Anda di halaman 1dari 39

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TRAVEL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MATRIKS SWOT DAN

BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)

PADA ANGKASA JAYA TRANS

Oleh:

(Meilani Mustikasari)

(1942520239)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI MANAJEMEN

MALANG

2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Batasan Masalah........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.5 Daftar Istilah..............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................7
2.1 Landasan Teori...............................................................................................7
2.1.1 Strategi Bisnis.........................................................................................7
2.1.2 Business Model Canvas (BMC)..............................................................7
2.1.3 Analisis SWOT.....................................................................................18
2.1.4 Matriks SWOT......................................................................................21
2.2 Penelitian Terdahulu....................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................28
3.1. Objek Penelitian......................................................................................28
3.2. Jenis Penelitian........................................................................................28
3.3. Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan................................................28
3.4. Metode Pengumpulan Data : Wawancara dan observasi........................30
3.5. Teknik Analisis Data...............................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................34

i
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

tinggi. Seperti yang telah dilansir pada elaborasi worldmeter dari data terbaru

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa pada tahun 2021 Indonesia telah

memiliki penduduk sejumlah 278,8 juta jiwa. Angka ini menunjukan bahwa

telah terjadi kenaikan populasi penduduk di Indonesia. Kepadatan ini

tentunya juga berdampak terhadap ligkungan sekitar. Padatnya populasi

penduduk mengakibatkan kondisi jalan sering mengalami kemacetan, oleh

karena itu, alangkah baiknya jika masyarakat mulai beralih menggunakan

transportasi umum.

Transportasi umum merupakan salah satu alternatif untuk menghindari

dan mengurangi kemacetan di Indonesia. Dengan menggunakan transportasi

umum, banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat. Masyarakat

tentunya tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi dan harus antri bahan

bakar minyak (BBM), bahkan masyarakat juga dapat menghemat biaya yang

dikeluarkan. Transportasi umum di Indonesia pun sudah beragam.

Masyarakat dapat memilah dan memilih transportasi umum apa yang cocok

digunakan sesuai kebutuhan mereka.

Ada banyak macam transportasi umum, mulai dari angkutan umum,

bus, ojek online, busway, MRT, hingga travel. Travel sendiri merupakan

transportasi umum yang biasanya digunakan untuk perjalanan jauh sendirian

1
2

maupun perjalanan jauh bersama keluarga. Travel merupakan salah satu

bisnis

2
2

yang sudah cukup banyak lakukan. Usaha travel dapat memeprmudah

perjalanan masyarakat karena terkesan praktis dan hemat. Akan tetapi, karena

pesatnya kemajuan tekhnologi di era modern ini menimbulkan banyak

persaingan di bidang industri, baik industri jasa maupun industri barang serta

industri manufaktur.

Kondisi ini menjadikan perusahaan tertuntut untuk terus berkembang

dan dapat menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menangani masalah sosial

yang sedang terjadi. Sehingga di tengah persaingan dunia bisnis sekarang ini,

perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing dengan perusahaan lainnya.

Bisnis transportasi travel merupakan salah satu bisnis yang semakin lama

pesaingnya semakin meningkat.

Salah satu jasa travel yang memiliki kualitas bagus dan harga yang

cukup ramah di kantong adalah Angkasa Jaya Trans. Angkasa Jaya Trans

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi

bus yang menawarkan layanan angkutan antar kota dan antar provinsi di

Pulau Jawa dan Bali. Fasilitas yang ditawarkan perusahaan ini juga menarik,

terdapat AC, Audio dan video, USB Port charger, Legrest, Bantal, Selimut,

Minibar, Smooking room, Toilet, Makanan, dan Snack. Adanya perusahaan

bus ini membuat masyarakat yang ingin berpergian jauh Bersama keluarga

menjadi lebih mudah.

Penelitian ini menjadikan Angkasa Jaya Trans sebagai objek karena,

penulis melihat peluang besar yang dapat telusuri melalui metode Business

Model Canvas dan analisis matriks SWOT pada perusahaan ini. Penelitian

yang dilakukan penulis merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang


3

mengacu pada data berdasarkan fakta pada bidang yang berkaitan dengan

subjek penelitian yaitu Travel Angkasa Jaya Trans.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran model usaha travel di Angkasa Jaya Trans saat ini

jika ditinjau dengan pendekatan Business Model Canvas

2. Bagaimana pengembangan model bisnis dan pengembangan strategi yang

telah dilakukan pada Angkasa Jaya Trans saat ini?

3. Bagaimana perancangan bisnis pada Angkasa Jaya Trans dalam

pengembangan strategi bisnis menggunakan analisis SWOT dan business

model canvas?

1.3 Batasan Masalah

Untuk mencapai tujuan penelitian dengan baik, peneliti berfokus pada

kegiatan pengembangan usaha travel menggunakan metode Matriks SWOT

dan Business Model Canvas pada Angkasa Jaya Trans maka penelitian ini

dibatasi pada:

1. Strategi yang dibahas dalam penelitian ini adalah strategi dengan Matriks

SWOT dan Busines Model Canvas.

