1st Annual Internatioal Konferensi Ilmu Sosial dan Humaniora (AICOSH 2019)
Abstrak-- Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan diskriminasi, eksploitasi ekonomi dan seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan dan
tentang perlindungan diri dari pelecehan seksual pada anak perempuan pelecehan, ketidakadilan dan penganiayaan lainnya".
remaja melalui pelatihan dalam pendidikan seksualitas di SMP X Sleman. Indonesia masih ditantang dengan jumlah kasus pelecehan seksual yang
Peserta penelitian ini adalah gadis remaja dengan rentang usia 12-15 tahun, dialami perempuan. Komnas Perempuan (Wijaya, 2016) mengatakan bahwa
siswa SMP X Sleman, VII siswa kelas dan memiliki nilai pretest rendah. kasus-kasus pelecehan seksual adalah masalah terburuk dalam daftar kasus kekerasan
Penelitian ini menggunakan desain kelompok satu kelompok desain terhadap perempuan.
pretestposttest dengan skala perlindungan diri dan modul pendidikan Berdasarkan kasus yang ditangani oleh Rifka Annisa Women Crisis
tentang seksualitas yang disusun oleh peneliti. Peserta penelitian adalah 9 Centr e dan Defirentia Satu Muharomah, Kabupaten Sleman terletak di atas
siswa perempuan. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis SPSS peringkat daerah, terutama di 2017. Sedangkan dari kategori usia, tindakan
dari Wilcoxon non-parametrik Signed Rank, ditemukan bahwa perbandingan pelecehan seksual terjadi terhadap korban remaja awal.
pretest-posttest diperoleh p = 0,007 yang berarti p <0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat perlindungan diri Hidayati (2014) mengatakan bahwa pemerintah dan
antara sebelum dan sesudah pelatihan. lembaga harus memberikan perhatian khusus untuk perlindungan diri. Menurut
Hastuti, perlindungan diri merupakan salah satu upaya pencegahan yang berasal dari
dalam seseorang yang bisa dilakukan untuk menghindari perilaku yang tidak
diinginkan. Ironisnya, individu masih tidak menyadari pencegahan ini dalam
kenyataan. perlindungan diri dapat diajarkan melalui pembekalan tentang informasi
terkait. keterampilan Selfprotection ketentuan berharga bagi setiap individu untuk
. Sehingga disimpulkan bahwa pelatihan pendidikan seksualitas adalah efektif dalam meningkatkan menghindari perlakuan pelecehan seksual yang dapat membahayakan diri mereka
pengetahuan tentang perlindungan diri sendiri.
dari peserta pelecehan seksual di SMP X Sleman.
Sejalan dengan ini, Komnas Perempuan dalam catatan tahunan 2016
merekomendasikan mengintegrasikan materi pengetahuan di
KEYWORDS Seksualitas Pendidikan, Self-Protection, seksual, fungsi reproduksi pada siswa dan menyatakan bahwa itu adalah penting untuk memiliki
Teenage Girl. kebijakan untuk mencegah pelecehan seksual dan melindunginya di lembaga pendidikan.
SAYA. PENGANTAR Mulai dari latar belakang yang dijelaskan di atas, para peneliti menyimpulkan bahwa
Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia Nomor 39 Tahun 1999 pasal 29 (1) pendidikan dapat digunakan sebagai upaya untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mereka
yang menyatakan "Setiap orang berhak atas perlindungan pribadinya, keluarga, dapat melakukan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Pendidikan ini dimaksudkan untuk
kehormatan, martabat dan hak milik". Juga di Perlindungan Anak UU UU No. Pasal 23 meningkat kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan. Para peneliti berharap
(1) tahun 2002 menyatakan "Setiap anak selama perawatan orang tua, wali atau pihak tujuan dari penelitian ini adalah bahwa siswa dapat mempelajari lebih lanjut tentang pengetahuan
lain yang bertanggung jawab untuk perawatan telah hak untuk dilindungi dari perlindungan diri, dalam contoh pengetahuan tentang bagaimana seseorang menjaga dirinya
khususnya pelecehan seksual melalui pendidikan seksualitas
dengan pelatihan berbasis Web. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan Perbandingan skor kelompok ini diketahui dari analisis data yang dilakukan dengan
penelitian berjudul " Efektivitas Seksualitas Pelatihan Pendidikan untuk Meningkatkan melihat perbandingan berarti skor pada setiap tes, yaitu pretest, posttest dan mengikuti.
