Asuhan Keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
Asuhan Keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kehamilan ?
2. Apa saja gangguan-gangguan dari kehamilan ?
3. Bagaimana konsep medis Anemia Pada Ibu Hamil?
4. Bagaimana konsep keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mengerti tentang Kehamilan , Anemia Pada Ibu Hamil dan
mengerti tentang cara penanganan serta konsep asuhan keperawatan pada
Anemia Pada Ibu Hamil ini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi kehamilan
b. Untuk mengetahui gangguan-gangguan pada kehamilan
c. Untuk mengetahui definisi Anemia Pada Ibu Hamil
d. Untuk mengetahui klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil
e. Untuk mengetahui etiologi Anemia Pada Ibu Hamil
f. Untuk mengetahui manifestasi klinis Anemia Pada Ibu Hamil
f. Untuk mengetahui patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
g. Untuk mengetahui penyimpanan KDM Anemia Pada Ibu Hamil
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil
i. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Anemia Pada Ibu Hamil
j. Untuk mengetahui komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Pengertian Kehamilan
3
Faktor Predisposisi
Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed
preeklamsi atau eklamsi, aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri, riwayat
decompensasi cordis, anemia.
Patofisiologi
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan
bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah
ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus
bekerja lebih berat.
Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler
yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu
terutama disebabkan karena:
Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan
puncaknya pada UK 32-36 minggu
Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke
kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung
mengalami lekukan dan putaran.
Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya
peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah
merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah).
12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi
cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode
deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan
volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume
plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak.
Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi
rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu.
4
akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat
terjadi decompensasi cordis.
Manifestasi Klinis
Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan
gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato
megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal
jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil
normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam
rekam medis.
Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil
yaitu:
5
bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio megali dengan
heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.
Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan:
EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi,
kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa
ditemukan tanda-tanda aritmia.
Ekokardigrafi. Meteode yang aman, cepat dan terpercaya untuk
mengetahu kelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri
kardium
Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika
memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberi perlindung
diabdomen dan pelvis.
Diagnosis
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosis ditegakkan bila ada
satu dari kriteria :
Bising diastolic, presistolik, atau bising jantung terus menerus
Pembesaran jantung yang jelas
Bising sistolik yang nyaring, terutama bila disertai thrill
Arimia berat
Pada wanita hamil yang tidak menunjukan salah satu gejala tersebut jarang
menderita penyakit jantung. Bila terdapat gejala decompensasi jantung pasien
harus di golongkan satu kelas lebih tinggi dan segera dirawat
Kelas II
Sedikit pembatasan kegiatan fisik
6
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan,
jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris
Kelas III
Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung
Kelas IV
Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian, abortus.
Pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin, APGAR
score rendah, pertumbuhan janin terhambat.
Penatalaksanaan
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli
jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja
jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan
kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan
vasodilator.
Kelas II
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari
aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat bila
keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan
pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup
8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, membatasi
7
masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi
kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36
minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran. Lakukan
persalinan pervaginam kecuali terdapat kontra indikasi obstetric. Metode anastesi
terpilih adalah epidural
Pada kala II dapat spontan bila tidak ada gagal jantung. Bila berlangsung 20 menit
dan ibu tidak dapat dilarang meneran akhiri dengan ekstraksi cunam atau vacum
dengan segera
Kelas III
Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic
Harus dirawat di RS
Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu berat. Pertimbangkan
abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Jika kehamilan
dipertahankan pasien harus terus berbaring selama hamil dan nifas. Bila terjadi
gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring terus sampai anak lahir. Dengan
tirah baring, digitalis, dan diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat
hilang.
8
awasi dengan ketat, untuk menilai terjadinya decompensasi atau edema paru.
Laktasi dilarang bagi pasien kelas III dan IV.
Prognosis
Prognosis tergantung klasifikasi, usia, penyulit lain yang tidak berasal dari
jantung, penatalaksanaan, dan kepatuhan pasien. Kelainan yang paling sering
menyebabkan kematian adalah edema paru akut pada stenosis mitral. Prognosis
hasil konsepsi lebih buruk akibat dismaturitas dan gawat janin waktu persalinan.
