Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI

A. Gagal Ginjal Kronik


Gagal Ginjal Kronik yang mulai perlu dialisis adalah Gagal Ginjal Kronik
dengan GFR < 15 mL/menit. Pada keadaan ini fungsi ginjal sudah sangat
menurun sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh (uremia). Pada
keadaan uremia dibutuhkan terapi pengganti ginjal untuk mengambil alih
fungsi ginjal dalam mengeleminasi toksin tubuh sehingga tidak terjadi gejala
yang lebih berat.
Kriteria Gagal Ginjal Kronik (CKD) adalah :
- Kerusakan ginjal selama 3 bulan atau lebih, yang didefinisikan sebagai
abnormalitas struktural atau fungsional ginjal, dengan atau tanpa
penurunan GFR yang bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau
kerusakan ginjal; termasuk ketidakseimbangan komposisi zat di dalam
darah atau urin derta ada atau tidaknya gangguan hasil pencitraan
- GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.
Tahapan kerusakan ginjal berdasarkan GFR :
Tahap I Kerusakan ginjal dengan LFG Belum memperlihatkan
LFG: ≥90ml/mnt normal atau turun gejala
Tahap II Kerusakan ginjal dengan Belum memperlihatkan
LFG: 60-89ml/mnt penurunan ringan fungsi gejala
ginjal
Tahap III Penurunan LFG sedang Sudah mulai timbul
LFG: 30-59ml/mnt gejala:letih,mual,sakit
kepala, nafsu makam
menurun
Tahap IV Penurunan LFG berat Sindroma uremia
LFG: 15-29ml/mnt Kerusakan ginjal dengan
penurunan berat fungsi ginjal
Stadium V Merupakan Penyakit Ginjal Memerlukan Terapi
LFG: <15ml/mnt Tahap Akhir Pengganti Ginjal

1|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
Teknik perhitungan TKK :
1. Perhitungan CCT berdasarkan rumus Cockroft-Gault

2. Pengukuran TKK berdasarkan pengumpulan urin 24 jam

B. Hemodialisis
Hemodialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang
menggunakan alat khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda akibat
laju filtrasi glomerulus yang rendah sehingga diharapkan dapat
memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Poliklinik Hemodialisis Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Kota Tangerang
adalah tempat pelayanan Hemodialisis yang terdiri dari 4 mesin dialisis,
didukung dengan unit pemurnian air (water treatment), dan peralatan
pendukung serta mempunyai tenaga medis yang terdiri 2 perawat mahir HD,
1 Dokter bersertifikat HD, dan supervisi oleh 1 orang internis, Konsultan
Ginjal Hipertensi (KGH).

2|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan pasien hemodialisis merupakan pelayanan yang diberikan kepada


pasien dengan gagal ginjal tahap terminal yang
Konsep Pelayanan Hemodialisis Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Kota
Tangerang meliputi:
1. Pelayanan Hemodialisis dilakukan secara komprehensif dan sesuai standar
2. Peralatan yang tersedia harus memenuhi ketentuan
3. Semua tindakan harus terdokumentasi dengan baik
4. Harus ada sistem monitor dan evaluasi

Ketepatan pemberian pelayanan harus dimulai pada saat kontak pertama dengan
pasien. Hal ini merupakan tanggungjawab semua staf Rumah Sakit Sari Asih
Karawaci Kota Tangerang baik klinisi atau admisi.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan hemodialisis, untuk
itu pengkajian sesaat pasien datang sangatlah penting, dengan menggali informasi
klinik yang lengkap, meliputi :
1. Anamnesis dan atau alloanamnesis yang lengkap. Informasi yang digali adalah
keluhan kesehatan sekarang, dahulu dan riwayat penyakit yang ada pada
keluarga. Alloanamnesis dilakukan pada keluarga terdekat pasien.
2. Pemeriksaan fisik secara lengkap dari kepala sampai kaki untuk
mengidentifikasi kelainan-kelainan yang ada, terutama pada organ-organ vital,
yang jika tidak segera dilakukan penanganan segera akan berakibat fatal.
3. Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi yang diperoleh dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik lengkap.

3|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang yang dilakukan
diharapkan dokter dan perawat mampu mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang ada dan direncanakan asuhan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Setiap tindakan hemodialisis terdiri dari:
 Persiapan pelaksanaan hemodialisis : 30 menit
 Pelaksanaan hemodialisis : 3- 5 jam
 Evaluasi pasca hemodialisis : 30 menit

4|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
5|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
BAB III
TATA LAKSANA

A. Struktur Organisasi Unit HEMODIALISIS

Perawat

6|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
Ketenagaan
Petugas yang ada di unit Hemodialisis adalah dokter dan perawat yang sudah
kompeten. Ketenagaan pelayanan hemodialisis terdiri dari:
1. Tenaga Medis (Dokter penanggung jawab dan Dokter pelaksana)
- Dokter penanggung jawab hemodialisis adalah Dokter Sp.PD-
KGH.
- Dokter pelaksana hemodialisis adalah Dokter umum bersertifikat
HD yang telah dilatih di pusat pendidikan yang diakreditasi dan
disahkan oleh PERNEFRI.
2. Perawat (Perawat mahir dan Perawat biasa).
Perawat mahir hemodialisis adalah perawat bersertifikat pelatihan HD di
pusat pendidikan yang diakreditasi dan disahkan oleh PB.PERNEFRI.

