Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang sangat penting dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Batang bersifat umumnya berbentuk
panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi
selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi
dua bagian yang setangkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi
oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Tumbuhnya biasanya
ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu
bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunnyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan
selama hidupnnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang
atau ranting yang kecil. Biasanya  tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang
umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.    
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertiaan dari batang?
2. Apakah yang dimaksud dengan setele?
3. Bagaimanakah anatomi batang dikotil?
4. Bagaimanakah anatomi batang monokotil?
5. Bagiamankah pertumbuhan skunder batang dikotil?
6. Bagiamankah pertumbuhan skunder batang monokotil?
7. Bagaimanakah perbedaan batang dikotil dan monokotil?
8. Bagaimanakah anomalia pada batang?
9. Bagimanakah anatomi batang tumbuhan berbiji terbuka?
10. Bagaminakah proses terjadinya celah batang dab celah daun?
 1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertiaan dari batang
2. Untuk mengetahui mengenai setele
3. Untuk mengetahui anatomi batang dikotil
4. Untuk mengetahui anatomi batang monokotil

1
5. Untuk mengetahui pertumbuhan skunder batang dikotil
6. Untuk mengetahui pertumbuhan skunder batang monokotil
7. Untuk mengetahui perbedaan batang dikotil dan monokotil
8. Untuk mengetahui anomalia pada batang
9. Untuk mengetahui anatomi batang tumbuhan berbiji terbuka
10. Untuk mengetahui proses terjadinya celah batang dab celah daun
1.4 Manfaat
1. Penulis
Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai
penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima
kedalam penelitian yang sebenarnya.
2. Pembaca
Dapat dijadikan referensi dalam belajar dan dijadikan acuan
diagnosa dalam melakukan penelitian, serta menambah wawasan bagi
pembaca mengenai batang dengan berbagai kategori.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR PRIMER DAN SEKUNDER BATANG


Bagian sumbu tumbuhan yang biasanya tegak ke atas dan
berhubungan dengan udara serta membawa daun-daun dan struktur
reproduktif disebut batang. Batang terdiri atas buku dan ruas yang jelas dan
memiliki perbedaan secara mendasar dengan akar. Perbedaan itu terutama
terletak pada susunan xilem dan floem, pada akar untaian xilem dan floem
primer terletak pada jejari yang berbeda, terpisah antara satu dengan yang
lain, sedangkan pada batang untaian xilem dan floem terletak sebelah
menyebelah pada jejari yang sama, yaitu keduanya kolateral. Sistem yang
ada di akar selalu eksark, endark atau mesark. Pada batang tumbuhan masa
sekarang yang paling umum adalah tipe endark.
2.1.1 Asal-Usul Batang
Meristem batang pertama disusun selama perkembangan lembaga
(embrio). Lembaga yang sudah berkembang penuh umumnya terdiri
atas sebuah sumbu, yaitu sumbu hipokotil-akar. Sumbu ini pada ujung
atasnya membawa satu atau lebih daun lembaga (kotiledon) dan
primordia pucuk (calon tunas ujung) di atas buku kotiledon, sedangkan
di ujung bawahnya sumbu tersebut membawa primordia akar yang
ditutup dengan tudung akar. Radikula (akar lembaga) terdapat di ujung
bawah hipokotil dan pucuk lembaga terdapat di atas perlekatan daun
lembaga. Pucuk lembaga tersusun dari sebuah sumbu yang membawa
ruas yang belum terbentang dengan satu atau lebih primordia daun.
Pucuk ini biasanya disebut plumula dan bagian batangnya disebut
epikotil. Asal mula organisasi pucuk terdapat pada sistem hipokotil
kotiledon yang di dalamnya menunjukkan bahwa hipokotil adalah unit
batang yang pertama suatu tumbuhan dan kotiledon adalah daun-daun
pertama. Hipokotil terletak di bawah daun berdaun lembaga, namun
tidak berada diantara buku-buku.

3
Selama perkecambahan biji, meristem ujung akar pertama,
sedangkan meristem pucuk menegmbangkan pucuk pertama melalui
penambahan daun-daun, buku dan ruas terhadap sistem pucuk yang
dibentuk pada lembaga. Batang-batang lateral biasanya lahir melalui
perkembangan meristem apikal baru secara lateral pada meristem
terminal sumbu induk. Cabang-cabang liar berkembang pada batang
dan akar melalui pembentukan meristem-meristem secara sekunder
pada daerah perisikel, floem atau kambium.
2.1.2 Transisi Akar-Batang
Akar dan batang membuat suatu struktur berkesinambungan yang
disebut sumbu tumbuhan. Berkas vaskular berlanjut dari akar ke batang.
Epidermis, korteks, endodermis, perisikel dan jaringan vaskular
sekunder berlanjut secara langsung pada kedua organ itu (yaitu organ
akar dan batang) namun susunan berkas-berkas vaskular primer cukup
berbeda dalam kedua organ tersebut.batang mempunyai berkas kolateral
dengan xilem endark, sedangkan akar mempunyai berkas-berkas
pengangkut (vaskular) radial dengan xilem eksark. Karna itu pasti ada
satu daerah tempat perubahan-perubahan ini terjadi dan kedua tipe
jaringan vaskular yang berbeda itu memelihara kesinambungannya.
Perubahan posisi yang melibatkan pembalikan susunan dan pemilinan
atau pemutaran tali-tali xilem dari tipe eksark dan endark ditunjuk
sebagai transisi vaskular, dan bagian sumbu tempat perubahan-
perubahan ini terjadi disebut daerah transisi.

