Anda di halaman 1dari 3

PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF SOLUSI PEMBENTUKAN DAN

PENINGKATAN KERJA UNIT METROLOGI LEGAL

Penulis : Rifyan S. Nasution

4.
Untuk memastikan UML konsisten dalam
menjalankan tata kelola layanan kemetrologian
dengan baik, maka dilaksanakan ,
A. Metrologi Legal dalam Undang – Undang No 23 5. UML kabupaten/kota harus dapat
Tahun 2014 mempertahankan kesesuaian mutu, teknis dan
1. Metrologi legal menjadi sarana untuk administrasi dari waktu ke waktu,
mewujudkan tertib ukur di segala bidang 6. Ketidaksesuaian mutu, teknis dan administrasi
2. Tertib Ukur di Indonesia dicapai jika tugas- diikuti dengan tindakan perbaikan dalam
tugas di bidang metrologi legal meliputi jangka waktu tertentu,
pelaksanaan tera/tera ulang UTTP dan 7. Pengabaian terhadap perintah tindakan
pengawasan kemetrologian terselenggara perbaikan, menyebabkan diberlakukannya
dengan baik di seluruh wilayah NKRI pengenaan sanksi administratif, seperti
3. Perubahan kebijakan tata kelola pemerintahan pengurangan ruang lingkup layanan dalam
di Indonesia dari sentralistik menuju SKKPTTU.
desentralistik bertujuan untukmemeratakan C. Progress Pembentukan UML Prov DKI Jakarta
kesejahteraan masyarakat dengan semakin dan Kab/Kota di Indonesia
dekatnya layanan Dari 509 Total Kab/Kota di Indonesia yang
4. Berdasarkan UU 23/2014 tentang harus melakukan pembentukan UML, Hanya 183
Pemerintahan Daerah, kab/kota diberi UML Kab/Kota yang belum operasional jadi dapat
kewenangan untuk melaksanakan metrologi disimpulkan hingga tahun 2020 ini sebesar 64,59%
legal meliputi pelaksanaan tera/tera ulang jumlah UML Kab/Kota yang telah operasional.
UTTP dan pengawasan
JUM LAH UM L KAB / KOTA YAN G TELAH DIN I LAI DAN
5. Institusi Pelaksana tera/tera ulang UTTP dan OPER ASION AL
Pengawasan Kemetrologian di kab/kota: Unit ( TAH UN 1999 - JULI 2020 )
Metrologi Legal (UML)
6. Pembentukan UML didasarkan pada Peraturan

326
Perundangan: [PP tentang Perangkat Daerah
300

dan NSPKnya]
194

7. Salah satu NSPK terkait dengan pelaksanaan


97
52
51

tata Kelola UML adalah Permendag No 115


Tahun 2018 tentang Unit Metrologi Legal 1 9 9 9 -2 0 1 2 2 0 1 3 -2 0 1 8 2 0 1 9 S A M P A I
20112017J U L I
2020
B. Pokok – Pokok Pikiran Permendag 115 Tahun
2018
1. Untuk dapat membentuk UML harus D. Masalah Operasionalisasi UML
memenuhi persyaratan, dilakukan penilaian 1. Belum meratanya pemahaman
terhadap kesesuaian dan diakhiri dengan Bupati/Walikota terhadap pemberian
penerbitan SKKPTTU, kewenangan untuk melaksanakan kegiatan
2. Lingkup SKKPTU minimal diperuntukkan metrologi legal sebagai amanah UU No 23
untuk UTTP publik: UTTP massa [Pasar: tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pasar Rakyat, Pasar Modern] dan UTTP 2. Terbatasnya kemampuan pembiayaan daerah
Volume [ Pompa Ukur pada SPBU], untuk mempersiapkan infrastruktur seperti
3. Lingkup SKKPTTU dapat ditambah sesuai gedung kantor, laboratorium, standar, peralatan
potensi dengan memperhatikan pemenuhan pendukung dan kendaraan operasional,
persyaratan,

