Anda di halaman 1dari 8

Kebijakan-kebijakan Ekonomi Yang dilakukan Pada

Masa Demokrasi Liberal


1.Gunting Syafrudin

-Pengertian

Gunting Syafruddin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh


Syafrudin Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II,
yang mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950. Kebijakan
itu dikenal sebagai kebijakan berani yang ditetapkan Pemerintah
Indonesia dengan cara menggunting fisik uang kertas.

-Penyebab kegagalan atau keberhasilan

Gunting Syafruddin berhasil mengurangi jumlah uang yang beredar.


Dengan berkurangnya jumlah uang, inflasi turun. Namun secara jangka
menengah, kebijakan ini tak cukup untuk mengatasi kekacauan
ekonomi.

Tahun 1953, indeks harga 19 bahan pokok meningkat 250 persen dari
tahun 1950. Jumlah uang beredar terus meningkat dan inflasi terjadi
lagi. Sedangkan untuk jangka panjang, Gunting Syafruddin
menimbulkan dampak psikologis bagi pelaku ekonomi. Perusahaan-
perusahaan besar dengan modal kuat menimbun barang kebutuhan
masyarakat. Ini membebani rakyat dan merugikan pedagang kecil.
2.Gerakan Benteng

-Pengertian

Gerakan Banteng adalah sebuah kebijakan ekonomi pada masa


Demokrasi Liberal yang bertujuanmengubah struktur ekonomi kolonial
menjadi struktur ekonomi nasional. kebijakan ekonomi Ini diluncurkan
pemerintah Indonesia bulan April 1950 dan secara resmi dihentikan
tahun 1957.

-Penyebab Kegagalan Kebijakan Ini

1. Pengusaha pribumi cenderung konsumtif, dan menggunakan


modal dari kredit pemerintah untuk kebutuhan pribadi dan
berfoya-foya.
2. Pengusaha pribumi kurang spekulatif dan bergantung pada
arahan serta bantuan pemerintahan.
3. Terjadi penyalahgunaan bantuan dan hak, seperti menjual lisensi
hak impor istimewa (aktentas) kepada importir yang sudah
mapan, sehingga importir yang sudah mapan justru mendapatkan
keistimewaan yang seharusnya bukan hak mereka.
Pada akhirnya, Program Benteng ini dianggap gagal, dan
dihentikan pada bulan April 1957, pada masa Kabinet Djuanda.
3.Sistem Ekonomi Ali Baba

-Pengertian

Sistem ekonomi Alibaba merupakan penggalangan kerja sama antara


pengusaha Cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha non pribumi di
wajibkan memberikan pelatihan kepada pengusaha pribumi.
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi pengusaha swasta
nasional (Nalenan, 1982). Dan ekonomi ali baba ini diambil dari nama
yang mewakilkannya yaitu ali mewakili pribumi dan baba mewakili
warga keturunan cina

-Penyebab Kegagalan Sistem Ekonomi Ali Baba

Sayangnya, Sistem Ekonomi Ali Baba mengalami kegagalan. Pasalnya,


kebijakan ini tidak mendorong para pengusaha pribumi untuk
berkembang, melainkan malah menciptakan kelompok makelar lisensi.
Berikut ini adalah beberapa penyebab gagalnya kebijakan Sistem
Ekonomi Ali Baba.

1. Banyak pengusaha pribumi yang mengalihkan usaha mereka


kepada para pengusaha non-pribumi.
2. Kredit yang diberikan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
pengusaha pribumi.
3. Kredit yang awalnya ditujukan untuk mendorong kegiatan
produksi justru digunakan untuk kegiatan konsumsi.
4. Pengusaha pribumi gagal dalam memanfaatkan kredit secara
maksimal sehingga kurang berdampak positif terhadap
perekonomian Indonesia saat itu.

4.Nasionalisasi Perusahaan Asing


-Pengertian

Nasionalisasi merupakan tindakan pencabutan hak milik Belanda


atau asing kemudian diambil alih atau ditetapkan statusnya sebagai
milik pemerintah Republik Indonesia. Pengalihan hak milik modal asing
dilakukan karena Belanda dianggap mengingkari janji dengan tidak
menyerahkan kembali Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia
sesuai kesepakatan KMB. Sejak 1957 nasionalisasi yang dilakukan
pemerintah terbagi dalam dua tahap. Pertama, tahap pengambilalihan,
penyitaan, dan penguasaan atau sering disebut "di bawah
pengawasan". Kedua, pemerintah mulai mengambil kebijakan pasti,
yaitu perusahaan-perusahaan yang diambil alih kemudian
dinasionalisasikan. Tahap kedua dimulai pada 1958 dengan terbitnya
undang-undang tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik
Belanda di Indonesia.

-Penyebab Kegagalan

Karena Hanya perusahaan asing yang berhasil dinasionalisasi hanya


sebanyak 20% dari jumlah seluruh perusahaan asing di Indonesia
seperti NV. KPM(koniklikj Paket Maatschappij) menjadi PT Pelni,
KNILM(Koninklijk Nederlands Indindische Luchvarrt Maatschappij) yang
kemudian dibentuk Garuda Indonesia Airways,dan perusahan minyak
Borneo Petroleum Maatschappij.
5.Gerakan Assat

-Pengertian

Gerakan Assaat merupakan program ekonomi yang diinisiasi oleh


Mr. Assaat pada 1956.Tujuan dari program Assaat adalah meningkatkan
produktivitas pengusaha pribumi dan melindungi mereka dari dominasi
ekonomi asing serta keturunan China. Gerakan ekonomi Assaat muncul
setelah adanya nasionalisasi perusahaan Belanda pada 1950-an.

-Penyebab Kegagalan kebijakan Gerakan Assat

gerakan ini menimbulkan reaksi negatif yang memunculkan golongan


pembenci kalangan keturunan China. Bahkan, gerakan ini menimbulkan
permusuhan dan perusakan terhadap toko-toko dan aset yang dimiliki
masyarakat keturunan China. Munculnya kerusuhan dan sentimen
negatif terhadap keturunan China ini menjadi kegagalan Gerakan
Assaat. Selain itu, kegagalan Gerakan Assaat ini juga disebabkan oleh
dugaan Mr. Assaat yang terlibat dalam pemberontakan PRRI.
6.Rencana Pembangunan Lima Tahun(RPLT)

-Pengertian

Rencana pembangunan lima tahun adalah program yang


direncanakan oleh Biro Perancangan Nasional(BPN) yang tujuannya
adalah mendorong munculnya perusahaan-perusahaan yang melayani
kepentingan umum dan jasa pada sektor publik yang hasilnya
diharapkan mampu mendorong penanaman modal dalam sektor
swasta dan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan kerangka yang
sudab disepakati.

-Penyebab Kegagalan kebijakan RPLT

1. RPLT tak berjalan karena depresi ekonomi di Amerika Serikat


dan Eropa Barat.
2. Perekonomian dalam negeri terkena imbasnya. Ekspor lesu dan
pendapatan negara merosot.
3. Selain itu, gejolak politik membuat pembangunan tak bisa
berjalan.
7.Musyawarah Nasional Pembangun(Munap)

-Pengertian

Musyawarah Nasional Pembangunan atau Munap adalah sebuah jalan


keluar bagi kesenjangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah pada masa Kabinet Djuanda. Tujuan diadakannya Munap adalah
untuk mengubah rencana pembangunan yang sudah ada sehingga
dapat memenuhi harapan daerah.

-Penyebab Kegagalan Munap

Munas pada akhirnya mengalami kegagalan setelah Kabinet Djuanda


jatuh pada 1959. Jatuhnya Kabinet Djuanda disebabkan oleh beberapa
hal, di antaranya terjadi pergolakan di daerah serta terjadinya Peristiwa
Cikini, yakni percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno pada
30 November 1957.
8.Persetujuan Ekonomi Finansial(FINEK)

-Pengertian

Finek adalah kepanjangan dari Finansial Ekonomi. Perjanjian Finek


yang dilakukan antara Belanda dengan Indonesia untuk menyelesaikan
masalah finansial ekonomi antara kedua negara yaitu Belanda dan
Indonesia. Dalam perjanjian itu membahas tentang hutang dan
kedudukan Uni Indonesia-Belanda.

-Penyebab Kegagalan dan keberhasilan Finek

Hasilnya pemerintah Belanda tidak bersedia menandatangani, sehingga


Indonesia mengambil langkah secara sepihak. Tanggal 13 Februari 1956
Kabinet Burhanuddin Harahap memainkan pembubaran Uni Indonesia-
Belanda secara sepihak. Tujuannya bagi melepaskan diri dari
keterikatan ekonomi dengan Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956,
belakangnya Presiden Soekarno menandatangani undang-undang
pembatalan KMB. Dampaknya merupakan jumlah pengusaha Belanda
yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum
mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai