Tugas Akhir
Disusun Oleh:
Juliani Sihotang
NIM: 123114006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL ASSIGNMENT
Written by:
Juliani Sihotang
Student ID: 123114006
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
~ Amsal 16:16 ~
Orang-orang terkasih
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Banyak tantangan dalam proses penulisan tugas akhir ini, namun dengan
penyertaan Tuhan serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya tugas akhir ini
dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Matematika.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Matematika yang telah memberikan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Integral .................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................ 51
B. Saran ........................................................................................................ 52
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ....................................................................................................... 54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan dan pembatasan
A. Latar Belakang
menggunakan teori dan analisa matematika yang telah ada sedemikian rupa se-
secara matematis dengan cara operasi hitungan atau aritmatika dan dilakukan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara iteratif dengan bantuan komputer atau secara manual. Analisis suatu ma-
kan angka-angka dalam jumlah banyak dan melewati proses perhitungan ma-
Dalam analisis numerik, metode Newton standar yang juga dikenal se-
bagai metode Newton-Raphson merupakan salah satu metode yang dikenal un-
tuk mencari hampiran terhadap akar fungsi real. Metode Newton standar yang
dibahas dalam tugas akhir ini adalah metode untuk mencari akar persamaan non-
linear 𝑓(𝑥) = 0 dengan satu titik 𝑥0 sebagai kondisi awalnya dan fungsi 𝑓(𝑥)
mempunyai turunan pertama. Metode ini dianggap lebih mudah dari metode
biseksi karena metode ini menggunakan pendekatan satu titik sebagai titik awal.
Semakin dekat titik awal yang kita pilih dengan akar sebenarnya, maka metode
𝑥0 sebagai titik awal, kemudian menarik garis lurus (misal garis l) yang me-
nyinggung grafik fungsi f di titik (𝑥0 , 𝑓(𝑥0 )). Garis l memotong sumbu x dititik
𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 − , untuk 𝑛 = 0,1,2 … (1)
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )
kasi sehingga diperoleh metode dengan tingkat konvergensi lebih tinggi yang
kasi adalah:
𝑓(𝑥𝑘 )
𝑥𝑘∗ = 𝑥𝑘 − , (2)
𝑓 ′ (12[𝑥𝑘−1 + 𝑥𝑘−1
∗ ])
𝑓(𝑥𝑘 )
𝑥𝑘+1 = 𝑥𝑘 − (3)
𝑓 ′ [12(𝑥𝑘
+ 𝑥𝑘∗ )]
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibicarakan pada tugas akhir ini adalah:
dinamika fluida?
C. Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam tugas akhir ini akan dibatasi pada metode
Newton standar dan metode Newton termodifikasi untuk mencari akar real suatu
persamaan.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memodifikasi metode New-
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
F. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah kita
dapat mengetahui suatu metode yang mirip dengan metode Newton standar
yang disebut metode Newton termodifikasi yang hasilnya lebih akurat daripada
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Manfaat Penulisan
G. Sistematika Penulisan
A. Metode Newton
D. Persamaan Diferensial
E. Integral
C. Hasil Numeris
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori tugas akhir ditulis dalam bab ini. Landasan teori tersebut
Newton standar, persamaan diferensial, integral, deret Taylor dan deret Maclaurin,
A. Metode Newton
Pada bagian ini dibahas mengenai metode Newton standar yang meliputi
Definisi 2.1
Metode Newton standar adalah salah satu metode numerik yang dapat
digunakan untuk menentukan akar (solusi) dari suatu persamaan 𝑓(𝑥) = 0. Dengan
singgung pada setiap titik. Jika dapat ditentukan hampiran pertama 𝑥1 untuk sebuah
akar 𝑟 yang diperoleh dengan cara menerka atau dari sketsa kasar grafik 𝑓, maka
hampiran, maka dapat ditentukan hampiran 𝑥3 yang lebih mendekati lagi dan
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau
𝑓(𝑥1 )
𝑥2 = 𝑥1 − .
𝑓 ′ (𝑥1 )
menghasilkan hampiran ketiga. Jika terus mengulang proses iterasi maka akan
𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 − ,
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )
dengan 𝑛 = 0,1,2,3, … .
Contoh 2.1
Gunakan metode Newton standar untuk menentukan akar real 𝑟 dari 𝑓(𝑥) =
0.00001).
Penyelesaian :
𝑓(𝑥) = 𝑥 4 + 3𝑥 3 − 4𝑥 2 − 1,
𝑓 ′ (𝑥) = 4𝑥 3 + 9𝑥 2 − 8𝑥.
𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 − ,
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )
diperoleh
Untuk 𝑛 = 0, maka
14 + 3(1)3 − 4(1)2 − 1
𝑥1 = 1 − = 1.2,
4(1)3 + 9(1)2 − 8(1)
sehingga
Untuk 𝑛 = 1, maka
sehingga
Untuk 𝑛 = 2, maka
sehingga
Untuk 𝑛 = 3, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sehingga
Untuk 𝑛 = 4, maka
sehingga
Setelah melewati empat langkah, akan dijumpai lima digit pertama yang sama,
dengan |𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1 | < 𝜀. Jadi akar yang diperoleh adalah 𝑥 = 1.14753 dengan
Akan dibahas tentang konvergensi dari metode Newton standar dan akan
Definisi 2.2
0 sedemikian sehingga:
|𝑝 − 𝑝𝑛+1 | |𝑒𝑛+1 |
lim = lim = 𝐶∗ ,
𝑛→∞ |𝑝 − 𝑝𝑛 |𝑅 𝑛→∞ |𝑒𝑛 |𝑅
11
Jika berlaku
|𝑥𝑛+1 − 𝑥 ∗ | ≤ 𝐶|𝑥𝑛 − 𝑥 ∗ |,
berlaku
|𝑥𝑛+1 − 𝑥 ∗ | ≤ 𝑝𝑛 |𝑥𝑛 − 𝑥 ∗ |.
Jika terdapat bilangan bulat 𝑁 dengan 𝑛 ≥ 𝑁 dan konstanta positif 𝐶 (tidak harus
|𝑥𝑛+1 − 𝑥 ∗ | ≤ 𝐶|𝑥𝑛 − 𝑥 ∗ |2 .
Barisan {𝑥𝑘 }∞
𝑘=0 dapat dipandang sebagai suatu barisan yang memenuhi
Definisi 2.2. Misalkan 𝑥𝑟 akar sesungguhnya dari persamaan tak linear 𝑓(𝑥), maka
12
Taylor, rumus galat dalam penurunan rumus turunan numeris tersebut dapat
Contoh 2.2
Tentukan rumus galat dan tingkat keakuratan dari rumus metode Newton standar :
𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 −
𝑓′(𝑥𝑛 )
Penyelesaian:
Misalkan 𝑒𝑛 = 𝑟 − 𝑥𝑛
dengan 𝑟 adalah akar eksak dan 𝑥𝑛 adalah hampiran 𝑟 pada langkah ke- 𝑛.
maka:
𝑒𝑛+1 = 𝑟 − 𝑥𝑛+1 ,
𝑓(𝑥𝑛 )
= 𝑟 − (𝑥𝑛 − ),
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )
𝑓(𝑥𝑛 )
= 𝑟 − 𝑥𝑛 + ,
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )
𝑓(𝑥𝑛 )
= 𝑒𝑛 + ,
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )
𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )
= .
𝑓′(𝑥𝑛 )
13
0 = 𝑓(𝑟) = 𝑓(𝑥𝑛 + 𝑒𝑛 ),
𝑓′′(𝑥𝑛 )
= 𝑓(𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛2 +⋯
2!
𝑓′′(𝜉𝑛 )
= 𝑓(𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛2 +⋯ untuk 𝑥𝑛 ≤ 𝜉 ≤ 𝑟
2!
𝑓′′(𝜉𝑛 )
𝑓(𝑟) = 𝑓(𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛2 ,
2
diperoleh
1
𝑓(𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) = − 𝑒𝑛2 𝑓 ′′ (𝜉𝑛 ).
2
𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 )+𝑓(𝑥𝑛 ) 1
Dari persamaan dan 𝑓(𝑥𝑛 ) + 𝑒𝑛 𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) = − 2 𝑒𝑛2 𝑓 ′′ (𝜉𝑛 ) menjadi
𝑓′(𝑥𝑛 )
secara kuadratik untuk 𝑥𝑛 yang cukup dekat dengan 𝑟. Dengan kata lain, tingkat
D. Persamaan Diferensial
14
Definisi 2.4
Contoh 2.3
𝑑𝑦
= 0, (2.4)
𝑑𝑥
𝑑5𝑥 𝑑𝑥 4
+ 6 ( ) = cos (𝑡), (2.5)
𝑑𝑡 5 𝑑𝑡
𝜕𝑢 𝜕𝑢
+ = 0, (2.6)
𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝜕 2𝑠 𝜕 2𝑠 𝜕2𝑠
+ + = 0. (2.7)
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2
Definisi 2.5
turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas.
Contoh 2.4
persamaan (2.4) variabel 𝑥 adalah suatu variabel bebas, dan variabel 𝑦 adalah
variabel tak bebas. Pada persamaan (2.5), variabel 𝑡 adalah variabel bebas, dengan
15
Definisi 2.6
melibatkan turunan parsial dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap lebih dari
Contoh 2.5
persamaan (2.6), variabel 𝑠 dan 𝑡 adalah variabel bebas dan 𝑢 adalah variabel tak
bebasnya. Pada persamaan (2.7) terdapat tiga variabel bebas yaitu 𝑥, 𝑦, dan 𝑧
Definisi 2.7
Orde dari persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi dari turunan yang
Contoh 2.6
karena tingkat tertinggi dari turunan pada persamaan tersebut adalah satu.
Persamaan (2.5) adalah persamaan diferensial biasa orde kelima. Persamaan (2.6)
16
Definisi 2.8
𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑦 ′ , 𝑦 ′′ , … , 𝑦 (𝑛) ) = 0,
parsial. Secara umum persamaan diferensial biasa linear orde 𝑛 dituliskan sebagai
𝑑𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑𝑛 𝑦
Di sini 𝑦 ′ = 𝑑𝑥 , 𝑦 ′′ = 𝑑𝑥 2 , … , 𝑦 𝑛 = 𝑑𝑥 𝑛 .
Contoh 2.7
berikut, variabel 𝑦 adalah variabel tak bebas. Perhatikan bahwa 𝑦 dan turunan-
turunannya terjadi dengan pangkat satu saja dan tidak ada perkalian dari 𝑦 dan atau
turunan dari 𝑦:
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
+3 + 5𝑦 = 0, (2.9)
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
𝑑3 𝑦 4
𝑑2 𝑦 4
𝑑𝑦
+ 5𝑥 + 2𝑥 = 6𝑥. (2.10)
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
Definisi 2.8
17
Contoh 2.7
𝑑4 𝑦 𝑑𝑦
4
+6 + 6𝑦 3 = 0, (2.11)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑4 𝑦 𝑑𝑦 5
+ 4 ( ) + 8𝑦 = 0, (2.12)
𝑑𝑥 4 𝑑𝑥
𝑑2𝑦 𝑑𝑦
+ 9𝑦 + 7𝑦 = 0. (2.13)
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
Persamaan (2.11) tak linear karena variabel tak bebas 𝑦 terdapat pada orde
kedua dalam bentuk 6𝑦 3. Persamaan (2.12) juga tak linear karena terdapat bentuk
𝑑𝑦 5
4 (𝑑𝑥 ) yang melibatkan pangkat lima pada turunan pertama. Persamaan (2.13) tak
𝑑𝑦
linear karena pada bentuk 9𝑦 𝑑𝑥 melibatkan perkalian terhadap variabel bebas dan
turunan pertamanya.
Definisi 2.9
fungsi komposisi.
Misal 𝑦 = 𝑓(𝑢) dan 𝑢 = 𝑔(𝑥). Jika 𝑔 dan 𝑓 adalah fungsi yang terdiferensial,
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
= .
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
𝑥 = 𝑔(𝑡) dan 𝑦 = ℎ(𝑡) keduanya fungsi dari 𝑡 yang terdiferensial. Maka 𝑧 adalah
𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑥 𝜕𝑧 𝑑𝑦
= + .
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡
E. Integral
Pada bagian ini dibahas mengenai integral yang meliputi definisi dan contoh
Definisi 2.10
Jika diberikan suatu fungsi 𝑓(𝑥) pada suatu interval 𝐼 dan berlaku 𝐹 ′ (𝑥) =
𝑓(𝑥), untuk suatu 𝐹(𝑥), maka 𝐹(𝑥) adalah suatu anti turunan dari 𝑓(𝑥). Dengan
Contoh 2.8
Penyelesaian:
Fungsi 𝐹(𝑥) = 5𝑥 3 bukan anti turunannya karena turunan 5𝑥 3 adalah 15𝑥 2 . Tetapi
5 5
hal ini menyarankan 𝐹(𝑥) = 3 𝑥 3 , yang memenuhi 𝐹 ′ (𝑥) = 3 3𝑥 2 = 5𝑥 2 . Dengan
5
demikian, suatu anti turunan dari 𝑓 adalah 3 𝑥 3 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Teorema 2.1
𝑟
𝑥 𝑟+1
∫ 𝑥 𝑑𝑥 = + 𝐶.
𝑟+1
Bukti:
Untuk membuktikan
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥) + 𝐶,
𝐷𝑥 [𝐹(𝑥) + 𝐶] = 𝑓(𝑥).
𝑥 𝑟+1 1
𝐷𝑥 [ + 𝐶] = (𝑟 + 1)𝑥 𝑟 = 𝑥 𝑟 .
𝑟+1 𝑟+1
Teorema terbukti.
Integral Tentu
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) pada selang [𝑎, 𝑏], dilakukan dengan cara aproksimasi yaitu
20
𝑦 𝑦 = 𝑓(𝑥)
𝑥
𝑎 𝑏
𝑏−𝑎
Subinterval tersebut memiliki panjang yang sama yaitu untuk 𝑛 > 0. Setelah
𝑛
dan
𝑏−𝑎
𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 = ,
𝑛
untuk 𝑖 = 1,2, … , 𝑛.
𝑏−𝑎
Andaikan panjang masing-masing subinterval yaitu dinotasikan dengan ∆𝑥,
𝑛
maka
∆𝑥 = 𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
𝑦 = 𝑓(𝑥)
𝑦
𝐴1 𝐴2 𝐴𝑛
𝑥
𝑎 = 𝑥0 𝑥1 𝑥2 ∆𝑥 𝑢𝑖 𝑥𝑛 = 𝑏
Luas daerah dibawah kurva diaproksimasikan dengan total luas daerah yang
yang disebut jumlahan Riemann fungsi 𝑓 pada interval [a,b], sebagai pendekatan
luas daerah di bawah kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan diatas sumbu 𝑥. Disini, 𝑢𝑖 ∈ [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ].
baik pula aproksimasi luasan tersebut dan semakin dekat dengan luasan yang
22
Definisi 2.11
Andaikan 𝑓 fungsi yang terdefinisi pada [𝑎, 𝑏]. Integral tentu 𝑓 dari 𝑎 sampai
𝑏
𝑏 dinotasikan ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥, adalah
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∑ 𝑓(𝑢𝑖 )∆𝑥.
𝑎 ∆𝑥→0
𝑖
Pada subbab ini dibahas mengenai deret Taylor dan deret Maclaurin beserta
contohnya.
Definisi 2.12
tingkat pada interval tertentu dengan 𝑎 adalah suatu titik interior. Maka deret Taylor
∞
𝑓 (𝑘) (𝑎) 𝑓 ′′ (𝑎) 𝑓 (𝑛) (𝑎)
∑ (𝑥 − 𝑎)𝑘 = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2
+ ⋯ + (𝑥 − 𝑎)𝑛 + ⋯.
𝑘! 2! 𝑛!
𝑘=0
Contoh 2.9
23
Penyelesaian:
Diperoleh hasil:
𝑓(𝑥) = 𝑒 2𝑥 ,
𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑒 2𝑥 ,
𝑓 ′′ (𝑥) = 4𝑒 2𝑥 ,
𝑓 ′′′ (𝑥) = 8𝑒 2𝑥 ,
….
sehingga diperoleh:
𝑓(0) = 1,
𝑓 ′ (0) = 2,
𝑓 ′′ (0) = 4,
𝑓 ′′′ (0) = 8,
′ (0)𝑥
𝑓′′(0) 2 𝑓 ′′′ (0) 3 𝑓 (𝑛) (0) 𝑛
𝑓(0) + 𝑓 + 𝑥 + 𝑥 +⋯+ 𝑥 +⋯
2! 3! 𝑛!
4
= 1 + 2𝑥 + 2𝑥 2 + 𝑥 3 + ⋯
3
24
interval tertutup antara 𝑎 dan 𝑏, dan 𝑓 (𝑛) terdiferensial pada interval terbuka antara
′ (𝑎)(𝑏
𝑓 ′′ (𝑎) 2
𝑓 (𝑛) (𝑎)
𝑓(𝑏) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 − 𝑎) + (𝑏 − 𝑎) + ⋯ + (𝑏 − 𝑎)𝑛
2! 𝑛!
𝑓 (𝑛+1) (𝑐)
+ (𝑏 − 𝑎)𝑛+1 .
(𝑛 + 1)!
Bukti:
𝑓 ′′ (𝑎) 𝑓 𝑛 (𝑎)
𝑝𝑛 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2 + ⋯ + (𝑥 − 𝑎)𝑛 ,
2! 𝑛!
dan turunan pertama 𝑛-nya sesuai dengan fungsi 𝑓 dan turunan pertama 𝑛-nya pada
𝑥 = 𝑎. Hal ini tidak mengubah kesesuaian tersebut jika ditambahkan suku lain dari
bentuk 𝑀(𝑥 − 𝑎)𝑛+1 , dengan 𝑀 adalah suatu konstana, karena suku tersebut dan
turunan pertama 𝑛-nya semua sama dengan nol pada 𝑥 = 𝑎. Lalu, didefinisikan
dengan turunan pertama 𝑛-nya masih sesuai dengan fungsi 𝑓 dan turunan pertama
𝑛-nya pada 𝑥 = 𝑎.
Sekarang akan dipilih suatu nilai tertentu dari 𝑀 yang membuat kurva 𝑦 =
25
𝑓(𝑏)−𝑃𝑛 (𝑏)
𝑓(𝑏) = 𝑃𝑛 (𝑏) + 𝑀(𝑏 − 𝑎)𝑛+1 , atau 𝑀= (𝑏−𝑎)𝑛+1
, (2.14)
yang merupakan selisih antara fungsi asli 𝑓 dan fungsi aproksimasi 𝜙𝑛 (𝑥) untuk
Lalu, karena 𝐹 ′ (𝑎) = 𝐹 ′ (𝑐1 ) = 0 dan 𝐹 ′ dan 𝐹 ′′ keduanya kontinu pada [𝑎, 𝑐1 ],
maka
yaitu:
Karena 𝐹 (𝑛) kontinu pada [𝑎, 𝑐𝑛 ] dan terdiferensial pada (𝑎, 𝑐𝑛 ), dan 𝐹 (𝑛) (𝑎) =
26
Jika diturunkan 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑃𝑛 (𝑥) − 𝑀(𝑥 − 𝑎)𝑛+1 total dari 𝑛 + 1 kali, maka
diperoleh:
𝑓 (𝑛+1) (𝑐)
𝑀= , dengan 𝑐 = 𝑐𝑛+1 pada (𝑎, 𝑏). (2.17)
(𝑛 + 1)!
𝑓 (𝑛+1) (𝑐)
𝑓(𝑏) = 𝑃𝑛 (𝑏) + (𝑏 − 𝑎)𝑛+1 .
(𝑛 + 1)!
Teorema terbukti.
adalah variabel bebas. Rumus Taylor mudah digunakan saat mengganti 𝑏 dengan
𝑥. Rumus dibawah ini merupakan versi dari teorema Taylor setelah mengubah 𝑏
dengan 𝑥.
Rumus Taylor
𝐼 yang memuat 𝑎, maka untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛 dan untuk setiap 𝑥 di
𝐼,
𝑓 ′′ (𝑎)
𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2 + ⋯
2!
(2.18)
(𝑛)
𝑓 (𝑎)
+ (𝑥 − 𝑎)𝑛 + 𝑅𝑛 (𝑥),
𝑛!
dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Ketika teorema Taylor dinyatakan seperti di atas, hal ini mengatakan bahwa
Fungsi 𝑅𝑛 (𝑥) ditentukan oleh nilai dari (𝑛 + 1) turunan ke 𝑓 (𝑛+1) di titik 𝑐 yang
Persamaan (2.14) disebut rumus Taylor. Fungsi 𝑅𝑛 (𝑥) disebut suku galat
Definisi 2.13
Contoh 2.10
Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Fungsi 𝑓(𝑥) mempunyai turunan dari semua orde sepanjang interval 𝐼 = (−∞, ∞).
2𝑥
4 2 2𝑛 𝑥 𝑛
𝑒 = 1 + 2𝑥 + 𝑥 + ⋯ + + 𝑅𝑛 (𝑥),
2! 𝑛!
dan
𝑒 2𝑐
𝑅𝑛 (𝑥) = 𝑥 𝑛+1 ,
(𝑛 + 1)!
nilai 𝑥 < 0 maka nilai 𝑐 < 0 dan 𝑒 2𝑐 < 1. Ketika nilai 𝑥 = 0 maka nilai 𝑒 2𝑥 = 1
dan 𝑅𝑛 (𝑥) = 0. Ketika nilai 𝑥 > 0 maka 𝑐 > 0 dan 𝑒 2𝑐 < 𝑒 2𝑥 . Maka
|𝑥|𝑛+1
|𝑅𝑛 (𝑥)| ≤ ,
(𝑛 + 1)!
saat 𝑥 ≤ 0, dan
|𝑥|𝑛+1
|𝑅𝑛 (𝑥)| < 𝑒 2𝑥 ,
(𝑛 + 1)!
saat 𝑥 > 0.
Karena
𝑥 𝑛+1
lim = 0,
𝑛→∞ (𝑛 + 1)!
untuk setiap 𝑥, lim 𝑅𝑛 (𝑥) = 0 dan deret konvergensi untuk setiap 𝑥, maka:
𝑛→∞
∞
2𝑥
2𝑘 𝑥 𝑘 4 2𝑘 𝑥 𝑘
𝑒 =∑ = 1 + 2𝑥 + 𝑥 2 + ⋯ + +⋯ (2.20)
𝑘! 2! 𝑘!
𝑘=0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
hasil numeris yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan
Definisi 3.1
didasarkan pada prinsip iterasi metode Newton standar, yaitu pendekatan fungsi tak
linear 𝑓(𝑥) dengan hampiran linear. Skema Newton termodifikasi diperoleh dengan
Dengan menetukan 𝑥0 sebagai titik awal, kemudian menarik garis lurus yang
menyinggung grafik fungsi f di titik (𝑥0 , 𝑓(𝑥0 )). Garis tersebut memotong sumbu
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebagai titik awalnya, kemudian menarik garis lurus yang menyinggung garik
fungsi f di titik (𝑥1 , 𝑓(𝑥1 )). Garis tersebut memotong sumbu x dititik 𝑥1∗ .
𝒇(𝒙)
𝑓(𝑥0 )
𝒙
r 𝑥2 𝑥1∗ 𝑥1 𝑥0
1
(𝑥 + 𝑥1∗ )
2 1
1
𝑓′(𝑥) dinyatakan saat(𝑥0∗ = 𝑥0 ) dan 2 (𝑥1 + 𝑥1∗ ).
1
(𝑥1 + 𝑥1∗ ) sebagai titik awal, kemudian menarik garis lurus yang menyinggung
2
1 1
grafik fungsi f di titik (2 (𝑥1 + 𝑥1∗ ), 𝑓(2 (𝑥1 + 𝑥1∗ ))). Garis tersebut memotong
1
𝑥0 , 𝑥1 , 𝑥1∗ , (𝑥1 + 𝑥1∗ ), 𝑥2 , … , 𝑟 dengan 𝑟 adalah bilangan real yang merupakan akar
2
31
Iterasi awal untuk menentukan 𝑥1 adalah skema Newton standar. Tetapi untuk
ada dari turunan yang digunakan untuk menentukan nilai tengah, yaitu 𝑥1∗ dan
1
turunannya dinyatakan saat 2 (𝑥1 + 𝑥1∗ ). Langkah untuk menetukan nilai tengah 𝑥1∗
lebih cepat. Dengan menggunakan fungsi dan turunan pertama dari fungsi itu,
adalah fungsi kuadrat dengan akar (solusi) 𝑟, maka 𝑟 dapat diperoleh dengan cara
berikut, yaitu
𝑓(𝑥0 )
𝑟 = 𝑥0 − . (3.1)
𝑓 ′ (12[𝑥0 + 𝑟])
𝑓(𝑥0 )
𝑥0∗ = 𝑥0 − , (3.2)
𝑓0′
𝑓(𝑥0 ) (3.3)
𝑥1 = 𝑥0 − ,
𝑓 ′ (12[𝑥0 + 𝑥0∗ ])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan 𝑓0′ merupakan pendekatan ketika di titik 𝑥0 . Langkah awal predictor itu
Pilih 𝑘 = 1,
𝑓(𝑥𝑘 )
𝑥𝑘∗ = 𝑥𝑘 − , (3.4)
𝑓 ′ (12[𝑥𝑘−1 + 𝑥𝑘−1
∗ ])
𝑓(𝑥𝑘 )
𝑥𝑘+1 = 𝑥𝑘 − . (3.5)
𝑓 ′ (12[𝑥𝑘
+ 𝑥𝑘∗ ])
Persamaan di atas digunakan ulang dalam persamaan (3.4) dari turunan yang
dihitung dalam iterasi sebelumnya sehingga aturan khusus dari langkah predictor-
Iterasi yang diperumum, diperoleh dari bentuk persamaan (3.4) dan (3.5) di
atas merupakan iterasi umum. Telah dibahas sebelumnya, bahwa aturan predictor-
corrector dengan langkah predictor didasarkan pada turunan yang dihitung dalam
iterasi sebelumnya, dan langkah corrector diperoleh dari relasi implisit. Kelebihan
dari skema di atas adalah menyisipkan dari fungsi dan nilai turunan, dengan
menyatakan bahwa fungsi dan turunannya diperoleh dari nilai 𝑥 yang berbeda (lihat
Gambar 3.1).
Untuk melakukan iterasi pada dasarnya membutuhkan dua nilai awal, yaitu
𝑥0 dan 𝑥0∗ . Setelah itu gunakan langkah corrector pada persamaan (3.3). Diketahui
perkiraan awal 𝑥0 pada akar, terdapat dua metode yang jelas untuk memperoleh
𝑓(𝑥0 )
𝑥0∗ diperoleh dari dengan metode Newton yaitu 𝑥0∗ = 𝑥0 − , atau
𝑓0′
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Metode Newton termodifikasi secara umum akan diuji dengan secara berikut:
𝑥0∗ = 𝑥0 , (3.6)
𝑓(𝑥0 ) 𝑓(𝑥0 )
𝑥1 = 𝑥0 − = 𝑥0 − . (3.7)
𝑓 ′ (12[𝑥0 + 𝑥0∗ ]) 𝑓′(𝑥0 )
𝑓(𝑥𝑘 )
𝑥𝑘∗ = 𝑥𝑘 − , (3.8)
𝑓 ′ (12[𝑥𝑘−1 + 𝑥𝑘−1
∗ ])
𝑓(𝑥𝑘 )
𝑥𝑘+1 = 𝑥𝑘 − . (3.9)
𝑓 ′ (12[𝑥𝑘 + 𝑥𝑘∗ ])
Kunci utama dari metode Newton termodifikasi dapat dilihat pada Gambar 3.1,
yaitu:
1
1. Nilai 𝑥2 dihitung dari 𝑥1 menggunakan 𝑓(𝑥1 ) dan nilai dari turunan saat 2 (𝑥1 +
𝑥1∗ ) (adalah nilai hampiran dari turunan yang digunakan untuk menghitung
ketika 𝑥1 ), dan
2. 𝑥3∗ dapat diperoleh dengan cara nilai turunan yang sama ini digunakan kembali
34
Contoh 3.1
𝑥0 = 1 dan 𝜀 = 0.00001.
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 𝑥 4 + 3𝑥 3 − 4𝑥 2 − 1
𝑓 ′ (𝑥) = 4𝑥 3 + 9𝑥 2 − 8𝑥.
Untuk 𝑘 = 0, maka
𝑥0∗ = 𝑥0 = 1,
𝑓(𝑥0 )
𝑥1 = 𝑥0 − ,
𝑓 ′ (𝑥0 )
dengan
−1 6
𝑥1 = 1 − = = 1.2,
5 5
dan
35
Untuk 𝑘 = 1, maka
𝑓(𝑥1 )
𝑥1∗ = 𝑥1 − ,
1
𝑓 ′ (2 [𝑥0 + 𝑥0∗ ])
dengan
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥0 + 𝑥0∗ ]) = 𝑓 ′ ( [1 + 1]) = 𝑓′(1)
2 2
diperoleh
0.4976
𝑥1∗ = 1.2 − ( ) = 1.10048,
5
sehingga
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥1 + 𝑥1∗ ]) = 𝑓 ′ ( [1.2 + 1.10048]) = 𝑓′(1.15024)
2 2
𝑓(𝑥1 )
𝑥2 = 𝑥1 − ,
𝑓 ′ (12[𝑥1 + 𝑥1∗ ])
0.4976
𝑥2 = 1.2 − = 1.14339,
8.79
dan
36
Untuk 𝑘 = 2, maka
𝑓(𝑥2 )
𝑥2∗ = 𝑥2 − ,
1
𝑓 ′ (2 [𝑥1 + 𝑥1∗ ])
dengan
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥1 + 𝑥1∗ ]) = 𝑓 ′ ( [1.2 + 1.10048]) = 𝑓 ′ (1.15024),
2 2
Diperoleh
−0.03582
𝑥2∗ = 1.14339 − = 1.14746,
8.79
sehingga
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥2 + 𝑥2∗ ]) = 𝑓 ′ ( [1.14339 + 1.14746]) = 𝑓 ′ (1.14543),
2 2
𝑓(𝑥2 )
𝑥3 = 𝑥2 − ,
𝑓 ′ (12[𝑥2 + 𝑥2∗ ])
−0.03582
𝑥3 = 1.14339 − = 1.14753,
8.65591
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan
Untuk 𝑘 = 3, maka
𝑓(𝑥3 )
𝑥3∗ = 𝑥3 − ,
1
𝑓 ′ (2 [𝑥2 + 𝑥2∗ ])
dengan
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥2 + 𝑥2∗ ]) = ( [1.14339 + 1.14746]) = 𝑓 ′ (1.14543),
2 2
Diperoleh
0.000017
𝑥3∗ = 1.14753 − = 1.14753,
8.65591
sehingga
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥3 + 𝑥3∗ ]) = 𝑓 ′ ( [1.14753 + 1.14753]) = 𝑓 ′ (1.14753),
2 2
𝑓(𝑥3 )
𝑥4 = 𝑥3 − ,
𝑓 ′ (12[𝑥3 + 𝑥3∗ ])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
0.000017
𝑥4 = 1.14753 − = 1.14753,
8.71557
dan
Untuk 𝑘 = 4, maka
𝑓(𝑥4 )
𝑥4∗ = 𝑥4 − ,
1
𝑓 ′ (2 [𝑥3 + 𝑥3∗ ])
dengan
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥3 + 𝑥3∗ ]) = ( [1.14753 + 1.14753]) = 𝑓′(1.14753)
2 2
Diperoleh
0.000017
𝑥4∗ = 1.14753 − = 1.14753,
8.71557
sehingga
1 1
𝑓 ′ ( [𝑥4 + 𝑥4∗ ]) = 𝑓 ′ ( [1.14753 + 1.14753]) = 𝑓 ′ (1.14753),
2 2
𝑓(𝑥4 )
𝑥5 = 𝑥4 − ,
𝑓 ′ (12[𝑥4 + 𝑥4∗ ])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
0.000017
𝑥5 = 1.14753 − = 1.14753.
8.71557
kali.
Sebagai contoh, aliran dapat digolongkan sebagai aliran steady dan unsteady, satu
dimensi, dua dimensi, tiga dimensi, serta seragam dan tidak seragam. Aliran disebut
steady bila kondisi alirannya yaitu kecepatan, tekanan, densitas tidak berubah
terhadap waktu. Aliran dimana kondisi alirannya berubah terhadap waktu disebut
aliran unsteady. Aliran air yang konstan di dalam sebuah pipa bersifat unsteady,
akan tetapi pada saat katup alirannya sedang dibuka atau sedang ditutup, maka
aliran itu tidak unsteady. Sebuah aliran mungkin saja dianggap steady oleh
pengamat yang satu, tetapi dianggap tidak steady oleh pengamat yang lain. Sebagai
contoh, aliran di sebelah hulu sebuah pilar jembatan tampak steady oleh pengamat
yang berdiri di jembatan, tetapi tampak tidak steady oleh pengamat yang berada di
sebuah perahu. Penggolongan air sebagai aliran steady atau bukan sering
gelombang di permukaan danau jelas unsteady. Walaupun begitu, gerak air akibat
itu sehingga dalam model yang digunakan untuk mempelajari perpindahan polutan
gerak gelombang boleh diabaikan, sehingga aliran air di situ dianggap steady.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pendekatan seperti ini terutama diterapkan pada aliran-aliran turbulen, yang hampir
selalu dijumpai dalam dunia rekayasa. Disini, kondisi unsteady berlaku untuk
fluktuasi-fluktuasi dalam aliran yang ditinjau dalam skala waktu yang sangat
pendek.
h(x,t) ℎ𝑐
ℎ0 u(x,t)
z(x)
parabolik.
41
ℎ𝑡 + (ℎ𝑢)𝑥 = 0,
1 (3.10)
(ℎ𝑢)𝑡 + (ℎ𝑢2 + 𝑔ℎ2 )𝑥 = −𝑔ℎ𝑧𝑥 .
2
Dengan asumsi bahwa turunan 𝑢 dan ℎ mulus, penjabaran persamaan kedua di atas
menjadi :
1
(ℎ𝑢)𝑡 + (ℎ𝑢2 + 𝑔ℎ2 )𝑥 + 𝑔ℎ𝑧𝑥 = 0,
2
1
𝑢𝑡 ℎ + 𝑢ℎ𝑡 + (ℎ𝑢2 )𝑥 + (𝑔ℎ2 )𝑥 + 𝑔ℎ𝑧𝑥 = 0,
2
atau
1
𝑢𝑡 ℎ + 𝑢ℎ𝑡 + ℎ𝑥 𝑢2 + 𝑢𝑥2 ℎ + 𝑔(ℎℎ)𝑥 + 𝑔ℎ𝑧𝑥 = 0,
2
atau
1
𝑢𝑡 ℎ + 𝑢ℎ𝑡 + ℎ𝑥 𝑢2 + (𝑢𝑢𝑥 + 𝑢𝑢𝑥 )ℎ + 𝑔(ℎℎ𝑥 + ℎℎ𝑥 ) + 𝑔ℎ𝑧𝑥 = 0,
2
atau
1
𝑢𝑡 ℎ + 𝑢ℎ𝑡 + ℎ𝑥 𝑢2 + (2𝑢𝑢𝑥 )ℎ + 𝑔(2ℎℎ𝑥 ) + 𝑔ℎ𝑧𝑥 = 0,
2
atau
atau
atau
42
atau
atau
atau
atau
atau
atau
Karena alirannya diasumsikan steady, kedalaman air dan kecepatan aliran tidak
menjadi :
(𝑢ℎ)𝑥 = 0,
𝑢𝑢𝑥 + 𝑔(ℎ + 𝑧)𝑥 = 0.
𝑢ℎ = 𝑞,
1 2 (3.11)
𝑢 + 𝑔(ℎ + 𝑧) = 𝑐,
2
untuk 𝑞 dan 𝑐 adalah konstan. Sistem (3.11) berlaku untuk semua domain. Di
tempat yang jauh(𝑥 → ±∞), dasar ketinggian, kedalaman air dan kecepatan aliran
43
𝑢ℎ = 𝑢0 ℎ0 , (3.12)
dan
1 2 𝑢02 𝑢02
𝑢 + 𝑔(ℎ + 𝑧) = + 𝑔(ℎ0 + 0) = + 𝑔ℎ0 . (3.13)
2 2 2
maka diperoleh :
𝑢0 ℎ0
𝑢= ,
ℎ
𝑢0 2 ℎ0 2 𝑢02
+ 𝑔(ℎ + 𝑧) = + 𝑔ℎ0 .
2ℎ2 2
1 𝑢0 2 ℎ0 2 1 𝑢02
[ + 𝑔(ℎ + 𝑧)] = [ + 𝑔ℎ0 ],
𝑔ℎ0 2ℎ2 𝑔ℎ0 2
atau
𝑢0 2 ℎ0 2 𝑔ℎ 𝑔𝑧 𝑢02 𝑔ℎ0
2
+ + = + ,
2ℎ 𝑔ℎ0 𝑔ℎ0 𝑔ℎ0 2𝑔ℎ0 𝑔ℎ0
atau
𝑢0 2 ℎ0 2 ℎ 𝑧 𝑢02
+ + = + 1,
2𝑔ℎ0 ℎ2 ℎ0 ℎ0 2𝑔ℎ0
atau
𝐹02 ℎ0 2 ℎ 𝑧 𝐹02
+ + = + 1.
2 ℎ2 ℎ0 ℎ0 2
menjadi :
𝐹02 1 2 𝐹02
( ) +𝑦+𝐶 = + 1,
2 𝑦 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
atau
𝐹02 1 2 𝐹02
𝑦 [ ( ) + 𝑦 + 𝐶] = 𝑦 2 [ + 1],
2
2 𝑦 2
atau
𝐹02 𝐹02
+ 𝑦 + 𝐶𝑦 = ( + 1) 𝑦 2 ,
3 2
2 2
atau
𝐹02 𝐹02
+ 𝑦 3 + 𝐶𝑦 2 − 𝑦 2 − 𝑦 2 = 0,
2 2
sehingga
1 1
𝑦 3 + (𝐶 − 𝐹02 − 1) 𝑦 2 + 𝐹02 = 0. (3.13)
2 2
Jika persamaan kubik tersebut diselesaikan untuk semua titik, maka akan
diperoleh deskripsi permukaan air dari aliran yang steady, dengan kedalaman air
C. Hasil Numeris
Pada bagian ini, akan disajikan hasil numeris dari uji kasus metode
45
1 1
Diambil persamaan (3.13), yaitu 𝑦 3 + (𝐶 − 2 𝐹02 − 1) 𝑦 2 + 2 𝐹02 = 0. Percepataan
𝑢0
gravitasi 𝑔 = 9.81, galat toleransi untuk solusi eksak adalah 10−15 , 𝐹0 = ,
√𝑔ℎ0
𝑧
𝐶 = ℎ , ℎ = 𝑦ℎ0 . Perhitungan dilakukan dengan menggukan aplikasi MATLAB
0
Tabel 3.1 Perbandingan antara metode biseksi, metode Newton standar dan
steady.
Ketinggian
Banyaknya
Kedalaman air (𝒉) permukaan
Iterasi
tanah (𝒛)
Metode Biseksi 23 1.787135270153852 0.2
Metode Newton
4 1.787135270153852 0.2
Termodifikasi
Metode Newton
6 1.787135270153852 0.2
Standar
Hasil numerik diringkas dalam Tabel 3.1. Ruang titik yang diuji dengan
dengan metode Newton standar yaitu 6 iterasi, dengan kedalaman air (ℎ) yaitu
46
termodifikasi lebih baik daripada metode biseksi dan metode Newton standar.
Perhatikan bahwa semua metode ini menghasilkan solusi yang sama, tetapi
BAB IV
asumsi tentang nilai fungsi dan nilai fungsi-fungsi turunan di sekitar akar
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Untuk mengetahui seberapa cepat proses iterasi yang dilakukan oleh metode
Newton termodifikasi bila dibandingkan dengan metode Newton standar maka akan
hasil percobaan dapat diketahui akar penyelesaian dan jumlah iterasi yang
(galat) 10−15.
05
-1 -4.6566E- 5 - - -
10
49
-1 0 7 - - -
1 0 5 - - -
dilakukan dengan data random yang berupa tebakan awal, yaitu -3, -9, -2. Dari
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa akar numeris, akar eksak dari metode Newton standar
dan metode Newton termodifikasi. Ketika tebakan awal yang diambil adalah -3,
standar yaitu 5 kali iterasi, sedangkan dengan metode Newton termodifikasi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4 kali iterasi. Ketika tebakan awal yang diambil adalah -9, maka banyaknya iterasi
yang diperoleh dengan menggunakan metode Newton standar yaitu 7 kali iterasi,
sedangkan dengan metode Newton termodifikasi yaitu 6 kali iterasi. Ketika tebakan
awal yang diambil adalah 2, maka banyaknya iterasi yang diperoleh dengan
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini diberikan kesimpulan dan saran atas pembahasan bab-bab
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam tugas akhir ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
namun waktu perhitungan lebih lama. Ini berarti dalam satu kali iterasi, metode
dibutuhkan hanya beberapa iterasi untuk konvergen ke solusi yang tepat untuk
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam peyusunan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kelak akan ada yang
termodifikasi, penulis berharap kelak ada yang akan melakukan penelitian untuk
DAFTAR PUSTAKA
Learning.
Yogyakarta.
Conference Proceedings.
Education.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah aliran steady pada persamaan air
dangkal.
function cari_akar_dengan_METODE_NEWTON_1
tic
for j=1:10
clc
format long
syms h
N = length(X);
Z = zeros(1,N);
H = zeros(1,N);
g=9.81;
u0=1;
h0=2;
F0=u0/sqrt(g*h0);
for i= 1:N
if X(i)>8 && X(i)<12
Z(i)=0.2-0.05*(X(i)-10)^2;
else
Z(i)=0;
end
end
plot(X,Z)
for i=1:N
z=Z(i);
y=(h/h0)^3+(z/h0-0.5*F0^2-1)*(h/h0)^2+0.5*(F0)^2;
yp=diff(y); % turunan dari y
a =2; % nilai perkiraan awal
dari akar
delta=10^-15; % toleransi error
err=delta+1.0; % error
k=0; % iterasi
fa=subs(y,h,a);
while abs(err) > delta
df=diff(y,h);
dfa=subs(df,h,a);
dx=-(fa/dfa);
err=abs(dx);
a=a+dx; % update nilai dugaan
fa=subs(y,h,a);
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
k=k+1;
end
H(i) = a;
end
end
k
toc
plot(X, H, X, Z)
ylim([-0.5 2.5])
end
function cari_akar_dengan_METODE_NEWTON
tic
for j=1:10
clc
format long
syms h
X=10;%0:5:25;
N=length(X);
Z=zeros(1,N);
H=zeros(1,N);
g=9.81;
u0=1;
h0=2;
F0=u0/sqrt(g*h0);
for i= 1:N
if X(i)>8 && X(i)<12
Z(i)=0.2-0.05*(X(i)-10)^2;
else
Z(i)=0;
end
end
plot(X,Z)
for i=1:N
z=Z(i);
y=(h/h0)^3+(z/h0-0.5*F0^2-1)*(h/h0)^2+0.5*(F0)^2;
yp=diff(y); % turunan dari y
x0=2; % nilai perkiraan awal dari akar
delta=10^-15; % toleransi error
err=delta+1.0; % error
k=0; % iterasi
56
xkm1star=x0;
end
H(i)=xkm1star;
end
end
k
toc
plot(X, H, X, Z)
ylim([-0.5 2.5])
end
function S = coba(x)
tic
N = length(x);
z = ones(1,N);
g = 9.81;
q = 4.42;
h_0 = 2.0;
u_0 = 2.21;
Fr_0 = u_0/sqrt(g*h_0);
k=0;
for i=1:N
z(i) = fungsiB1(x(i));
end
function xR = bisecting(xR,xL,H)
while ((xR - xL) > 10^-14)
xM = xL + (xR - xL) / 2.0;
if (xL^3+xL^2*(H-1.0-Fr_0^2/2.0)+Fr_0^2/2.0) * (xM^3+xM^2*(H-
1.0-Fr_0^2/2.0)+Fr_0^2/2.0) > 0
xL = xM;
else
xR = xM;
k=k+1;
end
end
end
wA = zeros(1,N);
uA = zeros(1,N);
hA = zeros(1,N);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
H = zeros(1,N);
for i=1:N
H(i) = z(i)/h_0;
y1 = bisecting(1.0,0.5,H(i));
hA(i) = y1*h_0;
wA(i) = hA(i)+z(i);
uA(i) = q/hA(i);
k
end
QA = hA.*uA;
S = [wA;QA;uA];
toc
figure(1)
plot(x,wA,'b*', x,z,'k.');
ylim([-0.5 2.5])
end
clc
clear
x=10%0:1:25;
coba(x);