelakaan lal u lintas sebanyak dua kali dalam kurun
waktu yang sama yakni tahun 2018. kecelakaaan lalu lintas yang pertama
dialami seorang pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan melalui zebra
cross yang hanya dibangun setengah jalan. Dan kecelakaan lalu lintas yang
5
kedua dialami pengendara sepeda motor yang hendak menyebrang di tempat
tersebut pula. Di Jalan Sunan Kudus tahun 2018 terdapat pemuda berumur 21
cross yang hanya dibangun setengah jalan. Dan di Perempatan Jalan A. Yani
juga pernah ada peristiwa kecelakaan lalu lintas antara kendaraan roda empat
dan roda dua yang hendak menyeberang. Dimana di Perempatan tersebut tidak
argument diatas, penulis menulis skripsi ini dengan judul “Pembuatan Zebra
menyeberang sembarangan
6
1.3. Pembatasan Masalah
adalah :
Marka Jalan;
berikut:
7
1. Bagaimana pembuatan zebra cross di Kota Kudus Apakah sudah sesuai
Manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
8
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian
2. Manfaat Praktis
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
o ti n
1. Hengk Evaluasi Mengkaji Tidak Mengkaji pembuatan
Perubahan atas
Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 34
Marka Jalan.
Mengkaji kendala
kendala Dinas
Perhubungan Kabupaten
10
Kudus dalam
menerapkan Peraturan
Menteri Perhubungan
Republik Indonesia
Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 34
Marka Jalan.
2. Era Pelaksanaa Mengkaji Tidak Mengkaji pembuatan
11
Menteri Dinas Perhubungan
Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 34
Marka Jalan.
hukum, dan
tidak
12
mengkaji
implementa
si Peraturan
Menteri
Perhubunga
n Republik
Indonesia
Nomor 67
Tahun 2018
tentang
Perubahan
atas
Peraturan
Menteri
Perhubunga
n Nomor 34
Tahun 2014
tentang
Marka
Jalan.
13
PONTIANAK” yang didapatkan di Jurnal Teknik Sipil Indonesia,
dan marka jalan yang akan datang berupa rekomendasi misalnya penempatan
rambu peringatan tikungan beruntun pada suatu ruas jalan yang terdapat
dan penempatan marka 14 jalan baik marka membujur garis solid maupun
garis putus-putus pada jalan yang belum terdapat marka jalan terutama pada
ijinkan untuk mendahului kendaraan lain pada bagian jalan ini sesuai dengan
jalan zebra cross saja, tetapi semua marka jalan dan juga rambu jalan.
Penelitian ini hanya membahas dari segi perspektif ilmu teknik sipil saja dan
Marka Jalan.
Penelitian ini hanya membahas marka jalan perspektif ilmu teknik sipil dan
14
2014 tentang Marka Jalan. Berdasarkan keterangan di atas, penelitian yang
Tahun 2015.
15
maksimal, Keberadaan jembatan penyeberangan jarang dipakai dan
anggaran, Pemerintah Kota melakukan kerja sama oleh pihak ketiga didalam
penyediaannya/pembangunannya.
Jalan.
tentang Marka Jalan , pada penelitian kedua pula tidak membahas mengenai
JALAN PADA JALAN LUAR KOTA” yang dalam bentuk Skripsi Teknik
16
Kesimpulan dari temuan penelitian ialah Harmonisasi rambu dan
marka jalan dengan geometric jalan ialah sebuah arahan positif mengenai
pengemudi yang melewati jalan antar kota pada ruas jalan Sungai Pasir-Sekar
Rambut Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan, dan ruas jalan Poros –
pada pengemudi agar pesan dari rambu dan marka jalan tersampaikan
dengan baik.
harmonisasi antara rambu dan marka jalan dengan geometric jalan yakni
mengenai penempatan marka dan rambu jalan yang ideal sesuai dengan jarak
menginformasikan jalan yang akan dilalui. Data yang digunakan ialah data
sekunder (situasi dan kondisi jalan yang diteliti yaitu gambar kerja desain
17
geometric jalan eksisting ruas jalan di Wilayah Kota Baru, Kalimantan
Selatan dan data lapangan jalan eksisting ruas jalan Poros Kabupaten
marka terhadap geometric jalan pada jalan luar kota dalamperspektif ilmu
teknik sipil dan tidak melengkapi dengan dimensi hukum, dan tidak mengkaji
Jalan.
18
Istilah negara hukum dalam pasal 1 ayat (3) yang berbunyi jika
Sepanjang sejarah yang ada, peran utama dari hukum adalah membuat
(Baharuddin, 2010: 9)
1990: 5)
1980: 10)
19
Mengaguminya sebagai pemikir besar dari Negara dan hukum.
ilmiah kedua berjudul politicus yang isinya antara lain tentang penekanan
20
berlaku, pemerintahan yang dilaksanakan untuk kepentingan umum, dan
dari paksaaan penguasa. Cita cita dari negara hukum ini dilupakan orang,
hukum ialah reaksi dari pemikiran kekuasaan yang absolute dan yang
negara hukum baru dikenal abad ke-19. Terdapat dua kalimat penting
Dasar 1945 (UUD 1945). Kalimat itu ialah: Indonesia adalah Negara
hukum tentang negara hukum yang bagaimana, predikat negara hukum apa
21
Pendapat Oemar Seno Adji negara hukum Indonesia berciri khas
Negara pancasila selalu dalam konotasi yang positif, artinya tidak ada lagi
Amerika serikat yang berfaham freedom of religion dalam arti positif dan
menyangkan, untuk percaya pada suatu agama contoh Kristen, atau agama
lain atau tidak ada, (seperti yang kita pilih) di Uni Soviet Negara komunis
pemisahan rigid mutlak antara agama dan negara, agama dan negara
22
Padmi Wahyono mengemukakan hukum adakah alat atau wahana
erat antara agama dan Negara, bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa,
hukum dalam bahasa asing adalah rechtsstaat dan the rule of law. abad
XIX Istilah rechtstaat popular di Eropa ,sejak terbitnya buku Albert Venn
Dicey tahun 1885 dengan judul Introduction to the study of the law of the
constitution istilah the rule of law popular. Tumpuan dari rechtstaat ialah
hukum continental (civil law) atau modern roman law, Tumpuan dari the
perundang-undangan).