B. Prosedur Pelayanan Hemodialisis


Tindakan Hemodialisis dilakukan setelah adanya surat rujukan dari Dokter
Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Umum yang telah bersertifikat
Hemodialisa berdasarkan indikasi medis.
Inisiasi hemodialisis dilakukan pada pasien dengan:
 TKK/LFG < 10 mL/ menit dengan gejala uremia atau malnutrisi
 TKK/LFG < 5mL/ menit walaupun tanpa gejala
 Indikasi khusus:
- Terdapat komplikasi akut (edema paru, hiperkalemia, asidosis
metabolik berulang)
- Pada pasien dengan nefropati diabetik dapat dilakukan lebih awal

Setiap pasien baru yang akan mendapatkan terapi hemodialisa di Rumah


Sakit Sari Asih Karawaci Kota Tangerang harus membuat informed concent
terlebih dahulu. Informed concent bertujuan untuk memberikan informasi
secukupnya kepada pasien tentang keuntungan dan kerugian hemodialisis,
diberikan secara tertulis sebelum melakukan hemodialisis untuk pertama kali

7|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
dan berlaku seterusnya selama pasien masih menjalani hemodialisis di Rumah
Sakit Sari Asih Karawaci Kota Tangerang.
Evaluasi perkembangan pasien dilakukan secara berkala, meliputi:
 Pemeriksaaan Na, K, Ca, P, Ureum ( tiap 3 bulan)
 HbsAg dan Anti HCV ( tiap 6 bulan)

C. Alur Pasien dalam Pelayanan Hemodialisis


 Pasien baru yang datang dari RS lain/ unit hemodialisis lain
1. Pasien/penanggung jawab pasien diarahkan ke Admission rawat jalan
untuk melakukan pengisian data pasien baru.
2. Setelah mendaftar di admission, pasien diarahkan ke IGD untuk dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter Hemodialisa yang meliputi : Anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari
pemeriksaan Hematologi Rutin 1, Ureum, Creatinin, HbsAg, dan anti
HCV. Setelah dilakukan pemeriksaan, maka pasien diantar menuju
poliklinik hemodialisis.
3. Poliklinik Hemodialisis Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Kota Tangerang
hanya memberikan pelayanan kepada pasien dengan HbsAg negatif
4. Pasien pindahan dari RS lain/ Unit Hemodialisa lain wajib membawa
Travelling Dialysis.

 Pasien Lama
1. Pasien/penanggung jawab pasien diarahkan ke Admission rawat jalan
untuk melakukan pendaftaran. Kemudian petugas Front Office
menanyakan cara pembayaran yang akan digunakan pasien, menginput
registrasi pasien ke dalam komputer, kemudian membuatkan print
out/hasil cetak nomor urut dan label. Bukti transaksi Instalasi Rawat Jalan
akan diterima dan dicetak di Bagian Rekam Medis.
2. Setelah pasien mendapatkan hasil cetak nomor urut, pasien diarahkan
menuju poliklinik hemodialisis.

8|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
 Pasien yang berasal dari Rawat Inap (termasuk Ruang Intensif)
1. Tindakan hemodialisis dilakukan atas instruksi Dokter Spesialis
Penyakit Dalam sesuai indikasi
2. Perawat di ruang perwatan menghubungi perawat hemodialisa
untuk mengkonfirmasi ketersediaan tempat
3. Apabila jadwal dan tempat tersedia, maka pasien dilakukan
screening pemeriksaan HbsAg dan Anti HCV, kemudian pasien diantar ke
poliklinik hemodialisis.

D. Penggunaan Dialiser Reuse


Penggunaan dialiser reuse adalah suatu tindakan penggunaan ulang dialiser /
lebih dari satu kali yang telah diproses secara baku untuk pada pasien yang
sama. Penggunaan dialiser reuse harus ada persetujuan tertulis (Informed
concent) dari pasien tentang keuntungan dan kerugian menggunakan dialiser
reuse, diberikan secara tertulis sebelum melakukan hemodialisis untuk
pertama kali dan berlaku seterusnya selama pasien masih menjalani
hemodialisis di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Kota Tangerang.
Keuntungan menggunakan dialiser reuse adalah mengurangi biaya
hemodialisis, mengurangi gejala klinik selama hemodialisis, mengurangi
kejadian anafilaksis, dan menaikan biokompatibilitas dialiser. Sedangkan
kerugiannya yaitu berupa kontaminasi bakteri, kemungkinan terjadi transmisi
agen infeksi, timbul keluhan yang berhubungan dengan zat kimia yang dipakai
dalam proses ulang dan penurunan perfomance dialiser. Pelaksanaan dialiser
reuse sesuai dengan prinsip kewaspadaan universal dan sesuai prosedur
manual (SPO Prosedur Manual Reuse Dialiser dan SPO penggunaan Dialiser
Reuse). Kriteria penghentian dialiser reuse:
a. Volume kompartemen darah dialiser dibawah 80% dari volume
kompartemen darah dialiser awal
b. Perubahan fisik dialiser dari warna putih menjadi hitam/ kecoklatan
c. Terdapat tanda-tanda reaksi anafilaktik dan reaksi pirogenik yang berat
pada pasien

9|P ED O M A N P E L A Y AN A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua rangkaian pelayanan hemodialisis pada pasien dilakukan secara


terkoordinasi dan terintegrasi dalam suatu rekam medic agar asuhan yang diterima
oleh pasien terencana dengan baik, terpantau sehingga pelayanan yang diberikan
dapat secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan asuhan pasien. Dokumentasi
pelayanan hemodialisis berupa:
1. Formulir hemodialisis / Pengawasan Keperawatan
Hemodialisis dan Catatan Dokter
2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
3. Catatan Pendidikan Kesehatan

10 | P E D O M A N P E L A Y A N A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


812/MENKES/PER/VII/2010 tentang Penyelengaraan Pelayanan Dialisis
Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Buku Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan Kesehatan
Depkes RI tahun 2008.
3. Konsensus Dialisis. Perhimpunan Nefrologi Indonesia. 2003

11 | P E D O M A N P E L A Y A N A N H E M O D I A L I S A ; 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai