SYSTEMA CIRCULATORIA
G0012140
@anatomische
systema circulatoria | G0012140
A. SYSTEMA VASCULAR
Gambar 1. Struktur vasa darah. Dinding keseluruhan vasa darah memiliki tiga lapisan konsentris,
yang disebut tunica. Dengan otot yang lebih sedikit, vena berdinding lebih tipis daripada arteria
pendampingnya dan memiliki lumen yang lebar yang biasanya terlihat pipih pada potongan jaringan.
1. Arteria
Arteria merupakan vasa darah yang meninggalkan Cor lewat Ventriculus Cordis.
Umumnya mengandung darah arteriil (kaya akan O2) kecuali : A. pulmonalis dan
Aa.Umbilicales. Umumnya arteria ini letaknya profunda. Jenis Arteria masih dibedakan
lagi menjadi:
a. Arteria Elastica : Merupakan arteriae besar yang menyalurkan darah ke cabang-
cabangnya sehingga disebut juga conducting arteriaes. Di sebut elastica karena
mengandung jaringan elastin pada dindingnya. Arteriae ini menerima cardiac
output mula-mula. Elastisitasnya memungkinkan untuk meregang ketika menerima
cardiac output dari ventriculi cordis, meminimalisasi perubahan tekanan, dan
kembali ke ukuran semula di sela-sela kontraksi ventriculi cordis, bersamaan
systema circulatoria | G0012140
dengan mendorong darah ke arteria sedang. Hal ini mempertahankan tekanan darah
dalam systema arteriosa di sela-sela kontraksi ventriculi cordis.
Contoh: aorta, cabang-cabang arcus aorta (truncus brachiocephalicus, A.
subclavia, dan A. carotis), serta truncus pulmonalis dan A. pulmonalis.
b. Arteria Sedang (Muscularis) : Merupakan arteria yang mengantar darah ke berbagai
organ tubuh sehingga disebut juga distributing arteriaes. Arteriae sedang utamanya
memiliki serabut otot polos yang tersusun sirkular. Kemampuannya untuk
menurunkan diameternya (vasokonstriksi) akan mengatur aliran darah ke seluruh
tubuh sesuai kebutuhan (misalnya, aktivitas dan thermoregulasi)Arteriaolae: arteria
dengan diameter kecil dan lumen yang relatif sempit.
*anastomosis
Anastomosis merupakan hubungan antara beberapa cabang dari arteria, yang
menyediakan sirkulasi kolateral untuk memastikan tersedianya suplai darah ke bagian
distal apabila terjadi sumbatan. Namun, sirkulasi kolateral memerlukan waktu untuk
terbuka secara adekuat sehingga biasanya terjadi insufisiensi untuk mengompensasi
oklusi atau ligasi yang tiba-tiba.
Akan tetapi, terdapat beberapa daerah yang tidak memiliki sirkulasi kolateral
atau tidak adekuat untuk menggantikan aliran darah yang utama. Arteriae yang tidak
beranastomosis dengan arteriae didekatnya merupakan arteriae yang letaknya terminal
secara anatomis (true terminal arteriaes), seperti arteria yang memvascularisasi retina;
serta arteriae dengan anastomosis yang tidak efektif (functional terminal arteriaes),
seperti arteriae yang memvascularisasi encephalon, hepar, ren, lien, intestinum, dan cor.
Arteria elastica
Aorta
Aorta dibagi menjadi 3 bagian yaitu aorta ascendens, arcus aorta, dan aorta
descendens seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.
systema circulatoria | G0012140
1. Aorta ascendens
2. Arcus aorta
c. A. Subclavia Sinistra
Arteria ini akan berlanjut menjadi A. axillaris sinistra yang selanjutnya akan
memvascularisasi extremitas superior sinistra.
systema circulatoria | G0012140
Gambar 5. Vascularisasi arteriosa pada sisi kanan caput dan collum oleh A. carotis
communis dextra dan A. vertebralis dextra; tampak lateral dextra.
3. Aorta descendens
Arcus aorta setinggi angulus sterni atau vertebra thoracica IV akan melanjutkan
diri sebagai aorta descendens. Sesuai dengan bagian yang dilewatinya, aorta
descendens diberi nama sesuai ruang atau cavum yang dilewatinya.
Pada masing masing sisi, A. thoracica interna melewati bagian posterior cartilage
costa 6 costa paling atas dan berada 1 cm sebelah lateral sternum. Setinggi SIC VI,
A. thoracica interna bercabang menjadi:
A. Epigastrica Superior
A. Musculoprenica
A. Sacralis mediana
Truncus Pulmonalis
Membawa darah yang kaya akan karbondioksida dari ventriculus cordis dexter
menuju pulmo. Panjangnya sekitar 2 inchi (5 cm). Setinggi perlekatan costa III pada
sternum sebelah kiri linea mediana berjalan ke dorsokranial sampai setinggi perlekatan
costa II pada sternum. Mempercabangkan : A. pulmonalis dextra (ke pulmo dextra)
dan A. pulmonalis sinistra ( ke pulmo sinistra).
2. Vena
Merupakan vasa darah yang menuju ke cor, masuk kedalam atrium. Umumnya
mengandung darah venosa (miskin akan O2) kecualis Vv.Pulmonales dan V. Umbilicalis
sinistra. Vena umumnya ada yang terletak profunda maupun yang terletak superficial. Vena
yang letaknya profunda letaknya mengikuti arteria.
Vena-vena besar
a. V. cava superior
Terletak setinggi perlekatan costa 1 pada sternum, berjalan ke caudal dan bermuara pada
atrium cordis dextrum setinggi perlekatan costa III pada sternum sebelah kanan linea
mediana, disebelah dorsal dari pangkal aorta descendens.
Vena ini merupakan persatuan dan muara dari V. subclavia dextra dan V. jugularis
interna dextra. Sudut yang dibentuk oleh muara kedua vena tersebut disebut juga Angulus
venosus dextra.
Vena ini merupakan persatuan dan muara dari V. subclavia sinistra dan V. jugularis
interna sinistra. Sudut yang dibentuk oleh muara kedua vena tersebut disebut juga
Angulus venosus sinistra.
systema circulatoria | G0012140
Gambar 11. Skema drainase venosa sisi tubuh kanan ke V. cava superior.
Gambar 12. Skema drainase venosa sisi kanan caput dan collum melalui V.
jugularis interna dextra, V. jugularis externa dextra, dan V. vertebralis dextra ke V.
cava superior; tampak lateral dextra.
systema circulatoria | G0012140
d. V. cava inferior
V. cava inferior menembus centrum tendineum diafragma setinggi VTh VIII dan masuk
ke bagian bawah atrium cordis dextrum. Vena ini memiliki katup yang disebut valve vena
cava inferioris atau disebut juga valva Eustachii.
Gambar 13. Skema drainase venosa pada abdomen dan pelvis ke V. cava inferior.
Gambar 14. Skema drainase venosa extremitas inferior dextra ke V. cava inferior.
systema circulatoria | G0012140
e. V. Pulmonalis
Dua V. pulmonalis dextra dan dua V. pulmonalis sinistra meninggalkan pulmo membawa
darah kaya oksigen menuju atrium cordis sinistrum.
3. Systema azygos
Yaitu suatu system venosa yang melibatkan V axygos ,V. hemiazygos, dan V.
Hemiazygos assesoria. Merupakan penyaluran venosa alternatif dari daerah thorax,
abdomen, dan punggung, apabila terdapat penyumbatan vena cava inferior. System vena
azygos di sisi kanan dan kiri columna vertebralis menampung limfe dari punggung,
dinding thorax dan dinding abdomen. Pada system ini dijumpai banyak variasi. V. azygos
dan anak cabang utamanya V. hemiazygos berasal dari permukaan dorsal vena cava
inferior dan vena renalis sinistra. Vena azygos menghubungkan vena cava inferior dan
vena cava superior dan menyalurkan darah dari dinding dorsal thorax dan abdomen. Vena
azygos melintas ke cranial dalam mediatinum posterius, berdekatan dengan sisi kanan
corpus kedelapan Vertebrae thorak paling bawah. Lalu membelok ke cranial radix
pulmonis dan bergabung dengan vena cava superior.
V. azygos
Vena azygos berada pada VL 1 atau VL II pada persatuan V. lumbalis ascendens dexra
dan V. subcostalis dextra, bisa juga langsung berasal dari cabang Vena cava inferior yang
selanjutnya bergabung dengan persatuan V. lumbalis ascendens dexra dan V. subcostalis
dextra. Sekitar pada Vth IV/V, V. azygos mempercabangkan cabang anterior melingkar
diatas radix pulmonis dan bermuara ke dalam permukaan posterior Vena Cava Superior.
Gambar 15. Systema venosa pada thorax, abdomen, dan pelvis. Sebagian besar
venae di thorax didrainase oleh systema azygos; tampak anterior.
V.Hemizygos
Vena ini sering dibentuk oleh gabungan vena lumbalis Ascenden sinistra dan vena
subcostalis sinistra. Vena ini naik melalui crus sinistrum diaphragm dan kira-kira setinggi
Vth VII membelok ke kanan dan bergabung dengan V.Azygos. Vena ini menerima darah
dari:
V. Hemiazygos assesoria
Vena ini dibentuk oleh gabungan dari empat sampai delapan vena intercostales , kadang
juga menerima darah dari Vv. Bronchiales dan bergabung dengan vena azygos setinggi
VTh VII.
4. Sirkulasi darah
Gambar 17. Sirkulasi pulmonar yang membawa darah kaya CO2 dari ventriculus cordis dexter ke
pulmo dan mengembalikan darah kaya O2 dari pulmo ke atrium cordis sinistrum; tampak anterior
(gambar atas). Skema sirkulasi darah parva (bawah).
Tali pusat berisi satu vena dan dua arteria. Vena ini menyalurkan oksigen dan
makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteria menjadi pembuluh balik yang
menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan dari sisa metabolisme.
Setelah melewati dinding abdomen, pembuluh vena umbilicalis mengarah ke
cranial menuju hepar, membagi menjadi 2, yaitu sinus porta ke dexter, yang memasok darah
ke hati dan duktus venosus Arantii ( setelah bayi lahir akan menjadi ligamentum porta
hepatis) yang berdiameter lebih besar dan akan bergabung dengan vena cava inferior masuk
systema circulatoria | G0012140
ke atrium kanan. Darah yang masuk ke jantung kanan ini mempunyai kadar oksigen yang
sama seperti arteria, meski bercampur sedikit dengan darah dari vena kava.
Darah dari vena cava inferior akan langsung mengalir melalui foramen ovale
(menjadi Fossa Ovale setelah lahir pada septum antara atrium cordis dexter et sinister),
masuk ke atrium cordis sinistrum dan selanjutnya melalui ventrikel cordis sisniter akan
menuju aorta dan seluruh tubuh. Adanya krista dividens sebagai pembatas pada vena cava
memungkinkan sebagian besar darah bersih dari duktus venosus langsung akan mengalir ke
arah foramen ovale. Sebaliknya, sebagian kecil akan mengalir ke arah ventrikel cordis
dextrum.
Darah dari ventrikel cordis dexter akan mengalir ke arah pulmo, tetapi sebagian
besar dari ventriculus cordis dexter melalui arteria pulmonalis akan dialirkan ke aorta
melalui suatu pembuluh duktus arteriaosus Botalli ( setelah lahir akan menjadi ligamentum
Arteriaosus botalli, menghubungkan A. Pulmonalis sinistra dengan Arcus Aorta) karena
paru belum berkembang. Darah tersebut akan bergabung di aorta desendens, bercampur
dengan darah bersih yang akan dialirkan ke seluruh tubuh. Darah balik akan melalui arteria
hipogastrika, keluar melalui dinding abdomen sebagai arteria umbilikalis.
Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilikalis, duktus venosus, dan duktus
arteriaosus akan mengerut. Pada saat lahir, akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi
pengembangan paru dan penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan tekanan oksigen pada
sirkulasi paru dan vena pulmonalis, duktus arteriaosus akan menutup dalam 3 hari dan total
pada minggu kedua.
systema circulatoria | G0012140
Gambar 18. Sirkulasi darah fetus (kanan) dan perubahannya setelah lahir (kiri); tampak
anterior.
Gambar 20. Skema sirkulasi portal hepatis serta suplai arteriosa dan drainase venosa pada hepar.
systema circulatoria | G0012140
B. Systema lympatica
Systema lympatica tersusun atas : jaringan lympaticus, jaringan lymphoid, dan
vasa lymphatica. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus limfa
terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh
dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang virus dan
bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil, tymus,
limpa ( spleen atau lien) , limfonodulus. System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus
limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sel limfatik. Pembuluh limfe merupakan muara
kapiler limfe, menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan mempunyai katup pada
lumen yang mencegah cairan limfe kembali ke jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan
juga mencegah limfe keluar dari pembuluh. Systema lymphatica merupakan subsistem dari
sistem sirkulasi. Systema lymphatica memiliki tiga fungsi utama yaitu:
Meskipun pola drainase tersebut khas pada hampir seluruh lympha, vasa lymphatici
berhubungan dengan venae secara bebas pada banyak bagian lokasi tubuh. Akibatnya, ligasi
dari truncus lymphaticus atau bahkan ductus thoracicus hanya memiliki akibat sementara
(transien) oleh karena pola drainase baru dapat terbentuk melalui banyak anastomosis
lymphaticovenosus perifer, dan bahkan anastomosis interlymphatici.
systema circulatoria | G0012140
Gambar 21. Systema lymphatica. A. Pola drainase limfatik. Tidak termasuk kuadran kanan atas
tubuh (pink), keseluruhan lympha akhirnya didrainase meuju angulus venosus sinister melalui ductus
thoracicus. Drainase lympha pada kuadran kanan atas menuju angulus venosus dexter, biasanya
melalui ductus lymphaticus dexter. Lympha secara khas mengalir melalui beberapa nodi lymphoidei,
dengan urutan yang umumnya dapat diprediksi, sebelum akhirnya masuk ke systema venosa. B.
Ilustrasi skematik aliran lympha dari ruang ekstraselular melalui sebuah nodus lymphaticus. Panah-
panah hitam kecil menunjukkan aliran (kebocoran) cairan interstitial keluar dari kapiler darah dan
diabsorpsi ke dalam kapiler limfatik.
systema circulatoria | G0012140
1. Aneurisma
Bagian tipis dan lemah dari dinding arteria atau vena yang menggembung ke
luar, membentuk kantung seperti balon. Penyebab umumnya antara lain atherosclerosis,
syphilis, defek vasa darah kongenital, dan trauma. Apabila tidak ditangani, aneurisma
akan melebar dan dinding arteria akan sangat tipis sehingga dapat pecah, mengakibatkan
perdarahan masif dengan syok, nyeri hebat, stroke, atau kematian. Penanganan dapat
dilakukan dengan operasi pembedahan dengan mengambil daerah vasa darah yang
melemah dan digantikan degnan graft bahan sintetik.
2. Angiography
Teknik pencitraan (imaging) menggunakan medium kontras yang diinjeksikan
ke dalam arteria, misalnya A. femoralis, sehingga menyebar ke arteriae di bagian
distalnya, dan kemmudian dilakukan pengambilan radiograf serial pada satu atau
beberapa lokasi. Angiography digunakan untuk diagnosis penyempitan atau sumbatan
arteriae.
3. Aortography
Pemeriksaan X-ray aorta dan cabang-cabang utamanya setelah diinjeksikan pewarna
(dye) radiopaque.
proksimal dari extremitas superior (subclavian steal syndrome), dan bagian distal dari
extremitas (gangrene).
6. Endarterectomy
Pengangkatan plak atherosklerotik, misalnya dari A. carotis (endarterectomy
carotis), untuk mengembalikan aliran darah normal ke encephalon.
9. Oklusi
Penutupan atau obstruksi dari lumen suatu struktur saluran, seperti vasa darah,
misalnya plak atherosklerotik pada arteria.
Anomali ini terdiri atas (1) stenosis pulmonalis, (2) dextroposisi aortae
(overriding the aorta), (3) defek septum interventriculare (VSD, ventricular septal
defect), dan (4) hipertrofi ventriculus cordis dexter. Sirkulasi darah fetus ini cukup
normal pada awalnya karena dalam sirkulasi darah ini tidak memerlukan banyak darah
yang mencapai pulmo. Tetapi, setelah lahir, ketika ductus arteriosus Botalli menutup,
darah venosa dari ventriculus cordis dexter akan masuk ke ventriculus cordis sinister
(right to left shunt) sehingga darah dalam aorta merupakan darah campuran antara darah
venosa dan darah arteriosa. Akibatnya, akan muncul sianosis (cyanosis) karena O2 tetap
mencapai jaringan sebatas untuk mencukupi kebutuhan hidup.
14. Thrombectomy
Operasi untuk menghilangkan sumbatan darah dari vasa darah.
15. Thrombophlebitis
Inflamasi pada vena yang mengalami pembentukan sumbatan (clot).
Thrombophlebitis superfisial terjadi pada vena superficialis di bawah cutis, misalnya
pada betis (calf).
Daftar Pustaka
Drake R, Vogl W, Mitchell AWM (2009). Gray's anatomy for students: with student consult
second edition. Churchill Livingstone.
Hadiwidjaja S (2002). Thorax et situs viscerum thoracis. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Hadiwidjaja S (2011). Nomina anatomica sive terminologia anatomica. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Hanson JT (2010). Netter’s Clinical Anatomy, 2nd edition. Philadelphia: Elsevier.
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR (2010). Clinically oriented anatomy, 6th edition. China:
Lippincott Williams & Wilkins.
Snell RS (2012). Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tortora GJ, Derrickson B (2011). Principles of anatomy & physiology, 13th edition, vol. 2—
maintenance and continuity of the human body. Asia: John Wiley & Sons.