Anda di halaman 1dari 12

PERUMUSAN STRATEGI UNGGULAN JASA BUS DAMRI BERBASIS

ANALISI SWOT DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)


STRATEGY FORMULATION FEATURED SERVICES OF BUS DAMRI BASED
ON SWOT ANALYSIS AND QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Achmad Barkah Cahyadi1), Sugiono2), Remba Yanuar Efranto3)


Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: barkahcahyadi@gmail.com1), sugiono_ub@ub.ac.id2), remba@ub.ac.id3)

Abstrak

Penumpang bus DAMRI telah menurun dalam tiga tahun terakhir. Situasi ini perlu mendapatkan
perhatian dari manajemen. Penurunan ini dikarenakan oleh adanya pesaing yang menyediakan layanan
serupa. Untuk menghadapi kondisi ini, Perum DAMRI harus merumuskan strategi baru. Perumusan
Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah penumpang. Perumusan strategi menggunakan
analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) dan QFD juga berdasarkan suara
pelanggan di wilayah Jabotabek. Penelitian ini dimulai dengan penyebaran kuisioner berdasar pada
service quality. Terdapat sepuluh dimensi untuk mengukur kualitas. Selanjutnya dilakukan identifikasi
kesenjangan antara persepsi dan harapan kualitas layanan. Hasil analisis gap digunakan sebagai dasar
untuk House of Quality (HOQ). Dalam penelitian ini, analisis SWOT juga dilakukan berdasarkan room 2
dari HOQ dan brainstorming dengan manajemen. Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk memberikan
strategi baru berdasarkan TOWS matriks. Strategi unggulan diperoleh dari respon teknis HOQ dan
TOWS matriks. Ada 17 strategi unggulan. Strategi ini telah diberi peringkat oleh manajemen
berdasarkan kondisi perusahaan. Ada tiga strategi yang dipilih oleh manajemen. Strategi ini adalah
memperbanyak promosi, perluasan jaringan kerjasama angkutan massal berkelanjutan, dan penambahan
halte bus dibandara Soekarno Hatta maupun di tempat-tempat strategis.

Kata kunci : Service Quality, HOQ, SWOT, Strategi.

1.Pendahuluan pribadi sebagai solusi alternatif sarana


Transportasi merupakan bidang kegiatan transportasi.
yang sangat penting dalam kehidupan Transportasi umum darat terdiri dari
masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi kereta api, bus, taksi, ojek, mikrolet, bajaj,
bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh becak. Salah satu transportasi umum yang ada
beberapa faktor antara lain, keadaan geografis di Jakarta, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi
Indonesia yang terdir dari ribuan pulau kecil (Jabotabek) adalah bus. Terdapat banyak bus
dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian yang beroperasi di Jabotabek. Banyaknya
besar laut, sungai, dan danau yang perusahaan bus yang beroperasi
memungkinkan pengangkutan dilakukan mengakibatkan adanya persaingan antar
melalui darat, laut, dan udara guna sesame perusahaan bus tersebut.
menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Angkutan memiliki peranan dalam proses Tabel 1. Jumlah Armada
distribusi barang, jasa, dan tenaga kerja, dan No Nama Bus Jumlah Armada
menjadi inti dari pergerakan ekonomi kota. 1 Mayasari bakti 300
Ada berbagai bentuk moda angkutan umum
2 Kopaja 1000
dengan karakteristik dan tingkat pelayanan
3 Damri 176
yang diberikan, dimana hal ini mewarnai
4 Trans Jakarta 524
perkembangan system angkutan umum kota.
5 Metro mini 3300
Pada dasarnya angkutan umum berorientasi
6 Primajasa 40
kepada kenyamanan dan keamnan sehingga
dapat bersaing dengan pengguna angkutan

80
Tabel 2. Jumlah Konsumen Pertahun
Unit JumlahPenumpang
Perusahaan
Armada
2010 2011 2012 rata-rata
DAMRI 176 8.839.503 8.831.252 8.132.726 8.601.160,33
Primajasa 40 5.632.456 5.767.675 5.843.298 5.747.809,67

Keberadaan Perum DAMRI dari maupun jasa yang sesuai laporan dari
tahun 1946 sampai sekarang, menyebabkan konsumen. Harapan konsumen tersebut akan
nama Perum DAMRI cukup dikenal oleh disaring menggunakan metode Quality
masyarakat. Perum DAMRI adalah Function Deployment. Quality Function
perusahaan oto bus milik negara, sehingga Deployment (QFD) adalah metode terstruktur
dapat dikategorikan sebagai BUMN. Keadaan yang digunakan dalam proses perencanaan
ini menjadi suatu kekuatan dari Perum dan pengembangan produk untuk menetapkan
DAMRI untuk bersaing dengan Perusahaan spesifik kebutuhan dan keinginan konsumen,
Otobus (PO) lainnya. Dalam kurun waktu 3 serta mengevaluasi secara sistematis
tahun terakhir jumlah penumpang bus capabilitas suatu produk atau jasa dalam
DAMRI mengalami penurunan. Hal ini memenuhi kebutuhan dan keinginan
bertolak belakang dengan kondisi kompetitor, konsumen (Cohen, 1995). Dengan
salah satunya adalah PO Primajasa. menggunakan metode QFD, perusahaan dapat
Berdasarkan data pada Tabel 2 mengetahui harapan dan persepsi pelanggan
menunjukkan bahwa untuk Perum DAMRI terhadap kualitas pelayanan yang diberikan,
memiliki 176 unit armada dan primajasa 40 sehingga membuat pelanggan puas.
unit armada. Sebagai contoh pada tahun 2010 Analisis SWOT (Strengths,
DAMRI memiliki jumlah penumpang Weaknesses, Opportunities dan Threats)
sejumlah 8.839.503 sedangkan Primajasa digunakan untuk menganalisis kondisi
memiliki jumlah penumpang sebanyak perusahaan berdasarkan voice of customer
5.632.456 . Jika dilihat dari perbandingan untuk menentukan strategi pemasaran
kedua unit armada tersebut Perum DAMRI perusahaan yang lebih baik dan sesuai.
memilki 4 kali lebih banyak dibandingkan Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
dengan PO Primajasa, namun demikian, jika faktor secaras istematis untuk merumuskan
ditinjau dari perbandingan jumlah armada dan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
jumlah penumpang antara DAMRI dan pada hubungan atau interaksi antara unsur-
Primajasa terdapat ketimpangan yang cukup unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan,
besar. Secara umum, setiap armada DAMRI terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang
hanya melayani kurang lebih 48.870 dan ancaman (Rangkuti, 2005).
sedangkan Primajasa dapat melayani kurang Dengan menggabungkan kedua
lebih 143.695, untuk setiap armada. Keadaan metode, maka dapat dilakukannya penelitian
ini harus ditindak lanjuti mengingat untuk mengamati, menganalisis keinginan,
persaingan antar PO semakin meningkat. kebutuhan, dan harapan konsumen. Selain itu
Konsumen lebih cerdas dalam memilih serana perlu juga dilakukan perancangan strategi
transportasi umum, loyalitas yang semakin unggulan bus yang tepat agar Perum DAMRI
menurun akan mengancam keberlanjutan dapat memenangkan persaingan antar
perusahaan. Penurunan jumlah penumpang ini perusahaan-perusahaan bus di Jabotabek.
perlu ditangani lebih lanjut melalui
perumusan strategi unggulan yaitu dengan 2. Metode Penelitian
cara melalui peningkatan kinerja yang sesuai Penelitian ini termasuk jenis
dengan kondisi saat ini, agar tidak kalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ciri
dalam bersaing dengan kompetitor. utamanya adalah memberikan penjelasan
Dalam penentuan strategi pemasaran objektif, komparasi, dan evaluasi sebagai
setiap perusahaan senantiasa memperhatikan bahan pengambilan keputusan bagi yang
minat pasar terutama untuk memenuhi berwenang (Arikunto, 1998). Tujuan dari
harapan dan keinginan konsumen, sehingga penelitian deskriptif adalah mencari
dengan adanya minat pasar akan dapat penjelasan atas suatu fakta atau kejadian yang
ditentukan strategi pengembangan produk sedang terjadi, misalnya kondisi atau