Undang-Undang.
23
4. Pengawasan pengadilan, untuk masyarakat terdapat saluran melalui
Unsur negara hukum menurut Imanuel Kant dan F.J. Stahl yaitu
hukum.
24
pemerintah. Setiap warga Negara sama kedudukannya dalam hukum dan
dasar. (Undang- Undang Dasar 1945 perubahan ketiga Pasal 1 ayat (3)).
ketentuan ini berarti jika presiden dan wakil apabila terbukti melakukan
berlaku, suatu sumpah yang harus dihormati oleh presiden dan wakil
suatu sumpah yang harus dihormati oleh presiden dan wakil presiden
25
dalam mempertahankan negara hukum. (Undang- Undang Dasar 1945
artinya ketentuan ini sesuai dengan ciri ciri negara hukum (Undang-
Undang Dasar 1945 mengatur tentang perubahan ketiga Pasal 24 ayat (1)).
(Sardol, 2014: 1)
26
Keberlakuan hukum atau dapat juga disebut dengan kekuatan
2007: 8)
memiliki cita cita untuk dapat melindungi segenap bangsa Indonesia dan
27
secara global melainkan secara khusus berawal pada ketertiban internal
28
diberlakukan, menaati kaidah hukum tersebut. Maka, keberlakuan
3. Keberlakuan Evaluatif
29
oleh isi kaidah hukum tersebut dipandang benar. (Bruggink, 1999:
153)
tiga macam hal berlakunya hukum sebagai kaidah. Hal berlakunya kaiah-
1980: 13)
30
Menurut Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah untuk dapat
regel).
yakni:
hukum.
31
yang rendah, sehingga masing masing hukum memperoleh validitas
tersusun secara silogistik dan dalam hal ini grundnorm merupakan materi
harus berperilaku sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh konstitusi
berikut:
32
dan keadilan, karena konsep keadilan bersifat abstrak, sedangkan
mencapai kedamaian.
hambatan.
33
5. Faktor Kebudayaan: Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-
(Soekanto, 2004:4)
yang tidak taat hukum atau fasilitas minim. (Dahlan, 2017: 186)
34
Walaupun ketentuan di atas tidak menyebut secara tegas
tinggi; atau
35
2. dibentuk berdasarkan kewenangan. (Undang- Undang No. 12
(Soehino, 1981:1)
baik yang telah ada maupun yang dibentuk baru untuk hal tersebut.
36
Sedangkan Delegasi dalam bidang perundang-undangan
37
12 Tahun 2011 selain mengatur keberadaan peraturan perundang-
38
Di dalam undang undang sebelumnya Undang – Undang No
39
Peraturan Menteri yang terbentuk Undang- Undang Nomor 12 Tahun
yang berkategori pertama seperti itu yang dapat di uji oleh Mahkamah
mengikat umum dan dapat diuji oleh Mahkamah Agung, jika dinilai
40
sudah bertentangan dengan Undang-undang. Kedudukan Peraturan
pengkajian kembali.
perintah, dan petunjuk) pemakai jalan selain itu marka jalan dapat
1 angka 18).
41
Dimana marka jalan mempunyai berbagai jenis diantaranya
Marka Jalan)
42
Marka membujur, garis utuh berfungsi sebagai larangan
tepi jalur lalu lintas dan untuk mengatur lalu lintas sementara waktu
utuh di depan serta sebagai pembatas jalur pada dua arah. Marka
fungsinya agar lalu lintas dapat melintasi yang berada pada sisi
lintas yang berada pada sisi utuh dilarang melintasi garis ganda
2011: 16)
43
bangunan umum, seperti pasar dan pusat perbelanjaan. (Laksito,
2014:108)
b) Persilangan serong
44
c) Pada jalan lurus di daerah yang terdapat cukup banyak pejalan
garis henti dan sebisa mungkin dilengkapi dengan marka jalan yang
yang ditempatkan di jalan lebar lebih dari 10 meter atau lebih dari 4
0,60 meter
45
dilengkapi dengan rambu penyeberangan. Perencanaan untuk marka
2004: 17)
46
Bagan 2.2.5. Alur Perencanaan Marka Jalan
Persiapan:
Peta
SDM
Teknis
Perencanaan marka
Pemeriksaan
yang
berwajib
(Departemen
Implementasi Kimpraswil, 2004: 23)
47
Sesuai ketentuan penyelenggaraan SK Menteri Perhubungan No.
2018: 283)
terbuat dari bahan yang tidak licin, bahan harus mampu memantulkan
1. Kualitas bahan marka jalan harus mengacu pada SNI No. 06 -4825
48
2. Pembuatan marka jalan dapat menggunakan bahan-bahan sebagai
berikut:
a. Cat
b. Thermoplastic
1. Marka nonmekanik
dan bola kaca kecil, untuk memantulkan cahaya agar marka dapat
49
Pembuatan Marka Jalan dilakukan oleh badan usaha yang telah
Jenderal sebagai badan usaha pembuat Marka Jalan Tata cara penilaian
jangka pendek.
