naik umrah
MONOGRAFI FOTOGRAFIS
naik umrah
SYARAFUDDIN
naik umrah
MONOGRAFI FOTOGRAFIS
Naik Umrah: Monografi Fotografis
ebook © 2020 Syarafuddin (syarafuddin@yahoo.com) berdasarkan
LISENSI
Creative Commons License (https://creativecommons.org/licenses/):
Atribusi (BY)-NonKomersial (NC)-TanpaTurunan (ND). Some Rights Reserved.
AKSES
Publikasi elektronik ini dapat diakses (dibaca dan/atau diunduh) di
Internet Archive dengan tautan https://archive.org/details/syumrah
atau temukan di https://archive.org/details/@syaraf
PROGRAM
(https://inkscape.org/), kemudian dibuat ulang pada Scribus. Dikerjakan
pada komputer dengan Sistem Operasi Linux: OpenSuse Tumbleweed
(https://www.opensuse.org).
FONT
Publikasi menggunakan jenis huruf (font) Open Sans General Public License The GIMP Team/Tuomas
(https://fonts.google.com/specimen/Open+Sans), Open Sans Condensed Kuosmanen (sumber: https://commons.wikimedia.org/
(https://fonts.google.com/specimen/Open+Sans+Condensed) dan wiki/File:The_GIMP_icon_-_gnome.svg).
Droid Naskh Shift Alt (untuk judul berbahasa Arab pada daftar pustaka, Logo RawTherapee CC-BY-SA RawTherapee (sumber:
LOGO
https://fontinfo.opensuse.org/fonts/DroidNaskhShiftAltRegular.html) https://rawtherapee.com/). Logo Scribus
dengan berbagai variannya (font style). Ketiga jenis huruf menggunakan CC-BY-SA The Scibus Team (sumber:
Apache License 2.0 (http://www.apache.org/licenses/LICENSE-2.0). https://wiki.scribus.net/canvas/Promotion_material).
Logo Inkscape CC-BY-SA The Inkscape Project/Andrew
IKON
Creative Commons Icons © Creative Commons berdasarkan lisensi
Michael Fitzsimon (sumber: https://inkscape.org/
Creative Commons License: Atribusi (BY), diunduh dari
~inkscape/%E2%98%85inkscape-o cial-logo-vector).
https://creativecommons.org/about/downloads/
Logo OpenSuse GNU Free Documentation License
Logo Internet Archive dari https://commons.wikimedia.org/wiki/ SUSE LLC (sumber: https://en.opensuse.org/
File:Internet_Archive_logo_and_wordmark.svg. openSUSE:Artwork_brand#Logo)
prawacana
5
Tata cara ibadah umrah yang berbeda dengan ini ditutup dengan Daftar Pustaka yang daftarnya
ibadah yang dilaksanakan sehari-hari membuat dikelompokkan menjadi empat kategori.
penulis harus belajar tata cara ini yang salah
satunya berusaha menghapal bacaan-bacaan Ada perbedaan antara pelancong dengan
dalam ibadah ini. Karena usia dan sejak kecil kamera dan fotografer yang berpergian.
sudah tidak kuat menghapal dengan cara Pelancong lebih tertarik dengan lokasi yang dia
mengulang-ulang apa yang dihapal, penulis kunjungi, semakin eksotis (atau, populer
membaca juga tulisan-tulisan terkait umrah dan sekarang, semakin banyak tempat yang
haji di luar tata cara teknisnya. Harapannya dikunjungi) semakin sukses kunjungannya dan
memberikan pemahaman yang membuat tiap ‘pelancong-sejati’ tentu punya pemaknaan
penulis mudah mengingat hapalan yang wajib kata ‘eksotis’ sendiri yang menjadi ‘traveling
dan sebaiknya dilantunkan saat ibadah values-nya’. Sehingga foto yang dihasilkan oleh
dilaksanakan. pelancong dengan kamera cederung kesuksesan
dia mencapai lokasi eksotis tersebut. Fotografer
Tulisan-tulisan ini membangun tambahan
yang berpergian lebih pada menginterpretasi
pengetahuan terkait umrah dan hal-hal yang
‘momen’ di lokasi yang dikunjungi dalam nilai-
terlibat dalam pelaksanaannya pada akhirnya
nilai fotografis (photographical values) yang dia
juga tambahan pengetahuan penulis dalam
anut. Tentu saja perbedaan ini dapat
membuat catatan visual pengalaman di tanah
bercampur-baur, kadang makna eksotis
suci: menentukan hal-hal yang tidak perlu atau
pelancong membuat dia menghasilkan foto yang
tetap mencatatnya tapi tidak akan muncul dalam
bernilai fotografis. Juga sang fotografer,
publikasi catatan visual. Karena kepentingan
ketagihannya menghasilkan foto dengan nilai
catatan visual seperti ini, penulis juga
yang dianutnya membuat dirinya berpergian ke
mempelajari publikasi buku-foto (photobook,
banyak tempat atau ke lokasi eksotis tanpa
photo book) dan publikasi interpretasi foto yang
dapat menahan diri.