9
Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-
butir darah merah dan pertumbuhannya, jadi bila terjadi anemia, pengaruhnya
terhadap hasil konsepsi adalah :
1. Kematian mudigah (keguguran)
2. Kematian janin waktu lair (Stillbirth)
3. Kematian perinatal tinggi
4. Prematuritas
Klasifikasi anemia dalam kehamilan
a. Anemia defisiensi besi Anemia ini terjadi sekitar 62,3%. Anemia jenis ini
biasanya berbentuk normositik dan hipokromik
b. Anemia megaloblastik Biasanya berbentuk makrositik atau penisiosa.
Penyebabnya karena kekurangan asam folik, tetapi biasanya disebabkan karena
malnutrisi dan infeksi kronik
c. Anemia hipoplasi Anemia hipoplasi disebabkan hipo fungsi sumsum tulang,
pembentukan sel darah merah baru.
d. Anemia hemolitik Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya, gejaa utaanya adalah anemia dengan
kelainan gambaran darah, kelelahan dam kelemahan
10
puskesmas atau tempat lain, karena dimungkinkan hipertensi esensial dapat
menjadi preeklamsi.
b. Hipertensi pada penyakit ginjal
Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah dengan gejala adalah suhu
badan meningkat dan gangguan miksi. Bidan menangani pasien sebaiknya dengan
konsultasi dengan dokter dengan tempat dan kelengkapan yang cukup.
4.Penyakit Paru
Pada persalinan kala II diafragma dan paru dapat membantu mempercepat
persalinan dengan jalan mengejan dan menahan nafas.
Beberapa penyakit paru yang penting antara lain:
a. Tuberculosis Paru Penyakit TBC masih banyak dijumpai sekitar ½ % sampai 1
% wanita hamil. Penyakit yang aktif ini memerlukan pengobatan yang tepat dan
pengawasan yang lebih efektif.
b. Penyakit Asma Penyakit asma pada kehamilan kadang bertambah berat / malah
berkurang.
Dalam batas wajar penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.
Penyakit asma berat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim melalui gangguan pertukaran O2 dan CO2
c. Penyakit Pneumonia Penyakit radang paru dapat terjadi saat hamil, persalinan
atau kala nifas.
Pneumonia kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan
pernafasan mengganggu pertukaran O2 dan CO2 sehingga menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat sampai terjadi keguguran dan
persalinan prematur.
d. Bronkitis Bronchitis pada kehamilan dijumpai ringan sehingga tidak
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Dengan pengobatan biasa menyebabkan
sebagian besar sembuh.
5.Diabetes Melitus
Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi
glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat
11
kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM
(tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-
benar menderita DM akibat hamil
Diagnosis
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya.
Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali
keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan
bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan
polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga,
riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan
infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Klasifikasi
Tidak tergantung insulin (TTI) ” Non Insulin Dependent diabetes mellitus
(NIDDN) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar
gula darah.
Tergantung insulin (TI) ” Insulin dependent Diabetes Melitus yaitu kasus yan
memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula darah.
Komplikasi
Maternal: infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi kronik, PE, kematian ibu
12
Fetal: abortus spontan, kelainan congenital, insufisiensi plasenta, makrosomia,
kematian intra uterin,
Neonatal: prematuritas, kematian intra uterin, kematian neonatal, trauma lahir,
hipoglikemia, hipomegnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, syndroma
gawat nafas, polisitemia.
Penatalaksanaan
Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah
puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar HbA1c<6%.
Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak ada ketonuria,
dan pertumbuhan fetus normal.
Pantau kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila.
Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk kontrol
2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati persalinan.
Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan menyusui mengingat
efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI, kenaikan BB pada trimester I
diusahakan sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya 0,5 kg /minggu, total kenaikan BB
sekitar 10-12 kg.
Penatalaksanaan Obstetric
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, dan secara
khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap akhir minggu sejak
usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia pertumbuhan janin terhambat
dan gawat janin merupakan indikasi SC. Janin sehat dapat dilahirkan pada umur
kehamilan cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa.
Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali
baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya >20 kali/12 jam).
Bila diperlukan terminasi kehamilan, lakukan amniosentesis dahulu untuk
memastikan kematangan janin
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
14
bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi anemia
defesiensi besi.
2) anemia megaloblastik
anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam
folat(pteroylglutamic acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin
B12( cynocobalamin)
3) anemia hemolitik
disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
dibandingkan pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau
sulit saat hamil, karena ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin
berat. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 golongan
besar yakni;
golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada
anemia hemolitik herediter, thalasemia, anemia sel sabit dan lain-
lain.
Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada
infeksi(malaria, sepsis), keracunan arsenikum,leukemia, penyakit
Hodgkin, penyakit hati dan lain- lain.
15
D. Manifestasi Klinis Anemia Pada Ibu Hamil
a. Mengeluh cepat lelah
b. Pusing
c. Mata berkunang- kunang
d. Malaise
e. Lidah luka
f. Nafsu makan turun(anoreksia)
g. Konsentrasi hilang
h. Nafas pendek(pada anemia parah)
i. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
E. Patofisiologi
Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar
11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume
plasma. Ini disebit sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal
selama kehamilan.
Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam
makanan sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan
absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk
meningkatkan sel- sel darah ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan
produksi sel- sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4
sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran.
Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai,
hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia
karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD
mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel
darah merah.
Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan
besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted
16
state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit,
tetapi anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient
erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga
disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi
pada epiter serta beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.
17
perdarahan
Volume darah
Peningkatan
kebutuhan volume
darah
Difisiensi zat besi
Penegenceran
darah
Cadangan zat besi
kosong (iron
depleted)
asimptomati
Pengetahuan terbatas gg. saluran cerna k
Aliran darah
kejaringan
gg. kebutuhan menurun
nutrisi
Aliran darah
kejaringan
menurun
Hipoksia, Suplai O2
pucat, lemah kejaringan
berkurang
Transfer zat
besi kejanin
gg. perfusigg. menurun
jaringan
intoleransi
aktivitas
Nutrisi janin
berkurang
Risiko cidera
janin
19
G. Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil
1) Medis
Terapi oral
Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
Asam folik 15- 30 mg perhari
Vitamin B12 3x1 tablet perhari
Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol
besi
2) Keperawatan
Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi
dan peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.
Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut,
beri dukungan khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa
ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda- tanda infeksi selama
kehamilan.
Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan
hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling
diet dan supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda
infeksi.
Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam
folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat-
obatan oksidasi.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui
Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%
Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
20
Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.
a. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai
untuk darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah
daripada normal.
b. Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah
mikroskop sel mungkin tampak kecil dan pucat daripada biasanya dalam kasus
besi kekurangan anemia.
c. Ukuran kecil disebut microcytic anemia. Dalam vitamin B12 folat
kekurangan sel mungkin tampak pucat tetapi lebih besar daripada ukuran mereka
biasa. Ini disebut macrocytic anemia.
d. Feritin toko-feritin adalah protein yang toko besi. Jika tingkat darah feritin
rendah menunjukkan rendah besi toko dalam tubuh dan membantu mendeteksi
besi kekurangan anemia.
e. Tes darah termasuk berarti sel volume (MCV) dan lebar distribusi sel darah
merah (RDW).
f. Retikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi
RBC tingkat normal.
g. Vitamin B12 dan folat tingkat dalam darah-ini membantu mendeteksi jika
anemia jika karena kekurangan vitamin ini.
h. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti
yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam
sumsum tulang juga menunjuk ke arah besi kekurangan anemia.
21
II.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian yang biasa dilakukan pada ibu hamil dengan anemia,
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien/biodata
1) Identitas klien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin,
suku/bangsa, agama, alamat, no RM, Dx medis, tanggal masuk RS
dan tanggal pengkajian
2) Identitas penanggung jawab meliputi nama, usia, pendidikan,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien
b. Keluhan utama
Keluhan utama meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai,
pandangan berkunang-kunang.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan pada ibu hamil dengan anemia meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab
dari anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang
terjadi. (Ignatavicius, Donna D, 1995).