Pengetahuan tentang Perlindungan Diri dari Pelecehan Seksual di Remaja Gadis di
Sleman X Sekolah Tengah" . B. Hasil uji hipotesis
Berdasarkan uji hipotesis menggunakan SPSS dalam bentuk
non-parametrik analisis Ranking Signed Wilcoxon untuk menentukan perbedaan
II. METODE PENELITIAN yang signifikan antara skor pretest, post-test
SEBUAH.Mengidentifikasi subjek dan mengikuti telah dilakukan, data yang diperoleh adalah skala skor perlindungan
seleksi peserta dilakukan oleh teknik purposive sampling dengan kriteria diri remaja. Berikut ini adalah tabel hasil analisis sebagai berikut:
remaja perempuan berusia 12-15 tahun dan memiliki pretest nilai pada kategori
sedang-rendah skala perlindungan diri. Meja 3 . Hipotesis Uji R esults
Sumber data Z P p <0,05
B. instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk skala Pre-Post - 2,677 Sebuah . 007 p <0,05
selfprotection yang disusun berdasarkan aspek selfprotection dari teori Weitlauf
(2009), yaitu pertahanan diri dan Efikasi Diri. Selain itu, ada juga pelatihan modul Pre-FU - 2.670 Sebuah . 008 p <0,05
pendidikan seksualitas yang disusun berdasarkan aspek teori Sarwono ini (2016),
yaitu pencegahan, kesehatan reproduksi, dan nilai-nilai & norma.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil uji hipotesis dari perbandingan pretest
- posttest memperoleh nilai p = 0,007 yang berarti p <0,05. Hal ini menunjukkan
C. Metode penelitian bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat perlindungan diri antara
Penelitian ini menggunakan satu kelompok desain eksperimental ( satu kelompok pra-post-test sebelum dan setelah diberikan pelatihan dalam pendidikan seksualitas. Setelah
desain test), yang merupakan desain dari satu melaksanakan post test, dilanjutkan dengan mengikuti kepada peserta. Hasil post-test-ikutan
kelompok eksperimen yang variabel dependen diukur ( pretest), kemudian diberi stimulus
atau pengobatan dan re-diukur menggunakan ( posttest) tanpa kelompok pembanding.
Desain eksperimental yang digunakan adalah sebagai berikut: hipotesa uji memperoleh nilai p = 0,479 yang berarti p>
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan antara
ta ble 1. Desi eksperimental gn posttest dan mengikuti. Sementara pada pre-test perbandingan pengujian hipotesis - Tindak
Kelompok tes pra pengobatan Posttest lanjut adalah diperoleh p = 0,008 yang berarti p <0,05 yang membuktikan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara pre-test dan tindak lanjut.
SEBUAH ex1 O1 Ex2
skor perlindungan diri peserta meningkat setelah diberi pengobatan, maka mengikuti
Hasil penelitian menunjukkan skor perlindungan diri subjek telah menurun
informasi: dibandingkan dengan posttest
Ex1: pengukuran pengetahuan tentang perlindungan diri dari pelecehan seksual skor menunjukkan bahwa pengobatan yang diberikan efektif, karena efek yang diharapkan
sebelum intervensi ( pretest) hanya disebabkan oleh perlakuan yang diberikan (Fikri,
O1: pengobatan dalam bentuk pelatihan di Ex2 pendidikan seksualitas: pengukuran 2012).
pengetahuan tentang perlindungan diri dari pelecehan seksual setelah intervensi ( posttest) IV. DISKUSI
Penerimaan hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan
D. teknik analisis dalam pendidikan seksualitas adalah efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang
Analisis data dalam penelitian ini digunakan Statistik Paket Ilmu Sosial perlindungan diri dari pelecehan seksual di
(SPSS) software menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test non-parametrik teknik. Nonpeserta. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kikpatrick (Widanarti
parametrik metode adalah digunakan karena ukuran sampel kecil, subjek penelitian 2015) yang berpendapat bahwa pendekatan pelatihan merupakan metode
kurang dari 30 orang. pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah kognitif, aspek afektif dan keterampilan.
Noe (Herlena, 2012) juga menyebutkan bahwa pelatihan adalah usaha sadar yang
AKU AKU AKU. HASIL dilakukan untuk proses pembelajaran meliputi pengetahuan ( pengetahuan), keterampilan
SEBUAH. Statistik deskriptif ( keterampilan) dan perilaku ( tingkah laku) dirancang untuk mencocokkan domain yang
Berdasarkan analisis dari pengukuran yang dilakukan, dapat dilihat bahwa akan dicapai, seperti domain kognitif, afektif dan perilaku.
hasil pengukuran dari skala perlindungan diri di pretest diperoleh masing-masing
subjek mengalami peningkatan post test skor. Kemudian pada mengikuti mencetak
ada beberapa mata pelajaran yang mengalami penurunan nilai. Berikut ini adalah Penjelasan di atas adalah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
tabel perbandingan nilai kelompok sebelum dan sesudah intervensi: Hastuti (2005), yang membuktikan bahwa penyampaian pendidikan seksualitas
dengan pelatihan metode dapat meningkatkan perlindungan diri, yang mana
perlindungan diri dipengaruhi oleh kognisi yaitu proses pada individu untuk
Meja 2 . Perbandingan Grup Skor Sebelum dan Sesudah mendapatkan pengetahuan.
Intervensi pendidikan seksualitas pelatihan memiliki manfaat untuk meningkatkan
Berarti pengetahuan perlindungan diri dari pelecehan seksual berdasarkan aspek
pertahanan diri dan Efikasi Diri, yang menyediakan pengetahuan yang benar
tes pra post test Mengikuti tentang seksualitas, mencegah terjadinya pelecehan seksual, mencegah efek
harrasement seksual, memberikan pemahaman tentang fungsi alat seksual,
63,1111 85,1111 83,8889 memahami pentingnya melindungi diri mereka sendiri dan
140
Kemajuan dalam Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora Research, Volume 339
meningkatkan pengetahuan dalam rangka untuk melindungi diri dari pelecehan seksual. maka itu bisa lebih baik. Selain itu, jumlah sampel yang menjadi peserta dalam
penelitian ini juga masih tidak mewakili jumlah penduduk, sehingga diharapkan
Dalam studi ini, peneliti disesuaikan setiap sesi pelatihan dengan materi bagi para peneliti masa depan untuk menambah sampel sehingga hasil penelitian
yang tersedia dalam modul pelatihan disusun berdasarkan aspek pendidikan masa depan dapat digeneralisasi untuk populasi.
seksualitas dari teori Sarwono ini (2016), yaitu aspek kesehatan reproduksi,
nilai-nilai & norma, dan pencegahan. Penyampaian materi kesehatan reproduksi
adalah presentasi dari organ reproduksi wanita dan fungsinya dan penyakit
menular seksual, hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Dr. REFERENSI
Boyke Dian Nugraha yaitu alat pendidikan seksualitas memberikan pemahaman
tentang fungsi pemahaman seksual dan intim tentang pentingnya melestarikan [1] Agustini, N. & Sudhana, A. (2014). Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Terhadap Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar hearts Mengerjakan Soal Ulangan
organ (Madani, 2003).
Umum. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 1, No 2, 271-278.
[2] Alicke, MD (2013). Self-Peningkatan dan Self-Protection: Apa yang Mereka
dan Apa yang Mereka Do. Jurnal Psychology, 20: 1, 1-48, University of Southampton, UK.
Kemudian nilai-nilai dan norma-norma materi disampaikan karena pendidikan [3] Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta .: Pustaka Pelajar. [4] Azwar, S. (2012). Reliabilitas
Dan Validitas, edisi Empat. Yogyakarta:
seksualitas mengandung nilai-nilai dan informasi yang diberikan kontekstual, seperti apa
yang dilarang, yang lazim dilakukan di masyarakat, dan bagaimana membuat Pustaka Pelajar. [5] Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
teman-teman yang tidak melanggar aturan (Sarwono, 2016). pendidikan seksualitas
pelatihan juga berisi materi tentang pencegahan pelecehan seksual, karena pendidikan Pelajar. [6] Bahri, S. & Fajriani. (2015). Suatu Kajian Awal Terhadap Tingkat
141
Kemajuan dalam Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora Research, Volume 339
[28] Maslihah, S. (2013). Bermain Terapi hearts Identifikasi KASUS Kekerasan [38] Siampa & Samad. (2012). Penerapan Proteksi Dokter Gigi Sebagai Upaya
Terhadap seksual Anak. Jurnal Penelitian Psikologi, Vol.04, No.01,21-34. [29] Mighwar, Pencegahan Terhadap Infeksi Silang: Penelitian di Kota Makassar. Jurnal Kedokteran
MA (2011). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia. [30] Mustafa, Z. Gigi. FKG-Unhas. [39] Suseno, MN (2012). Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal
(2009). Mungurai Variabel Hingga Instrumenisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu. [31] Myers, A & Hansen, C. (2002). Psikologi eksperimental 5 th Terhadap efikasi Diri Sebagai Pelatih PADA Mahasiswa. Jakarta: Kementrian Agama.
Edition. [40] Suseno, MN (2012). Statistik: Teori dan Aplikasi untuk review Penelitian
USA: Wadsworth Group. [32] Nurkhasanah, T. & Muhartati, M. (2014). Pengaruh
Pendidikan Seks Ilmu Sosial Dan Humaniora. Yogyakarta: Ash-Shaff [41] Toenlioe, AJE (2016). Teori
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja hearts Pencegahan Seks pranikah di dan Filsafat Pendidikan. Malang:
SMK N 2 Sewon Bantul Yogyakarta. Skripsi. Stikes Aisyiyah Yogyakarta. [33] Prasetyo, B. Gunung Samudera. [42] Widanarti, M. & Nashori, F. (2015). Pengaruh Pendidikan Seksual
(2012). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Islami
Terhadap Sikap permisif Terhadap Perilaku Seksual pranikah PADA Remaja.
Jakarta: Rajawali. [34] Romlah. (2010). Psikologi Pendidikan. Malang: UMMPress. [35] Santi, Jurnal Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
JT (2015). Selami Asuransi demi Proteksi Diri. Jakarta: Kompas [43] Wijaya, A. & Ananta, WP (2016). Darurat Kejahatan Seksual. Jakarta:
Sinar Grafika. [44] Weitlauf, JC (2009). The Corsini Encyclopedia of Psychology. Stanford
Media Nusantara. [36] Sangaji, EM (2010). Metodologi Penelitian: Pendekatan Prektis
hearts University School of Medicine.
Penelitian. Yogyakarta: Andi. [37] Sarwono, SW (2016). Psikologi Remaja. Jakarta: [45] Yahya, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana. [46] Yuarsi, SE (2012).
Rajawali Pers. Tembok Tradisi Dan Tindak Kekerasan Terhadap
Perempuan. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas
Gadjah Mada.
142