3. Sulitnya memperoleh SDM Kemetrologian 4. Terjadinya fenomena pemindahan SDM Kemetrologian


dengan kualifikasi, kompetensi yang sesuai yang telah diberi kompetensi khusus, keluar dari UML
dan jumlah yang memadai, Kondisi ini berpotensi menyebabkan terhentinya layanan
publik di bidang kemetrologian, sehingga 15. Masih terdapat ketidaksesuaian persyaratan
kontraproduktif terhadap apa yang telah yang seharusnya dipenuhi oleh UML dalam
diamanahkan dalam UU No 23 tahun 2014 proses penilaian/Surveillance, namun sudah
tentang Pemerintahan Daerah, atau tetap menyelenggarakan layanan,
5. Belum diangkatnya SDM Kemetrologian yang 16. Penggunaan kendaraan operasional DAK
telah memperoleh kompetensi khusus ke dalam Kemetrologian tidak sesuai dengan
Jabatan Fungsional Kemetrologian (JFK), peruntukkannya,
6. Belum semua SOTK di Unit Metrologi Legal 17. Belum diperoleh update terkini terkait
sesuai peraturan perundang-undangan, pengalihan P3D Metrologi Legal dari Prov
7. Unit Metrologi Legal dimaknai hanya sebagai Jabar ke UML Kota Cirebon, Kota
unit pelayanan tera/tera ulang, pelaksanaan Tasikmalaya, Kab. Karawang, Kab. Bandung,
Pengawasan Kemetrologian belum mendapat dan Kota Bogor, setelah dilakukan pertemuan
perhatian yang sama. terakhir pada tanggal 11 Desember 2019 di
8. Masih banyak kabupaten/kota yang Gedung Sate,
mempunyai tugas dan fungsi tumpang tindih 18. Belum diperoleh update terkini terkait
(terdapat bidang metrologi tapi masih pengalihan P3D Metrologi Legal dari Prov
mendirikan UPTD metrologi yang mempunyai Banten ke UML Kota Serang, setelah
tugas dan fungsi yang sama), dilakukan rapat pada akhir bulan Ramadhan
9. Banyak kepala UML kab/kota yang belum (April 2020),
mengikuti diklat Manajemen Operasional 19. Belum terdapat pola distribusi UTTP
Kemetrologian (MOK) yang dibutuhkan dalam (timbangan) penjualan eks impor/produksi
mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas, dalam negeri, sehingga pertambahan UTTP
10. Terdapat kesenjangan kompetensi antara disetiap UML tidak dapat dimonitor,
Penera dengan potensi UTTP yang hendak
diperluas ruang lingkupnya, sementara E. Alternatif Solusi Operasionalisasi UML
Pelatihan Teknis dari PPSDK untuk UTTP 1. Sosialisasi intensif dengan melibatkan
tertentu harus menunggu jadwal yang tidak Kemendagri pada forum-forum /kegiatan yang
jelas, dilaksanakan oleh Kemendagri, antara lain
11. Terbatasnya kemampuan pembiayaan daerah pada Forum Konsultasi Teknis Kemendagri
untuk melakukan pelayanan sidang tera ulang yang dihadiri oleh Bupati/Walikota se-
di pasar-pasar, Indonesia
12. Terbatasnya kemampuan Unit Metrologi Legal 2. Pemerintah Pusat melalui Bappenas dan
dalam pembiayaan pengembangan kompetensi Kementerian Keuangan sejak Tahun 2011
SDM untuk mengikuti pelatihan-pelatihan hingga 2019 telah memberikan DAK
teknis, Kemetrologian
13. Terbatasnya pembiayaan untuk menjaga 3. Persoalan SDM secara khusus akan dicari
ketertelusuran peralatan standar ukuran dalam solusinya melalui Pengadaan CPNS bagi SDM
1 tahun sekali, sehingga menyebabkan banyak Kermetrologian, dalam waktu dekat akan
temuan mayor saat dilakukan Surveillance, dilaksanakan Rakornas bersama Kemendagri,
14. Masih banyak kab/kota yang belum melakukan KemenPANRB dan BKN
kegiatan pengelolaan laboratorium dalam 4. Salah satu syarat penting untuk dapat
menjaga peralatan standar ukuran dikarenakan melakukan pengadaan CPNS tersebut adalah
keterbatasan tempat/gedung untuk melakukan adanya Analisis Jabatan dan Analisi Beban
pelayanan tera/tera ulang, Kerja, yang menjadi dasar input e-formasi,
Ditmet sedang dalam proses mempersiapkan
hal ini. Target Pertengan atau akhir Agustus
Rakornas dapat dilakukan dengan melibatkan
para pihak
5. Koordinasi dengan BKD seluruh
Kabupaten/Kota, akan dijadwalkan dalam
kesempatan selanjutnya, untuk memastikan
SDM Kemetrologian duduk dalam JFK sesuai
PermenpanRB yang menjadi acuannya
6. Mengingatkan kembali agar Kabupaten/Kota NSPK yang berlaku
dalam membangun SOTK memperhatikan PP 7. Meminta Kepala Dinas melakukan pengusulan revisi
16 Tahun 2018 tentang Perangkat Daerah dan SOTK agar pengawasan menjadi salah satu fungsi UML
kabupaten/kota
8. Mendorong percepatan kepala UML untuk
segera mengikuti Pelatihan MOK (disesuaikan DAFTAR PUSTAKA
dengan perkembangan pandemic Covid-19)
9. Ditmet akan merancang pemenuhan
Bahan Paparan Webinar Direktorat Metrologi Agustus
kompetensi bagi UML dengan UTTP yang
2020
akan dikembangkan ruang lingkup SKKPTTU-
nya, melalui Bimtek, Coaching, Mentoring,
Studi Kasus, Praktek Lapangan dan
Pengembangan Kompetensi Non Klasikal
lainnya, sebelum uji kompetensi dilakukan
terhadap Penera
10. Terkait masih sering terjadinya pemindahan
SDM Kemetrologian sehingga menghentikan
layanan, Ditmet akan berusaha mengusulkan
Peraturan Bersama antara Mendag, Mendagri,
MenpanRB dan BKN terkait hal ini, sehingga
tidak akan terulang lagi di masa mendatang
11. Mengingatkan kembali penggunaan bantuan
DAK yang tidak sesuai peruntukkannya dapat
menghambat tugas UML mewujudkan tertib
ukur. Kemendag akan menyusun Permendag
khusus terkait hal ini. Pembiinaan akan
dilakukan secara terukur sesuai PP No 12/2007
tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah [Maks:
Pembinaan oleh Bupati/Walikota]
12. UML Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kab.
Karawang, Kab. Bandung dan Kota Bogor,
sebaiknya kembali melakukan koordinasi.
Pihak ORI telah menanyakan hal ini dan
meminta untuk melakukan mediasi langsung
dengan Sekretaris Daerah Provinsi Jabar
13. UML Kota Serang sebaiknya menindaklanjuti
kesepakatan yang telah dihasilkan [win-win
solution, penggunaan bersama asset P3D,
walaupun secara hukum hal ini tidak diatur]
14. Kepala UML yang daerahnya merupakan locu
peneraan untuk timbangan eks impor/produksi
dalam negeri meminta data kepada
importer/pabrikan terkait pergerakan/penjualan
timbangan, baik menyangkut jenis, jumlah dan
tujuan. Kepala UML tujuan melakukan
koordinasi dengan Kepala UML (locus tera),
terkait hal ini dan melakukan pencatatan serta
melaporkannya kepada Ditmet sebagai bahan
evaluasi kinerja UML

Anda mungkin juga menyukai