50
secara efektif memberikan arahan sesuai kondisi lalu lintas yang
diinginkan perencana.
secara sah dalam suatu wilayah. Max Weber mengatakan : “The state is
human society that (successfully) claims the monopoly of the legitimate use
of physical force within a given territory” yang artinya yakni “Negara yakni
Secara umum Negara dapat dikatakan sebagai suatu daerah territorial yang
yang merupakan aparat Negara sangat berwenang untuk dikaji dengan cermat
dan teliti sebab, hal ini berkaitan dengan hasil keluaran dari kebijakan yang
51
yang dikeluarkan pemerintah sebagai aparatur Negara sangatlah kompeten
untuk dikaji secara seksama, karena ini menyangkut output dari kebijakan
ini.
penelitian yang hendak dilaksanakan. Maka dari itu penulis ingin mengutip
52
Sumber: Bambang Sunggono, 1994: 139
suatu kebijakan yang harus dilaksanakan. Hasil proses implementasi terdiri dari
hasil kebijakan yang segera atau disebut sebagai “policy performance”. Teori dari
distorsi implementasi.
53
aktivitas organisasi tidak fleksibel. Aspek dari stuktur organisasi adalah
2008:89)
kepada pelaksaan dari suatu keputusan yang dibuat oleh eksekutif. Tujuannya
Tahun 2014 tentang Marka Jalan yang dimaksud penulis dalam melaksanakan
Tahun 2014 tentang Marka Jalan mengenai konsep pembinaan adalah segala
mengenai hal hal yang berkaitan dengan marka jalan. Tujuan utama
Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan menegaskan ada beberapa ruang
54
lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi spesifikasi teknis Marka
jalan kota termasuk jalan propinsi, jalan nasional , dan merencanakan kebutuhan,
kebijakan dapat berjalan efektif tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dimana
55
2.4. Kerangka Berfikir
Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Ditjen Bina Marga (1991). Tata Cara Pemasangan Rambu Dan Marka Jalan Perkotaan.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : Km 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan Menteri Perhubungan
cross di Kota Kudus Apakah sudah sesuai dengan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus dalam
Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan?
Marka Jalan?
Teori & Konsep: Lawrence M. Friedman : efektif Teori & Konsep: Lawrence M. Friedman : efektif
dan berhasil tidaknya penegakan hukum tergantung dan berhasil tidaknya penegakan hukum tergantung
tiga unsur sistem hukum, yakni struktur hukum, tiga unsur sistem hukum, yakni struktur hukum,
substansi hukum dan budaya hukum substansi hukum dan budaya hukum
56
2.5. Peraturan Yang Mengatur Instansi Instansi Terkait Pembuatan Zebra
Cross
jalan. Pasal 18 ayat 4 berbunyi (4) Rehabilitasi jalan sebagaimana dimaksud pada
kembali (regraveling) untuk perkerasan jalan tidak berpenutup dan jalan tanpa
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Kepolisian Negara Republik
dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Penyelenggara Jalan dalam
dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu
57
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13 /Prt/M/2011
Tentang Tata Cara Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan Pasal 18 ayat 1 dan Pasal 18
ayat 4 dan pasal 3 ayat 1 bisa disimpulkan jika Pemarkaan adalah kegiatan
pemeliharaan jalan
perundang-undangan.”
sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase
58
Perumahan Rakyat; d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan Umum dan
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat; dan i. pelaksanaan dukungan yang
Marga, dan fungsi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Penyelenggara Jalan dalam
dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu
dilakukan oleh : a. Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk, untuk jalan
nasional dan jalan tol kecuali jalan nasional yang berada dalam Ibu Kota
59
Kabupaten Daerah Tingkat Iiatau yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat
II;b. Pemerintah Daerah Tingkat I, untuk jalan propinsi, kecuali jalan propinsi
yang berada dalam Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II atau jalan propinsi
yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II;c. Pemerintah Daerah Tingkat II
Kabupaten, untuk : 1) jalan kabupaten; 2) jalan propinsi yang berada dalam Ibu
Kota Kabupaten Daerah Tingkat II, dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I; 3) jalan nasional yang berada dalam Ibu Kota Kabupaten Daerah
Kotamadya untuk : 1) jalan kotamadya; 2) jalan propinsi yang berada dalam Kota-
madya Daerah Tingkat II, dengan persetu-juan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
Instansi, badan usaha atau warga negara Indonesia dapat melakukan pengadaan,
Lintas diatur dalam UU no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
:Pasal 96 (1) Menteri yang membidangi sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
c, huruf e, huruf g, huruf h, dan huruf i, Pasal 94 ayat (2), Pasal 94 ayat (3) huruf
60
b, Pasal 94 ayat (4), serta Pasal 94 ayat (5) huruf a dan huruf b untuk jaringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf d, huruf g,
huruf h, dan huruf i, serta Pasal 94 ayat (3) huruf a untuk jalan nasional. (3)
Pasal 94 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf f, huruf g, dan huruf i, Pasal 94 ayat (3)
huruf c, dan Pasal 94 ayat (5). (4) Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) untuk jalan provinsi setelah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.
(5) Bupati bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) untuk jalan kabupaten
dan/atau jalan desa setelah mendapat rekomendasi dari instansi terkait. (6)
Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) untuk jalan kota setelah
mendapat rekomendasi dari instansi terkait. Pasal 97 (1) Dalam hal terjadi
perubahan arus Lalu Lintas secara tiba-tiba atau situasional, Kepolisian Negara
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan Rambu Lalu Lintas, Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, serta alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan
61
memberikan rekomendasi pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Pasal 223 Undang Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
dimaksud dengan “pihak ketiga” adalah : a. orang yang berada di luar Kendaraan
Bermotor; atau b. instansi yang bertanggung jawab di bidang Jalan serta sarana
bagi pengguna jalan dalam berlalu-lintas yang meliputi marka jalan, rambu lalu-
62
lintas, alat pemberi isyarat lalu-lintas, lampu penerangan jalan, rel pengaman
Dan pemeliharan perlengkapan jalan yang contoh nya ialah marka jalan
Lalu Lintasa dan angkutan jalandinyatakan :”bahwa tugas pokok dan fungsi Polri
63
hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu
lintas”.
Tahun 1993tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan berbunyi “Rekayasa lalu lintas
pemeliharaan rambu-rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, serta alat
rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, serta alat pengendali dan
Beberapa Instansi terkait dalam rekayasa lalu lintas diatur dalam pasal 5
Lintas Pasal 5 ayat (1) Perencanaan dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas
dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan,
dan rekayasa lalu lintas yang dilakukan oleh gubernur, bupati, atau walikota
64
kewenangannya. Pasal 5 ayat (3) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), untuk manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dilakukan oleh gubernur,
lalu lintas dan angkutan jalan, mengenai sarana dan prasarana lalu lintas dan
manajemen dan rekayasa lalu lintas. Pasal 5 ayat (4) Instansi terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), untuk manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dilakukan
bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, mengenai sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; b. kementerian yang bertanggung jawab
provinsi setempat.
Pasal 5 ayat (5) Perencanaan dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas oleh
berbatasan. Pasal 5 ayat (6) Perencanaan dalam manajemen dan rekayasa lalu
65
BAB III
METODE PENELITIAN
ilmuwan pasti berbeda dengan kerja seorang awam. Seorang ilmuwan selalu
penelitian.
Apabila ditinjau dari latar belakang dan masalah yang diangkat sari skripsi
66
Penelitian ini adalah penelitian hukum dengan pendekatan penelitian kualitatif
satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola-pola yang
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
pada prinsip-prinsip umum yang mendasari wujud satuan gejala yang ada
dalam kehidupan sosial manusia, seperti halnya yang terjadi apabila Dinas
67
Perhubungan Kabupaten Kudus mampu membuat marka jalan zebra cross
sesuai peraturan tersebut pasti akan ada perubahan yang terjadi misalnya
dilakukan oleh para pejalan kaki yang akan menyebrang jalan lebih terjamin.
sebagai variabel.
diteliti berkaitan erat dengan pengungkapan seberapa jauh peran dari Dinas
68
Penelitian ini akan dilakukan secara maksimal dengan maksud untuk
kebenarannya. (Soekanto, 2005: 10) Oleh karena itu, jenis penelitian yang
pembuatan marka jalan (zebra cross) juga melihat secara langsung yang terjadi
2014 tentang Marka Jalan di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, dan kendala-
suatu gejala normatif yang mandiri (otonom), tetapi sebagai suatu institusi
sosial yang dikaitkan secara riil dengan variable variabel sosial yang lain.
69
Pada pendekatan sosiologis yuridis ini masalah yang diteliti adalah
keterkaitan pada segi yuridis yaitu bagaimana peran Dinas Perhubungan dan
uji laik jalan terhadap kendaraan angkutan umum, bahwa untuk mencegah
Lima tipe kajian hukum ditinjau dari perbedaan konsep hukum. Perbedaan
tipe kajian ini akan menyebabkan juga perbedaan dalam memilih dan
2011: 78)
70
Setiono mengembangkan lima konsep hukum Soetandyo Wignjosoebroto
sebagaimana berikut:
1. Hukum adalah asas Kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan
berlaku universal.
6. Penulisan skripsi ini dengan konsep hukum kelima yakni hukum Hukum
merupakan interaksi dan tingkah laku atau aksi-aksi interaksi manusia dengan
71
Soetandyo Wigjosoebroto, membagi penelitian hukum menjadi dua,
yaitu:
Karena setiap aksi atau tingkah laku merupakan suatu realitas sosial yang
atau tingkah laku dan aksi ini dapat disebut sebagai penelitian hukum (sosial),
di dalam masyarakat.
social yang lain. ( Amiruddin, 2006: 133) Objek kajian penelitian empiris
72
intensif latar belakang keadaanan sekarang dan interaksi lingkungannsuatu
sebagai fakta yang dapat dikonstatasi atau diamati dan bebas nilai (Nasution,
2008: 81). Tujuan ilmu hukum empiris agar mengetahui seberapa jauh hukum
antara hukum ilmu hukum empiris dan disiplin ilmu-ilmu lainnya terutama
dari interaksi antar hukum ilmu hukum empiris dengan disiplin ilmu-ilmu
yang lain khusunya sisiologi dan antropogi melahirkan sosiologi hukum dan
antropologi hukum. Pokok penelitian kajian ilmu hukum empiris yakni fakta
social dan fenomena hukum masyaakat yang ada di dalam masyaraka serta
konsep pembuatan zebra cross dengan mengacu pada hukum tata Negara dan
hukum marka jalan sebagai upaya untuk mengetahui pendapat tersebut juga
Jenis penelitian ini sesuai dengan apa yang dimaksud dan diharapkan oleh
peneiti yang menekankan pada segi observasi dan wawancara yang akan
dilakuka oleh peneliti. Adapun yang menjadi obje daklam peneliti ini adalah
73
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
.3 Fokus Penelitian
pada suatu fokus. Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari
hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
Peneliti ingin membatasi terhadap hal apa saja yang sesuai dengan
Jalan
74
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
akan dapat lebih mudah untuk mengetahui dimana tempat suatu penelitian
zebra cross dan proses pembuatan zebra cross, Dinas Perhubungan Kecamatan
Sumber data adalah tempat dari mana data diperoleh, diambil, dan
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.” (Moleong, 2013: 157) . Secara
75
umum, sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
76
.6. Teknik Pengambilan Data
1. Peraturan perundang-undangan
3. Yurisprudensi
mengikat)
3. Hasil-hasil penelitian
1. Bibliografi
77
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Pengamatan
yang terjadi, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku
langsung. (Ashshofa, 2004: 26). Dalam metode observasi ini akan diamati
Tahun 2014 tentang Marka Jalan dan menemukan model pembuatan zebra
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
78
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus serta para pihak yang berkompeten
prasasti, rapat agenda, film, foto atau gambar dan sebagainya” (Arikunto,
dalam penelitian ini adalah dokumen resmi jumlah, bentuk dan ukuran
79
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 34 Tahun 2014
berupa:
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat
wawancara.
