Anda di halaman 1dari 15

MENGANALISIS SIKLUS HIDUP NEMATODA

 Definsi Helmintologi
- Helmintologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “helmintos” yang artinya cacing dan
“logos” yang artinya ilmu
- Jadi, helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing
- Termasuk Metazoa adalah filum-filum :
1) Nematoda (cacing gelang)
2) Platyhelminthes (cacing pipih)
3) Annelida (lintah)
 Klasifikasi Helmintologi
Cacing-cacing yang penting untuk manusia dibagi menjadi dua kelompok besar :
Helminth

Filum nemathelminthes Filum platyhelminthes


Kelas : Nematoda Kelas : Cestoda, Trematoda
- Silindris, - Pipih, seperti daun,
panjang atau pita
- Tidak - Tidak
bersegmen/ber bersegmen/berseg
segmen men
- Seks terpisah, - Pada umumnya
jantan & betina hermafrodit
- Saluran - Saluran
pencernaan pencernaan tidak
lengkap lengkap
- Mempunyai - Tidak mempuyai
rongga tubuh rongga tubuh
(body cavity)

Perbedaan dari Nematoda, Cestoda, dan Trematoda


Nematoda Cestoda Trematoda
 Bentuk Bulat, panjang, silindris, Pipih, bersegmen, Seperti daun, tidak
tidak bersegmen seperti pita bersegmen

 Jenis Kelamin Terpisah (ada jantan & Tidak terpisah Umumnya terpisah,
betina) (hermanfrodit) kecuali schistosoma

 Bagian Kepala Tak punya hook dan Punya hook & sucker Punya sucker, tidak
sucker, mempunyai punya hook
 Saluran kapsula buocalis
Pencernaan Sempurna (mulut, Tidak punya Punya, tapi tidak
esophagus, dan sempurna
seterusnya)
 Rongga Tubuh
Ada Tidak ada Tidak ada

Cacing yang popular sebagai parasit saat ini adalah cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing kremi
(Oxyuris Vermicularis), cacing pita (Taenia Solium), dan cacing tambang (Ancylostoma Duodenale)

 Filum Nemathelminthes
- Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani :
Nema = benang
Helminthes = cacing
- Disebut sebagai cacing gilig, tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang
- Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, nemathelminthes
sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati
 Nematoda Usus
- Manusia merupakan hospes beberapa nematode usus, yang dapat mengakibatkan
masalah bagi kesehatan masyarakat
- Beberapa jenis cacing, yang banyak menimbulkan penyakit cacingan, antara lain :
1) Cacing kremi (Enterobius Vermicularis atau Oxyuris Vermicularis)
2) Cacing gelang (Ascaris Lumbricoides)
3) Cacing tambang (Hookworm)
4) Cacing cambuk (Trichuris Trichiura)
- Pada umumnya telur cacing bertahan pada tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur
yang infektif, dan siap untuk masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes
definitifnya
- Infeksi cacing umumnya masuk melalui mulut, atau langsung melalui luka di kulit (ccaing
tambang dan benang), cacing yang masuk dapat berupa telur, kista atau larvanya, yang
ada diatas tanah
- Saat telur cacing masuk kedalam perut maka ia akan segera menetas dan menggerogoti
tubuh penderita
1. Ciri-ciri umum
a. Nematoda adalah cacing yang tidak bersegmen tanpa tonjolan-tonjolan, berbentuk
panjang, silindris atau filiform, kedua ujungnya meruncing
b. Tubuh tertutup oleh kutikula
c. Ukuran bervariasi antara kurang dari 5 mm – 1 m
d. Mempunyai rongga tubuh, didalamnya terapung saluran pencernaan dan system
reproduksi. Tractus Exretorius dan Tractus Nervosus bersifat radiment
e. Saluran pencernaan lengkap terdiri dari mulut, rongga mulut, esophagus, intestinal
dan subterminal anus. Jika mempunyai rongga mulut kadang-kadang terdapat gigi
atau catting plate
f. Jenis kelaminnya terpisah, jantan dan betina
Jantan pada umumnya lebih kecil daripada yang betina, ujung posterior melengkung
ke ventral
Jenis betina mempunyai sifat :
o Vivipar (beranak)
Contoh : Wuchereria bancrofti, Trichinella spiralis, Brugia malayi
o Ovipar (bertelur)
Contoh : Ascaris Lumbricoides, Trichuris Trichiura, Enterobius
Vermicularis
o Ovovivipar (bertelur & beranak)
Contoh : Strongyloides Stercoralis
2. Made of infection (cara penularan)
a. Per oral : Telur yang telah berisi embrio mengontaminasi makanan & minuman
(Ascaris, Enterobius, Trichuris)
b. Embrio yang sedang tumbuh di dalam intermediate host (Cyclops);Dracunculus
c. Embrio dalam kista (Encysted embryo) di dalam daging babi : Trichinella
d. Per cutan (menembus kulit)
e. Serangga penghisap darah (Filarioidea)
f. Perinhalasi (saluran napas)
g. Debu yang mengundang telur yang telah berisi embrio (Ascaris Lumbricoides,
Enterobius Vermicularis)
 Soil Transmitted Helminth (Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah)
- Soil transmitted helminth merupakan cacing dengan siklus hidup atau penularan yang
membutuhkan tanah untuk menjadi infektif
A. Ascaris Lumbricoides
Cacing Ascaris Lumbricoides adalah salah satu penyebab cacingan pada manusia
yang disebut penyakit ascaris
a. Penyakit : Ascaris
b. Hospes definitif : Manusia
c. Morfologi
 Cacing dewasa berwarna agak kemerahan atau putih kekuningan,
berbentuk silindris memanjang, ujung anterior tumpul memipih dan
ujung posterior agak meruncing
 Cacing betina berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan cacing
jantan, dengan ukuran panjang 20-35 cm, kadang-kadang sampai
mencapai 49 cm, dan diameter 3-6 mm. pada cacing betina bagian
ekor (ujung posteriornya) membulat dan lurus. Tidak dibuahi
 Cacing jantan berukuran panjajng 15-31 cm dengan diameter 2-4 mm
 Telur berbentuk ovoid (bulat telur), terdapat perbedaan morfologi
dari telur yang sudah difertilisasi dengan yang belum difertilisasi

- Telur cacing Ascaris Lumbricoides dapat bertahan hidup dalam keadaan


tanpa oksigen, hidup selama dalam suhu 5-10°C dan dalam keadaan yang
menguntungkan seperti kondisi tanah yang lembab. Telur-telur ini dapat
bertahan hidup sampai 6 tahun

KARAKTERISTIK TELUR CACING ASCARIS LUMBRICOIDES


Spesies Ukuran Keterangan
 Telur yang tidak dibuahi 60-90 x 40-60 mikron Bentuk memanjang ellipsoidal,
(unfertilized egg) berwarna cokelat sampai cokelat
tua, lebih ramping daripada telur
dibuahi. Bagian luar mempunyai
tonjolan kasar dan lapisan
albuminoid. Bagian dalam penuh
berisi granul

 Telur yang dibuahi tanpa 45-75 x 35-50 mikron Berbentuk oval, berwarna jernih.
lapisan albumin Bentuk menyerupai telur cacing
(Decorticated) tambang tetapi dindingnya tebal
dan berlapis 2 (hyaline dan
vitelline)

 Telur yang dibuahi 50-70 x 40-40 mikron Bentuk lonjong atau bulat,
dengan lapisan albumin warna kuning kecokelatan
(fertilized) sampai cokelat tua, dinding tebal
dan berlapis. Bagian luar dilapisi
lapisan yang bergelombang
(albumin)