4
Gambar 1. Daerah transisi
Daerah transisi tersebut bermacam-macam pada spesies yang berbeda
namun dapat digolongkan menjadi 4 tipe :
 Tipe A
Pada Mirabilis, Fumaria dan Dipsacus, dan tumbuhan lainnya
setiap untaian xilem akar membelah radial didalam cabang
menggarpunya, cabang-cabang hasil penggarpuan tadi
sementara melintas ke atas, berputar kearah lateral, satu cabang
ke kiri dan satunya ke kanan, dan dalam waktu yang bersamaan
sambil memutar 180o bergabung dengan floem disisi dalam.
Sementara itu floem tersebut tetap tak berubah dalam hal posisi
dan orientasinya, bekas floem ini bersambung lurus dari akar
kedalam batang. Pada tipe ini jumlah berkas pengangkut primer
yang dibentuk dalam batang sebanyak jumlah untaian floem
yang ada di akar.
 Tipe B
Pada cucur bita phaceolus, acer, trapaeolum, dan beberapa
tumbuhan lainnya untaian xilem maupun floem bercabang
menggarpu. Masing-masing cabang berayun kelateral demikian
cabang xilem dan floem berlalu ke atas untuk bertemu dalam
pasangan, sementara itu untaian xilem memutar 180o sedangkan

5
untaian floem tetap pada sisinya. Dengan cara ini maka jumlah
berkas pengangkut yang terbentuk di batang menjadi 2 kali
jumlah untaian floem yang ada di akar.
 Tipe C
Pada Lathyrus, medicago dan phoenix untaian xilem tidak
bercabang menggarpu melainkan tetap melanjutkan jalur
lurusnya ke dalam batang, namun untaian xilem ini memutar
180o. Sebaliknya, untaian xilem terbelah dan belahannya
berayun lateral keposisi xilem, menggabung dengan xilem pada
posisi luar xilem. Pada tipe ini, seperti tipe A, jumlah berkas
pengangkut di batang sebanyak jumlah untaian floem yang ada
di akar.
 Tipe D
Tipe yang jarang ditemukan dan diketahui pada beberapa
tumbuhan monokotil, misalnya anemarrhena. Pada tipe D
setengah jumlah pada untaian xilem terbelah menggarpu dan
cabang-cabangnya beragam ke arah lateralnya untuk bergabung
apda untaian xilem lainnya yang tidak menggarpu yang berada
didekatnya, dan sementara itu untaian xilem berputar 180o.
Sebaliknya untaian floem tidak terbelah menggarpu, namun
dipihak lain untaian floem ini menyatu secara berpasangan.
Dengan cara ini maka setiap berkas pengangkut pada batang
tersusun dari 5 untaian yang bersatu, dan karena itu jumlah
berkas pengangkut yang terbentuk dibatang menjadi setengah
dari jumlah untaian floem yang ada di akar.
Tumbuhan berbiji dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu
tumbuhan biji tertutup dan tumbuhan biji tertutup. Tumbuhan biji tertutup
selanjutnya dibagi menjadi tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada lisan
melintang batang tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka berkas
pengangkut teratur dalam lingkaran, sedangkan pada batang kebanyakan
tumbuhan monokotil berkas pengangkut banyak dan tersebar.
2.2 TIPE STELE

6
Sistem pembuluh berperan penting dalam memecahkan masalh
masalah filogenetik. Van tieghem dan Douliot (dalam fhan, 1990)
engajukan teori yaitu teori stele yaitu struktur dari poros tumbuhan
menurut teori tersebut struktur anatomi akar dan batang adalah sama yaitu
korteks mengelilingi bagian pusat yaitu stele. Stele merupakan sistem
jaringan primeer yang terdiri atas satuan berkas mengangkut beserta
jaringan dasar pendukung, baik tersusun sederhana maupun kompleks.
Pada batang tumbuhan dikotil, stele tersesun atas perisikel
(perikambium), berkas pengangkut dan empulur. Berkas pengangkut
letaknya dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh deretan sel-sel
parenkim yang tersusun radial disebut jari-jari empulur, sedangkan pusat
dari organ batang yang tersusun dari sel-sel parenkim disebut empulur.
Pada tumbuhan monokotil, korteks dan empulur tideak dapt dibedakan
dengan jelas, sehingga disebut jaringan dasar saja. Berkas pengangkut
berfariasi dalam ukuran dan susunanya. Letak floem terhadap xilem
bervariasi.
Tipe stele dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu protostele,
dengan sumbu xilem padat tanpa empulur, dikelilingi floem dan
sifonostele dengan xilem tidak padat, melainkan memiliki silinder
palenkim ditengah
1. Protostele, ada beberapa tipe untuk protostele
a. Haplostele, merupakan tipe yang paling sedrhana. Pada
penampang melintang, xilem lebih kurang bebentuk
lingkaran berada di pusat dan dikelilingi oleh floem,
contohnya pada batang selaginella dan Rhinia.
b. Aktinostele, bagian xilem di tengah dengan tepi tidak
rata, melainkan berombak sehingga berbentuk seperti
bintang, contohnya pada batang Lycopodium dan
Psilotum, dan pada umumnya akar,
c. Plektostele, merupakan tipe yang paling maju pada
protostele. Pada bagian tengah berupa xilem yang
terbelah menjadi sejumlah papanpapan dan silinder kecil

7
yang sejajar satu sama lain, sedang floem ada di sela-
selanya, contoh batang Lycopodium annotinum.
2. Sifonostele, sifonostele dibedakan berdasarkan kedudukan floem
dan xilem menjadi :
a. Sifonostele ektofloik, empulur dikelilingi oleh xilem yang
konsentris, dan xilem dikelilingi oleh floem yang
konsentris, contoh pada batang Selaginella,
b. Sifonostele amfifloik, dengan floem konsentris sebelah
luar dan floem konsentris sebelah dalam dari silinder
xilem, mengelilingi empulur, contoh batang adiantum
dan Marsile.
c. Diktiostele, merupakan tipe sifonostele anfifoik dengan
banyak jendela daun. Ikatan pembuluh terpisah dan
mempunyai tipe konsentris amfikribal, secara individu
ikatan pembuluh yang demikian disebut meristele.
Meristele merupakan tipe stele pada daun.
d. Eustele, modifikasi sifonostele dimana berkas
pembuluhnya kolateral atau bikoteral, umumnya terletak
di sebelah tepi empulur. Jendela daun dengan jaringan
interfasikuler sukar dibedakan satu sama lain. Tipe stele
inbi dijumpai pada batang gumnosperma dan dikotil.
e. Ataktostele, tipe stele ini ddengan letak berkas pembuluh
tersebar, umumnya terdapat pada batang monokotil. Tipe
berkas pengangkutanya mungkin kolateral tertutup atau
konsentris amfivasal.

8
Gamba 2. Diagram tiga dimensi bermacam-macam protostele
2.3 ANATOMI BATANG DIKOTIL
2.3.1 Epidermis Batang Dikotil
Epidermis merupakan bagian terluar batang tersusun dari selapis sel.
Epidermis dapat membentuk devirat berupa stomata dan trikomata.
Epidermis memiliki ciri-ciri dinding tebal berlapis kutin, sel-sel teratur
rapat tanpa ruang antar sel, jika dipotong secara melintang, dapat diamati
epidermis batang dikotil memiliki bentuk hamper e,pat peresegi panjang
(rektangular). Fungsi epidermis batang dikotil yaitu untuk membatasi
kecepatan proses transpirasi serta melindungi jaringan yang ada
dibawahnya dari kerusakan mekanik serta dari organisme yang
menyebabkan penyakit.
2.3.2 Korteks Batang Dikotil
Korteks merupakan lapisan batang dikotil yang berada dibawah
lapisan epidermis. Lapisan terdalam dari korteks disebut endodermis
(sarung tepung). Endodermis merupakan lapisan yang mengelilingistele
serta mengandung butir tepung. Bagian korteks yang berada diantara
epidermis dan endodermis dibagi menjadi dua daerah yaitu zona sel-sel
kolenkim kemudian sona sel-sel parenkima didalamnya.

9
Gambar 3. Struktur batang dikotil
a. Kolenkim
Kolenkim tersusun dari sel-sel parenkima yang
termodifikasi dengan dinding-dinding selulosa yang mengalami
penebalan di sudut tempat pertemuan tiga atau lebih sel
(angular). Kolenkim hidup memiliki kandungan protoplasma
sehingga mirip dengan parenkim. Fungsi kolenkim yaitu sebagai
penguat pada organ-organ tunbuhan berkayu yang masih muda
dan lunak sebelum berkembang menjadi jaringan yang lebih
kuat. Kolenkim memiliki bagian dinding yang tipis sehingg
memungkinkan untuk pertukaran zat antara sel satu dengan sel
yang lainnya dan pertumbuhan sel. Sel-sel kolenkim pada batang
biasanya mengandung kloroplas sehingga memungkinkan
berlangsungnya fotosintesis.
b. Parenkim
Parenkim memiliki ciri yaitu sel-selnya memiliki bentuk
teratur membulat dengan dinding tipis terdiri dari sel-sel hidup
dan mengandung protoplasma. Parenkim mengandung kloroplas
yang disebut dengan klorenkim. Fungsi parenkim yaitu
membantu pengangkutan air dan zat makanan bagi tumbuhan.
Parenkim menjadi jaringan penyimpanan khusus bagi tumbuhan
c. Sklerenkim
Sklerenkim merupakan lapisan batang tumbuhan dikotil
yang terdiri dari sel batu dan serabut skelenkim. Sel batu
memiliki bentuk yang pendek serta berbangun tidak teratur.
Serabut sklerenkim merupakan sel mati dengan dinding tebal dan
panjang yang berfungsi sebagai penguat pada tumbuhan.
d. Endodermis
Endodermis merupakan bagian terdalam korteks batang
dikotil yang tersusun dari sel-sel memanjang tersusun rapat tanpa
ruang antar sel. Sel-sel endodermis biasanya mengansung butir
tepung sehingga sering disebut sarung tepung.

10
2.3.3 Stele Batang Dikotil
Stele merupakan bagian batang setelah korteks yang tersusun dari
perisikel, berkas vascular dan empulur
a. Perisikel
Perisikel berada di antara berkas vascular dan korteks.
Perisikel umumnya tersusun dari sel-sel parenkima dan
sklerenkima
b. Berkas Vaskular
Berkas vascular merupakan berkas pengangkut pada dikotil
dapat siamati pada irisan melintang batang dalam bentuk garis
lingkaran ter[utus-putus. Setiap berkas vascular terdiri dari tiga
bagian yaitu xylem, floem dan cambium. Bagian yang terdekat
dengan batang berisi sel-sel berdinding tebal yang dikenal
dengan xylem. Bagian tepi luar berkas tersusun dari sel-sel
berdinding tipis yang disebut dengan floem. Xylem da floem
dipisahkan oleh bagian cambium yang tersusun dari sel-sel
meristematik. Melalui pembelahan sel, cambium menambah
ukuran berkas vascular dengan cara pembentukan sel-sel xylem
pada sisi dalam dan sel-sel floem pada luar cambium. Pada
beberapa batang berkas-berkas vascular terpisah dan melintang
sepanjang ruas.
- Xilem
Xilem yang dibentul sebelum aktivitas cambium untk
menghasilkan sel-sel xylem dan floem disebut xylem primer.
Xilem primer terdiri dari dua bagian yaitu xylem yang
dibentuk pertama didekat pusat batabg disebut protoxilem
dan bagian yang lebih tepi disebut metaxilem. Xilem tersusun
dari tiga tipe sel berbeda yaitu sel trakeal yang meliputi
trakeida dan trakea, serabut kayu dan parenkima kayu.
Trakea adalah sel mati memanjang dengan dinding tebal
di beberapa tempat dan tidak dindingnya kaya lignin, trakea
berfugsi sebagai penguat dan pengangkut. Trake tersusun