mendukung. Kemudian setelah pulang ke tanah
air, dalam menyusun wacana yang ingin
disampaikan dalam buku ini dan memahami lagi Hal terakhir di atas, keluyuran ke banyak tempat
apa yang sudah dicatat, penulis kembali tanpa dapat dikendalikan untuk menghasikan
membaca tulisan tersebut dan mencari publikasi foto, menganggu pikiran penulis beberapa hari
terkait lainnya, walaupun tidak semua publikasi menjelang keberangkatan. Sementara itu
tersebut dapat ditemukan. Karena itulah buku penambahan pengetahuan sebagai referensi
6
terus memberikan gagasan dan imajinasi (salah satunya ada dalam buku ini, halaman 33,
terhadap catatan visual yang akan dibuat. foto berjudul “Pengamatan”) tapi kemudian tidak
Keluyuran karena ada perangkat kamera yang pernah diulangi lagi.
mampu menangkap momen-momen yang
diimajinasikan dan di luar imajinasi Ponsel yang digunakan adalah ponsel relatif
kemungkinan besar akan mengganggu rencana murah buatan Tiongkok dengan prosesor dari
ibadah di tanah suci yang mungkin tidak ada Amerika Serikat berkode 845 dan RAM di atas
kemampuan mengulanginya lagi. Menjadi 4GB dipadu dengan kerapatan sensor
fotografer yang berpergian! Bukan pemeluk (megapiksel) kamera menengah membuat
Islam yang kebetulan fotografer yang berziarah proses metering, focusing, interpretasi data
ke tanah sucinya (dengan kamera). sensor (pembuatan berkas foto), menampilkan
di layar, hingga penyimpanan berlangsung
Tepat sehari sebelum keberangkatan penulis cepat. Aplikasi kamera tidak menggunakan
memutuskan untuk tidak membawa DSLR dan aplikasi bawaan ponsel, penulis mengunakan
lensa yang biasa digunakan untuk aplikasi yang mampu menyimpan hasil foto
menginterpretasi momen keseharian yang tanpa interpretasi program (berkas RAW).
ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Tetapi Dengan berkas RAW penulis berharap dapat
gagasan, imajinasi, dan yang di luar keduanya menginterpretasi ulang foto jika hasil
juga akan dikerjakan, penulis akan membuat interpretasi mesin tidak memuaskan atau jika
catatan visual dengan kamera smartphone foto perlu proses yang ‘berat’ karena kelemahan
(ponsel). Penulis akan mengikuti ‘rel’ ziarah yang kamera ponsel. Tentu saja kelemahan hardware
telah dibuat oleh biro perjalanan, sementara kamera ponsel seperti ukuran sensor yang kecil,
waktu di luar yang telah direncanakan seperti jarak sensor dengan lensa yang terlalu dekat dan
peziarah yang lain adalah waktu di Masjid dinamika warna yang ditangkap lensa terbatas
Nabawi atau Masjidil Haram. Foto-foto dibuat tidak bisa diperbaiki sempurna dengan software.
dalam jalur ini, menemukan momen-memon Tetapi dengan menjadikannya sebagai bagian
berguna untuk catatan visual dalam lintasan dari subyek foto yang dibuat tentu bisa
pasti. Dengan tidak ada DSLR, godaan untuk menghasilkan narasi visual yang menarik.
keluyuran diharapkan berkurang drastis.
Walaupun godaan itu tetap ada. Satu kali penulis Dan inilah catatan dan cerita visual penulis
tergoda, membuat beberapa foto di luar lintasan selama naik umrah. Selamat menikmati.