 Telur yang infektif 50-70 x 40-50 mikron Bentuk lonjong atau bulat,
(mature) warna kuning kecokelatan
sampai cokelat tua, dinding tebal
berlapis 3 yaitu : lapisan luar
yang tebal (albumin). Lapisan
tengah (hyaline), dan lapisan
paling dalam (vitelline)

d. Siklus Hidup
 Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris Lumbricoides
 Telur Ascaris Lumbricoides keluar bersama feses penderita, telur ini
belum bersegmen dan tidak menular
 Di alam, telur berada ditempat yang lembab, temperature yang cocok,
dan cukup sirkulasi udara
 Telur tidak akan tumbuh dalam keadaan kering karena dinding telur
harus dalam keadaan lembab untuk memungkinkan terjadinya
pertukaran gas
 Dibutuhkan waktu 9-13 hari agar embrio dapat menjadi telur matang
 Pada saat telur belum menetas, telur berisi larva (telur infektif)
tertelan masuk kedalam tubuh bersama dengan makanan atau
minuman yang telah terkontaminasi Ascaris Lumbricoides
e. Patologi Klinis
 Infeksi Ascaris disebabkan karena menelan telur yang berada
dilingkungan sekitar. Hal ini dapat terjadi apabila tangan atau jari yang
terkontaminasi oleh telur Ascaris dimasukkan ke dalam mulut atau
dengan cara mengonsumsi sayuran atau buah-buahan yang belum
begitu matang
 Menurut Kemenkes RI, Direktorat Jenderal PP dan PL (2012), gejala
klinis terjadi dibagi kedalam beberapa fase, antara lain :
- Fase migrasi lama, pada fase migrasi, larva dapat mencetus
timbulnya reaksi pada jaringan yang dilaluinya. Diparu, larva akan
menimbulkan respon inflamasi berupa infiltrate yang tampak pada
foto toraks dan akan menghilang dalam waktu 3 minggu
- Fase intestinal, cacing dewasa yang hidup disaluran intestinal jarang
menimbulkan gejala klinis. Jika terdapat gejala klinis biasanya tidak
khas, yaitu mual, nafsu makan berkurang, diare, atau konstipasi, lesu,
tidak bergairah, dan kurang konsentrasi
f. Diagnosis
Diagnosis Ascaris dapat ditegakkan melalui beberapa cara :
 Menemukan telur dalam tinja. Pada penderita infeksi berat dapat
menggunakan metode langsung, untuk penderita infeksi ringan
sebaiknya digunakan metode konsentrasi formalin-etil asetat
 Dengan menemukan cacing dewasa. Dari beberapa kasus yang ada,
ditemukan bahwa cacing dewasa keluar melalui anus, mulut (bersama
muntah), atau bisa melalui hidung
 Menemukan larva pada sputum selama parasite mengalami migrasi
melalui paru
g. Terapi : Albendazol, mebendazol, pirantel pamoat, ivermektin, atau
levamizol

B. Hookworms (Cacing Tambang)


- Cacing tambang diberi nama “cacing tambang” karena pada zaman dahulu
cacing ini ditemukan di Eropa pada pekerja pertambangan yang belum
mempunyai fasilitas sanitasi yang memadai
- Necator Americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia
Tenggara, Tiongkok, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan
- Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting :
1) Necator Americanus
2) Ancylostoma Duodenale
3) Ancylostoma Braziliense
4) Ancylostoma Caninum
5) Ancylostoma Ceylanicum
6) Ancylostoma Malayanum

- Dikena 2 jenis spesies cacing tambang yang menginfeksi manusia, antara lain
adalah Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus

a. Morfologi
 Telur ; telur Hookworm tidak bisa dibedakan antara spesies
- Berbentuk oval lonjong
- Mempunyai ukuran untuk Ancylostoma Duodenale 56-60 x 36-40
mikron
- Kulit relative tipis transparan terdiri atas hyaline
- Pada saat keluar bersama feses dapat berbentuk segmented (berisi
2-8 blastomor) atau juga unsegmented ovum
 Necator Americanus
- Memiliki bentuk badan langsing silindris
- Dalam keadaan istirahat atau relaksasi, bagian anterior tubuhnya
akan melengkung berlawanan dengan lengkungan tubuh sehingga
menyerupai huruf “S”
- Buccal cavity (rongga mulut) mempunyai gigi yang berbentuk
semilunar dengan 2 pasang “cutting plates”. Sepasang berada
diventral agak besar dan sepasang berada di dorsal agak lebih kecil

CACING BETINA CACING JANTAN


 Ukuran panjang 9-11 mm,  Ukuran panjang 7-9 mm,
diameter 0,4 mm diameter 0,3 mm

 Tidak mempunyai caudal  Pada ujung posterior


spine mempunyai bursa
kopularitriks yang digunakan
untuk memegang cacing
betina pada waktu kopulasi.
Didalamnya terdapat spikula
yang homolog dengan penis

 Cacing betina dapat  Bursa kopulatriks merupakan


memproduksi telur 5.000- percabangan dari sentral
10.000 telur/hari
 Ancylostoma Duodenale
- Bentuk tubuh lebih besar dan panjang jika dibandingkan dengan
Necator Americanus
- Cacing silinder kecil, berwarna putih keabu-abuan
- Dalam keadaan istirahat atau relaksasi, bagian anterior melengkung
searah dengan kelengkungan tubuh sehingga membentuk huruf “C”
- Pada buccal cavity mengandung dua pasang gigi dibagian ventral dan
sepasang lagi berupa tonjolan kecil dibagian posterior
- Jangka hidup rata-rata Ancylostoma Duodenale adalah 1 tahun

CACING BETINA CACING JANTAN


 Ukuran panjang 10-13 mm,  Ukuran panjang 8-11 mm,
diameter 0,6 mm diameter 0,4-0,5 mm

 Mempunyai caudal spine  Pada ujung posterior


mempunyai bursa
kopulatriks yang berbentuk
lebih lonjong dengan banyak
percabangan

 Cacing betina dapat


memproduksi 10.000-30.000
telur/hari

MORFOLOGI ANCYLOSTOMA DUODENALE & NECATOR AMERICANUS


ORGAN ANCYLOSTOMA DUODENALE NECATOR AMERICANUS
 Bentuk badan Menyerupai huruf C Menyerupai huruf S

 Mulut Mempunyai 2 pasang gigi Mempunyai 2 lempeng yang


berbentuk bulan sabit

 Vulva Terletak dibelakang pertengahan Terletak didepan pertengahan


badan badan

 Posterior betina Mempunyai jarum Tanpa jarum

 Bursa kopulatriks Seperti paying Berlipat dua

 Spikula Letak berjauhan, ujung Berdempetan, ujungnya berkait


meruncing

 Posisi mati Ujung kepala melengkung sesuai Kepala dan ujung badan
arah lengkung badan melengkung menurut arah
berlawanan
b. Siklus Hidup
Telur keluar bersama tinja. Dialam terbuka dengan kondisi yang
menguntungkan (suhu 23-33°C), telur akan menetas menjadi larva
rhabditiform dalam waktu 1-2 hari. Larva yang baru menetas akan aktif
memakan sisa-sisa pembusukan organic dan cepat bertambah besar dalam
waktu kurang lebih 5-10 hari kemudian larva ini akan berganti kulit untuk
kedua kalinya dan berubah menjadi larva filariform yang infeksius.
Larva ini bisa bertahan 3-4 minggu dalam kondisi lingkungan yang
menguntungkan. Pada kontak dengan inang manusia, larva menembus
kulit dan dibawa melalui pembuluh darah kejantung kemudia ke paru.
Mereka menembus kedalam alveoli paru, naik ke bronki dan trakea
kemudian akan tertelan menuju usus. Larva mencapai usus kecil, tempat
mereka tinggal dan tumbuh menjadi dewasa. Cacing dewasa hidup di
lumeri usus kecil, tempat mereka menempel pada dinding usus.

Daur Hidup Cacing Tambang

Telur  Larva rabditiform  Larva filariform  Menembus kulit  Kapiler darah  Jantung kanan 
Paru  Bronkus trakea  Laring  Usus halus

c. Gejala Klinis
Kelainan patologi yang terjadi disebabkan oleh 3 fase :
 Fase cutaneus, yaitu cutaneus larva migrans. Berupa efek larva yang
menembus kulit
 Fase pulmonary, berupa efek yang disebabkan oleh migrasi larva dari
pembuluh darah kapiler
 Fase intestinal, berupa efek yang disebabkan oleh perlekatan cacing
deawasa pada mukosa usus halus dan pengisapan darah

C. Strongyloides Stercoralis
- Strongyloides stercoralis merupakan cacing nematode yang hidup dalam
lumen usus duodenum dan jejunum. Manusia merupakan hospes utama cacing
ini.
- Dalam siklus hidup strongyloides stercoralis tidak diperlukan hospes perantara,
sebagai hospes definitive adalah manusia.
- pada umumnya hanya cacing betina yang hidup parasitic pada manusia. Cacing
betina berbentuk benang halus, tidak berwarna, dengan panjang badan sekitar
2,2 mm (cokelat).
- Ada dua generasi dari strongyloides stercoralis, generasi parasitic mempunyai
morfologi yang lebih besar daripada generasi non-parasitik (free living)
a. Bentuk parasitik
 Cacing Betina
- Halus dan transparan, tidak berwarna
- Ukuran 2,2 x 0,05 mm
- Esofagus filariform ¼ panjang tubuh
- Pada betina gravid uterus berisi 10-20 telur yang mengandung
embrio
- Vulva pada sisi ventral 1/3 posterior
- Ujung posterior runcing dengan anus yang terletak sedikit agak ke
ventral dari ujung posterior
 Cacing jantan
- Bentuk filariform
- Ukuran panjang tubuh 0,7 mm
- Tidak mempunyai caudal alae
- Mempunyai 2 spikula didekat ujung posterior yang melengkung ke
ventral dan runcing
- Esofagus tipe rabditiform
b. Bentuk Generasi Bebas (Free Living)
 Cacing betina
- Ukuran tubuh lebih pendek dan relative gemuk (panjang ± 1 x 0,05
mm)
- Esofagus memanjang ¼ panjang tubuh serta pendek dan terbuka
- Uterus berupa satu barisan lurus yang berisi 40-50 telur
- Vulva terbuka disisi ventral dekat dengan pertengahan tubuh
 Cacing jantan
- Fusiform
- Ukuran 0,7 x 0,007
- Esofagus tertutup
- Memiliki 2 spikula dan 1 gubernakulum
- Ujung ekor runcing dan melengkung

D. Trichuris Trichiura
- Trichuris trichiura biasa dinamakan cacing cemeti atau cacing cambuk karena
tubuhnya menyerupai cemeti dengan bagian depan yang tipis dan bagian
belakangnya jauh lebih tebal
a. Morfologi
 Cacing betina
- Panjang cacing betina kurang lebih 5 cm, bagian anterior langsing
seperti cambuk, dibagian depan halus seperti benang sepanjang 3/5
dari panjang badan.
- Diabagian belakang tebal berbentuk seperti gagang cambuk sekitar
2/5 panjang badan
- Ujung ekor betina bentuknya membulat tumpul
- Dapat menghasilkan telur setiap hari antara 3.000-20.000 butir.
 Cacing jantan
- Panjang cacing jantan kurang lebih 5 cm, bagian anterior langsing
seperti cambuk, diabagian depan halus seperti benang sepanjang 3/5
dari panjang seluruh tubuh.
- Dibagian ini terdapat esophagus yang sempit
- Bagian posterior bentuknya melengkung dan memiliki spikula
tunggal dikelilingi oleh selubung berdiri.
 Telur
- Telur berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan
yang jernih pada kedua kutub (disebut clear knob)
- Ukuran telur panjang 50-55 μm dan lebar 22-24 mm
- Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian
dalamnya jernih
b. Daur Hidup
Telur yang telah dibuahi akan dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur
tersebut menjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang
sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan teduh
c. Gejala Klinis
Menurut Zulkoni (2011), adapun gejala yang dapat ditimbulkan akibat
infeksi daric acing Trichuris Trichiura :
 Pada infeksi berat menyebabkan gejala berupa nyeri perut dan diare
 Infeksi yang sangat berat menyebabkan perdarahan usus, anemia,
penurunan berat badan, dan peradangan usus buntu
 Rectum menonjol melewati anus (prolapses rectum), terutama pada
anak-anak atau wanita dalam masa persalinan

