Anda di halaman 1dari 4

IBADAH OIKOUMENE KLI

6 Desember 2019

1. PEMBUKAAN
A. LAGU ”HATIKU GEMBIRA TUHAN”
Hatiku gembira Tuhan, Engkau datang padaku
Hatiku gembira Tuhan, Engkau datang padaku
Hadirlah dekatku Tuhan, jangan tinggalkan daku
Hadirlah dekatku Tuhan, jangan tinggalkan daku
Jadikanlah kami Tuhan, putra-Mu yang setia
Jadikanlah kami Tuhan, putra-Mu yang setia
B. DOA PEMBUKAAN
Marilah Berdoa…

2. LITURGI SABDA
A. BACAAN I
Yesaya 29: 17 – 24
(17) Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan
kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? (18) Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar
perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta
akan melihat. (19) Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN, dan orang-
orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! (20)
Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang
yang berniat jahat akan dilenyapkan, (21) yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang
berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegur mereka di
pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang tidak-tidak. (22) Sebab itu
beginilah firman TUHAN, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham:
"Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. (23) Sebab pada
waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka
akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka
akan gentar kepada Allah Israel; (24) orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan
orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran."
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur Kepada Allah.
B. BACAAN INJIL
P: Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama – lamanya
P: Inilah Injil Tuhan Yesus Kristus Menurut Santo Matius.
U: Dimuliakanlah Tuhan.
Matius 9: 27 – 31
(27) Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil
berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." (28) Setelah Yesus masuk ke dalam
sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka:
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
(29) Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (30)
Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya:
"Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini." (31) Tetapi mereka keluar dan
memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.
C. RENUNGAN
Jika kita coba untuk mendalami lebih dalam berita yang di tuliskan oleh Matius ini tentang mujizat
penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada dua orang buta. Yaitu dengan sedikit
melakukan rekonstruksi kejadian dengan lebih mendalam, kita akan mendapatkan pelajaran yang
sangat berharga.
I. Sikap dua orang buta