2. Dalam penelitian ini strategi Business Model Canvas hanya diteliti untuk

Angkasa Jaya Trans.

3. Penelitian ini menggunakan data tahun 2021 sejak dari bulan Desember

sampai bulan Juni 2022.


4

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Angkasa Jaya Trans

Memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman tentang strategi

Matriks SWOT dan Business Model Canvas yang dapat bermanfaat guna

perancangan alternatif strategi yang tepat dalam pengembangan usaha

travel.

2. Bagi Penulis

a. Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti pada bidang

manajemen strategi pada Angkasa Jaya Trans dengan menerapkan

teori-teori yang telah dipelajari selama ini.

b. Hasil penelitian dirancang agar dapat memberikan manfaat bagi

peneliti lain yang mempelajari dan mengkaji tentang Matriks SWOT

dan Business Model Canvas. Penelitian ini juga dapat menambah

wawasan mengenai Matriks SWOT dan Business Model Canvas.

3. Bagi Jurusan Akuntansi

a. Dapat digunakan sebagai pengembangan kurikulum khususnya pada

mata kuliah manajemen strategi dan sistem pengendalian manajemen.

b. Menambah literatur bahan ajar yang digunakan dalam proses belajar

pada mata kuliah manajemen strategi, manajemen biaya dan sistem

pengendalian manajemen di jurusan akuntansi.


5

1.5 Daftar Istilah

Berdasarkan beberapa istilah yang tercantum dalam penelitian ini, penulis

memberikan daftar istilah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari

salah penafsiran terhadap judul dan pembahasan yang disajikan. Beberapa

istilah tersebut diantaranya, yaitu:

1. Strategi Bisnis

Menurut Hoafer dalam Tripomo (2005: 26), strategi bisnis merupakan

sarana untuk mengidentifikasi sebuah peluang dan ancaman yang akan

dihadapi dalam berbisnis di masa yang akan dating serta digunakan untuk

mencari keahlian (skill) yang dimiliki sehingga tujuan dari bisnis dapat

dicapai.

2. Matriks SWOT

Menurut David (2013), matrix SWOT merupakan alat yang umumnya

digunakan seorang manajer dalam menentukan empat tipe strategi, yaitu

strategi SO (Kekuatan-Peluang), strategi WO (Kelemahan-Peluang),

strategi ST (Kekuatan-Ancaman), dan strategi WT (Kelemahan-

Ancaman).

3. Analisis SWOT

Menurut Fredi Rangkuti (2004: 18), analisis SWOT merupakan alat yang

digunakan perusahaan untuk merumuskan strategi guna mengidentifikasi

faktor-faktor secara sistematis. Dasar dari analisis ini adalah dengan

menggunakan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats).

4. Business Model Canvas (BMC)


6

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), Business Model Canvas adalah

sebuah alat yang digunakan untuk menjelaskan tentang sebuah model

bisnis dan untuk menggambarkan dasr pemikiran tentang bagaimana

organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Strategi Bisnis

Joewono (2014) mengatakan bahwa strategi bisnis merupakan strategi

yang dianalogikakan sebagai strategi catur, dimana sitematika berfikir,

penyusunan rencana, keberanian mengambil resiko untuk

memenangkan pertandingan merupakan beberapa karakteristik

permainan catur yang relevan dengan praktek pengelolaan bisnis.

Ada lima prinsip yang harus dipenuhi untuk membangun, memberbaiki,

dan menghadapi persaingan bisnis jangka panjang. Prinsip tersebut

diantaranya:

1. Perubahan yang sedang terjadi di bidang industri perekonomian,

politik, hukum, dan sebagainya harus diberikan reaksi atau jawaban.

2. Berisikan Langkah-langkah dan pendekatan untuk meghadapi

persaingan.

3. Kemampuan dan kesanggupan bersaing harus diciptakan secara

berkualitas.

4. Tiap departemen fungsional menyatakan inisiatif strategi.

5. Menempatkan strategi utama kegiatan operasional perusahaan.

2.1.2 Business Model Canvas (BMC)

Ostewalder dan Pigneur (2010) mengatakan bahwa business model

canvas (BMC) merupakan salah satu alat yang efisien dalam rangka

pembuatan model bisnis yang menjadikan konsep bisnis yang awalnya

7
8

rumit menjadi mudah. Pembuatan model bisnis baru ataupun

menerapkan model bisnis yang sudah ada dapat menggunkan business

model canvas. Menurut Ostewalder dan Pigneur (2010) terdapat

Sembilan elemen dalam business model canvas yakni:

1. Customer Segments

Menurut Ostewalder dan Pigneur (2010) Customer Segment

adalah “the different groups of people or organizations an

enterprise aims to reach and serve” (Alexander Osterwalder &

Yves Pigneur, 2010). Dalam artian lain Customer Segments

merupakan kelompok orang atau organisasi berbeda yang

bertujuan untuk menjangkau apa yang dijangkau oleh

perusahaan.