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
anemia. Penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi dapat
memungkinkan terjadinya anemia
3) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit
darah merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia
22
yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D,
1995).
4) Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D,
1995)
Pengkajian pasien dengan ibu hamil yang mengalami anemia antara lain :
1) Aktifitas
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja.
2) Sirkulasi
Riwayat kehilangan darah kronis
Palpitasi
CRT lebih dari 2 detik
3) Eliminasi
Konstipasi
Sering kensing
4) Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah
5) Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala
6) Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas
7) Seksual
Dapat terjadi perdarahn pervagina
Perdarahan akut sebelumnya
Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
23
Contoh kasus
Ny. Q berumur 32 th, telah menikah, datang ke rumah sakit ingin memeriksakan
kehamilannya mengatakan bahwa ia merasa pusing,berkunang-kunang dan lemas
tekanan darah 100/90mmHg terlihat pucat dan lemas.
I.PENGKAJIAN
Tanggal/Pukul :05 juni 2011/09.00 WITA Oleh : Perawat V
1). Biodata
1.Nama Klien Ny.Q Nama Tn. T
Penanggung
Jawab
2.Umur 32 tahun Umur 38 tahun
3.Suku/ Jawa/indonesia Suku/ Jawa/Indonesia
Kebangsaan Kebangsaan
4.Agama Islam Agama Islam
5.Pendidikan SMA Pendidikan SMA
6.Pekerjaan IRT Pekerjaan Wirasuwasta
7.Alamat Gang cermai,32. Alamat Gang permai 32
Hubungan dengan Suami
klien
24
3). Riwayat menstruasi
Menarche :14 tahun Siklus :28 hari
Lama : 6 hari Teratur :Ya
Sifat darah :Cair Keluhan :Tidak ada
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : mual,pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : pamol + antasida 1x1
Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan :-
25
Komlikasi : -
Terapi : -
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT : 5 kali
TT 1 : 25 februari 2001
TT 2 : 26 maret 2001
TT 3 : 25 september 2001
TT 4 : 20 september 2002
TT 5 : 20 september 2003
26
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti DM dan Hipertensi
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
c. Riwayat keturunan kembar
- Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d. Riwayat operasi
- Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
e. Riwayat alergi obat
- Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
27
1.Makanan
2. Minum
1. BAB
2.BAK
28
-keluhan tidak ada Tidak ada
C. Istirahat
1. tidur siang
2. tidur malam
29
10). Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga
terhadap kelahiran,dukungan keluarga, hubungan dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social,
keadaan ekonomi keluarga.
- Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan
menginginkan kehamilan ini
- Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
- Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
- Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan
ibadah
- Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
- Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan
sehari-hari
11). Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dari
kunjungan sebelumnya, tetapi ibu belum mengetahui tentang
persalinan dan nifas.
12). Lingkungan yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan
nyaman
- Ibu mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak memelihara
unggas, seperti ayam, bebek.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
30
Tekanan darah :100/90 mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20 x/menit
Suhu :37 oC
BB :50 kg
TB :155 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri tekan,
Wajah
terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
Mata
tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva pucat
Hidung
hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut
bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga
simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,&vena
jugularis
Dada
datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara
simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,tidak
ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran
kolostrum.
Abdomen
tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
31
Palpasi
Leopold I : TFU setinggi pusat. Ballotment +
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Osborn test : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 21 cm
TBJ : (21-12)x 155= 1395 gram
Auskultasi
Djj :145 x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema.
LILA : 25 cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan (bila perlu)
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal: 05 juni 2012
pukul: 09.05 WIB
Hb 7,5 gr/dl
Analisa Data
32
makan
- Klien mengatakan
sering merasa mual
DO :
- Tampak kurang
minat terhadap tubuh
makanan
- Membran mukosa
pucat
- Bising usus
DS :
- Klien mengatakan
lemas dan
berkunang-kunang
DO :
- Tampak warna kulit
membiru penurunan suplai Gangguan
2
- Tampak kuku oksigen ke jaringan perfusi jaringan
tumbuh lambat
- Ekstremitas dingin
- TD menurun
- Nadi lemah tidak
teraba
- Klien mengatakan
lemah dan lesu
33
DO :
- TD kurang dari
120/80 mmhg
DO :
- Klien tampak kurang
minat terhadap penurunan suplai Risiko cidera
4
makanan nutrisi ke janin terhadap janin
- Membran mukosa
pucat
B. Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah ditandai dengan
DS :
- Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan
- Klien mengatakan sering merasa mual
DO :
- Tampak kurang minat terhadap makanan
- Membran mukosa pucat
- Bising usus
DS :
- Klien mengatakan lemas dan berkunang-kunang
DO :
- Tampak warna kulit membiru
34
- Tampak kuku tumbuh lambat
- Ekstremitas dingin
- TD menurun
- Nadi lemah tidak teraba
DS :
- Klien mengatakan sesak nafas saat beraktifitas.
- Klien mengatakan lemah dan lesu
DO :
- TD kurang dari 120/80 mmhg
DO :
- Klien tampak kurang minat terhadap makanan
- Membran mukosa pucat
35
C. Intervensi Keperawatan
1.Perubahan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan 1. kesejahteraan janin dan ibu
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 1 x 24 jam keadekuatan tergantung pada nutrisi ibu
tubuh berhubungan diharapkan kebutuhan nutrisi kebiasaan asupan selama kehamilan.
dengan mual, muntah klien terpenuhi. nutrisi dulu/
Dengan Kriteria Hasil : sekarang dengan
Berat badan klien menggunakan
dalam batas normal batasan 24 jam.
Klien tidak Perhatikan kondisi
menunjukkan rambut kuku dan
penurunan nafsu makan kulit.
Mual dan muntah klien 2. Tentukan tingkat
berkurang pengetahuan tentang 2. menentukan kebutuhan
kebutuhan diet. belajar khusus.
3. Berikan informasi
tertulis/ verbal yang 3. meningkatkan
tepat tentang diet kemungkinan klien memilih
36
prenatal dan diet seimbang saat dirumah.
supplement vitamin/
zat besi.
4. Tinjau ulang
frekuensi dan
4. mual/ muntah pada
beratnya mual/
trimester pertama dapat
muntah.
berdampak negative pada
status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
2.Gangguan perfusi Setelah diberikan asuhan 1. Perhatikan status 1. kejadian perdarahan potensial
jaringan berhubungan keperawatan selama 1 x 24 jam fisiologis ibu, status merusak hasil kehamilan,
dengan penurunan suplai perfusi ke jaringan/ ke sel sirkulasi dan volume kemungkinan menyebabkan
oksigen ke jaringan efektif. darah. hipovolemia atau hipoksia
uteroplasenta.
Dengan kriteria hasil : 2. Lakukan 2. keadaan capillary refill test
pemeriksaan fisik CRT yang tidak kembali dalam
Tidak terdapat perubahan dengan menekan kuku waktu kurang dari 2 detik
karakteristik kulit( rambut,
37
kuku, kelembapan) pasien dapat menandakan anemia.
Tidak terdapat kebiruan 3. Auskultasi dan
pada kulit laporkan DJJ, catat 3. mengkaji berkelanjutan
CRT dalam batas brakikardi, atau takikardi. hipoksia janin. Pada awalnya
normal(kembali dalam Catat perubahan pada janin berespon pada penurunan
kurun waktu kurang dari 2 aktivitas janin(hipoaktif kadar oksigen dengan takikardi
detik) dan hiperaktif) dan peningkatan gerakan. Bila
tetap deficit akan terjadi
4. Catat kemungkinan brakikardi dan penurunan
kehilangan darah ibu dan aktivitas
adanya kontraksi uterus 4. kehilangan darah ibu secar
5. Anjurkan tirah berlebihan menurunkan perfusi
baring pada posisi miring plasenta
kiri 5. menghilangkan tekanan vena
cava inferior dan
meningkatkan sirkulasi
plasenta atau janin dan
pertukaran oksigen.
