1. Pengertian
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi (Kadarman, 2016), antara lain adalah
:
a. Merokok
d. Dislipidemia
e. Obesitas
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (Kadarman, 2016), antara lain
adalah :
a. Usia
b. Jenis Kelamin
Aterosklerosis lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita karena
adanya pengaruh hormon estrogen. Namun setelah usia menopause, risiko
pria dan wanita menjadi.
c. Genetik
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis akibat aterosklerosis tergantung pada organ atau
jaringan yang terkena. Aterosklerosis koroner (penyakit jantung), angina
dan infark miokardium dibahas tersendiri oleh kelompok lain. Bila
mengenai otak dapat menyebabkan penyakit serebrovaskuler seperti
iskemia serebral transien atau TIA dan stroke. Pada aorta dan lesi
aterosklerotik pada ekstremitas juga dapat terjadi.
Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul
gejala seperti nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio
intermiten), nyeri yang terus menerus (saat istirahat) dapat terjadi jika
oklusi semakin berat dan terjadi iskemia kronis. Perubahan warna kulit
seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi terasa dingin.
4. Patofisiologi
Menurut teori ini cedera sel endotelial pembuluh darah diakibatkan oleh
gaya hemodinamika berkepanjangan seperti gaya-gaya robekan dan aliran
turbulensi, radiasi, bahan kimia, atau hiperlipidemia kronis terjadi pada
system arteri. Cedera pada endotelium meningkatkan agregasi trombosit
dan monosit pada tempat cedera. Sel otot polos akan bermigrasi dan
berploriferasi sehingga terbentuklah matriks kolagen dan serabut elastis.
Mungkin tidak ada penyebab atau mekanisme tunggal dalam pembentukan
aterosklerosis melainkan melibatkan berbagai proses.
Secara morfologis lesi aterosklerosis terdiri atas dua jenis : bercak lemak
dan plak fibrosa. Bercak lemak berwarna kuning dan halus, sedikit
menonjol kedalam lumen arteri dan tersusun atas lemak dan sel-sel otot
polos yang memanjang. Lesi seperti ini dapat dijumpai pada semua
kelompok umur termasuk anak-anak. Belum jelas apakah bercak lemak
tersebut merupakan predisposisi pembentukan plak fibrosa atau dapat
menghilang lagi. Biasanya tidak menimbulkan gejala klinis.
Plak fibrosa merupakan ciri khas aterosklerosis, tersusun oleh sel otot
polos, serabut kolagen, komponen plasma dan lemak. Berwarna putih
sampai kuning keputihan dan menonjol dalam berbagai derajat ke lumen,
sampai suatu saat tonjolan tersebut menyumbat. Plak ini terutama
ditemukan di aorta abdominal, arteri koroner, poplitea dan karotis interna.
Plak ini dianggap tidak reversible.
Zat pewarna kontras juga digunakan untuk membuat arteri lebih mudah
untuk diamati. Zat pewarna ini dimasukkan ke dalam aliran darah melalui
pipa. Kemudian, mesin sinar-X digunakan untuk mengambil gambar dari
arteri koroner ketika pewarna mengalir melaluinya. Kemudian, gambar
tersebut akan ditampilkan pada monitor.
6. Penatalaksanaan Medis
Untuk terapi medikamentosa ada dua cara yang dapat digunakan yaitu
dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan dengan memberikan obat-
obatan anti inflamasi. Ada beberapa obat yang dapat diberikan berkaitan
dengan mekanismenya untuk menghambat terbentuknya kolesterol LDL
yaitu :
c. Prosedur pembedahan
Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau arteri iliaka, diperlukan inflow
darah yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta iliaka. Bila
mungkin anastomosis bagian distalnya disambungkan pada arteri iliaka,
sehingga seluruh prosedur pembedahan dapat dikerjakan seluruhnya
dalam abdomen. Namun bila arteri iliaka mengalami penyumbatan atau
aneurisma, anastomosis distalnya harus disambungkan ke arteri femoralis
(aorta bifemoral). Bila dilakukan inflow pada pasien namun kondisi pasien
tersebut tidak memungkinkan untuk pembedahan abdomen, yang dapat
menyebabkan berbagai variasi tekanan darah dan memerlukan waktu
pembedahan yang lama, maka dapat dilakukan prosedur inflow dari arteri
aksilaris ke arteri femoralis.
Kedua arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini penting karena
kebanyakan pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembuluh
darah seperti gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah. Misalnya,
bila digunakan arteri aksilaris kanan, maka dapat disambungkan ke tandur
yang disambungkan ke arteri femoralis kiri (bila arteri femoralis ini
adekuat) untuk menyuplai kedua tungkai. Jadi pasien menerima tandur
aksiler-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi memerlukan darah,
maka tandur aksiler-bifemoral lebih diutamakan.
2. Baloon Angioplasty
3. Stent Angioplasty
a. Pengkajian
Aktivitas/ Istirahat.
Sirkulasi
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin
lambat/ bertunda.
Integritas Ego.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
Makanan/cairan
Neurosensori
Nyeri/ ketidaknyaman
Pernafasan
Keamanan
Pembelajaran/Penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
Pasca bedah :
o Nyeri akut b.d. terpotongnya saraf akibat luka operasi.
o Risiko infeksi b.d. adanya port de entry (lika operasi)
o Risiko kerusakan integritas kulit b.d. luka operasi.
Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup :
3. Intervensi/Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Bila mengenai jaringan perifer :
Gangguan perfusi jaringan : suplai darah arteri ke ekstremitas
meningkat (teraba hangat, warna kemerahan/tidak pucat).
Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan
analgetik dengan baik.
Kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi
trauma dan iritasi kulit.
Bila dilakukan pembedahan
Pra bedah :