TINJAUAN PUSTAKA
A. Ukuran Tablet
Menurut R. Voigt :
Garis tengah pada umumnya 15-17 mm
Bobot tablet pada umumnya 0,1-1 g
Menurut Lachman :
3
Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci
Berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg
Diameternya ¼-7/6 inci
Menurut DOM Martin
1/8-1 1/5 inci
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 1/3 kali tebal tablet
B. JenisSediaanTablet
Berdasarkan prinsip pembuatan tablet terdiri dari :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada
lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang
terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
5
b. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a) Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan
pipi. Biasanya keras dan berisi hormone. Bekerja sistemik, tererosi atau
terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
b) Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan dibawah lidah, berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke
jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera
memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir dibawah lidah.
c) Tablet Hisap atau Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau,
dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal
pada selaput lender mulut.
d) Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi.
Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri
ditempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti
bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
D. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Harus mengandung zat aktif dan non zat aktif yang memenuhi persyaratan
b. Harus mengandung zat aktif yang homogeny dan stabil
c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
7
e. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
f. Bebas dari kerusakan fisik
g. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
h. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
i. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
E. Persyaratan Tablet
a. Memenuhi keseragaman ukuran
b. Memenuhi keseragaman bobot
c. Memenuhi waktu hancur
d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
e. Memenuhi waktu larut (dissolution test)
8
sistemik, rancangan bentuk sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut.
Kemampuan terlarutnya didaerah saluran cerna tempat bahan tersebut diabsorbsi.
C. Bahan pengisi
Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran
tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat masa tablet, memperbaiki daya
kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah
kelembapan yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah bahan pengisi yang
dibutuhkan bervariasi,berkisar 5 – 80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif
dan bobot tablet yang dinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet
(campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan
pengisi.
9
Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1 – 0,8 gram, sehingga
memungkinkan untuk dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi
tidak diperlukan. Bahan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi
sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Yang umum digunakan
adalah pati dan laktosa (voight, 1995 : 202)
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler –
binders. Filler - binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan
menigkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler – binders digunakan
dalam kempa langsung.
E. Penghancur
Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak
dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air kedalam tablet, mengembang
dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian bagian. Bahan ini sangat menentukan
kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai bioavailabilitas yang diharapkan
(Lachman, 1994 : 702 ).
Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum
seperti amilum glikolat, senyawa selulosa, dan bahan bahan lain yang memperbesar
atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan dan
menghancurkan tablet setelah masuk kedalam saluran pencernaan. Amilum
digunakan untuk konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu penghancuran.
(Ansel, 1989 : 263)
12
a) Glidan
Glidan ditambahkan dalam formula untuk menaikkan atau meningkatkan
fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam
jumlah Glidants Konsentrasi (%) yang
Logam stearat <1
Asam stearat 1-5
Talk 1-5
Amilum 1-10
Natrium benzoate 2-5
Natrium klorida 5-20
Natrium dan magnesium lauril sulfat 1-3
PEG 4000 dan 6000 2-5
seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat
berfungsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%.
Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan
disintegrasi dan disolusi tablet.
Tabel 2.3. Tipe Glidanyang biasanya digunakan
13
b) Pembasah (surfaktan)
Beberapa zat berkhasiat memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah
untuk dibasahi. Zat berkhasiat yang demikian akan menimbulkan masalah
dalam waktu hancurnya, oleh karena itu diperlukan suatu zat pembasah. Zat
pembasah membantu mempercepat penetrasi cairan ke dalam tablet sehingga
dapat terjadi kontak antara bahan cairan dengan zat penghancur yang lebih
cepat.
c) Penyerap cairan (adsorben)
Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar
cairan seperti minyak, ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat
terinkoporasi dalam tablet tanpa perubahan zat tersebut menjadi basah.
Beberapa contoh zat yang dapat digolongkan menjadi adsorben antara lain :
siloid, aerosol, tanah liat, kaolin, magnesium silikat, magnesium karbonat,
magnesium oksida, amilum.
H. Zat tambahan
Adjuvan adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan
dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa.
Contohnya :
a. Colors dan pigment
Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapeutik, dan tidak dapat
meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan
ke dalam sediaan tablet berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik,
identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik. akan tetapi
penggunaan pewarna yang tidak tepat akan mempengaruhi mutu produk.
Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh Undang-
undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat. bahan pewarna ada
yang larut dalam air dan ada yang tidak larut dalam air.
14
Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam
granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.
Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna
selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna.
Penggunaan pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang
kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap tablet
yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran
keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya
pada permukaan tablet.
Yellow 5 Tartrazine
16
merupakan campuran serbuk zat aktif dan eksipien. Fase luar adalah campuran
beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambakan
ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu
tablet yang memenui syarat.
Massa kempa yang baik memiliki sifat-sifat :
1. Memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke
lubang kempa sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat
2. Memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa
selalu dalam bobot dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa
menghasilkan tablet yang kompak
3. Memiliki kompresibilitas yang baik
4. Memiiki kompaksibilitas yang baik
5. Memiiki zat aktif yang homogen dan serba sama
Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk
padatan yang lebih besar atau agregat permanen melaui penggumpalan massa,
sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari segi kadar, ukuran, serta
bentuk partikel. Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan
kompresibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-bahan, menyediakan
campuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat
aktif, serta mengurangi debu.
Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati zat aktif
memenuhi syarat untuk langsung dikempa. Metode ini disebut kempa langsung.
Metode ini mengurangi lamanya proses pembuatan tablet melalui proses garanulasi,
tapi sering beberapa kendala yang disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau eksipien.
Cara membuat granul ada 2 macam :
1. Cara basah
2. Cara kering atau sering disebut slugging atau pre compression
18
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan
penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shel blender atau mixer lain.
h) Pengempaan tabet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa
cetak berupa granul menjadi tablet.
B. Cara kering
Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu, zat pengikat dan pelicin
dicampur dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging), setelah itu
tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempa cetak
menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet.
Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
a) Mesin slug
Masa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar
yang tidak berbentuk, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul
dengan ukuran partikel yang diinginkan.
b) Mesin rol
Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara
hidrolik untuk menghasilkan massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling
hingga diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan.
Proses pembuatan :
a) Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel
zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partike maka sifat kohesifitas
dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan
terjasinya pemisahan pada granul. Taap ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.
b) Pencampuran
19
Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi
bahan aktif yang merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender.
c) Slugging
Campuran serbuk ditekan kedalam cetakan besar dan dikompakkan
dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.
d) Penghancuran
Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk
selanjutnya dilakukan pengayakan.
e) Pengayakan
Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada
ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau
fitzmill.
f) Penambahan penghancur dan lubrikan
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan
pengancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer
lainnya.
g) Pengempaan tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan
massa cetak berupa granul menjadi tablet.
C. Kempa Langsung
Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang
memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa
secara langsung. Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul
pada granulasi basah maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik baan
pengisi dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa secara langsung.
Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan
kompresibilitas baik.
20
Selain itu dikempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak
mungkin dilakukan dengan metode granulasi basa (tidak tahan lembab dan panas) dan
granulasi kering (yang meibatkan kompresi tinggi).
Proses pembuatan :
a. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat
aktiif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan
adheifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya
pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl
hammer, hammer mill, dan grinder.
b. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk emndapatkan distribusi bahan bahan
aktif yang merata dan homogeny. Tahap ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender.
c. Pengempaan tablet
Proses terakhir dari metode kempalangsung adalah pengempaan massa
cetak berupa serbukmenjadi tablet.
b. Granulasi kering :
Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :
1. Memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode
granulasi
2. Basah waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan
pengikat
3. Tidak memerlukan pengeringan seingga tidak terlalu lama pengerjaannya
4. Dapat digunakan untuk zat dosis besar yang peka terhadap panas dan
lembab
Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi kering :
1. Perlu mesin khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan warna dengan homongen
3. Tidak dapat digunakan untk zat aktif yang tidak larut
4. Keseragaman kandungan lebih sulit dicapai
23
Dalam hal ini perlu dipertimbangkan dan diperhatikan sifat granul yang baik
untuk pembuatan tablet.
5. Praformulasi – formulasi – pascaformulasi
Tahapan ini adalah menghubungkan antara tahapan praformulasi diatas,
dengan keadaan dilapangan pada saat formulasi, misalnya apakah tersedia
kapasitas mesin, ruangan, atau alat uji mutu. Demikian juga apakah prosedur
yang dirancang sudah mempertimbangkan apakah pembuatan skala besar dapat
dilaksanakan. Pada tahap ini juga perlu dipikirkan kegiatan apa saja yang harus
dilakukan pada saat produk jadi (tablet) sudah selesai dikemas dan siap
didistribusikan. Misalnya apakah diadakan pengujian stabilitas selama proses
distribusi atau apakah perlu dilakukan monitoring terhadap pengguna tablet
setelah beberapa tahun dimasyarakat.
6. Uji kaji – stability test
Tahapan ini pada dasarnya adalah kegiatan untuk memastikan apakah
semua bahan dan peralatan, metode, proses dan hasil setiap tahap sudah
dilakukan dengan baik dan benar. Pengujian dilakukan beberapa kali sedemikian
rupa sehingga hasil percobaan dalam skala laboratorium dapat
diimplementasikan dalam skala produksi. Disamping itu juga dilakukan uji
stabilitas, untuk mengetahui apakah karakteristik/mutu tablet yang dihasilkan
tidak berubah selama dalam kondisi penyimpanan, pendistribusian maupun
jelang dipakai konsumen.
Pengujian dilakukan dengan mengamati perubahan karakteristik yang
terjadi dalam kondisi temperatur tertentu, tekanan fisik, pemaparan terhadap
cahaya ataupun kelembaban. Untuk mengetahui apakah dalam waktu yang lama
(misal 3 tahun) tablet dihasilkan stabil, tentunya terlalu lama waktu pengamatan
yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pengujian yang dipercepat, antara lain
dengan melakukan pengujian dalam temperature yang ditingkatkan, misalnya 45
– 50°C. Dengan suhu penyimpanan tersebut selama 3 bulan dapat meramalkan
kondisi 2 – 3 tahun kedepan.
7. Uji kaji – test pasar
24
Pengujian sediaan atau produk jadi dipasar, terutama dilakukan untuk
mengamati apakah dokter, apoteker maupun tenaga kesehatan lain serta
masyarakat dapat menerima kehadiran produk tablet tersebut. Tahapan ini biasa
dilakukan dengan teknik penelitian khusus yang disebut.
K Ka Ka K
adar air dar air dar air adar air
S Su Su S
udut dut henti dut henti udut
henti Ta Ta henti
T p density p density T
ap Bu Bu ap
density lk density lk density density
B D D B
ulk UP UP ulk
density density
D D
UP UP
2 Penimbangan 2 Penimbangan 2 Penimbangan 2 Penimbangan
25
4 Pencampuran 4 Pencampuran 4 Pencampuran 4 Pencampuran I
padat padat
10 Pencampuran/lub
rikasi
pengempaan
26
Monografi bahan aktif yang terdapat di dalam farmakope, merck index,
atau buku referensi lain.
Monografi bahan aktif dan sediaan yang terdapat di dalam buku
Martindale.
Monografi bahan penolong yang terdapat di dalam hand book of exipient.
Sertifikat analisis yang dikeluarkan oleh produsen bahan baku maupun
lembaga pemerintah atau swasta yang independent.
3. Mengidentifikasi parameter atau factor yang terkait dengan aspek fisika, kimia,
biologi/farmakologi dan bahan aktif yang ada, dihubungkan dengan keperluan
atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat serbuk granul yang baik
untuk pembuatan tablet ataupun untuk menghasilkan tablet yang baik dan
memenuhi syarat.
4. Mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai celah (gap) antara karakter atau
tujuan yang harus dicapai dengan data/informasi yang tersedia dari
parameter/persyaratan yang ada, ada alternative pemecahan masalah yang ada
atau alternative langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan tablet
bermutu.
5. Menyusun rekomendasi atau langkah yang harus dilakukan agar dapat diperoleh
tablet yang baik melalui proses pembuatan yang ekonomis dan efektif.
Rekomendasi pada umumnya terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
Komponen apa saja yang harus ada didalam tablet , sehingga diperoleh
susunan formula yang baik dan benar.
Bagaimana cara melaksanakan pembuatan tablet atau metode pembuatan
tablet apa yang akan dipakai.
Bagaimana cara menegakkan, mengendalikan ataupun mengawasi mutu
bahan awal, bahan dalam proses, proses pembuatan dan sediaan jadi.
27
2.1.7. Langkah Evaluasi Granul dan Tablet
A. Pengawasan mutu sebelum proses ( in coming process)
a) Bahan aktif, yang dievaluasi mencakup kadar, identifikasi cemaran, sifat fisik,
dan sifat kimia.
b) Bahan tambahan, yang dievaluasi mencakup sifat fisik, sifat kimia, dan
ketercampuran.
28
2.1.8. Cara Pembuatan Obat yang Baik
Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) adalah system yang memastikan
produk dibuat dan dikontrol secara konsisten sesuai kualitas standar. Dibuat untuk
meminimalkan resika pada produk farmasi yang tidak dapat disingkirkan lagi saat
produk diuji saat sudah jadi. Resiko utama adalah kontaminasi, menyebabkan
gangguan kesehatan bahkan kematian, label yang tidak benar, bahan aktif yang terlalu
sedikit atau banyak, berakibat pengobatan tidak efektif atau menimbulkan efek
samping.
CPOB meliputi semua proses produksi mulai dari bahan awal, tempat, dan
alat sampai pelatihan dan kebersihan dari pekerja. Prosedur tertulis dari tiap proses
produksi adalah komponen penting yang dapat mempengaruhi kualitas akhir dari
produk.
b. Magnesium Stearat
Nama Resmi : MAGNESIUM STEARAS
Nama Lain :Magnesium Stearate; Magnesium octadenoate; Asam
octadecanoic; Garam Magnesium; Asam stearat
Rumus Molekul : C36H70MgO4
Berat Molekul : 591, 34
Pemerian :Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,
mudah melekat dikulit, bebas dari butiran
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter
Fungsi : Sebagai lubrikan (pelincir)
Kadar : 0,25-2%
Kestabilan : Magnesium stearat sangat stabil
30
Inkompatibilitas : Tidak kompetibel dengan asam kuat, alkali, dan garam
besi. Hindari pencampuran dengan bahan tersebut
sebab dapat mengoksidasi material dengan kuat.
Magnesium stearat tidak bias digunakan pada produk
yang berisi aspirin, beberapa vitamin, serta
kebanyakan garam alkaloid.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
c. Laktosa
Nama Resmi : LAKTOSUM
Nama Lain : Laktosa
Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih
krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di
udara, tapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan mudah larut dalam air
mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak
larut dalam kloroform dan dalam eter
Fungsi : Sebagai bahan pengisi
Kadar : q.s
Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi hailard tupe mungkin terjdi
antara senyawa laktosa dengan kelompok bewarna
coklat. Reaksi ini terjadi lebih mudah daripada bahan
amorf dengan Kristal laktosa materi kering yang
mengandung laktosa amorf 10% yang rentang
terhadap perubahan warna.
d. Methyl Paraben
Nama Resmi : METHYLIS PARABENUM
31
Rumus Molekul : C8H803
Kadar : 0,1-0,2
e. Oleum Menthae
Nama Resmi : Oleum Menthae
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau aromatic, rasa pedas dan hangat,
kemudian dingin
Fungsi : Zat tambahan sebagai pengaroma
Kadar : 0,2-0,5
Kelarutan : Dalam etanol larut dalam 4 bagian volume etanol
(70%) p.
32
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung
dari cahaya matahari
33