 Non-Soil Transmitted Helminth (Cacing yang Tidak Menular Melalui Tanah)


A. Enterobius Vermicularis
Memiliki nama lain oxyuris vermicularis. Enterobius vermicularis dikenal umum
dengan nama cacing kremi. Menimbulkan penyakit cacingan yang dikenal
dengan nama Enterobiasis atau Oxyuris, dan paling sering menyerang anak-anak
a. Morfologi
 Cacing betina
- Cacing betina dewasa berukuran 8-13 mm dengan diameter 0,3-0,5
mm (centers for disease control and prevention,2003)
- Memiliki ekor yang runcing seperti jarum. Dibagian depan terdapat
pelebaran kutikula seperti sayap yang disebut alae
- Vulva terdapat di daerah antara sepertiga dan dua pertiga badan
depan

 Cacing jantan
- Berukuran 2-5 mm dengan diameter 0,1-0,2 mm dan mempunyai
ekor yang melengkung sehingga bentuknya menyerupai tanda Tanya
(?)
- Cacing jantan memiliki spikula tunggal yang jarang terlihat
- Cacing jantan mati setelah melakukan kopulasi
 Telur
- Telur berukuran 55x30 mikron, bertumbuh didalam uterus.
Berbentuk lonjong, tidak simetris dan berdinding 4 lapis dengan satu
sisi rata, sedangkan yang lain dindingnya cembung.
- Dinding telur bening dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing
tambang.
- Telur menjadi matang dalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan. Telur
juga resistan terhadap desinfektan dan udara dingin.
- Dalam keadaan lembab, telur dapat hidup sampai 13 hari.
b. Siklus Hidup
Cacing betina dan jantan yang belum dewasa biasanya ditemukan diusus
besar. Setelah mengadakan kopulasi kemudian yang jantan akan mati.
Cacing betina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir telur
kemudian cacing betina akan bermigrasi pada malam hari ke perianal dan
perineal untuk menyimpan telurnya didalam lipatan kulit anus penderita
yang lengket.
Pemindahan telur pada manusia dapat terjadi dengan cara :
 Melalui infeksi seperti pada anak anak yang menggaruk anal yang
gatal dan mengandung telur kemudian memasukkan tangan kedalam
mulut, menjilat, atau menghisap tangan yang sudah terkontaminasi
 Melalui kontak langsung dari manusia ke manusia pada waktu
berpegangan tangan terutama pada anak sekolah
 Melalui pernapasan yang berasal dari debu, seperti dengan udara
pernapasan
 Dapat juga terjadi retrofeksi, yaitu larva yang menetas di daerah
sekitar anus dapat masuk kembali melalui anus

Setelah telur yang mengandung larva tertelan, larva akan menetas


didalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa didalam usus besar
(proses ini memakan waktu 2-6 minggu). Waktu yang diperlukan untuk
daur hidup mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing
dewasa gravid yang bermigrasi berlangsung 2 minggu - 2 bulan
c. Gejala Klinis
Gejala yang paling umum :
 Perianal dan perineum pruritis
 Kurang tidur (hal ini disebabkan rasa gatal yang timbul pada malam
ketika cacing betina bergerak ke daerah anus)
 Rasa gatal atau iritasi vagina (terjadi pada anak perempuan, jika
cacing dewasa masuk dalam vagina)
 Kulit disekitar anus menjadi lecet atau infeksi (akibat penggarukan
yang dilakukan penderita)
 Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (hal ini terjadi pada
kasus infeksi yang berat)

B. Trichinella Spiralis
Pada tahun 1860, seorang ahli yang berasal dari Jerman, yaitu Fredrich Albert
Zenker menemukan bahwa infeksi akibat Trichinella disebabkan karena
memakan sosis mentah
a. Penyakit : Trichinosis, Trichinelliasis, Trichinellosis
b. Hospes Definitif : Manusia, babi, tikus, beruang, kucing, anjing, babi
hutan, dll
c. Morfologi
 Jantan
Cacing jantan dewasa berukuran 1,4-1,6 x 0,06 mm
 Betina
Trichinella spiralis betina memiliki panjang 3-4 mm, diameter 0,06
mm dengan bagian anterior lebih ramping disbanding posterior,
vulva terletak 1/5 bagian anterior tubuh, betina yang gravid Nampak
mengandung larva dalam uterusnya, cacing betina berumur lebih
panjang daripada yang jantan (5-7 minggu)
 Larva
Ukuran larva yang baru dilahirkan rata-rata memiliki panjang 0,11
mm dengan lebar 0,07 mm. pada awal minggu ke-4, larva ini
kemudian tumbuh menjadi kista didalam otot dan akan berubah
selama kurang lebih 18 bulan
d. Siklus Hidup
Pada Trichinella spiralis, cacing dewasa dan larva infektif hidup didalam
hospes yang sama dengan tidak adanya stadium hidup bebas. Didalam
lambung, dinding kista akan dihancurkan oleh asam lambung,
mengakibatkan kista pecah dan larva akan bebas. Larva yang bebas ini
resistan terhadap asam lambung. Larva kemudian akan menuju
duodenum atau jejunum dan menembus mukosa usus halus. Dalam
waktu 4 jam larva akan keluar lagi dan masuk kedalam lumen usus
e. Gejala Klnis
Pada manusia yang terinfeksi Trichinella Spiralis akan muncul gejala :
 Tahap/fase invasi/inkubasi
Berlangsung selama 5-7 hari. Gejala yang timbul adalah nauseu,
formitiry colie, disentri, dan keringat dingin, mirip dengan gejala
keracunan makanan
 Tahap/fase laviposisi dan migrasi larva
(adanya larva yang lahir, migrasi, dan infiltrasi larva kedalam otot
menimbulkan gejala nyeri otot, menunjukan adanya keradangan
otot. Geajala-gejala lain yang dapat timbul, seperti suhu badan yang
meningkat dan remiten, timbulnya ruam pada kulit dan urtikaria,
nyeri otot dan pembengkakan kelenjar parotis, mirip gejala parotitis,
edema palpebral.
 Tahap/fase enkistasi
1) Fase kritis dari penyakit bisa menunjukkan edema toksik atau
dehidrasi yang ekstrem
2) Dengan terbentuknya kista,larva dapat bertahan hidup sampai
bertahun-tahun
3) Kista yang terbentuk diotak dapat menimbulkan gejala
neurologis
 Nematoda Darah dan Jaringan
Dari berbagai nematoda jaringan, hanya terdapat beberapa jenis yang penyebarannya di asia,
antara lain Wuchereria Bancroftii, Brugia Malayi, dan Brugia Timori. Vector utama dari
nematoda ini adalah nyamuk anopheles, aedhes, dan culex yang biasanya menyebabkan
penyumbatan kelenjar limfe didalam tubuh.
Cara filarial menginfeksi manusia adalah melalui gigitan vector artropoda, misalnya nyamuk.
Berdasarkan keberadaan mikrofilaria dalam system sirkulasi (peredaran darah), tiap spesies
filarial memiliki periode munculnya, yaitu :
1) Apabila mikrofilaria berada dalam darah pada malam hari disebut periode nokturna
2) Apabila mikrofilaria berada dalam darah pada siang hari disebut periode diurna
3) Apabila muncul pada setiap saat disebut nonperiodik

Kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Filaria disebut Filariasis, namum masing masing
memiliki karakteristik tersendiri.

A. Wuchereria Brancofti (Filaria Brancofiil Brancofti’s Filaria)


a. Penyakit : Filariasis bancrofti, wuchereriasis, elephantiasis
b. Hospes Definitif : Manusia
c. Vektor : Nyamuk (Culex, Aedes, Anopheles)
d. Morfologi
 Cacing dewasa
Cacing dewasa memiliki bentuk memanjang menyerupai rambut
(hair like), memiliki warna tubuh transparan atau putih kekuningan.
Untuk ukuran betina 83 mm x 0,24 mm, ujung posterior melengkung
keventral dan memiliki ujung yang bulat (tumpul). Ukuran jantan 40
mm x 0,1 mm dan ujung posterior runcing serta melengkung
keventral. Memiliki papilla 12 pasang perianal perianal, 3 pasang
caudal, dan spikula tidak sama besar
 Mikrofilaria
Cacing betina akan mengeluarkan mikrofilaria yang mempunyai
sheath (bersarung) dengan ukuran panjang 2.350-3.000 mikron x 7-8
mikron
e. Siklus Hidup
Parasite Wuchereria bancrofti memiliki 2 host, antara lain :
 Siklus didalam hidup manusia (defintif host)
Siklus hidup pada definitive host dimulai pada saat cacing dewasa
berada pada kelenjar limfa, setelah kopulasi cacing betina akan
melahirkan micron filarial (ovovivipar)
 Siklus dalam tubuh nyamuk (Intermediate host)
Mikrofilaria yang terisap dan masuk kedalam tubuh nyamuk akan
masuk menuju lambung. Didalam lambung nyamuk akan
melepaskan sheat (sarung). Dalam waktu 1-2 jam kemudian,
mikrofilaria akan menembus dinding lambung untuk menuju ke otot-
otot toraks dan mengadakan metamorphosis.
Dalam jangka waktu kuranng lebih 2 hari, mikrofilaria akan
memendek dengan bentuk menyerupai sosis dan disebut sebagai
larva stadium 1 (124-150 mikron x 10-17 mikron)
f. Gejala Klinis
Akibat infeksi yang disebabkan oleh filaria, dapat diklasifikasi :
 Bentuk dengan peradangan
 Bentuk dengan penyumbatan
 Bentuk tanpa gejala

B. Brugia Malayi (Malayan Filaria)


a. Penyakit : Filariasis Malayi
b. Host Definitif : Manusia
c. Vektor : Nyamuk Anopheles
d. Morfologi
 Cacing dewasa
Bentuk cacing dewasa hampir sama dengan cacing wuchereria
bancrofti. Berbentuk seperti benang dan berwarna putih susu.
Cacing betina berukuran 55 mm x 0,16 mm dan ukuran jantan 22-23
mm x 0,09 mm
 Mikrofilaria
Memiliki bentuk yang sama dengan wuchereria bancrofti dengan
ukuran 200-260 mikron x 8 mikron. Memiliki body nuclei yang padat
seolah olah nampak bertumpuk (overlapping) sampai ujung ekor.
Pada ujung anterior terdapat chepalic space rasio 2:1 terdapat
terminal nuclei sebanyak 2 buah
e. Siklus Hidup
Sama dengan siklus hidup wuchereria bancrofti. Pada Brugia Malayi
memiliki hospes cadangan (reservoir host), yaitu binatang dosmetik,
seperti kera, kucing, anjing

Anda mungkin juga menyukai