3.Intoleransi aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Jelaskan alasan 1.mempertahankan janin jauh dari
38
keperawatan selama 1 x 24 jam perlunya tirah baring, servik dan meningkatkan perfusi
diharapkan pasien dapat penggunaan posisi uterus
beraktivitas dengan baik. rekumben lateral kiri/
Dengan criteria hasil : miring dan penurunan
Berpartisipasi dalam aktivitas.
aktifitas fisik tanpa
disertai peningkatan 2. Kaji adanya factor yang
tekanan darah, nadi dan bisa menyebabkan 2. menentukan intervensi lanjutan
berhubungan dengan
RR. kelelahan yang tepat
keletihan atau
Mampu melakukan 3. Monitor pola tidur dan
kelemahan
kgiatan sehari- lamanya tidur/ istirahat
hari(ADL) secara pasien 3. meningkatkan istirahat,
mandiri. mencegah kelelahan
Keseimbangan aktivitas 4. Bantu klien untuk
dan istirahat. mengidentifikasi
- aktifitas yang mampu 4. menghindari aktivitas yang
dilakukan mampu meningkatkan kelelahan
klien
39
Setelah dilakukan asuhan 1. Perhatikan kondisi ibu 1. factor yang mempengaruhi
keperawatan selama 1x 24 jam yang berdampak pada atau menurunkan sirkulasi/
diharapkan risiko cedera pada sirkulasi janin. oksigenasi ibu mempunyai
janin dapat tertanggulangi. dampak yang sama pada
Dengan criteria hasil : 2. Ajari ibu untuk kadar oksigen janin/ plasenta.
DJJ dalam mengobservasi 2. jika janin tidak bergerak
4.Risiko cidera terhadap
batas normal pergerakan janin perlu diwaspadai terjadi
janin berhubungan
Hasil USG cedera pada janin akibat
dengan penurunan suplai
tidak 3. Bantu dalam screening kekurangan nutrisi.
nutrisi ke janin
menunjukkan dan kelainan genetic. 3. kelainan seperti anemia sel
tanda-tanda sabit mengharuskan tindakan
abnormalitas. yang khusus untuk
Tinggi mencegah efek negative
fundus uteri dalam perumbuhan janin.
sesuai umur
kehamilan
40
D.Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ibu hamil dideteksi mengalami anemia apabila ditemukan kadar Hb kurang dari
11 gr/dl pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Selain itu pada trimester
kedua kadar Hb kurang dari 10,5 gr/dl. Sedangkan pada ibu hamil yang
mengalami anemia karena penyebabnya adalah produksi hemoglobin dimana
ditemukan adanya defisiensi nutrisi atau produksi rantai hemoglobin.
42
mengalami gangguan produksi hemoglobin karena kurangnya zat besi, asam folat
ataupun vitamin B12.
Pada kondisi tertentu ibu hamil dapat mengalami anemia karena terjadinya
pendarahan, infeksi parasit, kegagalan sumsum tulang atau penyakit tertentu
lainnya. Dengan demikian penyebab anemia pada ibu hamil berbeda-beda
sehingga apabila ditarik kesimpulan dari faktor penyebab anemia pada ibu hamil.
Anemia dibedakan menjadi anemia defisiensi besi, anemia hipoplastik, anemia
megaloblastik dan anemia hemolitik. Untuk mengetahui anemia yang dialami ibu
hail diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah eritrosit,
eletroforesa Hb, jumlah retikulosit dan kadar besi serum.
Dampak anemia pada ibu dan janin diantaranya dapat menyebabkan keguguran,
pendarahan, mengalami depresi setelah melahirkan, infeksi tang berhubungan
dengan intrapartum dan postpartum. Bahkan anemia yang sangat berat ditandai
dengan Hb dibawah 4 gr akan menyebabkan gangguan jantung bahkan hingga
berampak gangguan pada kehamilan dan persalianan.
B. SARAN
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat
memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan
wawasan akan dunia keperawatan.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
45