1
Jika Yesus memberikan kesembuhan kepada dua orang buta itu, sebenarnya terjadinya mujizat itu
bukanlah sesingkat kita membaca. Bahwa di balik itu terdapat proses yang panjang dilalui untuk
mendapatkan kesembuhan itu.
Jika kita dalami lebih jauh, bahwa orang buta itu hanya mengandalkan pendengaran dan suara
yang berseru-seru memohon pengasihan Tuhan Yesus. Mereka tidak dapat melihat Yesus, namun
mereka berusaha untuk mengikuti Tuhan Yesus. Tentu ini membutuhkan pendengaran dan suara
yang benar-benar serius untuk tidak kehilangan perjalanan yang dilakukan oleh Yesus.
Sehingga kita dapat melihat bagaimana kesungguhan mereka untuk dapat berjumpa dengan Tuhan
Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus ketika hendak memberikan kesembuhan berkata pada mereka
“Jadilah padamu menurut imanmu”. Iman mereka kepada Yesuslah yang menuntun pendengaran
dan suara yang berseru-seru untuk tetap dapat mengikut Tuhan Yesus, walaupun mereka tidak
dapat melihat.
Demikianlah halnya kita dalam kehidupan ini, bisa dikatakan kita seperti kedua orang buta itu.
Bukan mata yang kita andalkan untuk dapat dan sanggup mengikut Tuhan Yesus. Kita tidak akan
pernah bisa mengikut Yesus dan melihat perbuatan Tuhan Yesus jika hanya mengandalkan mata.
Tetapi kita memakai iman untuk menuntun pendengaran kita mendengar suara Tuhan dan suara
kita untuk tetap berseru kepada Tuhan.
Itulah jika sampai saat ini kita tetap dapat mengikut Tuhan Yesus hanya oleh karena iman.
Sebagaimana di Ibrani 11: 1 dikatakan “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Iman menjadi mata rohani bagi kita yang
menuntun kita merasakan, melihat dan memohon segala pengasihan Tuhan dalam hidup ini. Iman
menuntun kita untuk tetap mendengar dan berseru kepada Tuhan.
II. Sikap Yesus terhadap dua orang buta
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana sikap Tuhan Yesus dalam menyikapi kedua orang buta
itu. Kelihatannya Tuhan Yesus ‘cuek’, seakan Yesus tidak mendengar dan memperhatikan kedua
orang buta itu yang terus mengikuti-Nya di belakang dengan berjalan di jalan yang tidak di lihat
sambil berseru-seru. Tetapi Yesus tetap berjalan ke depan menuju tempat yang hendak Dia
singgahi.
Jika hati kita mengatakan, seharusnya Yesus akan menoleh ke belakang dan mendengar permintaan
kedua orang buta itu. Namun tidaklah demikian yang dilakukan Tuhan Yesus. Kita mendapatkan
jawaban mengapa Yesus bersikap demikian. Yaitu karena belumlah waktunya dalam pelayanan-
Nya Dia di sebut-sebut sebagai Mesias Anak Daud. Itulah sebabnya setelah Yesus sampai di
sebuah rumah, Dia menanti kedatangan kedua orang buta tadi. Dan setelah disembuhkan dikatakan
“jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini”.
Yang hendak disampaikan kepada kita, walaupun sebenarnya Tuhan Yesus sepertinya tidak
memperhatikan orang yang berseru-seru, namun sesungguhnya Tuhan Yesus mendengar seruan itu.
Demikian halnya juga dengan persekutuan kita kepada Tuhan, bisa terjadi hal seperti itu. Kita
selalu berseru-seru kepada Tuhan dalam kesulitan hidup yang kita hadapi, namun sepertinya Tuhan
tidak memperhatikan dan mendengar seruan permohonan kita.
Namun firman Tuhan hendak memberikan kita pengajaran bahwa setiap suara yang berseru-seru
kepada Tuhan pasti di dengar. Tetapi Tuhan memiliki cara, rencana dan waktu tersendiri untuk
berbuat yang terbaik bagi kita. Yang di tuntut kepada kita adalah ketekunan kita untuk tetap hanya
berharap dan menanti pertolongan Tuhan saja. Kita percaya bahwa ketekunan akan menghasilkan
buah yang matang di waktunya.
Setiap suara yang berseru-seru kepada Tuhan akan di dengarkan. Dan hanya imanlah yang dapat
melihat apa yang Tuhan telah perbuat dan apa yang akan Tuhan perbuat bagi kita.
Amin

3. PERSEMBAHAN
A. LAGU “Kubrikan Syukurku”
Kau Bapa yang baik
Selalu besertaku
Setiap detik setiap waktu
Kau perhatikanku
Kau Bapa yang setia
Selalu menjagaku

2
Kau angkatku bila kujatuh
Kau menopangku
Kubrikan syukurku
Buat kebaikan-Mu
Kubrikan syukurku
Buat pertolongan-Mu
Sbab Kau jadikanku
Berharga dimata-Mu
Kau Bapa yang baik
Ku mengasihi-Mu 
B. DOA
Ya Tuhan, ajarilah kami agar mampu beriman dengan benar. Semoga kami dengan iman kepada-Mu
mampu melihat dunia dengan lebih baik. Semoga kami mampu selalu menemukan harapan di dalam
setiap situasi sulit hidup kami. Tuhan, ajarilah kami untuk mampu melihat hidup kami dengan mata
iman. Amin.

4. DOA SYAFAAT
Bapa kami yang bertakhta di kerajaan surga. Izinkanlah kami mengucap syukur kepada-Mu, atas hari
baru, hari yang indah dan penuh harapan, atas nafas kehidupan yang masih bisa kami nikmati sampai
dengan detik ini. Kami juga bersyukur, kami beroleh kesempatan untuk berkumpul di ruangan ini,
berkumpul bersama saudara-saudara seiman, hendak mendengarkan firmanmu serta memuliakan nama-
Mu.
Berkatilah acara di hari ini, agar semuanya berjalan dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun.
Berkatilah seluruh rekan – rekan yang hadir dan mengambil bagian dalam acara hari ini. Mampukanlah
diri mereka, dan tumbuhkanlah dalam hati mereka semangat untuk melayani dengan sepenuh hati,
meskipun masih ada beberapa kekurangan, namun kami percaya, Engkau akan membantu mereka dalam
tugas pelayanannya.
Tidak lupa kami juga berdoa bagi rekan – rekan yang belum bisa hadir di tempat ini karena suatu
alasan. Kami percaya Tuhan, Engkau selalu menyertai diri mereka dalam segala aktivitas yang mereka
lakukan. Kiranya Engkau mengizinkan mereka untuk hadir berkumpul bersama kami di lain kesempatan
yang berbeda.
Melalui doa syafaat ini, kami memuji dan memuliakan nama-Mu, agar nama-Mu selalu ditinggikan,
baik di bumi maupun di surga. Dengan kerendahan hati kami mohon, semoga orang Kristen bersatu padu
dan giat mengusahakan kesatuan. Semoga seluruh pemimpin umat-Mu semakin menyadari pentingnya
rasa persatuan. Musnahkanlah sandungan karena adanya perpecahan di antara kami. Semoga persatuan
umat Kristen bisa menjadi sumber perdamaian serta bisa menyebarkan kasih yang diteladankan Yesus
Kristus bagi seluruh umat manusia.
Bapa di surga, Engkau telah bersabda kepada para rasul-Mu. Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku
Kuberikan kepadamu. Janganlah Kau pandang dosa – dosa kami, melainkan kepercayaan umat-Mu. Dan
berikanlah kami damai serta persatuan sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga umatmu dipererat oleh
persatuan iman dan ikatan kasih. Buatlah kami menjadi satu kawanan dengan Yesus sendiri sebagai satu –
satunya gembala kami.    
Tidak lupa kami juga berdoa bagi bangsa, negara dan masyarakat. Engkau telah mengisi bumi ini
dengan segala ciptaan. Dengan kebinekaan yang mewarnai kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kami sangat mensyukuri keberagaman ini. Kendati semua ini, kami bisa tinggal bersama sebagai satu
saudara yang bisa saling mengerti, menghargai, serta saling membantu satu dengan yang lainnya. Semoga
melalui penyertaan-Mu, kami bisa saling memupuk semangat persaudaraan kami. Jauhkanlah masyarakat
kami dari adanya konflik yang bisa memicu perpecahan dalam kehidupan kamu berbangsa dan bernegara.
Kami mohon, semoga seluruh warga masyarakat berusaha membangun masyarakat yang adil dan
makmur. Berilah kami rahmat kebijaksanaan agar kami mampu mengabdikan diri kami demi kebenaran
dan keadilan di tengah masyarakat. Tidak lupa kami juga mendoakan para pemimpin masyarakat, agar
kiranya mereka bisa menjadi pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri serta mengedepankan
kepentingan rakyat. Bimbinglah mereka dengan terang kebijaksanaan sejati, agar segala kebijakan yang
mereka ambil, sungguh-sungguh bermanfaat bagi orang banyak. Dalam kehidupan beragama, sudilah
Engkau menumbuhkan semangat kerukunan antar umat beragama. Jauhkanlah kami dari sikap
merendahkan penganut agama lain. Semoga semua orang yang menghayati dan mengamalkan ajaran

3
imannya, dan hidup dengan bertakwa. Bantulah para pemuka agama agar tekun meneladani dan mengajak
umatnya untuk saling menghormati, mengasihi, menghargai penganut agama lain. 
Marilah kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa Bapa Kami. (Lagu)

5. PENUTUP
A. DOA PENUTUP
Ya Tuhan, bukalah mata kami, mata batin dan mata iman kami yang sering dibutakan oleh egoisme
kami sendiri. Semoga kami mampu melihat Engkau di setiap permasalahan yang kami hadapi. Semoga
kami juga melihat sesama kami seperti Engkau melihat mereka.
Amin.
B. LAGU PENUTUP
“Hati Sbagai Hamba”
Ku tak membawa apapun juga
Saat ku datang ke dunia
Ku tinggal semua pada akhirnya
Saat ku kembali ke surga
Inilah yang kupunya
Hati sbagai hamba
Yang mau taat dan setia
Pada-Mu Bapa
Kemanapun kubawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai selamanya

Anda mungkin juga menyukai