Anda di halaman 1dari 12

‫ْﺮ‬ ْ َ َْ َ َ ٌ ‫ﺎس َزﻣ‬‫َ ﱠ‬ ْ

ِ ‫ﺾ َﻋﻠﻰ اﻟ َﺠﻤ‬
ِ ‫ﯿﻬ ْﻢ َﻋﻠﻰ ِدﯾِﻨ ِﻪ ﻛﺎﻟﻘ ِﺎﺑ‬
ِ ‫اﻟﺼ ِﺎﺑ ُﺮ ِﻓ‬
‫َﺎن ﱠ‬ ِ ‫ﯾَﺄِﺗﻲ َﻋﻠﻰ اﻟﻨ‬

"Akan datang kepada manusia suatu masa yang ketika itu orang yang sabar di atas agamanya
seperti menggenggam bara api."

ِ ‫ﺎﻋﺔ ﻛﻬَﺎَﺗﯿ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﺑُ ِﻌ ْﺜ ُﺖ َأَﻧﺎ َو ﱠ‬
َ َ َ ‫اﻟﺴ‬

“Antara aku dan hari kiamat ketika aku diutus seperti dua hal ini.”

Rasulullah SAW bersabda:

‫ْﺲ ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻐ ِﺮِﺑﻬَﺎ‬ ‫ﺎﻋ ُﺔ َﺣﺘﱠﻰ َﺗ ْﻄﻠُ َﻊ ﱠ‬


ُ ‫اﻟﺸﻤ‬ ‫ﻻ َﺗﻘُﻮ ُم ﱠ‬
َ ‫اﻟﺴ‬ َ

“Hari kiamat tidak akan terjadi sampai matahari terbit dari barat.”

Rasulullah SAW bersabda:

‫ﺎم‬ ‫ﱠ‬ َ ِ ‫َﺸ ُﻖ ِﻣ ْﻦ َﺧﯿ‬ ُ ‫ﻮﻃ ِﺔ إَﻟﻰ َﺟﺎِﻧﺐ َﻣ ِﺪﯾَﻨ ٍﺔ ﯾَُﻘ‬


ْ ‫ﺎل َﻟﻬَﺎ ِدﻣ‬ َ ‫َﻠ َﺤ َﻤ ِﺔ ﺑ ْﺎﻟ ُﻐ‬
ْ ‫َﻮ َم ْاﻟﻤ‬ ْ ‫ﺎط ْاﻟﻤ‬
َ ‫ُﺴِﻠ ِﻤ‬ َ ‫إ ﱠن ﻓُ ْﺴ َﻄ‬
ِ ‫ْﺮ َﻣﺪاِﺋ ِﻦ اﻟﺸ‬ ِ ِ ِ ْ ‫ﯿﻦ ﯾ‬ ِ

“Sesungguhnya barak kaum muslimin di hari perang besar terjadi berada di Ghauthah (nama
sebuah daerah di Syam), sampai ke sisi sebuah kota yang dinamakan Damaskus, kota terbaik
dari kota-kota yang ada di Syam.”

riwayat berikut:

ٍ ُ‫َﺮ ٍج ِذي ﺗُﻠ‬


‫ﻮل‬ ْ ‫ُﻮن َﺣﺘﱠﻰ َﺗ ْﻨ ِﺰﻟُﻮا ِﺑﻤ‬
َ ‫ُﻮن ﺛُ ﱠﻢ َﺗ ْﺮ ِﺟﻌ‬
َ ‫ُﻮن َوَﺗ ْﺴَﻠﻤ‬
َ ‫ون َوَﺗ ْﻐَﻨﻤ‬
َ ‫ﺼ ُﺮ‬َ ‫ا ِﻣ ْﻦ َو َراِﺋ ُﻜ ْﻢ َﻓﺘُ ْﻨ‬‫ون َأ ْﻧﺘُ ْﻢ َو ُﻫ ْﻢ َﻋ ُﺪو‬
َ ‫ﺻ ْﻠ ًﺤﺎ آ ِﻣًﻨﺎ َﻓَﺘ ْﻐ ُﺰ‬
ُ ‫اﻟﺮو َم‬
‫ﻮن ﱡ‬َ ‫ﺼﺎِﻟ ُﺤ‬ َ ُ‫َﺳﺘ‬
ْ ْ
‫اﻟﺮو ُم َوَﺗ ْﺠ َﻤ ُﻊ ِﻟﻠﻤَﻠ َﺤ َﻤ ِﺔ‬ ْ َ َ ْ َ ‫ﱡ‬ َ
‫ﯿﻦ ﻓَﯿ ُﺪﻗ ُﻪ ﻓ ِﻌﻨ َﺪ ذِﻟﻚ َﺗﻐ ِﺪ ُر ﱡ‬ ْ ٌ
ْ ‫ﻀ ُﺐ َر ُﺟﻞ ِﻣ ْﻦ اﻟﻤ‬
َ ‫ُﺴِﻠ ِﻤ‬ ْ
َ ‫ﯿﺐ ﻓَﯿﻐ‬َ ُ ‫اﻟﺼِﻠ‬ َ ُ
‫ﯿﺐ ﻓﯿَﻘﻮل َﻏﻠ َﺐ ﱠ‬ ُ َ َ ‫اﻟﺼِﻠ‬ ‫ﺼ َﺮاِﻧﯿﱠ ِﺔ ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ ٌ َ ْ ‫َﻓﯿ‬
ْ ‫َﺮﻓ ُﻊ َر ُﺟﻞ ِﻣ ْﻦ أ ْﻫ ِﻞ اﻟﻨ‬

“Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Romawi secara aman, kemudian kalian
dan mereka memerangi musuh bersama kalian, dan akhirnya kalian menang sekaligus
memperoleh ghanimah dan selamat, kemudian kalian pulang. Pada saat kalian singgah di Dzi
Talul, seorang lelaki Kristen mengangkat salib dan berteriak, “Hidup salib!” Seorang Muslim
marah, lalu memukulnya. Ketika itu, bangsa Romawi berkhianat dan berkumpul guna
mempersiapkan perang besar.”
-Islam…

Kaum Muslimin akan menghadapi dua peperangan besar di akhir zaman, sekaligus sebagai
penutup segala perang karena setelah itu tidak ada lagi perang. Kedua peperangan tersebut
dijelaskan dalam nubuat akhir zaman. Yang pertama adalah perang al-Malhamah kubra,
perang tersebut terjadi setelah kaum muslimin menaklukkan Persia yang sekarang sebagai
republik Iran. Perang al-malhamah kubra terjadi antara kaum muslimin dengan Rum.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist tentang urutan peperangan akhir zaman.

“Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian
perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum
sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah
menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim).

Didalam hadist diatas dijelaskan bahwa perang terakhir umat Islam terjadi dengan Rum dan
Dajjal. Peperangan dengan rum desibut dengan perang al-malhamah kubra sedangkan
peperangan dajjal disebut dengan perang armageddon atau perang Gog Magog (Ya’juj dan
Ma’juj). Perang al-malhamah kubra itu pusat peperangannya adalah di Suriah sebagaimana
dalam dalam hadist

“Sungguh Rum benar-benar akan memasuki Syam (Suriah) selama empat puluh hari tidak ada
yang selamat selain Damaskus dan Amman” (HR Abu Daud)

Sedangkan perang Armageddon pusat peperangannya terjadi di Palestin wilayah negara Israel
sekarang ini. Karena Dajjal akhir zaman akan menjadi pemimpin negara Israel yang mengusai
wilayah Plaestin. Mageddon adalah sebuah bukit yang terletak diwilayah Palestin. sehingga
perang Armageddon adalah perang dalam misi pembebasan Palestin dari jajahan kaum
Yahudi. Perang al-malhamah kubra itu terjadi sebelum penaklukkan Konstantinopel sekarang
sebagai rezim sekuler Turki dan perang Armageddon itu terjadi setelah penaklukkan
Konstantinopel. Sebagaimana hadist

“Makmurnya Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran kota Madinah, hancurnya kota Madinah
adalahl tanda terjadinya peperangan besar (Al-malmah kubra), terjadinya peperangan besar
adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, & pembukaan kota Konstantinopel adalah
tanda keluarnya Dajjal. Kemudian beliau menepuk-nepuk paha orang yg beliau ceritakan
tentang hadits tersebut, atau dalam riwayat lain, 'pundaknya'. Kemudian bersabda: Semua ini
adalah sesuatu yg benar, sebagaimana engkau -Mu'adz bin Jabal- sekarang berada di sini
adalah sesuatu yg benar”. (HR. Abu Daud)

Didalam hadist di atas secara jelas dinyatakan bahwa perang al-Malhamah kubra terjadi
sebelum penaklukkan konstantinopel sedangkan perang Dajjal atau perang armageddon itu
terjadi setelah penaklukkan Konstantinopel.
Adapun Rum yang dimaksudkan dalam hadist di atas adalah Rum timur yang dulunya pusat
pemerintahannya berada di Konstantinopel. Karena dalam Islam tidak pernah dikenal romawi
barat, Romawi barat telah runtuh seratus tahn sebelum munculnya Islam dan berdiri kembali
setelah seratus tahun wafatnya Rasulullah saw. Sehingga Rum yang dimasudkan dalam
al-Quran surah Rum adalah Romawi tmur yang berpusat di Kostantinopel.

Setelah Romawi timur runtuh pusat pemerintahan berpindah ke Rusia yang disebut dengan
Tsar Rusia. Tsar adalah asal kata dari kaisar yang mengadopsi sistem kekaisaran romawi
Timur. Di dalam wikipedia dijelaskan Setelah kota konstantinopel direbut oleh kaum muslimin
maka kekaisaran Byzantine beralih ke Rusia. Peran kaisar sebagai pelindung Ortodoks timur
diklaim oleh Ivan III, Adi Pati Agung Mokswa. Ia telah menikah Saudara Andreas , Shopia
Paleologue. Cucunya Ivan IV akan menjadi Tsar Rusia yang pertama. Tsar adalah istilah dulu
yang digunakan bangsa Slavia untuk kekaisaran Byzantine.

Penerus-penerus mereka mendukung gagasan bahwa moskwa adalah penerus kekaisaran


Byzantine yang berpusat di Konstantinopel. Gagasan Kekaisaran Rusia adalah sebagai
kekaisaran Rum itu tetap hidup hiingga meletusnya revolusi Rusia tahun 1917 M. Setelah
berdirinya Uni soviet kekaisaran Rum runtuh dan digantikan dengan sistem komunis, akan
tetapi setelah uni Soviet runtuh kekaisaran Rum dilanjutkan kembali oleh negara Rusia modern
sekarang ini.

Maka Secara jelas bahwa Rum yang dimaksudkan dalam hadist adalah Romawi timur yang
merupakan Rusia hari ini, sikap Rusia yang menentang zionis Dajjal menjadikan sebab Islam
akan berdamai dengan Rusia. Sebagaimana disebutkan dalam hadist,

“Kamu akan berdamai dengan Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka akan
memerangi suatu musuh. Dan kamu akan mendapatkan kemenangan serta harta rampasan
perang dengan selamat. Kemudian kamu berangkat sehingga sampai ke sebuah padang
rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda
salib seraya berkata, ‘Salib telah menang’. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin
kepadanya, lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Rum
berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, dimana
tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara.” ”(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Perdamaian dengan Rusia belum terjadi untuk saat ini karena perdamaian tersebut terjadi
disaat kaum muslimin memerangi Persia yang merupakan Iran sekarang. Untuk saat ini Iran
masih bersekutu dengan Rusia menentang zionis Dajjal. Akan tetapi pada masa al-Mahdi Rusia
akan meninggalkan sekutunya Iran dan berdamai dengan kaum muslimin. Sedangkan Iran akan
beralih bersekutu dengan zionis dajjal Amerika. Hal ini bisa kita lihat sikap Iran yang membantu
rezim Iraq yang merupakan boneka zionis untuk mempertahankan hegemoni zionis di timur
tengah. Tentang perdamaian dengan Rum pada masa al-Mahdi dijelaskan oleh Imam as
Sayuti, Abu Nua’im meriwayatkan dari Abi Umamah katanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Di antara kamu dan orang-orang Rum akan berlaku 4 kali perdamaian. Pada kali keempatnya
berlaku di tangan salah seorang daripada keluarga Hiraqlu. Perjanjian itu berterusan selama 7
tahun”. Ada seorang sahabat bertanya Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah! Siapakah Imam
orang ramai (orang Islam) pada hari itu?” Rasulullah SAW menjawab, “Al Mahdi daripada anak
cucuku. Dia berumur 40 tahun, mukanya bagai bintang yang bersinar-sinar, di pipi sebelah
kanannya terdapat tahi lalat hitam, dia memakai dua jubah Qatwaniyyah bagaikan pemuda
Bani Israel. Dia mengeluarkan gedung-gedung dan menaklukan negeri-negeri syirik”.

Setelah Rum di taklukkan kemudian kaum muslimin menaklukkan Turki tanpa peperangan.
Setelah Turki ditaklukkan maka keluarlah Dajjal. Maka terjadilah perang Armageddoon atau
Perang Dajjal atau disebut juga dalam hadist sebagai perang Gog Magog (Ya’juj dan Majuj).
Ketiga-tiganya adalah sama karena disebut perang armageddon pusat peperangannya di bukit
Mageddon palestin, disebut perang Dajjal karena pada saat itu Dajjal sebagai presiden negara
Israel, disebut dengan perang Ya’juj dan Ma’juj karena pasukan koalisi dunia yang
mempertahankan negara zionis dari serang kaum muslimin yang tergabung dalam negara
negara Eropa dan Amerika disebut sebagai pasukan Ya’juj dan Ma’juj. Sebagaimana dijelaskan
dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam manuskrip yang ditulis ulang oleh
peneliti berjudul : “Salam wa Harb fi Akhir Zaman ar Rabb“.

Dalam perang itu keluar seorang ratu dunia, pelaku makar dan pelacur. Namanya Amirika. Ia
menggoda dunia waktu itu dalam kesesatan dan kekafiran. Sementara itu Yahudi dunia saat itu
berada di tempat yang paling tinggi. Mereka menguasai seluruh al-Quds dan al-Madinah
al-Muqaddasah (Kota yang disucikan).

Semua negeri datang dari laut dan udara, kecuali negeri salju yang menakutkan dan negeri
panas yang menakutkan. Al-mahdi melihat bahwa seluruh dunia melakukan makar buruk
kepada dirinya dan ia melihat bahwa makar Allah lebih hebat lagi. Ia melihat bahwa seluruh
alam Tuhan berada dalam kekuasaannya. Akhir dari perang itu ada di tangannya, dan seluruh
dunia merupakan pohon yang dimilikinya dari dahan hingga ranting-rantingnya.

Di tanah Isra’ dan Mi’raj terjadi perang dunia yang disitu al-Mahdi memberi peringatan kepada
orang-orang kafir bila mereka tidak mau keluar. Maka orang-orang kafir dunia berkumpul untuk
memerangi Al-Mahdi dalam pasukan sangat besar yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Dalam kelompok kekuatan Yahudi al-Khazar dan Bani Israel masih terdapat pasukan lain yang
tidak diketahui jumlahnya. Al Mahdi melihat bahwa siksa Allah sangat mengerikan dan bahwa
janji Allah benar-benar telah datang dan tidak diakhirkan lagi. Kemudian Allah melempari
mereka dengan lemparan yang dahsyat. Bumi, lautan dan langit terbakar, untuk mereka, dan
langit menurunkan hujan yang sangat buruk. Seluruh penduduk bumi mengutuk orang kafir
dunia, dan Allah mengizinkan lenyapnya seluruh orang kafir di Perang Dajjal, dan perangnya
terjadi di negeri Syam dan kejahatan………”.
Itu adalah sebagian cuplikan dari isi buku tentang nubuwah tersebut. Manuskrip langka tersebut
berasal dari abad ke 2 H ditulis oleh salah seorang Tabi’at – Tabi’in yang berasal dari Syam
(wilayah Lebanon, Palestina). Manuskrip ini tersimpan di perpustakaan Turki di Istanbul

AKHIR ZAMAN
Al-Malhamah Al-Kubra, Benarkah Migrasi Massal Bangsa Romawi Ke Dalam Islam Menjadi
Pemicunya?
Oleh Samir Musa Pada 23/04/2018 09:01
16,861
Share
Oleh: Abu Fatiah Al-Adnani | Pakar Kajian Akhir Zaman

(Arrahmah.com) – Al-Malhamatul Kubra merupakan sebuah pertempuran paling dahsyat yang


pernah terjadi antara Al-Mahdi dan musuhnya. Disebut Malhamah Kubra karena dahsyatnya
pembantaian yang berakhir dengan korban yang sangat besar di kedua belah pihak. Dari setiap
100 keluarga muslim hanya satu orang saja yang selamat, sedangkan pihak kafir Romawi
hanya tertinggal satu orang saja dari total 960.000 pasukannya. Rasulullah saw sendiri
menggambarkan kekalahan telak pasukan Romawi dengan ungkapan laa yara mitslaha (belum
pernah terlihat sebelumnya bentuk kehancuran yang seperti itu)

Sisi lain yang menarik untuk dikaji adalah mengapa pertempuran itu terjadi? Apa yang menjadi
sebab meletusnya perang akhir zaman tersebut?

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sebelum terjadi penaklukkan Persia, kaum muslimin
dan Romawi akan berdamai dengan kondisi yang aman. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan
dalam riwayat berikut:

ٍ ُ‫َﺮ ٍج ِذي ﺗُﻠ‬


‫ﻮل‬ ْ ‫ُﻮن َﺣﺘﱠﻰ َﺗ ْﻨ ِﺰﻟُﻮا ِﺑﻤ‬
َ ‫ُﻮن ﺛُ ﱠﻢ َﺗ ْﺮ ِﺟﻌ‬ َ ‫ُﻮن َوَﺗ ْﺴَﻠﻤ‬
َ ‫ون َوَﺗ ْﻐَﻨﻤ‬ َ ‫ﺼ ُﺮ‬َ ‫ا ِﻣ ْﻦ َو َراِﺋ ُﻜ ْﻢ َﻓﺘُ ْﻨ‬‫ون َأ ْﻧﺘُ ْﻢ َو ُﻫ ْﻢ َﻋ ُﺪو‬
َ ‫ﺻ ْﻠ ًﺤﺎ آ ِﻣًﻨﺎ َﻓَﺘ ْﻐ ُﺰ‬
ُ ‫اﻟﺮو َم‬ ‫ﻮن ﱡ‬ َ ‫ﺼﺎِﻟ ُﺤ‬ َ ُ‫َﺳﺘ‬
ْ ‫اﻟﺮو ُم َوَﺗ ْﺠ َﻤ ُﻊ ِﻟ ْﻠﻤ‬
‫َﻠ َﺤ َﻤ ِﺔ‬ ‫ﯿﻦ َﻓَﯿ ُﺪﻗﱡ ُﻪ َﻓ ِﻌ ْﻨ َﺪ َذِﻟ َﻚ َﺗ ْﻐ ِﺪ ُر ﱡ‬ ْ ‫ﻀ ُﺐ َر ُﺟ ٌﻞ ِﻣ ْﻦ ْاﻟﻤ‬
َ ‫ُﺴِﻠ ِﻤ‬ َ ‫ﯿﺐ َﻓَﯿ ْﻐ‬ ُ ‫اﻟﺼِﻠ‬ ‫ﻮل َﻏَﻠ َﺐ ﱠ‬ ُ ُ‫ﯿﺐ َﻓﯿَﻘ‬ َ ‫اﻟﺼِﻠ‬ ‫ﺼ َﺮاِﻧﯿﱠ ِﺔ ﱠ‬ ْ ‫َﺮ َﻓ ُﻊ َر ُﺟ ٌﻞ ِﻣ ْﻦ َأ ْﻫ ِﻞ اﻟﻨﱠ‬
ْ ‫َﻓﯿ‬

“Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Romawi secara aman, kemudian kalian
dan mereka memerangi musuh bersama kalian, dan akhirnya kalian menang sekaligus
memperoleh ghanimah dan selamat, kemudian kalian pulang. Pada saat kalian singgah di Dzi
Talul, seorang lelaki Kristen mengangkat salib dan berteriak, “Hidup salib!” Seorang Muslim
marah, lalu memukulnya. Ketika itu, bangsa Romawi berkhianat dan berkumpul guna
mempersiapkan perang besar.”[1]

Sebagaimana perjanjian damai yang dibuat Nabi saw dengan kaum Yahudi maupun musyrikin
Quraisy Mekkah, maka boleh jadi seperti itulah prediksi perjanjian damai yang akan
berlangsung antara Imam Mahdi dan Bangsa Romawi. Inilah perjanjian damai yang
sesungguhnya, perjanjian yang membuat kaum muslimin diakui eksistensinya oleh seluruh
dunia, sehingga ada jaminan keamanan bagi kaum muslimin dimanapun mereka tinggal.

Sebagaimana perjanjian damai yang dilakukan oleh Nabi saw dan musuh-musuh Islam baik
yang aktiv maupun pasif, maka ada sejumlah kesepakatan yang pasti akan diterima oleh
Bangsa Romawi yang terikat perjanjian damai dengan kaum muslimin. Salah satunya kaum
muslimin akan diizinkan untuk berdakwah kepada siapapun dan Bangsa Romawi tidak akan
menghalanginya walau itu di negeri negeri mereka

Maka, dalam proses perjanjian damai yang semacam inilah bangsa Romawi baik sipil maupun
militernya akan mendapatkan informasi tentang Islam yang proporsional dan jauh dari
kampanye islamphobia. Betapa terkejutnya mereka manakala mendapati bahwa moral dan
karakter kaum muslimin tidaklah sebagaimana yang dicitrakan oleh bangsa Barat selama ini
melalui media mereka. Kebebasan umat Islam untuk berdakwah dan mengenalkan Islam
secara kaffah di tengah bangsa Romawi ini telah membuat mata hati mereka terbuka.
Karenanya secara berbondong-bondong mereka akan masuk Islam, tak terkecuali pasukan
militer mereka.

Pada titik inilah Bangsa Romawi mengalami kegelisahan dan kekhawatiran yang amat sangat
atas masa depan mereka. Bukan sekedar itu, bahkan pengalaman pahit mereka dalam
kerjasama memerangi Bangsa Persia telah membuat mereka berfikir ulang untuk melanjutkan
perjanjian dengan kaum muslimin.

Ada sejumlah kekecewaan bangsa Romawi atas kaum muslimin selama perjanjian damai ini
berlangsung:

Dalam perang menaklukkan imperium Persia, memang Persia berhasil dikalahkan. Namun
bangsa Romawi juga mengalami kerugian yang amat sangat besar. Dengan asumsi bahwa
pasukan Romawi akan memperebutkan gunung emas yang berada di wilayah kekuasaan
Imperium Persia, maka dari 100 tentara mereka hanya tersisa yang masih hidup. Maknanya,
boleh jadi militer Romawi akan kehilangan lebih dari 80% militer mereka di perang tersebut.
Ketika Persia berhasil dikalahkan dan koalisi itu mendapatkan ghanimah, maka Imam Mahdi
akan memberlakukan syariat Islam dalam mendistribusikannya. Distribusi yang berdasar pada
ketetapan syariat ini tentu saja membuat bangsa Romawi kehilangan mimpi-mimpi mereka
untuk menguasai sumber daya alam negeri Persia, sebab Imam Mahdi hanya akan
membagikan harta ghanimah itu kepada kaum muslimin sebagaimana yang Allah perintahkan.
Banyaknya warga Eropa dan Amerika yang berbondong bondong masuk Islam lantaran
kebebasan umat Islam berdakwah di negeri mereka. Bukan hanya sipil, namun juga militer
mereka banyak yang masuk Islam. Karenanya dalam perang Al-Malhamah Al-Kubra ini,
sebelum perang tanding dimulai, bangsa Romawi menuntut kaum muslimin untuk
mengembalikan militer mereka yang masuk Islam dan bergabung dalam barisan Imam Mahdi.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut: Apabila mereka telah berbaris (dan
berhadap-hadapan untuk berperang), bangsa Romawi akan menggertak: “Biarkan kami
membuat perhitungan dengan orang-orang kami yang kalian tawan (maksud mereka adalah
bangsa Romawi yang telah masuk Islam)!” Mendengar gertakan itu, kaum muslimin menjawab,
“Demi Allah, kami tidak akan membiarkan kalian mengusik saudara-saudara kami!”[2]
Demikianlah, banyaknya militer Romawi yang bertaubat dan sadar untuk masuk Islam telah
menimbulkan kekhawatiran yang amat sangat bagi petinggi Romawi. Melanjutkan perdamaian
dengan umat Islam menjadi tidak menguntungkan bagi bangsa Romawi dilihat dari sudut
manapun. Karenanya, mereka mencari moment yang tepat untuk membatalkan perjanjian
dengan Umat Islam, dan mereka menemukannya saat kembali dari perang Persia dengan cara
mengklaim bahwa kemenangan ini adalah kemenangan Romawi atas Persia, bukan
kemenangan Islam dan kaum muslimin.

Tentu saja kelicikan mereka membuat kaum muslimin geram, sehingga mereka membunuh
seorang prajurit Romawi. Peristiwa inilah yang menjadi pemicu bangsa Romawi untuk
mengkhianati perjanjian damai dengan kaum muslimin, lalu mereka mengumpulkan seluruh
militer Eropa untuk menyerang Imam Mahdi dan kaum muslimin. Lalu terkumpullah 80 negara
barat yang siap untuk mengirimkan 12.000 tentara terbaiknya dalam perang di Ghautah ini,
sehingga total jumlah mereka yang ikut ambil bagian dalam perang ini ada 960.000 tentara.
Wallahu a’lam bish shawab.

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari Hudzaifah bin Asid dengan lafazh lain,
yaitu:

ُ ‫ َو َداﺑ‬،‫ﺎل‬
ُ ‫ َواﻟ ﱠﺪ ﱠﺟ‬،‫ﺎن‬ َ ‫ْﺮ ِة ْاﻟﻌ‬
ُ ‫ َواﻟ ﱡﺪ َﺧ‬،‫َﺮ ِب‬ ٌ ‫ َو َﺧ ْﺴ‬،‫ﻒ ِﺑ ْﺎﻟ َﻤ ْﻐﺮ ِب‬ ْ ْ ٌ
ٌ ‫ َو َﺧ ْﺴ‬،‫َﺸﺮق‬ ُ ‫ﻻ َﺗ ُﻜ ْﻮ ُن َﺣﺘﱠـﻰ َﺗ ُﻜ ْﻮ َن َﻋ ْﺸ‬
َ ‫ﺎﻋ َﺔ‬
‫ﱠﺔ‬ َ ‫ﻒ ِﺑ َﺠ ِﺰﯾ‬ ِ ِ ِ ‫ َﺧ ْﺴﻒ ِﺑﺎﻟﻤ‬:‫َﺎت‬ ٍ ‫ـﺮ آﯾ‬ ‫ِإ ﱠن ﱠ‬
َ ‫اﻟﺴ‬
ُ
َ ‫ْﺮ ِة َﻋ َﺪ ٍن َﺗ ْﺮ َﺣﻞ اﻟﻨﱠ‬ ُ
َ ‫ﺎر َﺗ ْﺨ ُﺮ ُج ِﻣ ْﻦ ﻗﻌ‬
ٌ ‫ َوَﻧ‬،‫ْﺲ ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻐ ِﺮِﺑﻬَﺎ‬ ‫ﱠ‬ ُ ُ ْ ْ َ ْ
‫ﺎس‬ ِ ‫ َوﻃﻠ ْﻮ ُع اﻟﺸﻤ‬،‫ َوﯾَﺄ ُﺟ ْﻮ ُج َوﻣَﺄ ُﺟ ْﻮ ُج‬،‫ض‬ِ ‫اﻷ ْر‬.

“Sesungguhnya Kiamat tidak akan terjadi hingga ada sepuluh tanda (sebelumnya): khasf di
timur, khasf di barat, khasf di Jazirah Arab, asap, Dajjal, binatang bumi, Ya’-juj dan Ma’-juj,
terbitnya matahari dari barat, dan api yang keluar dari jurang ‘Adn yang menggiring manusia.”

Dalam riwayat lain:

‫َﺮَﯾ َﻢ‬
ْ ‫ْﻦ ﻣ‬ َ ‫ ﻧُ ُﺰ ْو ُل ِﻋﯿ‬:‫َﺎﺷ َﺮ ُة‬
ِ ‫ْﺴﻰ ﺑ‬ ِ ‫و ْاﻟﻌ‬.
َ

“Dan yang kesepuluh: turunnya ‘Isa bin Maryam.”[2]

Ini adalah satu hadits dari seorang Sahabat yang diriwayatkan dengan dua lafazh (redaksi)
yang berbeda mengenai urutan tanda-tanda besar Kiamat.

2. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ْﺮ ْاﻟﻌَﺎ ﱠﻣ ِﺔ‬


َ ‫ َأ ْو َأﻣ‬،ْ‫ﺎﺻ َﺔ َأ َﺣ ِﺪ ُﻛﻢ‬
‫ َأ ْو َﺧ ﱠ‬،‫ َأ ِو اﻟ ﱠﺪاﺑ َﱠﺔ‬،‫ﺎل‬
َ ‫ َأو اﻟ ﱠﺪ ﱠﺟ‬،‫ﺎن‬ َ ْ
ِ َ ‫ أ ِو اﻟ ﱡﺪ َﺧ‬،‫ْﺲ ِﻣ ْﻦ َﻣﻐ ِﺮِﺑﻬَﺎ‬
‫ﱠ‬ ُُ 
ِ ‫ ﻃﻠ ْﻮ َع اﻟﺸﻤ‬:‫َـﺎل ِﺳﺘﺎ‬
َ
ِ ‫ﺑَﺎ ِد ُروا ِﺑ ْﺎﻷ ْﻋﻤ‬.
“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: terbitnya matahari dari barat,
asap, Dajjal, binatang, sesuatu yang khusus untuk kalian (kematian), atau masalah yang umum
(hari Kiamat).”[3]

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
dengan lafazh lain:

‫ْﺼ َﺔ َأ َﺣ ِﺪ ُﻛ ْﻢ‬
َ ‫ َو ُﺧ َﻮﯾ‬،‫ْﺮ ْاﻟﻌَﺎ ﱠﻣ ِﺔ‬
َ ‫ َوَأﻣ‬،‫ْﺲ ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻐ ِﺮِﺑﻬَﺎ‬ ‫ﱠ‬ ُُ َْ َ َ ‫ َاﻟ ﱠﺪ ﱠﺟ‬:‫ﺎ‬‫َﺎل ِﺳﺘ‬
َ ‫ َواﻟ ﱡﺪ َﺧ‬،‫ﺎل‬
ِ ‫ َو َداﺑﱠﺔ اﻷ ْر‬،‫ـﺎن‬
ِ ‫ َوﻃﻠ ْﻮ َع اﻟﺸﻤ‬،‫ض‬
َ
ِ ‫ﺑَﺎ ِد ُر ْوا ِﺑ ْﺎﻷ ْﻋﻤ‬.

“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: Dajjal, asap, binatang bumi,
terbitnya matahari dari barat, masalah yang umum (hari Kiamat), dan sesuatu yang khusus
untuk kalian (kematian).”[4]

Ini pun satu hadits dari seorang Sahabat yang diriwayatkan dengan dua redaksi yang berbeda
dalam urutan sebagian tanda-tanda besar Kiamat juga dalam penggunaan huruf athaf, di mana
َ sedangkan yang lain menggunakan (‫)و‬,
riwayat yang pertama menggunakan (‫)أ ْو‬ َ dan keduanya
sama sekali tidak menunjukkan urutan.

Yang mungkin kita ketahui adalah urutan sebagian tanda dari segi kemunculan sebagiannya
setelah yang lainnya, sebagaimana terdapat dalam beberapa riwayat, seperti yang dijelaskan
dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu, sebagaimana akan dijelaskan nanti
insyaa Allah Ta’ala. Disebutkan di dalamnya sebagian tanda secara berurutan berdasarkan
kejadiannya. Di dalamnya disebutkan keluarnya Dajjal kepada manusia terlebih dahulu, lalu
turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya, setelah itu keluarnya Ya’-juj dan Ma’-juj
pada masa Nabi ‘Isa Alaihissallam, dan menyebutkan do’a beliau agar mereka dihancurkan.

Demikian pula terdapat di sebagian riwayat bahwa tanda yang pertama adalah ini, sementara
yang terakhir adalah ini. Walaupun demikian, sesungguh-nya ada perbedaan pendapat di
antara para ulama tentang tanda yang pertama kali muncul, dan perdebatan ini sudah ada
sejak zaman para Sahabat Radhiyallahu anhum. Imam Ahmad dan Muslim ‫رﺣﻤﻬﻤﺎ اﷲ‬
meriwayatkan dari Abu Zur’ah [5] , beliau berkata, “Ada tiga orang dari kalangan kaum muslimin
yang duduk bersama Marwan bin Hakam di Madinah, mereka mendengarnya meriwayatkan
hadits tentang tanda-tanda (Kiamat) bahwa yang pertama menjadi tandanya adalah keluarnya
Dajjal. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Amr[6] rahimahullah berkata, “Marwan tidak mengatakan
sesuatu (yang bisa dipegang), aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebuah hadits yang tidak pernah aku lupakan setelahnya, aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ﺎﺣَﺒِﺘﻬَﺎ؛ َﻓ ْﺎﻷُ ْﺧ َﺮى َﻋَﻠﻰ ِإ ْﺛ ِﺮ َﻫﺎ‬


ِ‫ﺻ‬ َ ‫ َوَأﯾﱡ ُﻬﻤَﺎ ﻣَﺎ َﻛﺎَﻧ ْﺖ َﻗﺒ‬،‫ﺿ َﺤﻰ‬
َ ‫ْﻞ‬ ُ ‫ﺎس‬‫َ ﱠ‬ ُ ْ
ِ ‫ َوﺧ ُﺮ ْو ُج اﻟ ﱠﺪاﺑﱠ ِﺔ َﻋﻠﻰ اﻟﻨ‬،‫ْﺲ ِﻣ ْﻦ َﻣﻐ ِﺮِﺑﻬَﺎ‬
‫َﺎت ُﺧ ُﺮ ْو ًﺟﺎ ُﻃﻠُ ُ ﱠ‬
ِ ‫ﻮع اﻟﺸﻤ‬
َ ‫إ ﱠن َأو‬
ِ ‫ﱠل ْاﻵﯾ‬ ِ
‫ َﻗ ِﺮ ْﯾﺒًