PROSES perumusan Pancasila sebagai dasar negara berawal pada sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). dr.Radjiman
Wedyodiningrat, selaku ketua BPUPKI pada awal sidang mengajukan suatu
masalah sebagai agenda sidang. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon
rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampillah dalam
sidang tersebut tiga tokoh pembicara untuk memaparkan gagasannya mengenai
rumusan dasar negara Indonesia merdeka, yaitu :
1. Mr.Muhammad Yamin
1. Persatuan;
2. Kekeluargaan;
3. Keseimbangan lahir batin;
4. Musyawarah; dan
5. Keadilan rakyat.
3. Ir.Soekarno
Lima asas di atas oleh Ir.Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”.
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara selalu dilandasai semangat
juang yang tinggi. Semangat juang tersebut tertuang dalam nilai-nilai juang sebagai
berikut:
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; jiwa dan semangat merdeka; cinta
tanah air dan bangsa; harga diri yang tinggi sebagai bangsa yang merdeka; pantang
mundur dan tidak kenal menyerah; semangat persatuan dan kesatuan; semangat
anti penjajah dan penjajahan; dan sebagainya.
Perubahan Piagam Jakarta merupakan bentuk kebersamaan dalam proses
perumusan Pancasila. Sikap yang ditampilkan oleh para tokoh pendiri negara pada
saat merumuskan Pancasila diantaranya: menghargai perbedaan pendapat;
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara; menerima hasil keputusan
bersama; dan mengutamakan persatuan dan kesatuan.