Anda di halaman 1dari 3

Rahasia Bisikan Beruang

John dan James adalah dua sahabat yang suka bertualang di hutan. Pada
suatu hari, saat sedang berada di tengah hutan, mereka dihadang seekor
beruang hitam besar. Mereka sangat ketakutan dan lari sekencang
mungkin.

Beruang itu terus mengejar mereka. Saat sedang berlari, kaki James
tersandung akar pohon sehingga ia terjatuh. John menoleh dan melihat
James terjatuh. Namun John sangat ketakutan dan tidak berani menolong
James. Ia malah buru-buru memanjat sebatang pohon. John bersembunyi
di antara daun-daun pohon.

Beruang besar itu langsung mendekati James. James yang masih


tergeletak di tanah, langung diam tidak bergerak. Ia berpura-pura mati.
James tahu, beruang hanya menyerang buruan yang hidup.  

Beruang itu mengendus seluruh tubuh James. James menahan napasnya


agar dianggap sudah mati. Beruang terus mengendus-endus. Akhirnya,
beruang itu mengira James memang sudah mati. Ia langsung melepas
cakarnya dari tubuh James dan pergi meninggalkan tempat itu. 

Setelah bahaya berlalu, John pun turun dari pohon. Karena sadar telah
lolos dari bahaya, ia menghampiri James dan berkata sambil bercanda,

“Beruang itu sepertinya tadi bisik-bisik sesuatu ke telingamu… Apa


yang beruang itu bisikkan?” canda John.

James masih gemetar dari baru lolos dari bahaya. Ia kesal pada John
yang bercanda seenaknya.  

“Beruang itu berbisik padaku…” kata James sambil melihat ke mata


John. “Katanya, sebaiknya aku tidak bepergian lagi dengan teman yang
cuma bisa melarikan diri dan membiarkan temannya dalam bahaya!”

John terdiam dan menunduk malu. 


Dongeng Putri Tikus
Raja Jingga sangat gembira karena Ratu Kuning melahirkan seorang
bayi perempuan. Bayi itu adalah putri ketiga mereka. Ratu memakaikan
baju berwarna merah yang dirajutnya sendiri. Ratu lalu menamakannya
Putri Merah.

Raja Jingga mengadakan pesta besar untuk merayakan kelahiran puteri


ketiganya itu. Ratu memakaikan baju warna merah yang baru untuk
Putri Merah. Tamu-tamu undangan pesta semua datang membawa
hadiah. Semua bergembira. Kecuali, Penyihir Hitam dan adik
perempuannya yang tidak diundang oleh Raja.

Adik perempuan Penyihir Hitam dijuluki si Pucat. Wajahnya tirus dan


pucat. Hampir seumur hidupnya ia tidak pernah tertawa.

Penyihir Hitam marah karena ia dan adiknya merasa dilupakan. Ia lalu


menyihir Puteri Merah menjadi seekor tikus.

 “Puteri Merah akan menjadi manusia lagi jika adikku, Si Pucat, bisa
tertawa,” kata Penyijir Hitam.

Raja Jingga dan Ratu Kuning sangat sedih dan panik. Mereka
mengumpulkan semua badut dan pelawak di negeri itu. Mereka disuruh
melucu di depan si Pucat. Namun sayangnya, adik Penyihir Hitam itu
tetap tidak bisa tertawa. Bahkan tersenyum pun tidak.

Raja Jingga  tidak punya cara lain untuk melindungi putri bungsunya. Ia
lalu memerintahkan para prajurid untuk menangkap semua kucing di
kerajaan itu. Lalu melepaskan kucing-kucing itu ke wilayah lain di luar
kerajaan. Raja Jingga khawatir jika Putri Merah diserang oleh kucing.

Tahun demi tahun berlalu. Putri Merah tumbuh dewasa tetapi dalam
wujud tikus.
Pada suatu hari, Raja Jingga mengadakan pesta ulang tahun Ratu
Kuning. Kedua kakak Putri Merah memakai gaun mereka yang terindah
ke pesta itu. Pangeran Aldo dari kerajaan tetangga, juga datang ke pesta
itu.

Putri Merah biasanya tidak mau datang ke pesta. Namun hari itu, ia
ingin melihat Pangeran Aldo yang terkenal tampan dan gagah. Maka ia
pun memakai gaun merahnya dan naik ke punggung seekor ayam jantan
sahabatnya. Putri Merah mengikat sehelai pita merah di leher ayam itu
sebagai tali kekang. Ia lalu pergi ke pesta ulang tahun ibunya.

Kali ini, Raja Jingga tidak lupa mengundang Penyihir Hitam dan
adiknya, si Pucat. Ketika akan mengambil makanan pesta, si Pucat
melihat Putri Merah masuk ke ruangan pesta. Si Pucat terdiam sejenak.
Tiba-tiba ia merasa geli. Betapa lucunya melihat seekor tikus bergaun
putri menunggangi ayam jantan, dengan tali kekang dari pita.

“Ha ha ha…”

Si Pucat tertawa terbahak-bahak. Wajahnya yang pucat berubah


kemerahan cerah. Ia tertawa sampai tak bisa berhenti. Ia terus tertawa
sampai terguling-guling di lantai.

Di saat yang sama, wujud Putri Merah pun kembali seperti semula. Ia
ternyata telah tumbuh menjadi putri yang sangat cantik jelita. Betapa
bahagianya Raja Jingga, Ratu Kuning, dan kedua kakak Putri Merah.
Putri Merah pun sangat bahagia, karena ia bisa berkenalan dengan
Pangeran Aldo.  

Anda mungkin juga menyukai