Anda di halaman 1dari 4

C.

Konferensi Asia Afrika (KAA)


Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan konferensi antar Negara-negara di kawasan Asia
dan Afrika. Sebagain besar Negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) 18-24 April 1955 di
Bandung, Indonesia , dan dihadiri 29 negara. Sidang berlangsung selama satu minggu dan
menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan Dasasila Bandung. KAA juga menjadi awal
lahirnya organisasi gerakan non-Blok (GNB). Selain itu, KAA memberikan keuntungan bagi
Indonesia salah satunya Indonesia mendapat predikat positif didunia Internasia, dan Indonesia
memperoleh dukungan bagi pembebesan Iran Barat yang sataa itu masih diduduki Belanda .
D. Deklarasi Belanda
Sebelum deklarasi Belanda, Wilayah Negara Republik Indonesia mengacu pada ordonansi
Hindia Belanda 1939 (Ordonantie 1939). Dalam peraturan tesebut disebut laut territorial
Indonesia lebarnya tiga mil dari garis pantai. Hal ini penetapan Dekalarasi Djuanda dilakukan
dalam konvensi hukum laut III PBBB tahun 1982 (United nations Convention On The Law of
The Sea/unclos) 1982 pengakuan atas deklarasi Belanda menyebabkan luas wilayah RI meluas
hingga 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km2 . Berdasarkan deklarasi Djuanda Indonesia menganut
prinsip-prinsip Negara kepulau (Archipelago state). Menurut system ini, lautan disekitar
Indonesia menjadi bagian wilayah RI dan bukan kawasan bebas

a. Gunting Syafrudin
Dalam Rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit anggaran,
pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri keuangan, Syafrudin Prawiranegara, mengambil
kebijakan memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 keatas sehingga nilainya tinggal
setengahnya. Melalui kebijakan ini, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sisetem ekonomi Gerakan Genteng merupakan usaha pemerintah untuk mengubah
struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Struktur ekonomi nasional
membawa dampak perekonominan Indonesia. Kondisi inilah yang ingin diubah melalui
Sistem Gerakan Banteng. Tujuan dari sistem Ekonomi Gerakan Banteng adalah sebagai
berikut:
1) Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan Bangsa Indonesia. Para pengusaha Indonesia
yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi nasional.
2) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan
kredit.
3) Para Pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.
Gerakan Banteng dimulai pada bulan April 1950. Hasilnya selama 33 tahun (1950-1953)
lebih kurang 700 perusahaan. Bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini.
Tetapi, tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik dan mengakibatkan beban
keuangan pemerintah semakin besar. Tidak dapat tercapainya tujuan Gerakan Banteng antara
lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non-pribumi dalam
rangka sistem ekonomi liberal.
2) Para pengusaha pribumi memiliki mental yang yang cenderung konsumtif.
3) Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.
4) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
5) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup
mewah.
6) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat
dari kredit yang mereka peroleh.
c. Nasionalisasi Perusahaan Asing
Nasionalisasi Perusahaan Asing yang dilakukan dengan pencabutan hak milik Belanda
atau asing yang kemudian diambil alih atau ditetapkan statusnya sebagai milik pemerintah
Republik Indonesia. Nasionalisasi yang dilakukan pemerintah terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama , yaitu tahap pengambilalihan, penyitaan, dan penguasaan. Tahap kedua yaitu
tahap pengambil kebijakan yang pasti, yakni perusahaan-perusahaan yang diambil alih itu
kemudian dinasionalisasikan.
d. Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi ke Belanda
untuk merundingkan masalah finansial ekonomi (Finek). Perundingan ini dilakukan pada
tanggal 7 januari 1956. Rancangan persetujuan Finek yang diajukan Indonesia terhadap
pemeintah Belanda adalah sebagai berikut:
1) Pembatalan Persetujuan Finek Hasil KMB
2) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
3) Hubungan Finek didasarkan undang-undang nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian
lain.
Namun usul Indonesia tidak diterima oleh Pemerintah Belanda, sehingga pemerintah
Indonesia secara sepihak melaksanakan rancangan fineknya dengan membubarkan Uni
Indonesia_Belanda pada tanggal 13 Februari 1956 dengan tujuan melepaskan diri dari ikatan
ekonomi dengan Belanda. Dampak dari pelaksanaa finek ini, banyak pengusaha Belanda yang
menjual peusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mengambil alih perusahaan
Belanda tersebut.
e. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah menyusun rencana pembangunan
Lima Tahun yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961. Rencana ini tidak
berjalan dengan baik disebabkan oleh hal-hal berikut:
1) Depresi Ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal
1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan Negara merosot.
2) Pejuanagn pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-
perusahaan Belanda di Indoensia menimbulkan gejolak ekonomi.
3) Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan
kebijakan ekonominya masing-masing.
Hal 160
Pada pemilu tahun 1955 dilakasanakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanuddin
Harahap. Pemilu ini dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, tanggal 29 September 1955 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau parlemen. Kedua, tanggal 15 Desember 1955
untuk memilih anggota Dewan Konstituante (Dewann Pembentuk Undang-Undang Dasar).
Dalam Pemilu 1955 empat partai muncul sebagai pemenang. Keempat partai tersebut yaitu
Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis
Indonesia (PKI). Kabinet yang terbentuk setelah pemilu I adalah kabinet Ali Sastroamidjojo II
(Maret 1996).

Anda mungkin juga menyukai