11
dari sel-sel trakeal, hubungan antar ruas sel trakeal yang satu
dengan sel trakeal yang berikutnya melalui peforasi pada
dinding ujung sel. Trakea membentuk pembuluh yang
panjang . sel trakeal memiliki bentuk penebalan tipe cinsin da
spiral jika penebalan membentuk anak tangga disebut
skalariform. Serabut kayu adalah sel mati berbentuk runcing,
ramping dan panjang dengan dinding tebal dan noktaf kecil
hanya sedikit. Srabut kayu berfungsi sebagai penguat.
Trakeida dengan struktur menyerupai serabut kayu disebut
trakeida serabut. Sel-sel parenkima dalam xylem disebut
parenkima kayu yang berfungsi dalam menyimpan cadangan
makanan.
- Floem
Floem primer batang dikotil terdiri dari tiga tipe sel yaitu
buluh tapis, sel pengiring dan perenkima floem. Buluh tapis
berbentuk memanjang tipis yang teratur dalam deret vertical.
Daerah pada dinding yang berbentuk tapis memiliki lubang
kecil disebut lempeng tapis. Buluh tapis dewasa tidak
memiliki inti, buluh tapi memiliki fungsi dalam mengangkut
makanan bagi tumbuhan.
- Kambium
Kambium tersusun dari sel –sel meristematik di antara
xylem dan floem. Kambium terdisri dari satu lapis sel yang
melaui pembelahannya kea rah pusat batang memnghasilkan
sel xylem dan ke arah tepi batang membentuk floem.
2.3.4 Jejari Empulur
Berkas-berkas vascular dipisahkan antara berkas satu dan berkas
lainnya oleh deretan sel-sel parenkim secara radial disebut jejari empulur
yang memanjang berfungsi untuk mengangkut makanan dan air secara
radial dalam batang untuk menyimpan makanan.
2.3.5 Empulur

12
Empulur merupakan pusat batang yang pada dikotil tersusun dari sel-
sel parenkim berdinsing tipis dan memiliki ruang antar sel yang jelas
2.4 ANATOMI BATANG MONOKOTIL
Btanag tumbuhan monokotil pada dasarnya sama dengan monokotil
yang memiliki epidermis, korteks dan stele. KOrteks pada batang monokotil
berkembang dengan baik sehingga dapat dibedakan dengan jelas dengan stele.
Susunan berkas vascular batang monokotil berbeda dengan dikotil.
2.4.1 Stele
Stele batang monokotil tidak memiliki bentuk susunan yang teratur
seperti dikotil. Tidak ada perbedan empulur dan jejari empulur.
2.4.2 Berkas Vaskular
Berkas vascular monokotil tidak emmiliki lapisan cambium yang
berarti tanaman monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Setiap berkas vascular dikelilingi oleh selubung yang terdiri dari sel –sel
sklerenkima (seludang skleremkim) yang disebut selubung berkas
pengangkut. Floem terutama terdiri dari pembuluh tapis dan sel pengiring,

floem terdiri dari trakea dan parenkima kayu. Ciri-ciri batang monokotil
yang mencolok yaitu berkas vascular banyak dan tersebar dalam jaringan
dasar sumbu, endodermis tidak ada, berkas vascular tipe kolateral
tertuput, biasanya memiliki hypodermis yang sklerenkimatis biasanya
tidak terdapat trikoma.
Gambar 4. Perbandingan struktur batang dikotil dan monokotil
2.5 PERTUMBUHAN SEKUNDER BATANG DIKOTIL
Tubuh primer tumbuhan berkembang dari meristem apikal. Pada
tumbuhan monokotil dan tumbuhan paku, tubuh tumbuhan primer telah

13
terbentuk lengkap dan tidak mengalami pertumbuhan menebal akibat
aktivitas kambium. Sebaliknya, pada tumbuhan dikotil jaringan permanen
primer membuat bagian-bagian fundamental tumbuhan, dan pertumbuhan
berikutnya dilaksanakan melalui aktivitas kambium, yang disebut
pertumbuhan sekunder. Jaringan yang terbentuk selama pertumbuhan
sekunder disebut jaringan sekunder. Jaringan sekunder ada dua tipe, yaitu
jaringan vascular yang berkembang dari kambium, dan jaringan gabus
serta feloderma yang dibentuk oleh felogen atau kambium gabus.
Pada batang dikotil yang khusus, pertumbuhan sekunder berawal
didaerah intrastele dan daerah extrastele. Prosesnya yaitu sebagai berikut :
2.5.1 Kambium
Berkas vaskular batang dikotil biasanya kolateral terbuka dan
tersusun teratur dalam lingkaran. Berkas vaskular itu mengandung
selapis sel kambium yang memisahkan xylem dan floem, yang disebut
kambium fasikular, yaitu kambium yang berada didalam berkas
vaskular (vascicle = berkas). Pada saat xylem primer dan floem primer
terdiferesiansi pertama kali, tidak ada kambium yang melintasi jejari
empulur untuk menghubungkan tepi-tepi kambium fasikular. Segera
setelah diferensiasi xylem pertama dan floem pertama berlangsung,
sel-sel jejari empulur yang terletak diantara tepi-tepi kambium
fasikular membelah sedemikian dan membentuk selapis kambium
melintas jejari empulur. Kambium yang baru terbentuk ini
berhubungan dengan kambium fasikular yang berada di dalam berkas
vaskular, dengan demikian terbentuklah lingkaran kambium penuh.
Pita kambium yang baru terbentuk tadi yang terletak diantara dua
berkas vaskular yang berdekatan disebut kambium interfasikular, yaitu
kambium diantara dua berkas vaskular.
Lapisan kambium pada dasarnya terdiri atas satu lapis sel. Sel-
sel ini membelah dengan bidang belahan sejajar dengan epidermis.
Setiap kali sel kambium membelah menjadi dua, salah satu sel anak
tetap meristematik, sedangkan sel anak lainnya berdiferensiansi
menjadi jaringan permanen. Jika sel yang berdiferensiasi itu dekat

14
dengan xylem, maka sel tadi membentuk xylem, sedangkan jika sel
berdiferensiasi itu dengan dengan floem maka sel tersebut menjadi
floem. Xylem dibentuk kearah sebelah dalam kambium sedangkan
floem ke arah luar kambium. Sel-sel kambium terus-menerus
membelah dengan cara seperti itu yang menghasilkan jaringan
sekunder di kedua sisinya. Dengan cara ini, sel-sel baru ditambah pada
xylem dan floem, dan berkas vaskular meningkat ukurannya.
Sementara terjadi pergiliran dalam penghasilan sel-sel xylem dan
floem dari sel kambium, lebih banyak sel-sel yang terbentuk pada sisi
xylem disbanding pada sisi floem. Sel-sel yang dibentuk dari
kambium didaerah jejari empulur menjadi sel-sel jejari empulur.
Seiring dengan peningkatan aktivitas kambium maka panjang jejari
empulur tumbuh sepadan.
Pembentukan sel-sel baru dari kambium yang mengakibatkan
pembesaran batang dikenal sebagai penebalan sekunder. Pembentukan
sel-sel baru dalam penebalan sekunder berlanjut sepanjang hidup
tumbuhan. Dengan cara inilah badan pohon terus-menerus bertambah
diameternya. Kambium tetap aktif dalam jangka waktu yang panjang.
2.5.2 Xyem Sekunder
Lingkaran kambium melepas sel-sel baru pada sisi
dalamnya yang berangsur mengalami modifikasi menjadi unsur-
unsur xylem yang disebut xylem sekunder. Jaringan ini
mempunyai banyak fungsi penting, misalnya untuk pengangkutan
air dan nutrient, penguat dan sebagainya. Xylem sekunder pada
pohon mempunyai arti ekonomi yang tinggi, karena menjadi bahan
bangunan dan kayu perdagangan.
Xylem sekunder terdiri atas satu masa sel-sel berdinding
tebal yang rapi, tersusun sedemikian dan membentuk dua sistem,
yaitu sistem longitudinal (vertikal) dan sistem horizontal. Sistem
longitudinal terdiri atas sel-sel memanjang yang tumpung tindih
dan saling mengunci (yaitu trakeida, serabut dan unsur-unsur
trakhea) dan deretan longitudinal sel-sel parenkima. Semua sel ini

15
mempunyai sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang
organ yang ditempatinya.

Gambar 5. Pertumbuhan penebalan sekunder


a. Jejari Xylem
Jejari xylem atau jejari kayu meluas secara radial
dalam xylem sekunder. Bagian ini berbentuk tali atau pita
dan berasal dari inisial jejari. Jejari xylem berjalan seperti
pita pada floem sekunder menembuas kambium,
membentuk sistem penyalur yang berkesinambungan.
Semua jejari pembuluh angkat bermula dari kambium,
sekali dibentuk, bertambah panjang tanpa batas oleh
kambium. Biasanya jejari tersebut dikenal dengan jejari
medular atau jejari empulur. Pada dasarnya bagian tersebut
mempunyai kemiripan sifat parenkimatis dengan sejari
empulur batang dikotil herba. Sejari radial ini lebih baik
disebut dengan jejari vaskular, oleh karena jejari ini
merupakan bagian jaringan vaskular, sebagian xylem dan
floem.
Jejari xylem melintasi xylem sekunder dan
menghasilkan hubungan dengan sel hidup yang terdapat
dalam jaringan angkut. Pada kayu Gymnospermae yang
tidak mempunya parenkima kayu, setiap trakeida saling
berhubungan satu sama lain membentuk satu jejari. Buluh

16
juga meluas kea rah vertikal, bergabung dengan beberapa
jejari. Pada batang tumbuhan herbal, seperti ranusculus,
yang berkas pengangkutnya dipisah oleh baji parenkima,
dan dalam tumbuhan merambat, seperti clematis, yang
berkas pengangkutnya dipisahkan oleh pita parenkima
sekunder, tidak ditemukan jejari pembuluh angkut. Jejari
xylem membantu pertukaran gas dan juga membantu
penyaluran air dan bahan makanan dari floem ke kambium
dan parenkima xylem.
b. Lingkaran Tahun
Xylem sekunder dalam batang tumbuhan menahun
biasanya terdiri atas lapisan konsentris yang menunjukkan
pertambahan musiman. Pada penampan melintang sumbu
lapisan ini tampak seperti lingkaran, yang dinamakan
lingkaran tahun atau lingkaran pertumbuhan. Istilah
lingkaran tahun karena pada tumbuhan berkayu yang hidup
didaerah sedang dan tropis mempunyai pergantian
pertumbuhan tahunan dan periode dormansi. Setiap lapisan
menunjukkan pertumbuhan satu tahun. Lebar lingkaran
pertumbuhan sangat bervariasi dan tergantung kecepatan
pertumbuhan dari pohon. Musim pertumbuhan yang tidak
menguntungkan menghasilakan lingkaran yang sempit, dan
musim pertumbuhan yang menguntungkan menghasilkan
lingkaran yang luas (lebar). Lingkaran pertumbuhan atau
tahun merupakan sifat khusus dari tumbuhan berkayu yang
hidup di iklim sedang. Lingkaran semacam itu
perkembangannya lemah pada bentuk trrofik kecuali jika
ada pembatasan pertukaran iklim seperti perbedaan
kelembapan dan suhu. Batang tumbuhan herba dan yang
hanya berumur satu tahunan (anual) tentu saja hanya
menunjukkan satu lapisan. Sedangkan yang berumur dua
tahun (bianual) menunjukkan dua lapisan.

17
Pada musim semi dan panas, kambium lebih aktif
dan membentuk sejumlah besar buluh didalam ruang yang
luas. Pada musim dingin dan gugur, terjadi pengurangan
keguanaan buluh untuk trasnpor cairan, kambium kurang
aktif dan memberikan pertambahan buluh noktah yang
sempit, trakeida kayu. Kayu yang berkembang pada musim
panas atau semi disebut kayu semi atau muda, dan kayu
yang dibentuk pada musim dingin atau musim gugur
dikenal sebagai kayu gugur atau kayu tua (akhir). Meskipun
begitu garis pemisah antara kayu tua pada tahun yang satu
dengan kayu muda tahun berikutnya sangat nyata. Oleh
karena itu, suatu lingkaran tahun terdiri atas dua bagian
lapisan dalam kayu muda, dan lapisan luar, kayu tua.

Gambar 6. Penampang melintang batang yang


menunjukan pertumbuhan menebal sekunder pada batang
dikotil sampai umur dua tahun
c. Tilosis
Pada beberapa tumbuhan, dinding buluh xylem
menghasilakan suatu tonjolan mirip balon kedalam lumen
buluhnya, yang disebut dengan tilosis. Umumnya struktur

18
ini dibentuk dalam xylem sekunder, tetapi mungkin juga
terjadi pada buluh xylem primer. Tilosis dibentuk oleh
pembengkakan membran noktah dari noktah setengah
halaman yang ada pada diantara sel parenkima, sel buluh
atau trakeid. Jumlahnya biasanya cukup banyak, rongga
buluh hamper tertutup. Pada tilosis yang sudah berkembang
penuh, kadang-kadang ditemukan butir amilum, gom resin,
dan substansi lain tetapi sangat jarang. Didinding tilosis
mungkin tetap tipis dan seperti membran atau sangat jarang
menjadi tebal bahkan berlignin.
Secara normal, tilosis berkembang dalam kayu yang
keras pada Angiospermae dan memblok lumen buluh, oleh
karena itu menambah kemampuan kayu untuk bertahan
lama. Tilosis juga dikatakan berfungsi untuk melanjutkan
pembelahan dalam beberapa tumbuhan dan membentuk
jaringan multiseluler, yang mengisi lumen secara rapat.

Gambar 7. Irisan Melintang Pembuluh Robinia pseudacacia


2.5.3 Floem Sekunder
Sel kambium membelah tangensial dan membentuk
elemen floem ke arah luarnya. Secara normal jumlah floem
sekunder lebih sedikit diabdingkan dengan xylem sekunder.
Pada kebanyakan dikotil, umumnya floem primer menjadi
tertekan dan tidak berfungsi dan floem sekunder

19
menunjukkan aktivitas fisiologi untuk waktu yang cukup
panjang.
Jaringan kompleks ini dibuat dari berbagai tipe sel
yang biasanya berasal dari kambium. Sel-sel ini sangat
mirip dengan sel floem primer, tetapi floem sekunder
mempunyai sel yang susunannya lebih teratur berderet ke
arah radial. Buluh tapis lebih banyak jumlahnya dan
berdinding lebih tebal. Elemen floem sekunder adalah

buluh tapis, sel pengiring, parenkima floem, dan sel jejari


floem. Kadang-kadang juga ditemukan sklerenkim. Adanya
buluh tapis merupakan ciri khas Angiospermae, tetapi tidak
ditemukan pada Gymnospermae. Pada Gymnospermae ada
sel tapis. Sel pengiring tidak ditemukan pada
Gymnospermae, tetapi mungkin ada pada semua tipe
Angisopermae. Sel pengiring biasanya ditemukan
berdampingan dengan buluh tapis. Parenkima floem juga
ditemukan didalam xylem sekunder semua tumbuhan
kecuali yang masih primitif. Parenkima floem dibentuk
langsung dari sel induk parenkim, yang dibentuk dari sel
kambium.
Gambar 8. Floem sekunder
a. Jejari Floem
Jejari floem biasanya terdapat pada jaringan angkut
yang dikembangkan oleh kambium jejari pembuluh

20
dibentuk dalam kambium dan berkembang pada sisi
lainnya dengan xylem dan floem sebagai bagiannya.
b. Lingkaran Musim dalam Floem Sekunder
Jaringan floem sekunder biasanya tersusun dalam pita
tangensial yang nyata. Lapisan jaringan ini keliahatan
mempunyai lingkaran tahun, tetapi lingkaran yang
mirip pita ini, tidak memiliki batas musim tertentu
seperti pada xylem sekunder, karena disitu tidak ada
batas yang jelas antara sel floem yang dibentuk pada
awal dan akhir pertumbuhan. Pembentukan pita
sklerenkima musiman mungkin ada, tetapi tidak
konstan sifatnya. Pada tumbuhan tropical lapisan floem
dan xylem baru dibentuk setiap periode pertumbuhan
baru.
2.6 PERTUMBUHAN SEKUNDER TUMBUHAN MONOKOTIL
Umumnya berkas vaskular tumbuhan monokotil tidak mempunyai
kambium, dan karena itu tidak mengalami pertumbuhan sekunder, akan
tetapi pertumbuhan sekunder terjadi pada beberapa tumbuhan monokotil.
Pada tumbuhan tersebut pertumbuhan sekunder terjadi melalui
penambahan silinder berkas-berkas baru yang terbenam dalam jaringan
yang kurang terspesialisasi. Disini lapisan kambium dibentuk dari
parenkima meristematik pada perisikel atau pada sel-sel korteks terdalam.
Pada akar beberapa tumbuhan, kambium tipe ini timbul pada endodermis.
2.7 PERBEDAAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL
No Bagian Dikotil Monokotil
1. Hipodermis Kolenkim Seklerenkim
2 Korteks Beberapa lspisan parenkim Parenkim
bersinambung
sampa bagian pusat.
Biasanya disebut
jaringan dasar
3 Endodermis Lapisan sel bergeelombang -
4 Peeisikel Parenkim dan seklerenkim Tidak terdefinisi
5 Jari-jari empulur Deretan partenkin diantara -

21
berkas vaskular
6 Silinder pusat Silinder sentral terdiri atas -
parenkim
7 Berkas pengangkut a. Kolateral terbuka atau a. Kolateral
bikolateral tertutup
b. Tersusun dalam b. Tersebar
lingkaran c. Lebih tengah
c. Ukuran seragam lebih besar
d. Ada parenkim floem d. Tak ada
e. Berbentuk bagi parenkim
f. Tak ada sarung bekas floem
vaskular e. Jorong
(oval)
f. Sarung
berkas
pengangkut
nyata

Gambar 9. Perbedaan batang dikotil dan monokotil

2.8 ANOMALIA PADA BATANG


2.8.1 Pertumuban skunder yang tidak normal paada Tumbuhan dikotil
Beberapa tumbuhan dikkotil menampilkan pertumbuhan skunder
yag menyimpang jauh dari pertumbuhan skunder yang normal.
a. Pertumbuhan batang yang abnormal

22
Beberapa batang yang tidak normal dikarenakan
memiliki posisi kambium yang tidak normal.

Gambar 10. Sarjania ichthyoctoma


Pada Sarjania ichthyoctoma, kambium aslinya muncul
dalam beberapa pita yang terpisah, masing-masing mengelilingi
bagian-bagian xilem dan floem primer, tipe batang ini tampak
terbentuk dari beberapa batang yang melebur.
b. Aktivitas ynag normal pada kambium yan posisinya normal
Apabila kambium normal melepaskan sel pada beberapa
tempat secara teratur, dan pada tempat-tempat tertentu
membentuk xilem lebih banyak dari floem, dan ditempat lainnya
membentuk floem lebih banyak dibanding xilem, maka akan
membentuk xilem yang beralur.

Gambar 11. Bignonia


c. Pembentukan kambium asesoris dan aktivitasnya
Pada tanaman Boerhavia sp, beberapa kambium muncul
berturut-turut dengan arah sentrifugal. Setiap kambium ini
menghasilkan xilem dan jaringan penghubung (konjungtif) ke
aarah dalam, dan floem serta jaringan penghubung kearah luar.

23
Timbul lingkaran-lingkaran berkas vaskuler konsentris yang
terbenam dalam jaringan penghubung.

Gambar 12. Anomalia pada batang mirabilis (penampang melintang)


d. Adanya kambium ekstraseluler
Kambium ektraseluler muncul di perisikel contohnya
yang terdapat pada Amaranthus dan Achyranthes.

Gambar 13. Anomali pada batang Amaranthus dan Achyranthes (penampang


melintang)
e. Adanya floem Interxilar

24
Perkembangan folem interxilar terjadi karena adanya
variasi aktivitas dari kambium. Floem interselular selalu
sekunder dan terdapat sebagai palu-palu yang tenggelam
didalam xilem skunder, contohnya terdapat pada Salvador.

Gambar 13. Floem Interxilar terdapat pada Salvador.


2.8.2 Ketidakadaan Trakea pada Xilem
Umumnya trakea ditemukan pada xilem tumbuhan biji tertutup,
tetapi pada pertumbuhan ternyata trakea tidak ada pada xilemnya.
2.8.3 Kehadiran Berkas Floem dan Xilem yang Ekslusif
Pada tumbuhan tertentu ditemukan berkas floem berada diantara
berkas vaskular lain yag kolateral. Ada juga tumbuhan yang memiliki
berkasa xilem saja selain berkas vaskular kolateral yang normal.
2.8.4 Kehadiran Berkas Vaskular Medular
Pada tumbuhan dikotil terdapat berkas medular, umumnya berkas
medular primer yanyg terbentuk secara normal.
2.8.5 Kehadiran Berkas Vaskular Korteks
Lingkaran berkas vaskular biasa terdapa pada korteks, berkas ini
disebut dengan berkas korteks atau lacak daun.
2.8.6 Kehadiran Floem Interxilar
Tampil dalam bnetuk benang atau sabuk bersinambungan
disedkeliling empulur. Asal usulnya pada sebagian tumbuhan dalam primer,
floem dalam berkembang setelah floem luar mengalami perkembangan

25
floem primer diluar. Bekas vaskular disebut bikolateral, karena kehadiran
floem dalam (interxilar).
2.8.7 Berkas Vaskular Tersusun sebagai Lingkaran pada Tumbuhan
Monokotil
Umumnya pada irisan melintanng batang tumbuhan monokotil
memperlihatkan banyak bekas vaskular yan tersebar.
2.8.8 Pertumbuhan Skunder pada Tumbuhan Monokotil
Pertumbuhan sekunder dapat terjadi karena aktivitas dari kambium
pembuluh (meristem lateral). Kambium ini terletak di antara xilem dan
floem pada batang. Jaringan kambium hanya tersusun atas lapisan sel yang
tipis dan sel-selnya sangat aktif membelah.

Gambar 14. Pertumbuhan skunder


Kambium akan membelah ke arah dalam membentuk xilem
sekunder dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder. Xilem
sekunder dan floem sekunder inilah yang menyebabkan bertambah
besarnya diameter batang. Namun sebenarnya yang paling berpengaruh
adalah xilem sekunder karena pada batang kayu yang besar sebagian besar
tersusun atas xilem sekunder.
2.9 ANATOMI BATANG TUMBUHAN BIJI TERBUKA
Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka memiliki  anatomi
dan perkembangan jaringan primer dan sekunder yang sama seperti batang
dikotil. secara anatomi, xilem batang Gymnospermae terutama terdiri dari
trakeid dan noktah ladam. tidak dijumpai jari-jari xilem, trakhea dan

26
serabut kayu. Floem pada batang Gymnospermae umumnya terdiri daari
pembuluh tapis dan dan parenkim floem, sel pengiring Floem tidak ada.
Pada kebanyakan Gymnospermae umumnya dijumpai saluran resin pada
korteks. Tipe pembuluh pada Gymnospermae adalah Kolateral terbuka
dimana terdapat kambium diantara xilem dan floem, tipe stelenya yaitu
Diktiostele dimana Floem mengelilingi xilem (Amfikribal), silender
pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium).
Batang gymnospermae diwakili oleh Pinus sp.. Pinus termasuk ke
dalam tumbuhan Conifer. Sistem pembuluh gymnospermae adalah silinder
bercelah, dan di bagian tengahnya terdapat empulur. Empulur terdiri dari
jaringan agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar.  Tipe
berkas pembuluh  konsentris amfikribal. Konsentris amfikribal artinya
adalah perbuluh terbentuk dengan susunan xylem dikelilingi floem. Pada
floem primer tidak terbentuk pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya
endodermis. di muka celah daun , jaringan sekunder dibentuk secara
bertahap sehingga parenkin celah menonjol ke arah xilem sekunder yang
dibentuk sejak awal. Xilem primer mungkin masih dapat dilihat di dekat
empulur, namun floem primer sudah hilang, Jika floem primer yang rusak
masih terlihat , maka dapt ditentukan batas antara floem dan korteks. Jika
tidak maka batas tidak terlihat karena tidak ada serat floem primer yang
dapat digunakan sebagai batas. Korteks berisi saluran Harsa (Resin), yang
membesar tangensial sejalan dengan bertambahnya keliling batang.
Periderm pertama terbentuk di bawah epidermis dan bertahan sebelum
diganti beberapa tahun kemudian.

