Dongeng Bella
Dongeng Bella
John dan James adalah dua sahabat yang suka bertualang di hutan. Pada
suatu hari, saat sedang berada di tengah hutan, mereka dihadang seekor
beruang hitam besar. Mereka sangat ketakutan dan lari sekencang
mungkin.
Beruang itu terus mengejar mereka. Saat sedang berlari, kaki James
tersandung akar pohon sehingga ia terjatuh. John menoleh dan melihat
James terjatuh. Namun John sangat ketakutan dan tidak berani menolong
James. Ia malah buru-buru memanjat sebatang pohon. John bersembunyi
di antara daun-daun pohon.
Setelah bahaya berlalu, John pun turun dari pohon. Karena sadar telah
lolos dari bahaya, ia menghampiri James dan berkata sambil bercanda,
James masih gemetar dari baru lolos dari bahaya. Ia kesal pada John
yang bercanda seenaknya.
“Puteri Merah akan menjadi manusia lagi jika adikku, Si Pucat, bisa
tertawa,” kata Penyijir Hitam.
Raja Jingga dan Ratu Kuning sangat sedih dan panik. Mereka
mengumpulkan semua badut dan pelawak di negeri itu. Mereka disuruh
melucu di depan si Pucat. Namun sayangnya, adik Penyihir Hitam itu
tetap tidak bisa tertawa. Bahkan tersenyum pun tidak.
Raja Jingga tidak punya cara lain untuk melindungi putri bungsunya. Ia
lalu memerintahkan para prajurid untuk menangkap semua kucing di
kerajaan itu. Lalu melepaskan kucing-kucing itu ke wilayah lain di luar
kerajaan. Raja Jingga khawatir jika Putri Merah diserang oleh kucing.
Tahun demi tahun berlalu. Putri Merah tumbuh dewasa tetapi dalam
wujud tikus.
Pada suatu hari, Raja Jingga mengadakan pesta ulang tahun Ratu
Kuning. Kedua kakak Putri Merah memakai gaun mereka yang terindah
ke pesta itu. Pangeran Aldo dari kerajaan tetangga, juga datang ke pesta
itu.
Putri Merah biasanya tidak mau datang ke pesta. Namun hari itu, ia
ingin melihat Pangeran Aldo yang terkenal tampan dan gagah. Maka ia
pun memakai gaun merahnya dan naik ke punggung seekor ayam jantan
sahabatnya. Putri Merah mengikat sehelai pita merah di leher ayam itu
sebagai tali kekang. Ia lalu pergi ke pesta ulang tahun ibunya.
Kali ini, Raja Jingga tidak lupa mengundang Penyihir Hitam dan
adiknya, si Pucat. Ketika akan mengambil makanan pesta, si Pucat
melihat Putri Merah masuk ke ruangan pesta. Si Pucat terdiam sejenak.
Tiba-tiba ia merasa geli. Betapa lucunya melihat seekor tikus bergaun
putri menunggangi ayam jantan, dengan tali kekang dari pita.
“Ha ha ha…”
Di saat yang sama, wujud Putri Merah pun kembali seperti semula. Ia
ternyata telah tumbuh menjadi putri yang sangat cantik jelita. Betapa
bahagianya Raja Jingga, Ratu Kuning, dan kedua kakak Putri Merah.
Putri Merah pun sangat bahagia, karena ia bisa berkenalan dengan
Pangeran Aldo.