7
8
naik umrah
9
Perjalanan Seribu Li Diawali Dengan Selangkah Kaki (Laozi)
SPBU/Rest Area Madinah-Makkah: 15, Julaylah, Makkah
10
11
12
halaman 14
Batasan
Masjid Nabawi, Madinah
halaman 15
Definisi Mengatasi Batasan
Bandara Adi Soemarmo, Solo Jalan Ajyad, Makkah
13
14
15
16
17
halaman 16
Bandara Adi Soemarmo, Solo
18
19
Masjidil Haram, Makkah
20
21
If
Masjidil Haram, Makkah
22
23
24
Tiarap
Masjid Nabawi, Madinah
25
Focusing & Metering
Raudah, Masjid Nabawi, Madinah
26
Menuju Satu Titik
Masjidil Haram, Makkah
27
Titik Temu Optis
Masjid Nabawi, Madinah
28
29
Ragam
Masjidil Haram, Makkah
30
31
32
33
halaman 32
Ingat Kampung
Distrik al-Bahr, Madinah
halaman 33
Pengamatan Penawaran
Jalan Musab Bin Omair, Madinah Arafah, Makkah
34
35
Cicip
Distrik al-Bahr, Madinah
36
Bagi
Masjid Nabawi, Madinah
37
38
Saluran
Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah
39
40
41
halaman 40
Bertopang Dagu
Masjid Nabawi, Madinah
halaman 41
Buku Telepon Berbantal
Masjid Nabawi, Madinah Masjid Nabawi, Madinah
42
43
44
Berkabar
Masjidil Haram, Makkah
Di Kerumunan
Masjidil Haram, Makkah
45
Horizon
Jalan Madinah-Makkah:
15, Massamah, Makkah
46
47
Langkah
Masjidil Haram, Makkah
48
Tunggu
Masjid Nabawi, Madinah
49
Menegak
Distrik al-Bahr, Madinah
50
51
Masjid Nabawi, Madinah
52
Masjidil Haram, Makkah
53
Pose
Masjid Nabawi, Madinah
54
55
Tiga Pasang
Masjidil Haram, Makkah
56
57
58
Dalam Dekapan
Masjidil Haram, Makkah
Penyeimbang
Masjid Nabawi, Madinah
59
60
halaman 62
Pola
Jalan Abd al-Rahman bin Awf, Madinah
halaman 63
Iluminasi Distorsi
Jalan Ajyad, Makkah Jalan Ajyad, Makkah
61
62
63
Merekam
Masjidil Haram, Makkah
64
65
Merekat
Masjidil Haram, Makkah
66
67
Menyusup
Masjidil Haram, Makkah
68
69
Sayap-sayap
Masjid Nabawi, Madinah
70
71
Sajadah Mengambang
Masjid Quba, Madinah
72
73
Konektivitas
Raudah, Masjid Nabawi, Madinah
74
Menautkan
Masjidil Haram, Makkah
75
Batu Merah
Gunung Uhud, Madinah
76
77
Menulis di Batu
Arafah, Makkah
78
79
Pintu
Jalan Ajyad, Makkah
80
Acung
Distrik al-Bahr, Madinah
halaman 82
Masjid Nabawi, Madinah
halaman 83
Jalan Ajyad, Makkah
81
82
83
Masjidil Haram, Makkah
84
85
Masjidil Haram, Makkah
86
87
Menara Bersayap
Masjid Nabawi, Madinah
88
89
Rumput
Museum Dua Masjid Suci, Makkah
90
Lantai
Masjidil Haram, Makkah
91
J3, Jemaah Jarak Jauh
Jalan Ajyad, Makkah
92
93
Melintas Apron
Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah
94
95
Khusyuk
Raudah, Masjid Nabawi, Madinah
96
97
The Takwa Awakens
Jalan King Abdul Aziz 38, Mina, Makkah
98
99
Barisan Putih
Masjid Dzulhulaifah/Bir Ali, Madinah
100
101
102
Di Pundak
Masjidil Haram, Makkah
Mengaji
Masjidil Haram, Makkah
103
Berpayung
Masjidil Haram, Makkah
104
105
106
107
Masjidil Haram, Makkah
halaman 106
Masjidil Haram, Makkah
halaman 107
Masjidil Haram, Makkah Masjidil Haram, Makkah
108
109
Masjid Nabawi, Madinah
110
111
112
Zoom Out
Majidil Haram, Makkah
113
Belajar
Masjid Nabawi, Madinah
114
115
Praktik
Masjidil Haram, Makkah
116
117
118
119
halaman 118
Terbuai
Masjidil Haram, Makkah
halaman 119
Kerja Keras Sukacita
Masjidil Haram, Makkah Masjidil Haram, Makkah
120
121
122
daftar pustaka
SATU
Almuhrzi, H. M., & Alsawafi, A. M. (2017). Muslim
perspectives on spiritual and religious travel
beyond Hajj: Toward understanding motivations
for Umrah travel in Oman. Tourism Management
Perspectives, 24, 235-242, DOI: 10.1016/
j.tmp.2017.07.016
Alsini, I., Ekiz, E., & Hussain, K. (2019). The Impact of
Umrah Quality Attributes on Religious Tourist
Loyalty in Saudi Arabia. Dalam Jamal, A., Raj, R., &
Gri n, K. A. (Eds.). Islamic Tourism: Management of
Travel Destinations (pp. 91-109). Boston,
Massachusetts: CABI
Dewi, S. K. (2017). Trend Wisata Umrah: Antara
Meneladani Sunnah Dan Turisme Spiritual.
Empirisma, 26(2), 191-205, DOI: 10.30762/
empirisma.v26i2.691
Gannon, M. J., Baxter, I. W., Collinson, E., Curran, R.,
Farrington, T., Glasgow, S., … Yalinay, O. (2017).
Travelling for Umrah: Destination attributes,
destination image, and post-travel intentions. The
Service Industries Journal, 37(7-8), 448-465, DOI:
10.1080/02642069.2017.1333601
123
Hassan, S. H., Zainal, S. R. M., & Mohamed, O. (2015). Shariati, A. (1983). Haji. Bandung: Penerbit Pustaka
Determinants of Destination Knowledge Acquisition
Sucipto. (2013). Umrah Sebagai Gaya Hidup,
in Religious Tourism: Perspective of Umrah Travelers.
Eksistensi Diri dan Komoditas Industri: Menyaksikan
International Journal of Marketing Studies; 7(3), 84-94
Perubahan Keagamaan Warga Kota. Kontekstualita,
DOI: 10.5539/ijms.v7n3p84
28(1), 21-49.
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2016).
Tahir, H. (2016). Haji dan Umrah Sebagai Gaya Hidup:
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. Jakarta: Direktorat
Pertumbuhan Bisnis Perjalanan Suci di Kota
Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah
Makassar. Jurnal Al-Qalam, 22(2), 127-139, DOI:
Madjid, N. (1997). Perjalanan Religius ‘Umrah dan Haji. 10.31969/alq.v22i2.315
Jakarta: Paramadina
Thimm, V. (2018). Embodying and consuming
Maghfirah, S. A. (2017). Mendaur Ulang Identitas modernity on Muslim pilgrimage: gendered shopping
Kemusliman Melalui Umrah. (Tesis Master, Program and clothing practices by Malaysian women on
Studi Ilmu Religi dan Budaya Program Pasca Sarjana “umrah and ziarah Dubai”, Asian Anthropology, 17(3),
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta). Diakses dari 185-203, DOI: 10.1080/1683478X.2018.1483477
https://repository.usd.ac.id/26530/
Makin, A. (2016). Antara Ziarah Religius dan
Kapitalisasi di Era Globalisasi: Catatan Etnografis
DUA
Umrah. Afkaruna, 12(1), 114-134. Becker, H. S. (1981). Exploring Society Photographically.
Makin, A. (2017). Tuhan di Antara Desakan dan Evanston, Illinois: Mary and Leigh Block Gallery
Kerumunan: Komodifikasi Spiritualitas Makkah di Era Janis, E. P., & MacNeil, W. (1977). Photography Within
Kapitalisasi, Episteme, 12(1), 1-28, DOI: 10.21274/ The Humanities. Danbury, New Hampshire: Addison
epis.2017.12.1.1-28 House Publishers
124
Lyons, N. (1966). Toward a Social Landscape. Collier, J., & Collier, M. (1986). Visual Anthropology:
Rochester, New York: George Eastman House of Photography as a Research Method. Albuquerque:
Photography University of New Mexico Press
Melis, W. (2004). Nazar: Photographs from the Arab Harper, D. (2012). Visual Sociology. New York:
World. New York: Aperture Foundation Routledge
Meltzer, M., & Cole, B. (1974). The Eye of Conscience: Langmann, S., & Pick, D. (2018). Photography as a
Photographers and Social Change. Chicago: Follett Social Research Method. Singapore: Springer
Publishing Company
Parr, M. (2018). Small World. Stockport, Cheshire: Dewi EMPAT
Lewis
Colberg, J. (2017). Understanding Photobooks: The Form
Qaisaran, A. (2019, 9 November). Al-Masjed An-Nabawi: and Content of the Photographic Book. New York:
A Visually Compelling Journey (HIPA Lecture). Diakses Routledge
10 November 2019, dari https://youtu.be/WbUePz-
m3XE Di Bello, P., Wilson, C., & Zamir, S. (2012). The
Photobook: From Talbot to Ruscha and Beyond. London:
ﺍﻟﺤﺠﺎﺯﻳﺔ ﺍﻟﺮﺣﻼﺕ :ﺍﻟﺤﺮﻣﻴﻦ ﻣﺮﺁﺓ .(1925) .ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ,ﺑﺎﺷﺎ ﺭﻓﻌﺖ I.B.Tauris
.ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﺔ ﺍﻟﺼﻮﺭ ﺑﻤﺌﺎﺕ ﻣﺤﻼﺓ ،ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﻭﻣﺸﺎﻋﺮﻩ ﻭﺍﻟﺤﺞ
ﺍﻟﻤﺼﺮﻳﺔ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺩﺍﺭ :ﺍﻟﻘﺎﻫﺮﺓ Himes, D., Milnor, D., Carnochan, B., Thome, M., &
Jennings, C. (2009). How to Make a Gorgeous Photo
Book. Blurb Inc.
TIGA
Kuiper, S. (2011). Ten Golden Rules to Excellent Photo
Bateson, G., & Mead, M. (1942). Balinese Character: A Books Design. Diakses 10 Januari 2020, dari https://
Photographic Analysis. New York: New York Academy www.photonews.de/cms/wp-content/uploads/
of Sciences 2011/11/TEN_GOLDEN_RULES21.pdf
125
Flores sebagai nama pulau berasal dari penyebutan para pedagang Portugis.
Masyarakat setempat menamakan pulau ini dengan banyak nama sesuai
bahasa komunitas masing-masing, nama yang paling akrab dan
digunakan dalam acara ritual adalah Nusa Nipa yang artinya Pulau Naga.
info/baca/unduh
https://s.id/buminaga | https://archive.org/details/sybsn
unduh (pdf Resolusi Tinggi, 32MB)
https://s.id/naga1 | https://archive.org/download/sybsn/bsnaga-a300dpi.pdf
unduh (pdf Resolusi Sedang, 8MB)
https://s.id/naga2 | https://archive.org/download/sybsn/bsnaga-b150dpi.pdf
unduh (pdf Resolusi Rendah, 2MB)
https://s.id/naga3 | https://archive.org/download/sybsn/bsnaga-c72dpi.pdf
Ada perbedaan antara pelancong dengan Karena khawatir sering keluyuran dengan
kamera dengan fotografer yang berpergian. kamera dan melupakan kegiatan ibadah di
Bagi pelancong semakin eksotis tempat yang tanah suci (fotografer yang berpergian),
dikunjungi semakin sukses kunjungannya. penulis batal membawa DSLR. Foto-foto ini
Sehingga foto yang dihasilkan oleh pelancong dibuat dengan kamera ponsel biasa bukan
dengan kamera cederung kesuksesan dia ponsel yang dianggap memiliki kamera luar
mencapai tempat eksotis tersebut. Fotografer biasa (walaupun sebetulnya kelemahan
yang berpergian lebih pada menginterpretasi hardware kamera ponsel tetap sulit diatasi).
momen di lokasi yang dikunjungi. Foto-foto Bagaimanapun juga kemampuan meng-
narasi visual buku ini dibuat saat perjalanan interpretasi momenlah yang lebih banyak
umrah yang dilakukan penulis tahun 2019, menkreasikan sebuah foto. Juga kemampuan
dengan memposisikan diri sebagai pemeluk menempatkan akibat dari kelemahan kamera
Islam yang kebetulan fotografer yang ponsel sebagai bagian dari subyek foto yang
berziarah ke tanah suci (dengan kamera). dikreasi.