27
Gambar 15. Penampang melintang batang Pinus
2.10 CELAH BATANG DAN CELAH DAUN

Pada kebanyakan tumbuhan berpembuluh keluarnya Jalan daun dan Jalan


dahan diiringi oleh interupsi dalam jaringan pembuluh di sekeliling dan di atas
tempat berkas pembuluh itu masuk ke daun. Daerah ini yang terisi parenkim yang
menghubungkan korteks dan empulur disebut celah. Celah daun mengiringi jalan
daun dan celah dahan mengiringi jalan dahan. Jadi celah daun adalah celah
parenkim dalam silinder pembuluh yang berhadapan adaksial dengan jalan daun.
Celah daun beragam ukurannya luasnya baik vertikal maupun horizontal. Celah
daun terdapat pada paku gymnospermae dan angiospermae.

28
Gambar.16. Celah daun
Celah dahan terdapat di semua tumbuhan berpembuluh yang memiliki
empulur. Jumlah Jalan daun dan celah daun berbeda dalam tumbuhan yang
berbeda dan juga berbeda di berbagai taraf ketinggian batang tumbuhan yang
sama. Dalam penamaannya istilah sudah diganti dengan lakuna. Buku batang
disebut uniakuna, trilakuna dan multilakuna bila jumlah lakuna yang berasosiasi
dengan buku tersebut satu, tiga atau lebih. Jika pada buku melekat lebih dari satu
helai daun.

29
Gambar.17 A,B,C bagan sayatan melintang sistem pembuluh primer pada
Hectorella caespitosa. A, B, C penampang melintang dan C gambar 3 dimesi.
Nomor enghubungkan jalan daun dan simpodia ke daun yang bersangkutan.

Maka ciri buku sesuai dengan satu helai daun saja. Jika daun memiliki
lebih dari satu jalan daun dan disertai oleh 3 celah daun atau lebih, maka celah
(dengan jalan daun yang berasosiasi dengannya) yang berada ditengah, disebut
celah tengah dan yang lain disebut celah lateral. Jalan daun bisa dibentuk oleh
lebih dari satu ikatan pembuluh. Kebanyakan tumbuhan berpembuluh memiliki
celah daun dengan diiringi satu jalan daun. Namun, ada pula jenis buku unilakuna
dengan dua jalan daun. Kedua jalan daun merupakan cabang dari simpodium yang
berbeda dan sebab itu dianggap jalan daun yang berbeda. Yang dimaksud dengan
simpodium disini adalah kombinasi antara berkas batang dengan jalan daun yang
keluar darinya. Maka dari itu, kondisi tersebut satu jalan daun unilakuna lebih
primitif.

30
Gambar.18 Anatomi nodus (buku) pada dikotil

Jalan Cabang dan Celah cabang


Bila tunas ketiak berkembang, maka berkas pembuluh yang
menghubungkan sumbu batang utama dengan cabang terlihat pada daerah
buku. Berka pembuluh itu, disebut jalan cabang. Jalan cabang adalah
jalan daun milik kedua daun pertama (prophyll) pada cabang. Pada
coniferae dan dikotil, dua prophyllterdapat saling berhadapan sehingga
bidang yang melalui keduanya akan sejajar dengandan dikotil, dua
prophyllterdapat saling berhadapan sehingga bidang yang melalui
keduanya akan sejajar dengan daun pendukung cabang tersebut. Dua
berkas pembuluh, satu bagi setial prophyll dan masing-masing tersusun
oleh satu berkas atau lebih akan menghubungkan tunas ketiak dengan
sumbu utama batang. Pada monokotil, cabang juga memiliki dua jalan
daun meskipun terdapat satu prophyll saja di dasar cabang yang tumbuh
dari tunas ketiak itu.
Jalan cabang biasanya keluar dari sumbu utama batang di sebelah kiri dan
kanan dari jalan daun tengah dari daun pendukung. (atau jika tak ada jalan

31
daun lateral, tetap jalan daun tengah saja), sehingga cabang dan daun yang
mendukungnya memiliki celah bersama . panjang jalan cabang beragam
dan pada taraf tertentu berhubungan dengan sistem pembuluh
batang.mbuluh batang.

32
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
1. Bagian sumbu tumbuhan yang biasanya tegak ke atas dan berhubungan
dengan udara serta membawa daun-daun dan struktur reproduktif disebut
batang. Perbedaan antara batang dan akar itu terutama terletak pada
susunan xilem dan floem.
2. Tipe stele dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu protostele,
dengan sumbu xilem padat tanpa empulur, dikelilingi floem dan
sifonostele dengan xilem tidak padat, melainkan memiliki silinder
parenkim ditengah.
3. Pada batang dikotil muda ada tiga daerah yang dapat dibedakan yaitu
epidermis, korteks dan stele.
4. Batang tumbuhan monokotil pada dasarnya sama dengan dikotil yang
memiliki epidermis, korteks dan stele. Hanya saja struktur korteks, stele
dan berkas vascular dapat dibedakan dengan jelas , sehingga batang
monokotil berbeda dengan dikotil.
5. pertumbuhan yang dilakukan oleh aktivitas kambium disebut dengan
pertumbuhan sekunder. Sedangkan jaringan yang terbentuk selama
pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Jaringan sekunder ada
dua tipe, yaitu jaringan vascular yang berkembang dari kambium, dan
jaringan gabus serta feloderma yang dibentuk oleh felogen atau kambium
gabus.
6. Pada pertumbuhan sekunder terjadi melalui penambahan silinder berkas-
berkas baru yang terbenam dalam jaringan yang kurang terspesialisasi.
7. Perbedaan batang dikotil dan monokotil dapat dilihat dari bagian
hipodermis, korteks, endodermis, perisikel, jari-jari empulur, silinder pusat
dan berkas pengangkut.
8. Penyimpangan struktur pada tumbuhan mempunyai struktur yang
menyimpang yang disebut dengan anomali. Pada tumbuhan berbiji
tertutup banyak ditemukan berbagai anomali.

33
9. Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka memiliki  anatomi dan
perkembangan jaringan primer dan sekunder yang sama seperti batang
dikotil. Pada Gymnospermae tidak dijumpai jari-jari xilem, trakhea dan
serabut kayu.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih terdapat banyak
kasalahan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik
dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah tersebut.

34

Anda mungkin juga menyukai