Menurut Ostewalder dan Pigneur yang dikutip oleh Tim PPM

Manajemen (2012) mendefinisikan bahwa Customer Segment

adalah penggunaan jasa/produk dari organisasi oleh suatu pihak

dan mereka memberikan kontribusi dalam penghasilan bagi

organisasi.

Ostewalder dan Pigneur (2010) juga menyebutkan bahwa ada

beberapa jenis Customer Segment diantaranya, Mass Market

(Pasar Terbuka), Niche Market (Pasar Khusus), Segmented

(Pasar Tersegmentasi), Diversified (Diversifikasi Pasar), dan

Multi-Sided Platforms (Multi Pasar).

a. Mass Market (Pasar Terbuka)


9

Pasar terbuka merupakan sebuah model bisnis (Open

Market) adalah model bisnis yang ditargetkan pada pasar

massal yang tidak memberikan perbedaan pada segment

pelanggan. Disini perusahaan mengansumsikan bahwa

setiap orang merupakan seorang pelanggan.

b. Niche Market (Pasar Khusus)

Pasar khusus merupakan sebuah model bisnis yang arah

pasarnya yang memiliki cakupan pelanggan yang sangat

kecil dan belum pernah dilayani oleh siapapun.

c. Segmented (Pasar Tersegmentasi)

Pasar tersegmentasi memiliki rancangan model bisnis yang

berguna untuk memberikan layanan pada pelanggan yang

direklasifikasi sesuai dengan kebutuhan dan masalah

pelanggan.

d. Diversified (Jenis Pasar)

Jenis pasar merupakan sebuah model bisnis yang memiliki

tujuan utuk memberikan lebih dari dua segment layanan

yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan.

Kebutuhan dari dua atau lebih kelompok yang sama namun

memiliki karakteristik yang tidak sama.

e. Multi-Sided Platforms (Multi Pasar)

Multi pasar merupakan pelayanan dua atau lebih pelanggan

yang saling bergantung. Atau berkaitan.


10

2. Value proposition

Value proposition diartikan sebagai manfaat yang diberikan

kepada pelanggan oleh perusahaan. Manfaat yang didapatkan

bisa berupa produk barang ataupun jasa. Alexander Osterwalder

& Yves Pigneur (2010) mengartikan bahwa Value proposition

merupakan pemberian nilai lebih kepada pelanggan yang

dihasilkan dari kumpulan produk dan layanan yang dimiliki

perusahaan. Alexander Osterwalder & Yves Pigneur (2010) juga

menyebutkan bahwa ada sebelas elemen yang dapat

memberikan kontribusi peniptaan nilai, diantaranya yaitu:

a. Newness (kebaruan)

Disebut value proportion newness karena mempunyai

proposisi nilai yang belum pernah ditawarkan oleh

perusahaan manapun.

b. Performance (kinerja)

Umumnya proposisi kerja digunakan untuk meniptakan

sebuah value. Naun perusahaan juga perlu melakukan

peningkatan kinerja.

c. Customization (personalisasi)

Dimaknaia sebagai hasil atau jasa yang sesuai dengan

kebutuhan pelanggan.

d. Getting the job done (menyelesaikan pekerjaan)

Penciptaan nilai untuk membantu pelanggan menyelesaikan

pekerjaaan tertentu.
11

e. Design (rancangan)

Sebuah elemen penting yang sulit diukur, namun memiliki

peran yang penting dari proporsi nilai.

f. Brand

Pelanggan dapat menemukan nilai saat menggunakan merek

tertentu.

g. Price (harga)

Pemberian harga terjangkau untuk produk atau jasa sejenis

pada segment sensitive akan memberikan nilai tersendii

untuk pelanggan.

h. Cost reduction (pengurangan biaya)

Merupakan ara penting untuk meniptakan nilai dengan cara

membanu pelanggan engurangi biaya.

i. Risk reduction (pengurangan resiko)

Penciptaan sebuah nilai berupa pemberian pengurangan

biaya resiko yang dihadapi pelanggan oleh perusahaan.

j. Aessibility (akses)

Memberikan akses kepada pelanggan yang sebelumnya

belum mendapat akses membuat produk dan layanan.

k. Coneniene and usability (kenyaanan dan keudahan

penggunaan)

Melakukan kegiatan yang lebih nyaman dan mudah untuk

meniptakan value proportions kepada customers.


12

3. Customer relationship

Hubungan yang dibuat antara perusahaan dengan pelanggan

dalam penggunaan suatu produk dari perusahaan diartikan

sebagai Customer relationship. Menurut Alexander Osterwalder

& Yves Pigneur (2010) ada enam kategori Customer

relationship yaitu:

a. Personal assistance

Interaksi secara langsung antara pelanggan dengan petugas

perusahaan pada saat transaksi. Interaksi ini dapat dilakukan

secara bertatap muka langsung ataupun menggunakan

tekhnologi komunikasi.

b. Dedicated personal assistane

Pemberian perlakuan khusus kepada pelanggan.

c. Self-serie

Penyediaan sarana yang dibutuhkan pelanggan demi

mepertahankan hubungan langsung dengan pelanggan.

d. Automated services

Layanan otomatis yang menghubungkan antara self-service

dengan personal assistance sehingga pelanggan akan

mendapatkan pelayanan istemewa secara istimewa.

e. Communities

Hubungan antara pelanggan dan perusahaan dibangun secara

kelopok hingga menjadi sebuah komunitas berdasarkan

kebiasaan atau hobi pelanggan.


13

f. Co-creation

Penciptaan nilai yang melibatkan pelanggan untuk

pelanggan itu sendiri.

4. Channel

Suatu media komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan

guna penyampaian value propotition yang ditawarkan

perusahaan. Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur

(2012: 26) perusahaan dan pelanggan dapat terhubung melalui

saluran komunikasi, penjualan, dan distribusi. Saluran disebut

juga titik sentuh pelanggan yang mempunyai peran penting pada

setiap kejadian yang dialami untuk menyampaikan value

proposition yang ditawarkan perusahaan.

Channel dapat berjalan maksimal dengan mendisain dan

mempertimbangkan aspek efektivitas dan efesiensi. Perusahaan

akan memperoleh hasil yang maksimal, efektif, dan efisien.

Efesiensi channel juga dapat dilihat melalui kemampuan

pelanggan dalam memahami janji yang ditawarkan perusahaan.

Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur (2010)

channel memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Membuat pelanggan sadar mengenai adanya produk dan jasa

dari perusahaan.

b. Pelanggan dapat terbantu dalam evaluasi proporsi nilai

perusahaan.
14

c. Memfasilitasi pelanggan untuk melakukan pembelian

produk ataupun jasa.

d. Media penyampaian kepada pelanggan tentang proporsi

nilai.

e. Media pemberian service after sale.

Channel memiliki lima fase yang berbeda, yaitu:

a. Awareness, fase perkenalan perusahaan kepada pelanggan.

b. Evaluation, fase penilaian antara pelanggan dengan

perusahaan.

c. Purchase, transaksi yang dilakukan pelanggan dengan

perusahaan.

d. Delivery, pemenuhan janji antara pelanggan dan perusahaan.

5. Revenue stream

Revenue stream merupakan hasil yang didapat perusahaan dari

pelanggan yang berupa uang tunai. Berdasarkan pendapat

Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012) Arus

Pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan

perusahaan masing – masing segmen pelanggan (biaya harus

mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan).

Terdapat berbagai upaya dalam menciptakan revenue stream,

diantaranya:

a. Penjualan asset
15

Pendapatan didapatkan perusahaan dengan cara menjual

asset yang dimiliki perusahaan.

b. Biaya pemakaian

Timbul karna adanya pembayaran atas manfaat jasa atau

barang tidak berwujud dari pelanggan.

c. Biaya langganan

Didapat dengan cra menjual akses terhadap suatu jasa

berkelanjutan.

d. Sewa

Pembayaran yang didapat untuk ha katas penggunan asset

milik perusahaan.

e. Lisensi

Pemberian ijin penggunaan property intelektual yang

dilindungi milik perusahaan kepada pelanggan yang

kemudian ditukarkan dengan biaya lisensi.

f. Biaya jasa perantara

Pendapatan yang didapat dari penjualan asset atau jasa

perusahaan kepada perusahaan perantara.

g. Iklan

Pendapatan yang didapat dari pembayaran atas penggunaan

media komunikasi guna mempromosikan produk atau jasa

dari perusahaan.

h. Donasi
16

Pendapatan yang didapatkan perusahaan dari organisasi

maupun individu secara cuma-Cuma.

6. Key resource

Key resource adalah sumber daya utama yang menjelaskan

mengenai asset terpenting yang diperlukan dalam membuat

model bisnis, Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur

(2010) key resources mempunyai artian lain yaitu berupa aset

terpenting yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga model

bisnis dapat berjalan dengan baik. Key Resources dapat berupa

fisik, keuangan, intelektual, atau manusia. Sumber Daya Kunci

ini dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau diakuisisi

dari key partner.

7. Key activities

Key activities merupakan kegiatan utama yang dilakukan

perusahaan untuk meniptakan produk maupun jasa yang

diperlukan pelanggan. Sama halnya dengan key resources, key

activities diwajibkan untuk membuat serta menawarkan

proposisi nilai, menjangkau pasar, menjaga hubungan

pelanggan, dan mendapatkan pendapatan (Alexander

Osterwalder & Yves Pigneur, 2010)

8. Key partners
17

Key partners merupakan kunci kemitraan yang menjelaskan

jaringan pemasok dan mitra. Dalam artian lain Key Partnership

adalah jaringan yang dimiliki oleh perusahaan yang

berhubungan dengan pemasuk bahan baku dan mitra bisnis dari

perusahaan sehingga dapat membuat model bisnis berjalan.

Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model

bisnis mereka, mengurangi resiko, dan akuisisi sumber daya

(Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, 2010). Terdapat empat

tipe yang berbeda dari partnership / kerjasama:

a. Aliansi strategis diantara bukan pesaing/competitor

b. Koopetisi, kerjasama strategis diantara pesaing/competitor

c. Joint venture untuk mengembangkan bisnis baru

d. Hubungan pemasok dan pembeli untuk menjamin pasokan

yang dapat diandalkan

9. Cost structure

Cost structure adalah struktur biaya yang menggambarkan

semua biaya yang dikeluarkan. Dalam artian lain cost structure

merupakan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan yang

digunakan untuk mengoperasikan model bisnis. Pengelompokan

cost structure terbagi menjadi dua kelas yaitu:

a. Cost-driven

Model bisnis cost-driven berfokus untuk meminimalkan

biaya pada sektor apapun. Pendekatan ini bertujuan untuk

menciptakan kemungkinan biaya paling sedikit,


18

menggunakan proporsi nilai harga murah, mengurangi

sumber daya melalui proses otoatisasi, pengalihan daya non

aktiitas inti.

b. Value-driven

Perusahaan yang kurang fokus pada implikasi biaya dalam

perancangan model bisnis tertentu akan lebih fokus pada

penciptaan nilai. Proporsi nilai premium dan sebuah tingkat

tinggi dari jasa secara personal biasanya merupakan

karakteristik dari model bisnis.

Gambar 1. Matriks Business Model Canvas

Sumber: John Wiley & Sons (2013: 288)

2.1.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan metode yang membandingkan antara

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat membantu

untuk memformulasikan strategi (Bateman dan Snell, 2009). Menurut


19

Osterwalder dan Pigneur analisis SWOT adalah model yang paling

popular dalam analisis situasi usaha. Analisis SWOT dan Business

Model Canvas memungkinkan penilaian lebih terfokus lagi dan

mengevaluasi terhadap model bisnis perusahaan dan elemen-

elemennya.(Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, 2010).

Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya

untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang

dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan,

dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan

diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga

pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet,

dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan (Nisak 2013, 2).

Menurut David (2008, 8) semua organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang

sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis (Rangkuti 2008,

8).

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Metode perencanaan

strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat

faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,

opportunities, threats). SWOT adalah singkatan dari lingkungan


20

Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal

Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis (Rangkuti 2008,

19).

Berikut adalah penjelasan dari SWOT, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Strengths adalah karakteristik internal positif yang dapat membantu

manajer untuk menapai tujuan strategis mereka.

2. Weakness (kelemahan)

Weakness adalah karakteristik yang menghambat pencapain tujuan

strategis perusahaan.

3. Opportunities (peluang)

Lingkungan luar yang memiliki potensi untuk membantu memenuhi

tujuan perusahaan.

4. Threats (ancaman)

Lingkungan luar yang memiliki potensi sebagai ancaman

perusahaan saat perusahaan akan mencapai ujuan perusahaan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT akan berdampak

besar terhadap ranangan suatu strategi apabila diterapkan seara benar

dan akurat. Selain itu analisis SWOT juga merupakan salah satu bentuk

analisayang bertujuan untuk menggambarkan kondisi serta digunakan

sebagai evaluasi suatu masalah bisnis berdasarkan factor eksternal dan

factor internal.

Dalam kaitannya antara SWOT dengan Business Model Canvas

(BMC) dalam penelitian ini, SWOT membantu untuk mengidentifikasi


21

kekuatan dan kelemahan, serta peluang, dan ancaman dari setiap

kesembilan elemen BMC yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dengan

mengkombinasikan analisis SWOT dan BMC memungkinkan penilaian

yang terfokus dan evaluasi terhadap model bisnis perusahaan dan

elemen-elemennya.

2.1.4 Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat pengambilan keputusan untuk

menentukan strategi yang akan diambil berdasarkan logika yang

berfungsi untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta

meminimalkan kelemahan dan ancaman perusahaan. David & Fred

(2010), menjelaskan bahwa matriks SWOT merupakan alat untuk

mencocokkan sehingga mambantu perusahaan meningkatkan 4 jenis

strategi yang berupa strategi SO (Strength-Opportunities), strategi WO

(Weakness-Opportunities), strategi ST (Strength-Threats), dan strategi

WT (Weakness-Threats).

Tahapan dalam menyusun Matriks SWOT adalah sebagai berikut:

1. Menyusun daftar peluang dan dan ancaman eksternal perusahaan

serta perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.

2. Menyusun strategi SO (StrengthOpportunity) dengan cara

mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang

eksternal.
22

3. Menyusun strategi WO (Weakness -Opportunity) dengan cara

mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang

eksternal.

4. Menyusun strategi ST (StrengthThreat) dengan cara mencocokkan

kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal.

5. Menyusun strategi WT (WeaknessThreat) dengan cara

mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-

ancaman eksternal.

Matriks SWOT adalah media matching tool yang berfungsi untuk

membantu manajer dalam pengembangan empat tipe strategi, yakni:

a. Strategi Kekuatan-Peluang

Menggunakan kekuatan dari dalam perusahaan sebagai peluang

untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada diluar.

b. Strategi Kelemahan-Peluang

Dilakukan dengan cara mengambil keuntungan pada kesempatan

eksternal yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan kelemahan

internal.

c. Strategi Kekuatan-Ancaman

Kekuatanperusahaan digunakan untuk menghindari maupun

mengurangi dampak dari anaman eksternal.

d. Strategi Kelemahan-Ancaman

Matriks SWOT diaknai sebagai alat yang digunakan dalam

penyusunan strategi. Matriks SWOT dapat menjelaskan secara rinci

tentang bagaimana peluang serta ancaman dari luar yang dihadapi


23

perusahaan sehingga perusahaan mampu menyesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sehingga dapat

meminimalisir ancaman yang akan dihadapi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu penting untuk dipahami dan sekaligus dapat

digunakan untuk menguji validitas ilmu dalam penelitian. Beberapa hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti

dalam penelitian dan dijadikan bahan auan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

TABEL 1

PENELITIAN TERDAHULU

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Mashuri, Dwi ANALISIS SWOT Strategi analisis SWOT

Nurjannah SEBAGAI STRATEGI meningkatkan daya

(2020) MENINGKATKAN saing pada PT. Bank

DAYA SAING (Studi Riau Kepri Unit Usaha

Pada PT. Bank Riau Syariah Pekanbaru. Hal

Kepri Unit Usaha ini dapat dicapai

Syariah Pekanbaru) dengan cara

menurunkan harga,

mengembangkan

produk baru,

menambah kualitas
24

produk atau jasa, atau

meningkatkan akses

kepasar yang lebih

luas. Usaha yang dapat

dilakukan adalah

meminimalkan biaya

sehingga dapat

meningkatkan

keuntungan.

2. Henry Mulya ANALISIS BUSINESS Analisis model bisnis

Gondosaputro MODEL CANVAS perusahaan

(2017) PADA CV. menghasilkan sembilan

TRIPUTRA PERKASA elemen business model

canvas yang

menunjukan bagaimana

bentuk model bisnis

yang dimiliki oleh

perusahaan saat ini.

Dari analisis SWOT

yang telah dilakukan

pada masing-masing

elemen business model

canvas, ditemukan

keunggulan,
25

kelemahan, peluang

dan ancaman pada

model bisnis yang

dimiliki oleh

perusahaan saat ini

3. Danarti Hariani Analisis Strategi Model Industri Batik Laweyan

(2020) Bisnis Produk Industri memerlukan beberapa

Kreatif Dengan strategi untuk

Pendekatan Model meningkatkan daya

Canvas (Studi Pada saingnya antra lain

Industri Batik Laweyan untuk blok key

Kota Surakarta) partnerships, Blok

Channel, Blok

customer relationships,

Blok value proposition.

Penambahan inovasi-

inovasi pada setiap

blok bisnisnya akan

mampu memberikan

income yang cukup

signifikan sehingga

diperlukan

pengembangan model

bisnis dari sebelumnya.


26

4. Yenny Yurike ANALISIS BUSINESS Peneliti melakukan

dan Wilma MODEL CANVAS evaluasi, perubahan

Laura Sahetapy PADA UD DIAMOND dan meninjau ulang

(2018) MOTOR model bisnis

perusahaan sehingga

tercipta model bisnis

baru yang lebih tepat

dan sesuai untuk

diaplikasikan oleh UD

Diamond Motor.

Setelah melakukan

analisa menggunakan

Business Model

Canvas, akan dilakukan

analisis menggunakan

SWOT.

5. SHELYA DEW STRATEGI Model bisnis di CV.

NUR LAILY PENGEMBANGAN Addawa’ Sejati yang

(2019) USAHA DENGAN dijalankan cenderung

MODEL BISNIS monoton dan kurang

CANVAS PADA CV. memberikan inovasi-

ADDAWA’ SEJATI DI inovasi baru dalam

KABUPATEN KEDIR bisnisnya. Segmen

yang terpaku hanya


27

pada satu sasaran saja.

Blok yang cukup

efektif dari CV.

Addawa’ Sejati hanya

key resource, dan

revenue stream.

Penambahan inovasi-

inovasi baru pada

setiap blok bisnisnya

akan mampu

memberikan income

yang cukup signifikan

apabila pegelola berani

membuat model bisnis

baru dari sebelumnya.

Hasil analisis SWOT

menunjukan bahwa

CV. Addawa’ Sejati

memiliki kesempatan

untuk mengembangkan

jaringan pasar yang

lebih luas dengan

melakukan inovasi

produk serta perluasan


28

pemasaran di lokasi-

lokasi wisata, menjalin

kemitraan khusus

dengan supermarket

lokal maupun nasional


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian diartikan sebagai tempat dimana peneliti akan

melakukan penelitian, dimana kondisi sebenarnya dari objek yang akan

diteliti dapat terlihat. Objek penelitian ini dilakukan di Travel Angkasa Jaya

Trans di Sidoarjo, yang tidak disadari secara langsung sudah menerapkan

beberapa elemen strategi Matriks SWOT dan Business Model Canvas.

3.2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah penelitian yang

bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Tailor

dalam Moeleong, (Subandi, 2011) menyebutkan bahwa suatu prosedur

penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif maka penelitian tersebut

disebut penelitian kualitatif. Data tersebut berupa data deskriptif yang berisi

kalimat tertulis ataupun informasi lisan yang didapat dari orang-orang serta

perilaku yang dapat dilihat dari suatu fenomena yang terjadi.

Tujuan utama dari penelitian desriptif kualitatif adalah untuk

mendeskripsikan hasil wawancara terhadap subjek penelitian yang sedang

diteliti secara lebih mendalam. Kemudian penelitian deskriptif kualitatif ini

juga bertujuan untuk memberikan suatu gambaran yang mudah dipahami

tentang Matriks SWOT dan Business Model CanVas pada angkasa jaya trans.

3.3. Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan

Suber data yang digunakan peulis pada penelitian ini adalah sebaai berikut:

1. Data Primer

29
30

Menurut Sugiyono (2018: 5) , data primer merupakan pengumpulan data

yang diberikan kepada pengupul data sebagai suber data. Data prier

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama

penelitian dilakukan.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018: 5) , data sekunder merupakan data yang didapat

peneliti secara tidak langsung dari sumber pertama saat penelitian

dilakukan, melainkan berasal dari orang lain. Data sekunder juga bisa

didapat dengan dokumentasi, jurnal, ataupun buku-buku referensi.

Adapun data yang dibutuhkan peneliti pada penelitian ini, diantaranya:

a. Data Angkasa Jaya Trans

b. Gambaran umum Angkasa Jaya Trans

c. Data customer segment

d. Data value propositions

e. Data channels

f. Data customer realitionship

g. Data revenue streams

h. Data key resources

i. Data key activities

j. Data key partnership

k. Data cost structure

l. Data operasional perusahaan


31

3.4. Metode Pengumpulan Data : Wawancara dan observasi

Metode pengumpulan data merupakan suatu Teknik pengumpulan data yang

dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang

dibutuhkan untuk penelitian. Untuk mendukung tercapainya penelitian yang

akan dilakukan peneliti, maka penyusunan penelitian ini akan menggunakan

beberapa metode, yaitu:

1. Wawancara merupakan suatu proses pengumpulan informasi atau data

secara lebih mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan responden

secara langsung maupun via telepon. Budiyono (2003: 52) mengatakan

bahwa metode wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan

melalui percakapan antara peneliti dengan subjek penelitian atau

responden atau sumber data.

2. Observasi, merupakan suatu metode pengumpulan data melalui

pengamatan secara langsung terhadap fenomena objek yang terjadi,

sehinggaa dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dan nyata mengenai

strategi business model canvas yang secara tidak langsung telah

diterapkan pada Angkasa Jaya Trans.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengaturan ukuran data dan

pengorganisasian dalam suatu pola yang mendasar. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa analisis data digunakan untuk mengetahui mana data yang

diperlukan agar penelitian menjadi valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Peneliti melakukan analisis data pada saat penelitian berlangsung dan juga

pada saat data selesai dikumpulkan untuk mendapatkan data yang akurat dan
32

valid sesuai dengan pendekatan dalam penelitian ini. Kemudian data-data

tersebut akan dianalisis secara cermat dalam bentuk laporan penelitian.

Data-data yang diperoleh kemudian akan dianalisis menggunakan

Teknik analisis yang terdiri dari tiga komponen yaitu redukasi data, penyajian

data dan penarikan suatu kesimpulan.

1. Redukasi data mempunyai tiga tahapan yaitu:

a. Analisis data

b. Penyusunan catatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema

c. Konseptualisasi tema dan pola

2. Penyajian data dikaitkan dengan kelompok data yang satu dengan

kelompok data yang lainnya. Sehingga dapat dianalisis dalam satu

kesatuan.

3. Penarikan kesimpulan merupakan mengimplementasian prinsip induktif

dengan mempertimbangkan pola data yang telah disusun.


33

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, A. (2019). Perumusan Strategi Business Model Canvas ( BMC ) pada

Perusahaan Sandal Toyosima Singosari. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1–

14. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5582

Gondosaputro, H. M. (2017). Analisis Business Model Canvas Pada CV . Triputra

Perkasa. Agora, 5(1).