81
hubungan yang ada, pendapat yang sedang 3. Hasil dan Pembahasan
berkembang, akibat atau efek yang terjadi, 3.1 Pengolahan Data
atau kecenderungan yang sedang berlangsung. Dalam merumuskan strategi unggulan
dilakukan suatu pengumpulan data terkait
2.1 Perancangan kuisioner tentang suara konsumen. Data yang diambil
Pada tahap ini dilakukan penyusunan berkaitan dengan persepsi dan harapan
kuisioner yang disusun berdasarkan 10 konsumen. Wawancara dengan manejemen
dimensi servqual yaitu reliabilitas, daya juga dilakukan agar dapat langsung menjawab
tanggap, kompetensi, akses, kesopanan, harapan dari konsumen.
komunikasi, kredibilitas, keamanan,
kemampuan memahami pelanggan, dan bukti 3.2 Analisis Gap Tipe 5
fisik. Kuisoner disebarkan kepada 100
responden penumpang yang telah merasakan
2.2 Perhitungan Gap 5 Bus DAMRI dan Bus Primajasa, kemudian
Pada tahap ini dilakukan perhitungan dihitung nilai rata-rata setiap atribut
antara persepsi terhadap layanan yang pertanyaan yang mewakili 10 dimensi Service
diterima dan layanan yang diharapkan Quality pada tingkat persepsi dan tingkat
(service gap) pada hasil dari kuisioner. Gap harapan pelanggan. Kemudian dicari selisih
ini berarti bahwa layanan yang dipersepsikan setiap atribut pertanyaannya. Berikut adalah
tidak konsisten dengan layanan yang Tabel 3 yang menunjukkan selisih (gap 5)
diharapkan. antara tingkat persepsi dan tingkat harapan.

2.3 Pembuatan HOQ Tabel 3. Analisis Gap 5


Setelah seluruh kuisioner selesai
disebarkan, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pembuatan rumah kualitas (House
of Quality). Pada pembuatan HOQ terdapat 6
room yang terdiri dari: menyusun voice of
customer (VOC), menentukan planning
matrix, menentukan technical responses,
membuat korelasi antara VOC dan technical
responses, korelasi teknis, dan menentukan
technical matrix.

2.4 Analisis SWOT


Pada tahap ini akan dilakukan analisis
mengenai lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, dengan kekuatan dan kelemahan
didapat dari room 2 pada HOQ, sedangkan
peluang dan ancaman didapat dari
brainstorming dengan manajemen.

2.5 Perumusan Strategi Unggulan


Pada tahap ini akan dilakukan
perumusan strategi unggulan berdasarkan
hasil dari analisis SWOT yang dilakukan
dengan melihat kondisi internal dan eksternal
perusahaan. Usulan perbaikan dari HOQ juga
sebagai alat bantu untuk mencapai perumusan
strategi unggulan yang baru.

82
3.3 House Of Quality (HOQ) Berikut ini merupakan hasil analisis planning
Pada HOQ ada beberapa tahapan matrix:
dalam pembuatannya, yaitu menganalisis 1. Importance to Customer
Voice of Customer, membuat Planning Merupakan kolom yang menunjukan
Matrix, membuat Technical Response. seberapa penting kebutuhan yang
diidentifikasi dari pelanggan. Nilai
3.3.1 Voice Of Customer (VOC) Importance to Customer dapat dilihat
Setelah melakukan proses pada Tabel 5.
pengumpulan suara pelanggan melalui
kuisioner, lalu dihitung menggunakan GAP 5, Tabel 5. Importance To Customer
diketahui bahwa terdapat dua puluh enam No Atribut Pertanyaan Kepentingan
1 Transparansi dan kesesuaian biaya 0,406
atribut yang digunakan sebagai voice of 2 Waktu operasional bus tepat waktu 0,0386
customer pada house of quality. Dua puluh 3 Tersedianya armada bus yang memadai 0,0377
enam atribut tersebut merupakan daftar 4
Cepatnya pelayanan petugas loket
0,0375
keinginan pelanggan. Data voice of customer pembelian tiket
Ketanggapan manejemen menerima
disajikan pada Tabel 4. 5
keluhan penumpang
0,0367
Kecepatan petugas kenek dalam
6 0,0381
Tabel 4. Voice Of Customer melayani penumpang
No Atribut Pertanyaan Profesionalisme petugas loket dalam
7 0,0376
melayani penumpang
1 Transparansi dan kesesuaian biaya
Kompetensi supir bus dalam
8 0,0406
2 Waktu operasional bus tepat waktu mengemudi
Lokasi pemberangkatan bus mudah
3 Tersedianya armada bus yang memadai 9 0,0391
dijangkau
4 Cepatnya pelayanan petugas loket pembelian tiket Lokasi pemberhentian bus mudah
10 0,04
Ketanggapan manejemen menerima keluhan dijangkau
5
penumpang Kesopanan kenek dalam melayani
11 0,0379
6 Kecepatan petugas kenek dalam melayani penumpang pelanggan
Kesopanan supir bus dalam melayani
Profesionalisme petugas loket dalam melayani 12 0,0377
7 pelanggan
penumpang
Keramahan yang diberikan petugas
8 Kompetensi supir bus dalam mengemudi 13 0,0367
loket
9 Lokasi pemberangkatan bus mudah dijangkau Kejelasan kenek dalam menyampaikan
14 0,0406
rute yang sedang dilalui bus
10 Lokasi pemberhentian bus mudah dijangkau
Tersedianya informasi yang dapat
11 Kesopanan kenek dalam melayani pelanggan 15 dipercaya terkait promosi yang 0,0382
dilakukan
12 Kesopanan supir bus dalam melayani pelanggan
Kejujuran yang dimiliki oleh setiap
13 Keramahan yang diberikan petugas loket 16 0,038
petugas bus
Kejelasan kenek dalam menyampaikan rute yang Keamanan bus dari tindakan
14 17 0,0395
sedang dilalui bus kriminalitas
Tersedianya informasi yang dapat dipercaya terkait Keamanan bus dalam kondisi darurat
15 18 0,0392
promosi yang dilakukan (tersedianya pemecah kaca)
16 Kejujuran yang dimiliki oleh setiap petugas bus Senyum, salam, sapa yang diberikan
19 0,0374
petugas bus terhadap penumpang
17 Keamanan bus dari tindakan kriminalitas
20 Kenyamanan suhu dalam bus 0,0394
Keamanan bus dalam kondisi darurat (tersedianya 21 Kenyamanan tempat duduk dalam bus 0,0403
18
pemecah kaca) 22 Kebersihan toilet dalam bus 0,0374
Senyum, salam, sapa yang diberikan petugas bus
19 Kejelasan identitas yang digunakan
terhadap penumpang 23 0,0376
petugas bus
20 Kenyamanan suhu dalam bus 24 Kerapian seragam petugas bus 0,0372
21 Kenyamanan tempat duduk dalam bus 25 Kebersihan armada bus 0,0384
26 Kebersihan gorden dalam bus 0,038
22 Kebersihan toilet dalam bus
23 Kejelasan identitas yang digunakan petugas bus
2. Customer satisfaction Performance
24 Kerapian seragam petugas bus
Merupakan nilai dari persepsi
25 Kebersihan armada bus
pelanggan mengenai seberapa baik pelayanan
26 Kebersihan gorden dalam bus yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan. Nilai persepsi didapat dari
3.3.2 Analisis Planning Matrix penyebaran kuisioner kepada penumpang
Langkah selanjutnya dalam perancangan yang telah merasakan bus DAMRI. Nilai
House of Quality adalah planning matrix. customer satisfaction performance dapat
dilihat pada Tabel 6.

83
Tabel 6. Customer Satisfaction Performance Nilai
No Atribut Pertanyaan Persepsi
No Atribut Pertanyaan Persepsi
Primajasa
1 Transparansi dan kesesuaian biaya 3,54 Cepatnya pelayanan petugas loket
4 3,17
2 Waktu operasional bus tepat waktu 3,20 pembelian tiket
Tersedianya armada bus yang Ketanggapan manejemen menerima
5 2,81
3 memadai 2,83 keluhan penumpang
Cepatnya pelayanan petugas loket Kecepatan petugas kenek dalam
6 3,1
4 pembelian tiket 3,18 melayani penumpang
Ketanggapan manejemen menerima Profesionalisme petugas loket dalam
7 3,09
5 keluhan penumpang 2,76 melayani penumpang
Kecepatan petugas kenek dalam Kompetensi supir bus dalam
8 3,48
6 melayani penumpang 3,01 mengemudi
Profesionalisme petugas loket dalam Lokasi pemberangkatan bus mudah
9 3,3
7 melayani penumpang 3,02 dijangkau
Kompetensi supir bus dalam Lokasi pemberhentian bus mudah
10 3,53
8 mengemudi 3,50 dijangkau
Lokasi pemberangkatan bus mudah Kesopanan kenek dalam melayani
11 2,83
9 dijangkau 3,09 pelanggan
Lokasi pemberhentian bus mudah Kesopanan supir bus dalam melayani
12 3,08
10 dijangkau 3,45 pelanggan
Kesopanan kenek dalam melayani Keramahan yang diberikan petugas
13 3,1
11 pelanggan 2,96 loket
Kesopanan supir bus dalam Kejelasan kenek dalam menyampaikan
14 3,03
12 melayani pelanggan 3,15 rute yang sedang dilalui bus
Keramahan yang diberikan petugas Tersedianya informasi yang dapat
13 loket 2,96 15 dipercaya terkait promosi yang 2,97
Kejelasan kenek dalam dilakukan
menyampaikan rute yang sedang Kejujuran yang dimiliki oleh setiap
16 3,03
14 dilalui bus 3,39 petugas bus
Tersedianya informasi yang dapat Keamanan bus dari tindakan
17 2,74
dipercaya terkait promosi yang kriminalitas
15 dilakukan 3,11 Keamanan bus dalam kondisi darurat
18 3,31
Kejujuran yang dimiliki oleh setiap (tersedianya pemecah kaca)
16 petugas bus 3,20 Senyum, salam, sapa yang diberikan
19 2,79
Keamanan bus dari tindakan petugas bus terhadap penumpang
17 kriminalitas 3,25 20 Kenyamanan suhu dalam bus 3,06
Keamanan bus dalam kondisi 21 Kenyamanan tempat duduk dalam bus 2,96
18 darurat (tersedianya pemecah kaca) 3,38 22 Kebersihan toilet dalam bus 2,52
Senyum, salam, sapa yang diberikan
Kejelasan identitas yang digunakan
19 petugas bus terhadap penumpang 2,92 23 3,03
petugas bus
20 Kenyamanan suhu dalam bus 3,36 24 Kerapian seragam petugas bus 2,86
Kenyamanan tempat duduk dalam
25 Kebersihan armada bus 2,93
21 bus 3,41
26 Kebersihan gorden dalam bus 2,68
22 Kebersihan toilet dalam bus 2,63
Kejelasan identitas yang digunakan
23 petugas bus 3,20 4. Expected Satisfaction Performance
24 Kerapian seragam petugas bus 2,99 Merupakan nilai harapan pelanggan
25 Kebersihan armada bus 3,19 mengenai pelayanan yang diberikan dalam
26 Kebersihan gorden dalam bus 2,83 memenuhi kebutuhan pelanggan. Nilai
harapan diperoleh dari penyebaran kuisioner
3. Competitive Satisfaction Performance kepada penumpang yang telah merasakan bus
Competitive Satisfaction Performance DAMRI dan bus Primajasa. Nilai expected
adalah persepsi konsumen mengenai seberapa satisfaction performance dapat dilihat pada
baik pelayanan yang diberikan oleh tabel 4.8.
perusahaan pesaing yaitu PO. Primajasa
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Nilai Tabel 8. Expected Satisfaction Performance
Competitive satisfaction Performance dapat
No Atribut Pertanyaan Harapan
dilihat pada Tabel 7. 1 Transparansi dan kesesuaian biaya 4,54
2 Waktu operasional bus tepat waktu 4,31
Tabel 7. Competitive Satisfaction Performance Tersedianya armada bus yang
3 memadai 4,21
Nilai
No Atribut Pertanyaan Persepsi Cepatnya pelayanan petugas loket
Primajasa 4 pembelian tiket 4,19
Ketanggapan manejemen menerima
1 Transparansi dan kesesuaian biaya 3,29 5 keluhan penumpang 4,1
2 Waktu operasional bus tepat waktu 3,36 Kecepatan petugas kenek dalam
3 Tersedianya armada bus yang memadai 2,97 6 melayani penumpang 4,26

84
No Atribut Pertanyaan Harapan Improvement
No Atribut Pertanyaan ratio
Profesionalisme petugas loket dalam
Profesionalisme petugas loket dalam
7 melayani penumpang 4,2
7 melayani penumpang 1,3907
Kompetensi supir bus dalam
Kompetensi supir bus dalam
8 mengemudi 4,54
8 mengemudi 1,2971
Lokasi pemberangkatan bus mudah Lokasi pemberangkatan bus mudah
9 dijangkau 4,37 9 dijangkau 1,4142
Lokasi pemberhentian bus mudah Lokasi pemberhentian bus mudah
10 dijangkau 4,47 10 dijangkau 1,2957
Kesopanan kenek dalam melayani Kesopanan kenek dalam melayani
11 pelanggan 4,23 11 pelanggan 1,4291
Kesopanan supir bus dalam melayani Kesopanan supir bus dalam
12 pelanggan 4,21 12 melayani pelanggan 1,3365
Keramahan yang diberikan petugas Keramahan yang diberikan petugas
13 loket 4,1 13 loket 1,3851
Kejelasan kenek dalam menyampaikan Kejelasan kenek dalam
14 rute yang sedang dilalui bus 4,53 menyampaikan rute yang sedang
Tersedianya informasi yang dapat 14 dilalui bus 1,3363
dipercaya terkait promosi yang Tersedianya informasi yang dapat
15 dilakukan 4,27 dipercaya terkait promosi yang
Kejujuran yang dimiliki oleh setiap 15 dilakukan 1,3730
16 petugas bus 4,24 Kejujuran yang dimiliki oleh setiap
Keamanan bus dari tindakan 16 petugas bus 1,3250
17 kriminalitas 4,41 Keamanan bus dari tindakan
Keamanan bus dalam kondisi darurat 17 kriminalitas 1,3569
18 (tersedianya pemecah kaca) 4,38 Keamanan bus dalam kondisi
Senyum, salam, sapa yang diberikan 18 darurat (tersedianya pemecah kaca) 1,2959
19 petugas bus terhadap penumpang 4,18 Senyum, salam, sapa yang diberikan
19 petugas bus terhadap penumpang 1,4315
20 Kenyamanan suhu dalam bus 4,4
20 Kenyamanan suhu dalam bus 1,3095
21 Kenyamanan tempat duduk dalam bus 4,5 Kenyamanan tempat duduk dalam
22 Kebersihan toilet dalam bus 4,18 21 bus 1,3196
Kejelasan identitas yang digunakan 22 Kebersihan toilet dalam bus 1,5894
23 petugas bus 4,2 Kejelasan identitas yang digunakan
24 Kerapian seragam petugas bus 4,15 23 petugas bus 1,3125
24 Kerapian seragam petugas bus 1,3880
25 Kebersihan armada bus 4,29
25 Kebersihan armada bus 1,3448
26 Kebersihan gorden dalam bus 4,24
26 Kebersihan gorden dalam bus 1,4982

5. Improvement Ratio
6. Raw Weight
Merupakan ukuran dari usaha yang
Raw Weight merupakan suatu nilai
diperlukan untuk mengubah tingkat persepsi
yang menggambarkan tingkat kepentingan
pelanggan sekarang ini terhadap atribut-
secara keseluruhan setiap kebutuhan
atribut kebutuhan pelanggan untuk mencapai
pelanggan yang berdasarkan tingkat
tujuan yang diinginkan. Contoh perhitungan
kepentingan pelanggan (Important to
untuk improvement ratio atribut no.1 sebagai
Customer) dan (improvement Ratio).
berikut:
Contoh perhitungan atribut no.1
Improvement Ratio=
sebagai berikut:
= =1,28 Raw Weight =
Nilai Improvement Ratio dapat dilihat pada (Important to Customer) . (improvement
Tabel 9. Ratio) = 0,41 . 1,28 = 0,521
Nilai raw weight dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Improvement Ratio
Improvement Tabel 10. Raw Weight
No Atribut Pertanyaan ratio Raw
1 Transparansi dan kesesuaian biaya 1,2825 No Atribut Pertanyaan Weight
1 transparansi dan kesesuaian biaya 0,521
2 Waktu operasional bus tepat waktu 1,3469
2 waktu operasional bus tepat waktu 0,052
Tersedianya armada bus yang
3 tersedianya armada bus yang memadai 0,056
3 memadai 1,4876
cepatnya pelayanan petugas loket
Cepatnya pelayanan petugas loket
4 pembelian tiket 0,049
4 pembelian tiket 1,3176
ketanggapan manejemen menerima
Ketanggapan manejemen menerima
5 keluhan penumpang 0,055
5 keluhan penumpang 1,4855
kecepatan petugas kenek dalam melayani
Kecepatan petugas kenek dalam
6 penumpang 0,054
6 melayani penumpang 1,4153

85
Raw Normalized
No Atribut Pertanyaan Weight No Atribut Pertanyaan Raw Weigh
profesionalisme petugas loket dalam Kesopanan supir bus dalam melayani
7 melayani penumpang 0,052 12 pelanggan 0,027
8 kompetensi supir bus dalam mengemudi 0,053 Keramahan yang diberikan petugas
lokasi pemberangkatan bus mudah 13 loket 0,028
9 dijangkau 0,055 Kejelasan kenek dalam menyampaikan
lokasi pemberhentian bus mudah 14 rute yang sedang dilalui bus 0,029
10 dijangkau 0,052 Tersedianya informasi yang dapat
kesopanan kenek dalam melayani dipercaya terkait promosi yang
11 pelanggan 0,054 15 dilakukan 0,028
kesopanan supir bus dalam melayani Kejujuran yang dimiliki oleh setiap
12 pelanggan 0,050 16 petugas bus 0,027
13 keramahan yang diberikan petugas loket 0,051 Keamanan bus dari tindakan
kejelasan kenek dalam menyampaikan 17 kriminalitas 0,029
14 rute yang sedang dilalui bus 0,054 Keamanan bus dalam kondisi darurat
tersedianya informasi yang dapat 18 (tersedianya pemecah kaca) 0,028
15 dipercaya terkait promosi yang dilakukan 0,052 Senyum, salam, sapa yang diberikan
kejujuran yang dimiliki oleh setiap 19 petugas bus terhadap penumpang 0,029
16 petugas bus 0,050 20 Kenyamanan suhu dalam bus 0,028
17 keamanan bus dari tindakan kriminalitas 0,054 21 Kenyamanan tempat duduk dalam bus 0,029
keamanan bus dalam kondisi darurat
18 (tersedianya pemecah kaca) 0,051 22 Kebersihan toilet dalam bus 0,032
senyum, salam, sapa yang diberikan Kejelasan identitas yang digunakan
19 petugas bus terhadap penumpang 0,054 23 petugas bus 0,027
20 kenyamanan suhu dalam bus 0,052 24 Kerapian seragam petugas bus 0,028
21 kenyamanan tempat duduk dalam bus 0,053 25 Kebersihan armada bus 0,028
22 kebersihan toilet dalam bus 0,059
26 Kebersihan gorden dalam bus 0,031
kejelasan identitas yang digunakan
23 petugas bus 0,049
24 kerapian seragam petugas bus 0,052 3.3.3 Penentuan Technical Response
25 kebersihan armada bus 0,052 Technical response merupakan
26 kebersihan gorden dalam bus 0,057
jawaban dari voice of customer yang dibuat
dari saran kuisioner yang telah disebar dan
7. Normalized Raw Weight masukan dari menejemen DAMRI untuk
Normalized Raw Weight merupakan merealisasikan kebutuhan pelanggan. Setelah
raw weight yang dinyatakan dalam persen melakukan brainstorming dengan pihak
atau pecahan antara 0 sampai 1 atau 100%. terkait terdapat beberapa respon teknis.
Contoh perhitungan atribut no. 1: Berikut ini respon teknis yang diperoleh dari
Normalized Raw Weight = saran kuisioner yang telah disebar dan
= = 0,28 masukan dari menejemen DAMRI disajikan
Nilai normalized raw weight dapat dilihat pada Tabel 12.
pada Tabel 11.
Tabel 12. Technical Response
Tabel 11. Normalized Raw Weight N0 Technical Response
Normalized 1 Tersedianya daftar harga resmi pada loket
No Atribut Pertanyaan Raw Weigh 2 Konsisten dalam melaksanakan SOP
1 Transparansi dan kesesuaian biaya 0,283 3 Penambahan armada bus
4 Penambahan jumlah petugas loket
2 Waktu operasional bus tepat waktu 0,028
Tersedianya armada bus yang 5 Tersedianya layanan call center
3 memadai 0,030 Penambahan jumlah kenek dalam bus
6
Cepatnya pelayanan petugas loket
4 pembelian tiket 0,027 7 Pemberian training kepada setiap petugas bus
Ketanggapan manejemen menerima 8 Penyediaan halte di tempat strategis
5 keluhan penumpang 0,030
9 penyediaan pengeras suara dalam bus
Kecepatan petugas kenek dalam
6 melayani penumpang 0,029 Penyediaan iklan, banner, website dan jejaring
Profesionalisme petugas loket dalam 10 sosial mengenai promosi yang diberikan
7 melayani penumpang 0,028 11 Penyediaan CCTV dalam bus
Kompetensi supir bus dalam 12 Penambahan jumlah alat pemecah kaca
8 mengemudi 0,029
Lokasi pemberangkatan bus mudah 13 Peremajaan AC yang tersedia dalam bus
9 dijangkau 0,030 14 Peremajaan kursi dalam bus
Lokasi pemberhentian bus mudah
15 Penyediaan checklist pembersihan bus
10 dijangkau 0,028
Kesopanan kenek dalam melayani 16 Pemakaian tanda pengenal pada setiap petugas
11 pelanggan 0,029 Penyediaan smoking area dalam bus
17

86
3.3.4 Analisis Relationship WHATs dan sapa, salam yang diberikan petugas bus
HOWs karena prosedur tersebut sudah
Merupakan penilaian kekuatan merupakan aturan yang ada dalam SOP.
korelasi antar tiap elemen dari voice of 7. Hubungan (2-24)
customer yang ada pada WHATs dan respon Konsisten dalam melaksanakan SOP
teknis yang ada pada HOWs. Untuk elemen memiliki hubungan kuat dengan kerapian
WHATs dapat dilihat pada Tabel 4.6, seragam petugas bus, karena hal tersebut
sedangkan elemen HOWs dapat dilihat pada sudah diatur dalam SOP dan dengan
Tabel 4.14. Pengisian submatriks ini sangat seragam petugas yang rapi menunjukkan
penting pada saat penentuan prioritas yang petugas telah profesional dalam melayani
dilakukan oleh pihak Perum DAMRI. Berikut pelanggan.
adalah penjelasan relationship WHATs dan 8. Hubungan (3-3)
HOWs : Penambahan armada bus memiliki
1. Hubungan (1-1) hubungan kuat dengan tersedianya
Tersedianya daftar harga resmi pada armada bus yang memadai, karena
loket memiliki hubungan kuat dengan dengan adanya upaya penambahan bus
transparansi dan kesesuaian biaya, karena sesuai kebutuhan, maka jumlah bus yang
hal tersebut menunjukkan bahwa tarif tersedia akan memadai.
yang dikenakan kepada penumpang 9. Hubungan (4-4)
merupakan tarif resmi dari perusahaan. Penambahan jumlah petugas loket
2. Hubungan (2-2) memiliki hubungan kuat dengan cepatnya
Konsisten dalam melaksanakan SOP pelayanan petugas loket pembelian tiket,
memiliki hubungan kuat dan keterkaitan karena penambahan petugas loket akan
secara langsung dengan waktu mempercepat proses pelayanan
operasional bus tepat waktu, karena penumpang.
dengan adanya SOP maka hal tersebut 10. Hubungan (5-5)
sudah menjadi pedoman perusahaan Tersedianya layanan call center memiliki
dalam hal waktu operasional. hubungan kuat dengan ketanggapan
3. Hubungan (2-3) manajemen menerima keluhan
Konsisten dalam melaksanakan SOP penumpang, karena melalui layanan call
memiliki hubungan sedang dengan center penumpang lebih mudah untuk
tersedianya bus yang memadai karena menyampaikan keluhan yang dirasakan.
dalam SOP sudah diatur jumlah bus yang 11. Hubungan (6-6)
akan dioperasikan. Penambahan jumlah kenek dalam bus
4. Hubungan (2-6) memiliki hubungan kuat dengan
Konsisten dalam melaksanakan SOP kecepatan petugas kenek dalam
memiliki hubungan kuat dengan melayani penumpang, karena
kecepatan petugas kenek dalam melayani penambahan petugas kenek akan
penumpang, karena prosedur petugas mempercepat proses pelayanan
kenek dalam melayani pelanggan diatur penumpang.
dalam SOP. 12. Hubungan (7-4), (7-6), (7-7), (7-8), (7-
5. Hubungan (2-7) 11), (7-12), (7-13), (7-16), (7-19)
Konsisten dalam melaksanakan SOP Pemberian training kepada setiap petugas
memiliki hubungan kuat dengan bus memiliki hubungan kuat dengan
profesionalisme petugas loket dalam cepatnya pelayanan petugas loket
melayani pelanggan, karena pembelian tiket, kecepatan petugas kenek
profesionalisme petugas loket merupakan dalam melayani penumpang,
tuntutan dalam SOP. profesionalisme petugas loket dalam
6. Hubungan (2-11), (2-12), (2-13), (2-19) melayani penumpang, kompetensi supir
Konsisten dalam melaksanakan SOP bus dalam mengemudi, kesopanan kenek
memiliki hubungan sedang dengan dalam melayani pelanggan, kesopanan
kesopanan kenek dalam melayani supir bus dalam melayani pelanggan,
pelanggan, kesopanan supir bus dalam keramahan yang diberikan petugas loket,
melayani pelanggan, keramahan yang kejujuran yang dimiliki oleh setiap
diberikan petugas loket, dan senyum, petugas bus, dan senyum sapa salam

87
yang diberikan petugas bus terhadap penumpang semakin cepat dalam
penumpang, karena dengan pemberian bertindak dalam kondisi darurat.
training tersebut secara langsung akan 19. Hubungan (13-20)
dapat membantu setiap petugas dalam Peremajaan AC yang tersedia dalam bus
melayani penumpang. memiliki hubungan kuat dengan
13. Hubungan (7-24) kenyamanan suhu dalam bus, karena
Pemberian training kepada setiap petugas dengan adanya peremajaan AC akan
bus memiliki hubungan sedang dengan semakin menjaga kualitas AC dalam bus,
kerapian seragam petugas bus, karena sehingga tercipta suhu bus yang nyaman.
dalam pemberian training juga diajarkan 20. Hubungan (14-21)
tata cara berpakaian dengan sopan. Peremajaan kursi dalam bus memiliki
14. Hubungan (8-9), (8-10) hubungan kuat dengan kenyamanan
Penyediaan halte di tempat strategis tempat duduk dalam bus, karena dengan
memiliki hubungan kuat dengan lokasi adanya peremajaan kursi dalam bus, akan
pemberangkatan bus mudah dijangkau senantiasa menjaga kenyamanan tempat
dan juga lokasi pemberhentian bus duduk dalam bus.
mudah dijangkau, karena dengan adanya 21. Hubungan (15-22), (15-25), (15-26)
halte yang strategis akan menjadikan Penyediaan check list pembersihan bus
lokasi pemberangkatan dan memiliki hubungan kuat dengan
pemberhentian bus mudah dijangkau oleh kebersihan toilet dalam bus, kebersihan
setiap penumpang. armada bus, dan kebersihan gorden
15. Hubungan (9-14) dalam bus karena dengan menggunakan
Penyediaan pengeras suara dalam bus check list tersebut maka dapat diketahui
memiliki hubungan kuat dengan bagian bus mana saja yang perlu segera
kejelasan kenek dalam menyampaikan dibersihkan.
rute yang sedang dilalui bus, karena funsi 22. Hubungan (16-23)
dari pengeras suara adalah untuk Pemakaian tanda pengenal pada setiap
memperjelas dan memperkeras kenek petugas memiliki hubungan kuat dengan
dalam memberikan informasi rute yang kejelasan identitas yang digunakan
sedang dilalui kepada penumpang. petugas bus, karena dengan adanya tanda
16. Hubungan (10-15) pengenal pada setiap petugas bus, maka
Penyediaan iklan, banner, website, dan setiap petugas akan memiliki identitas
jejaring sosial mengenai promosi yang tanda pengenal yang jelas.
diberikan memiliki hubungan kuat 23. Hubungan (17-20)
dengan tersedianya informasi yang dapat Penyediaan smoking area dalam bus
dipercaya terkait promosi yang memiliki hubungan kuat dengan
dilakukan, hal tersebut terjadi karena kenyaman suhu dalam bus, karena
dengan adaya promosi perusahaan seperti dengan adanya smoking area dapat
yang telah disebutkan di atas maka mencegah asap rokok dalam bus,
promosi tersebut akan semakin akurat sehingga suhu dalam bus terasa nyaman.
dan dapat dipertanggung jawabkan.
17. Hubungan (11-17) 3.3.5 Korelasi Respon Teknis
Penyediaan CCTV dalam bus memiliki Korelasi Respon teknis berfungsi
hubungan kuat dengan keamanan bus untuk mengetahui sejauh mana hubungan
dari tindakan kriminalitas, karena dengan antara respon teknis. Apakah hubungan
adanya CCTV dapat memantau setiap tersebut positif atau negatif. Korelasi antar
peristiwa yang terjadi dalam bus. respon teknis disajikan pada Gambar 4.2.
18. Hubungan (12-18) Berikut adalah penjelasan hubungan antar
Penambahan jumlah alat pemecah kaca respon teknis:
memiliki hubungan kuat dengan 1. Hubungan (2-7)
keamanan bus dalam kondisi darurat Konsisten dalam melaksanakan SOP
(tersedianya pemecah kaca), karena memiliki hubungan positif dan saling
semakin banyak jumlah alat pemecah mendukung pada pemberian training
kaca yang disediakan akan membuat pada setiap petugas bus, karena
pemberian training merupakan upaya

88
pihak manajemen untuk 4,686, sedangkan Penyediaan smoking area
mengkomunikasikan SOP kepada setiap dalam bus mempunyai nilai terendah yaitu
petugas. 0,052. Tabel 4.16 menjelaskan nilai prioritas.
2. Hubungan (3-8)
Penambahan armada bus memiliki Tabel 13. Nilai Contribution dan Normalized
hubungan positif dan saling mendukung Contribution
dengan penyediaan halte di tempat Normalized
strategis karena dengan bertambahnya N0 Technical Response Contribution Contribution
jumlah armada bus juga dibutuhkan Tersedianya daftar
penyediaan halte di tempat strategis 1 harga resmi pada loket 4,686 0,241
untuk mendukung kegiatan operasional Konsisten dalam
2 melaksanakan SOP 2,684 0,138
bus serta mempermudah penumpang Penambahan armada
dalam memperoleh akses bus. 3 bus 0,505 0,026
3. Hubungan (3-10) Penambahan jumlah
4 petugas loket 0,445 0,023
Penambahan armada bus memiliki Tersedianya layanan
hubungan positif dan saling mendukung 5 call center 0,491 0,025
dengan penyediaan iklan, banner, Penambahan jumlah
6 kenek dalam bus 0,485 0,025
website, dan jejaring sosial mengenai Pemberian training
promosi yang dilakukan, karena dengan kepada setiap petugas
7 bus 4,363 0,224
penambahan bus diperlukan berbagai
Penyediaan halte di
macam promosi agar bus yang telah 8 tempat strategis 0,964 0,05
tersedia dapat menarik penumpang untuk penyediaan pengeras
9 suara dalam bus 0,488 0,025
menggunakannya. Penyediaan iklan,
4. Hubungan (5-10) banner, website dan
Tersedianya layanan call center memiliki jejaring sosial
mengenai promosi
hubungan positif dan saling mendukung 10 yang diberikan 0,472 0,024
dengan penyediaan iklan, banner, Penyediaan CCTV
website, dan jejaring sosial mengenai 11 dalam bus 0,482 0,025
Penambahan jumlah
promosi yang dilakukan, sehingga 12 alat pemecah kaca 0,457 0,023
dengan tersedianya layanan call center Peremajaan AC yang
penumpang dapat menanyakan setiap 13 tersedia dalam bus 0,464 0,024
Peremajaan kursi
pertanyaan mengenai promosi yang 14 dalam bus 0,479 0,025
dilakukan oleh perusahaan. Penyediaan checklist
15 pembersihan bus 1,512 0,078
Pemakaian tanda
3.3.6 Technical Matrix pengenal pada setiap
Pada tahap ini, ada tiga hal yang 16 petugas 0,444 0,023
termasuk dalam Technical Matrix yaitu: Penyediaan smoking
17 area dalam bus 0,052 0,003
1. Contribution, fungsi dari sub matriks
ini untuk mengetahui seberapa besar
Tabel 14. Nilai Prioritas
peranan sari setiap respon teknis. N0 Technical Response Priority
Contribusi didapat dari nilai total Tersedianya daftar harga resmi pada
relationship masing-masing respon 1 loket (H1) 1
teknis. Pemberian training kepada setiap
2 petugas bus (H2) 2
2. Normalized Contribution, fungsinya Konsisten dalam melaksanakan SOP
untuk mengetahui seberapa besar 3 (H3) 3
persentase setiap respon teknis dari Penyediaan checklist pembersihan
4 bus (H4) 4
total contribution tersebut. Penyediaan halte di tempat strategis
3. Priorities, fungsinya untuk 5 (H5) 5
merengking nilai yang didapat dari 6 Penambahan armada bus (H6) 6
Normalized Contribution 7 Tersedianya layanan call center (H7) 9
Berikut adalah nilai contribution dan Penambahan jumlah kenek dalam bus
8 (H8) 9
normalized contribution yang disajikan pada penyediaan pengeras suara dalam bus
Tabel 4.15. Pada nilai contribution 9 (H9) 9
Tersedianya daftar harga resmi pada loket 10 Penyediaan CCTV dalam bus (H10) 9
mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu 11 Peremajaan kursi dalam bus (H11) 9

89
N0 Technical Response Priority Faktor eksternal yang terdiri dari
Penyediaan iklan, banner, website peluang (Opportunity) dan ancaman (threat)
dan jejaring sosial mengenai promosi didapat dari hasil diskusi dengan pihak
12 yang diberikan (H12) 12,5
Peremajaan AC yang tersedia dalam
menejemen. Berikut adalah Tabel 16 yang
13 bus (H13) 12,5 menjelaskan faktor eksternal perum DAMRI.
Penambahan jumlah petugas loket
14 (H14) 15
Tabel 16. Faktor Eksternal
Penambahan jumlah alat pemecah
Faktor-faktor Eksternal
15 kaca (H15) 15
Peluang
Pemakaian tanda pengenal pada
Implementasi Tata kelola perusahaan yang baik.
16 setiap petugas (H16) 15
Adanya bantuan subsidi (pembelian bus baru dan
Penyediaan smoking area dalam bus
peremajaan bus) dari pemerintah
17 (H17) 17
Adanya kerjasama dengan transjakarta
Program pemerintah tentang anjuran penggunaan
3.4 Analisis SWOT angkutan masal
Analisis SWOT merupakan metode Adanya kerjasama dengan bandara Internasional
Soekarno-Hatta
yang digunakan untuk mengevaluasi Kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi
kekuatan-kekuatan (strengths), kelemahan- umum mulai tinggi
kelemahan (weaknesses), kesempatan- Ancaman
Tuntutan konsumen akan layanan jasa yang lebih baik
kesempatan (opportunities), dan ancaman- Banyaknya kompetitor dari PO swasta
ancaman (threats). Untuk jarak pendek banyak dikuasai oleh angkot/mikrolet
Adanya mobil berbasis LCGC
Tiket murah yang disediakan oleh PO swasta
3.4.1 Pembuatan Faktor Internal dan Rencana pembangunan MRT dan monorail
Eksternal Perusakan sarana transportasi oleh orang-orang tertentu
Faktor internal yang terdiri dari
kekuatan (strengths) dan kelemahan 3.4.2 Matriks TOWS
(weaknesses) didapat dari perbandingan Penentuan alternative strategi yang
customer satisfaction performance dengan sesuai bagi Perum DAMRI adalah dengan
competitive satisfaction performance. Berikut cara membuat matriks TOWS. Matriks
ini adalah Tabel 15 yang menjelaskan tentang tersebut dibangun berdasarkan faktor-faktor
faktor internal dari perum DAMRI. strategi internal dan eksternal yang dimiliki
oleh perusahaan. Faktor-faktor strategi
Tabel 15. Faktor Internal internal dan eksternal yang dimiliki tersebut
Faktor-faktor Internal adalah kekuatan, kelemahan, peluang, dan
Kekuatan ancaman. Berikut adalah Tabel 16 penentuan
Transparansi dan kesesuaian biaya
matriks TOWS.
Kecepatan pelayanan petugas loket pembelian tiket
Kompetensi supir bus dalam mengemudi
Kesopanan supir dan kenek bus dalam melayani pelanggan Tabel 16. Penentuan Matriks TOWS
Kejujuran yang dimiliki oleh setiap petugas bus SO ST
1. Kerjasama
Kejelasan kenek dalam menyampaikan rute yang sedang dilalui 1. Peningkatan kualitas berkelanjutan dengan
bus pelayanan penumpang dalam pemerintah DKI Jakarta
Tersedianya informasi yang dapat dipercaya terkait promosi bandara (S1) (S8)
yang dilakukan 2. Perluasan jaringan
Keamanan bus dalam kondisi darurat (tersedianya pemecah kerjasama angkutan massal 2. Perluasan rute
kaca) berkelanjutan (S2) operasional bus (S9)
Keamanan bus dari tindakan kriminalitas 3. Pembuatan daftar harga
Senyum, salam, sapa yang diberikan petugas bus terhadap disitus resmi Perum DAMRI 3. Harga yang bersaing
penumpang (S3) (S10)
Kenyamanan suhu dan tempat duduk dalam bus 4. Penambahan
pengamanan yang baik
Kebersihan toilet, gorden, dan armada dalam bus 4. Memperbanyak promosi untuk sarana transportasi
Kejelasan identitas yang digunakan petugas bus (S4) (S11)
Kerapian seragam petugas bus WO WT
Kelemahan 1. Penambahan armada bus 1. Meningkatan
ketepatan waktu perjalanan (S5) implementasi nilai-nilai
SOP (S12)
ketersediaan armada bus yang memadai
2. Penambahan halte bus di 2. Penambahan Halte
Ketanggapan manejemen menerima keluhan penumpang dalam bandara Soekarno yang strategis (S13)
Kecepatan petugas kenek dalam melayani penumpang Hatta (S6)
Lokasi pemberangkatan dan pemberhentian bus mudah 3. Pemberian pelatihan untuk 3. Adanya bus-bus kecil
dijangkau karyawan (S7) untuk jarak pendek (S14)
Keramahan yang diberikan petugas loket

90
Berdasarkan matriks TOWS tersebut angkutan massal berkelanjutan, penambahan
maka dapat disusun empat strategi utama halte bus di dalam bandara soekarno hatta
yaitu SO, WO, ST, dan WT, dimana masing- maupun di tempat-tempat strategis,
masing strategi tersebut memiliki peningkatan kualitas pelayanan penumpang
kharakteristik tersendiri dan hendaknya dalam dalam bandara, pemberian pelatihan untuk
implementasi strategi selanjutnya karyawan, perluasan rute operasional bus,
dilaksanakan secara bersama-sama dan saling tersedianya layanan call center, adanya daftar
mendukung satu sama lain. harga di loket dan di situs resmi perum damri,
harga yang bersaing, penambahan
3.5 Perumusan Strategi pengamanan yang baik untuk sarana
Berdasarkan hasil dari matriks TOWS transportasi, meningkatan implementasi nilai-
akan menghasilkan empat strategi utama, nilai sop, peremajaan kondisi dan fasilitas bus,
yaitu strategi SO, WO, ST, WT (dengan penambahan jumlah petugas loket,
symbol S1-S14) yang dalam pelaksanaannya penyediaan pengeras suara dalam bus,
keempat strategi tersebut akan dilaksanakan pemakaian tanda pengenal pada setiap
bersama-sama dan diharapkan dapat saling petugas, penyediaan smoking area dalam bus,
mendukung. Selain dari matriks TOWS penyediaan checklist pembersihan bus.
penentuan strategi juga berdasar kepada 17
technical respons yang didapat dari Daftar Pustaka
pembuatan HOQ (dengan simbol H1-H17).
Berikut adalah Tabel 17 yang menjelaskan Cohen, Lou. (1995). Quality Function
perumusan strategi yang didapat dari matriks Deployment, How to Make QFD Work for
TOWS dan technical respons. Strategi You. Massachussetts: Addison Wesley
tersebut telah diberi rangking oleh manajemen Publishing Company.
perusahaan, untuk melihat strategi mana yang
akan dilakukan dahulu oleh manajemen. David, Fred R. (2006). Manajemen Strategi,
Edisi Sepuluh . Jakarta: Salemba Empat.
Tabel 17. Perumusan Strategi
No Strategi Rangking Nasution. (2004). Manajemen Jasa Terpadu.
1 Memperbanyak promosi (H12,S4) 1
Perluasan jaringan kerjasama angkutan Jakarta: Ghalia.
2 massal berkelanjutan (S2,S8) 2
Penambahan halte bus di dalam bandara Solihin, Ismail. (2012). Manajemen Strategi.
Soekarno Hatta maupun di tempat-tempat
3 strategis (H5,S6,S13) 3 Jakarta: Erlangga.
Peningkatan kualitas pelayanan penumpang
4 dalam bandara (S1) 4 Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa.
Pemberian pelatihan untuk karyawan
5 (H2,S7) 5
Yogyakarta: Andi.
6 Perluasan rute operasional bus (S9) 6
7 Tersedianya layanan call center (H7) 7
Adanya daftar harga di loket dan di situs
8 resmi Perum DAMRI (H1,S3) 8
9 Harga yang bersaing (S10) 9
Penambahan pengamanan yang baik untuk
10 sarana transportasi (H10,H15,S11) 10
Meningkatan implementasi nilai-nilai SOP
11 (H3,S12) 11
Peremajaan kondisi dan fasilitas bus
12 (H11,H13) 12
13 Penambahan jumlah karyawan (H8,H14) 13
14 penyediaan pengeras suara dalam bus (H9) 14
Pemakaian tanda pengenal pada setiap
15 petugas (H16) 15
16 Penyediaan smoking area dalam bus (H17) 16
17 Penyediaan checklist pembersihan bus (H4) 17

4. Penutup
Berikut adalah perumusan strategi
yang didapat dari matriks TOWS dan dari
pembuatan HOQ , yaitu: memperbanyak
promosi, perluasan jaringan kerjasama

91

Anda mungkin juga menyukai