80
2. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang atau lembaga
berkaitan.
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah
81
melalui triangulasi dengan sumber dengan cara membandingkan data-data
data dari hasil wawancara langsung terhadap pihak Dinas Perhubungan dalam
Sumber yang berbeda Teknik yang berbeda Waktu yang berbeda Data
82
2) Kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian secara
yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis kerja (ide) seperti yang sarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu. Proses analisis data
dimulai dengan menelaah semua yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
data sehingga mudah dibaca dan dipahami. Metode analisis data yang
dengan menguji data dengan konsep atau teori serta jawaban yang diperoleh
Tahap analisis data ada 4 (empat) menurut Miles dan Huberman, yaitu:
83
b. Reduksi Data: proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
tindakan.
Pengumpulan Data
84
Kesimpulan-Kesimpulan
Penarikan atau Verifikasi
Sumber: Metode Analisa Interaktif oleh (Miles dan Huberman, 1992: 20)
data. Karena data yang dikumpulkan banyak, maka diadakan reduksi data.
data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila ketiga tersebut selesai
85
BAB IV
Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Negara Indonesia. Ibu Kota dari
91.137 jiwa (2013) jiwa yang terdiri atas 44.452 jiwa penduduk laki-laki
bekerja sebagai buruh industri dan sektor swasta. Dan sebagian besar
86
Di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus terdapat batas-batas wilayah
100% ialah berupa daerah yang datar sampai berombak. (Kota Kudus,
https://property-kudus.blogspot.com/2017/07/kecamatan-kota-
Desa demangan, Desa mlati lor, Desa nganguk, Desa kramat, Desa
demaan, Desa langgar dalem, Desa kaumat, Desa damaran, Desa krandon,
87
Ditinjau dari segi pariwisata Kecamatan Kota Kabupaten Kudus cukup
pemancingan.
ialah:
Kudus.
88
(kamanungsang), sehingga akhirnya pembangunan masjid tersebut
dibatalkan
Jawa
89
Sebagian besar para penduduk Kecamatan Kudus bermata
2019)
tiga, jenang Asia Aminah dan Perusahaan susu Muria. Sedangkan Industri
roti, sirup, jamu tradisional dan aneka makanan khas Kudus diantaranya
Keciput Barokah.
90
Kudus Telp.437535. Potensi industri di Purwosari ini yaitu industri
dan jumlah penduduk sekitar 6.142 jiwa ini mempunyai potensi industri
Kelis, Tahu
Bordir, Tas, Konveksi Rukuh, Kerajinan Sepatu dan sandal, Gordyn dan
Laundry.
Gordyn, Sablon
91
Kelurahan Mlatinorowito: Kepala Kelurahan : Dra. Lilik Ngesti WS.
Tutut No 235 Kudus Telp. 430074. Jumlah penduduk sekitar 4.349 jiwa.
jagung
51B Kudus Telp 437336. Jumlah penduduk sekitar 4.678 jiwa. Kelurahan
ini terkenal dengan Jamu tradisional cap klanceng, sirup agung, roti, kecap
92
Desa Kramat: Kepala Desa : H.M Sensus Tulistyono. Jumlah RW 4 RT
26. Desa ini mempunyai luas 0,28 Km 2 / 28.00 Ha. Jumlah penduduk
sekitar 3.758 jiwa. Industri yang ada di Desa ini yaitu Kerajinan
sampah, dll)
Desa dengan luas wilayah 0,37 Km 2 / 37.21 Ha. Jumlah penduduk sekitar
5.792 jiwa. Potensi industri : pembua tan Lencana, Krupuk kulit, Keciput,
Jumlah penduduk sekitar 478 jiwa. Industri yang berkembang di Desa ini
ringan/roti
1.353 jiwa. Potensi industri dari desa ini adalah Bordir, Konveksi, Kain
25. Desa ini mempunyai luas wilayah 1,62 Km 2 / 161.66 Ha. Jumlah
kacang ayu, emping jagung, marning, kue bolu, kue dodol, kue semprit,
kacang tanah
93
Desa Glantengan: Kepala Desa : Slamet Wahyudi. Jumlah RW 4 RT 12.
penduduk sekitar 2.424 jiwa Jenis industri kecil yang berkembang di desa
makanan ringan
Jumlah penduduk sekitar 5.014 jiwa. Pengrajin Kawat (jebakan tikus, alat
rumah tangga, kompor), Kecap Niki Echo, Sirup, Makanan ringan. Potensi
pertanian : Padi
94
Per/Jok, Konveksi, Bordir, Produksi Tas, produksi rempeyek, produksi
Rokok Langsep, Pande Besi, Limun, Roti Anugrah, Roti Idjo, Makanan
17. Jumlah penduduk sekitar 3.087 jiwa. Industri yang terdapat didesa ini
2019)
95
Dinas adalah Bagian kantor pemerintah yg mengurus pekerjaan
1933.Tahun 1942 s/d 1945 Departemen yang mengatur lalu lintas, tidak
96
1. SIM PKB (SIM PKB adalah sebuah aplikasi yang dibangun dengan
Masuk
Numpang Uji Realisasi Pengelolaan Rambu
Keluar Terminal
Mutasi Masuk Target Penindakan RPPJ
Hukum
Mutasi Keluar Forum Support KTB Warning Lamp
97
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
secara profesional dalam hal ini ditunjang kualitas dan kuant itas Sumber
98
Infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Jawa Tengah yang
adanya struktur organisasi yang jelas maka jelas pula tugas pokok dan
Kabupaten Kudus
bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
99
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Kepala Dinas
Sekretaris Dinas
Subbag . Keuangan
Bidang Lalu Lintas & Angkutan Jalan Bidang Keselamatan & Sarana
Bidang Keselamatan & Sarana
100
pembantuan.Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
informatika
informatika
Kudus
Lintas dan Angkutan Jalan seperti marka zebra cross ialah dengan
101
maksud dan tujuan untuk mengendalikan kecepatan dan perilaku
“berhenti di belakang zebra cross saat lampu lalu lintas berwarna merah.”
berjumlah relatif banyak . Namun banyak pula zebra cross yang warna
nya telah pudar. Kondisi ini membuat para pengendara kurang lagi
memperhatikan keselamatan para pejalan kaki. Akibat dari cat yang pudar
memang membuat zebra cross sering sekali lepas dari pandangan para
pejalan kaki takut karena jalur penyeberangan tersebut tidak dapat dilihat
yang ditimbulkan dari hal ini ialah dapat menyebabkan kecelakaan bagi
menyebarang jalan kaki diatas zebra cross yang warnanya sudah pudar
102
dirasa sama saja menyeberang ditempat yang tanda zebra cross
banyaknya zebra cross tidak terawat dengan baik, warnanya banyak yang
zebra cross yang disebabkan karena jauh dari tempatnya berdiri. Garis-
garis zebra cross putih itu mayoritas sudah pudar. Garis-garis putih
menyebabkan pengendara motor dan mobil tak bisa melihat jelas zebra
cross tersebut.
banyak yang sudah pudar dan penempatannya juga ada yang kurang tepat
karena jauh dari tempatnya berdiri. Hal tersebut yang membuat sejumlah
pejalan kaki merasa sama saja menyeberang di tempat yang tidak ada
tanda zebra cross dan membuat para pejalan kaki mengurungkan niat
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus terdapat zebra cross yang terbuat tidak
full, melainkan hanya setengah saja (Lihat gambar 6,7,8) Hal ini terjadi
karena adanya pelebaran jalan, tetapi belum adanya pengecatan ulang agar
103
zebra cross nya tidak terbuat setengah dari jalan raya saja. Jadi jalan yang
ulang
lalu lintas, jika ditinjau dari banyaknya jala nyang seharusnya harus
tersebut padat dengan pengendara lalu lintas (Lihat gambar 4&5). Hal ini
Kabupaten Kudus
menyeberang jalan.
Fungsi tunggal ini tentu saja dapat disamakan dengan fungsi lampu
merah saat menyala yakni disaat kendaraan berhenti dan pejalan kaki
menyeberang jalan.
dan Angkutan Jalan (LLAJ), pasal 131 Ayat (2), yang mengatakan bahwa
104
bahwa “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan
Pasal 106 Ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua)
bulan atau denda paling banyak Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
berikut:
2. Marka jalan;
105
3. Pemerintah Kabupaten/Kota untuk jalan Kabupaten/Kota dan jalan
desa; atau
menyeberang. Selain, hal tersebut, jika tidak ada petugas/ polisi, karena
pemikiran rakyat jika melihat petugas pasti akan takut jika ditilang,. Faktor
cepat sampai tujuan sehingga mengabaikan hak pejalan kaki pada rambu
tersebut.
ditujuksn kepada para pejalan kaki. Marka jalan sudah biasa berfungsi
untuk mengatur lalu lintas di jalan raya. Tidak berbeda dengan zebra cross,
kaki.
yang berwarna putih dan hitam dengan garis kurang lebih 300 mm.
106
Dengan celah yang sama dan panjang minimal ialah 2.500 mm.Bukanlah
cross.Yang pertama, zebra cross harus dipasang pada jalan dengan arus
lalu lintas, kecepatan dan arus pejalan kaki relatif rendah.Kedua, Lokasi
masih dalam batas aman.Maka hal- hal tersebutlah yang menjadi ketentuan
ada peraturan lain yang dijadikan pedoman dalam pembuatan zebra cross
Kabupaten Kudus
107
Prosedur Pembuatan Zebra Cross di Kecamatan Kota Kabupaten
Pasal 23
(2) Marka Melintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna putih.
berhenti kendaraan yang diwajibkan berhenti oleh alat pemberi isyarat lalu
Ayat (2) bebunyi: Marka Melintang berupa garis utuh sebagaimana pada
ayat (1) memiliki lebar paling sedikit 20 (dua puluh) sentimeter dan paling
berupa garis utuh sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf a
108
Berdasarkan data dari narasumber, Menurut Kepala Seksi
bersama-sama Garis Stop dan dapat berupa dua buah marka melintang
tegak lurus terhadap sumbu jalan khusus pada persimpangan jalan yang
gambar 3)
dengan marka jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam
109
yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang sama dan panjang
dengan larangan parkir agar pejalan kaki yang akan menyeberang dapat
zebra cross karena menggunakan warna hitam dan putih seperti warna
pada hewan zebra dari kelompok hewan kuda yang hidup di Afrika.
lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan kaki yang relatif rendah.
tentulah terdapat dampak negatif jika pembuatan zebra cross tidak sesuai
kecelakaan lalu lintas pada pejalan kaki yang menyeberang. Jika marka
110
penyeberangan jalan zebra cross sudah tidak jelas karena terlambat dalam
tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri
Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan adalah zebra cross yang
yang diperuntukkan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan. Dan
menyeberang yang lebih tinggi para pejalan kali dibanding dengan nekat
menyeberang di tengah lalu lintas yang padat. Tak berguna disini yang
111
menyebrang dari berbagai sudut jalan yang hal tersebut dapat
112
mereka telah menyeberang melalui fasilitas penyeberangan yang telah
zebra cross nya saja menyalahi aturan, dan melanggan ketentuan yang
telah diatur dalam Peraturan Menteri nya yakni Peraturan Menteri Nomor
113
Nomor 67 Tahun 2018 karna telah memenuhi segala persyaratan yang
Kota Kudus sudah sesuai dengan prosedur yang ada saat ini. Cara dalam
yang terdapat akses fasilitas umum dan adanya pejalan kaki karena
2014 tentang Marka Jalan sudah sangat efektif, karena sudah dapat
pembuatan zebra cross ini adalah berhasil dengan baik, apabila dapat
114
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka
itu sendiri untuk melaksanakan pemasangan zebra cross pada ruas jalan
Kabupaten Kudus.
Selain itu ada Instansi lain yang ikut andil dalam pembuatan zebra
Kota Kudus yaitu instansi yang memberikan ide saran dan masukan
daya manusia dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus pihak ketiga
cross sudah cukup memadai hanya saja pihak ketiga harus memiliki syarat
115
Menurut pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas
saja jumlah dana yang telah disediakan oleh pemerintah guna pembuatan
116
cross yakni fasilitas penyeberangan zebra cross bisa berfungsi dengan
baik.
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan nya. Terdapat jalan –jalan yang
jalan menara ini di jalan tersebut sering sekali terjadi kemacetan di jalan
rawan kemacetan namun hingga kini belum tersedia zebra cross di lokasi
117
termasuk jalan yang berarus lalu lintas yang cukup padat dan rawan akan
kemacetan.
Kabupaten Kudus jalan zebra cross selain jumlah nya kurang mencukupi
terdapat nya zebra cross yang dipasang dengan proses pengerjaan yang
terlihat belum selesai, hanya setengah dari jalan raya nya. Hal ini
Kudus pun terdapat zebra cross yang pengerjannya baru separuh jalan.
10) berbeda dengan Bentuk dan ukuran Marka Jalan Zebra Cross di
gambar 12), berbeda pula dengan Bentuk dan ukuran Marka Jalan Zebra
118
sample zebra cross yang telah penulis amati kesesuaian ukuran dalam
tidak ada kesan ego sektoral. Kelak tidak akan ada lagi kegiatan
https://id.beritasatu.com/home/memuliakan-pejalan-kaki/184735,
cross harus adanya koordinasi yang baik antar intansi terkait seperti
Sebab hal ini sudah menyangkut dengan estetika. Maka dari itu
119
tidak terhalang apapun. Maka dapat dimanfaatkan oleh pejalan kaki
fasilitas umum yaitu zebra cross ini dapat difungsikan dengan baik
origin=relative&pageId=4084c331-dead-4234-9a07-
120
penetapan program pemeliharaan maupun pembuatan sarana
Antara lain, dipasang pada jalan dengan arus lalu lintas, kecepatan
dan arus pejalan kaki relatif rendah. Kemudian, lokasi zebra cross
Zebra cross sudah diatur dalam Undang Undang Lalu Lintas No. 22
ini merupakan bagian dari ruang lalu lintas yang menyediakan zebra
pejalan kaki.
2) Dukungan Anggaran
121
Kemampuan sumber daya implementator dalam melakukan kajian-
(Elfiandi, 2015: 7)
122
Untuk menunjang maksimalnya pelaksanaan kebijakan terdapat
cukup yakni mengenai sumber daya dalam hal ini anggaran atau
anggaran . Sumber daya dalam hal ini anggaran atau dana jika belum
Lintas dan Angkutan Jalan untuk pengujian yang dilakukan oleh unit
123
pelaksana pengujian agen tunggal pemegang merek dan unit
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 55)
dan Angkutan Jalan atas usul Pembina Lalu lintas dan Angkutan jalan
Kudus dalam pembuatan zebra cross sudah cukup memadai hanya saja
124
pihak ketiga harus memiliki syarat syarat dalam melaksanakan pekerjaan
Kabupaten Kudus juga sudah cukup memil iki sumber daya manusia
dalam menunjukan titik letak lokasi mana yang harus dipasang zebra
cross. Karena dalam pemasangan zebra cross tidak dapat dilakukan secara
yakni ialah marka jalan yang mempunyai fungsi khusus bagi pejalan kaki.
Dan pada umumnya marka jalan tersebut berfungsi untuk mengatur lalu
lintas yang terletak di jalan raya. Seperti hal nya dengan zebra cross
penyeberangan bagi para pejalan kaki. Ciri-ciri dari zebra cross ialah
lebih ukuran garisnya 300 mm, mempunyai celah yang berukuran sama
dan panjang minimum 2500 mm. Zebra cross tersebut ialah termasuk
area dilarang parking , tujuannya yakni supata para pejalan kaki yang
jalan raya.
125
Kudus sebenarnya Kecamata Kota Kabupaten Kudus masih kekurangan
menunggu lampu lalu lintas di jalan raya berwarna merah , baru mereka
pasti sering terdapat zebra cross yang terletak di selitar lampu lalu lintas.
yang pertama, zebra cross harus dipasang pada jalan yang mempunyai
arus lalu lintas kecepatan dan arus pejalan kaki yang cenderung rendah.
Ketentuan yang kedua ialah lokasi yang akan dipasang zebra cross
Daerah.
126
Kudus Namun Jumlah dana yang telah disediakan pemerintah dalam
zebra cross adalah zebra cross bisa berfungsi dengan baik. Sejauh ini
127
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
128
Terdapat beberapa factor yang sebenarnya dapat mendukung
baik antar instansi dan juga dukungan sumber daya. Dalam hal ini
129
Kudus yang penulis wawancarai Kendala yang dialami oleh dinas
5.2. Saran
kepada pembuat kebijakan saat ini dan disaat yang akan datang:
130
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
Marka Jalan.
131
DAFTAR PUSTAKA
Adjo, Oemar Seno. 1985. Peradilan Bebas Negara hukum. Jakarta: Erlangga.
Press.
132
Amanda, Gita. Survei Kecelakaan Lalu Lintas di Seluruh Dunia: Orang-Orang
(https://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/07/nenhso57-survey-
kecelakaan-lalu-lintas-di-seluruh-dunia-orangorang-yang-mati-dalam-diam )
[accessed 11/18/30]
Azhary Mohammad Tahir, 1992. Negara hukum Suatu Studi tentang Prinsip-
Bagir Manan dan Kuntana Magnar. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara,
Persada.
133
Boedhi Laksito . 2104. Metode Perencanaan & Perancangan Arsitektur. Jakarta:
Pustaka Utama.
Tjeenk Willink
Burkens, M.C. Kant, Imanuel dan Stahl, F.J. Kant Imanuel, dan Stahl, F.J. 1989.
ASEAN (https://www.antaranews.com/berita/664979/angka-kecelakaan-lalu-
Direktorat Jendral Bina Marga. 1999. Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan
Group.
134
Fasikullisan, Anugerah. 2015. Kenyamanan Penyebrang Jalan Studi Kasus
Rosdakarya.
Hajon, Philipus M. 1996. Ide Negara hukum dan Sistem Ketatanegaraan Republik
Indonesia dalam Bagir Mafnan (editor) Kedaulatan Rakyat, Hak Asasi Manusia
Hariyanto. 2000. Belajar dan Pembelajaran sebuah Teori dan Konsep Dasar.
Haryadi, Adi. 2012. Harmonisasi Rambu dan Marka dengan Geometrik Jalan
Hildiario, Billy. 2015. Ibu Babe Lalu Lintas Pos Theatre Keselamatan Mobile.
Jimly Asshiddiqie & M. Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
Kusnardi, Moh. dan Ibrahim, Harmaily. 1980 Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia. Jakarta:FH UI
135
Luhulima, Achie Sudiarti,. 2007. Bahan Ajar Tentang Hak Perempuan. Jakarta:
Obor Indonesia.
Rosdakarya
Kaki Berdasarkan Gap Kritis (Studi Kasus Zebra Cross Depan PT. Veronique
Purwokerto
Researchgate. Available
athttps://www.researchgate.net/publication/323665573_Studi_Tingkat_Kecelakaa
n_Lalu_Lintas_Jalan_Di_Indonesia_Berdasarkan_Data_KNKT_Komite_Nasional
136
Sardol, S. Masribut. (2014). Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukun
SB, Danang. 2011. Budaya Tertib Lalu Lintas. Jakarta TImur: Sarana Bangun
Pustaka.
Penerbit Liberty.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamujdi. 1983. Peneltian Hukum Normatif, Suatu
Ghalia Indonesia
137
Sony. Pembangunan Jalan Baru Mampu Perkecil Tingkat Kecelakaan Di Jalan
Sri Soemantri. 1992. Asas Negara hukum dalam Sistem Hukum Nasonal.
https://www.pu.go.id/berita/view/2763/pembangunan-jalan-baru-mampu-perkecil-
Sumaryono. Etika Hukum Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas Aquinas. 2002.
Yogyakarta: Kanisius
Grafika.
University Press.
138
Tri Harso Karyono. 2005. Arsitektur Kota Tropis Dunia Ketiga. Mataram: Tehaka
Arkita
http://www.tribunnews.com/otomotif/2016/05/27/korban-tewas-kecelakaan-lalu-
lintas-90-persen-berpenghasilan-rendah-dan-menengah?page=2. [accessed
11/18/30]
https://www.pu.go.id/berita/view/2763/pembangunan-jalan-baru-mampu-perkecil-
tingkat-kecelakaan-di
Von Schmid.1980. Ahli-Ahli Pikir Besar Tentang Negara Dan Hukum. Jakarta:
Pustaka Sardjana.
(https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sainstrendtek/16/01/26/internaonal/gl
obal/15/09/07/jurnalisme-warga/kabar/17/05/30/oqrsvb396-hitam putih-jalanan-
Perundang-undangan
139
Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
lintas Jalan
Prasetyo, Teguh, dan Barkatullah, Abdul Halim. 2011. Ilmu Hukum & Filsafat
Rajawali Press.
Achmadi, Abu, dan Narbuko, Cholid. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Maju.
Soekanto, Soerjono dan Mamuji, Sri. 2010. Penelitian Hukum Normative Suatu
Nawawi, Ismail. 2009. Publik Policy Analisis, Strategi Advokasi Teori dan
140
Elfiandi, Era. 2015. PELAKSANAAN KEBIJAKAN MENGENAI FASILITAS
7-9.
141
142