Hariani, D. (2020). Analisis Strategi Model Bisnis Produk Industri Kreatif

Dengan Pendekatan Model Canvas (Studi Pada Industri Batik Laweyan Kota

Surakarta). Ilmu Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi, 1(2), 119–127.

https://doi.org/10.37012/ileka.v1i2.270

Januarwati, R., & Poernomo, E. (2014). Analisis Strategi Bisnis Usaha Mikro

Kecil Menengah Toko Bunga “Cindy” Di Jl. Kayoon Utara No.12

Gentengkali – Surabaya. Jurnal Bisnis Indonesia, 5(2), 155–164.

LAILY, S. (2019). Strategi Pengembangan Usaha Dengan Model Bisnis Canvas

Pada Cv. Addawa’Sejati Di Kabupaten Kediri. Simki.Unpkediri.Ac.Id.

http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/14.1.01.04.0076.pdf

Subandi. (2011). Qualitative Description as one Method in Performing Arts

Study. Harmonia, 19, 173–179.

Yurike, Y., & Sahetapy, W. L. (2018). Analisis Business Model Canvas Pada Ud

Diamond Motor. Agora, 6(2), 287146.

Alfarisi, A. (2019). Perumusan Strategi Business Model Canvas ( BMC ) pada

Perusahaan Sandal Toyosima Singosari. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1–

14. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5582

Gondosaputro, H. M. (2017). Analisis Business Model Canvas Pada CV . Triputra


34

Perkasa. Agora, 5(1).

Hariani, D. (2020). Analisis Strategi Model Bisnis Produk Industri Kreatif

Dengan Pendekatan Model Canvas (Studi Pada Industri Batik Laweyan Kota

Surakarta). Ilmu Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi, 1(2), 119–127.

https://doi.org/10.37012/ileka.v1i2.270

Januarwati, R., & Poernomo, E. (2014). Analisis Strategi Bisnis Usaha Mikro

Kecil Menengah Toko Bunga “Cindy” Di Jl. Kayoon Utara No.12

Gentengkali – Surabaya. Jurnal Bisnis Indonesia, 5(2), 155–164.

LAILY, S. (2019). Strategi Pengembangan Usaha Dengan Model Bisnis Canvas

Pada Cv. Addawa’Sejati Di Kabupaten Kediri. Simki.Unpkediri.Ac.Id.

http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/14.1.01.04.0076.pdf

Subandi. (2011). Qualitative Description as one Method in Performing Arts

Study. Harmonia, 19, 173–179.

Yurike, Y., & Sahetapy, W. L. (2018). Analisis Business Model Canvas Pada Ud

Diamond Motor. Agora, 6(2), 287146.


35

LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I

Daftar Wawancara

Informan :

Jabatan :

Daftar Pertanyaan Wawancara pemilik Angkasa Jaya Trans

A. Profil Perusahaan

1. Bagaimana sejarah berdirinya Angkasa Jaya Trans?

2. Bagaimana perkembangan Angkasa Jaya Trans?

3. Bagaimana struktur organisasi Angkasa Jaya Trans?

4. Apa visi dan misi Angkasa Jaya Trans?

5. Apa tujuan dan target yang diharapkan Angkasa Jaya Trans?

6. Dari mana saja pelanggan yang menggunakan jasa Angkasa Jaya Trans?

B. Pelaksanaan Business Model Canvas

1. Siapa saja yang menjadi customer segments pada Angkasa Jaya Trans?

2. Apa yang menjadi value proposition dalam model bisnis ini, sehingga

dapat menarik perhatian customer segment?

3. Apa saja channels yang dimiliki dalam model bisnis ini, yang digunakan

untuk menyampaikan value propotion kepada customer?

4. Bagaimana instansi membina hubungan dengan customer baru maupun

customer lama yang disebut sebagai relationship?

5. Dari mana instansi memperoleh keuntungan untuk proses revenue

streams?
36

6. Apa saja yang menjadi sumber atau asset penting yang dimiliki instansi,

sehingga mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan operasional

model bisnis ini atau yang disebut key resources?

7. Apa saja kegiatan yang di lakukan dalam model bisnis ini hingga dapat

menciptakan value propotion atau yang disebut sebagai key activities?

8. Siapa saja yang menjadi key patners yang merupakan mitra kerja yang

ikut teribat dalam model bisnis ini?

9. Biaya apa saja yang dikeluarkan instansi dalam model bisnis ini?

Daftar Pertanyaan Wawancara Konsumen Angkasa Jaya Trans

1. Menurut Anda, bagaimana kualitas layanan di Angkaya Jaya Trans?

2. Bagaimana dengan harga yang ditawarkan Angkasa Jaya Trans?

3. Menurut Anda, bagaimana promosi yang telah dilakukan Angkasa Jaya

Trans?

4. Bagaimana fasilitas transportasi Angkasa Jaya Trans?

5. Apakah Anda puas dengan pelayanan dan fasilitas dari Angkasa Jaya

Trans?

Anda mungkin juga menyukai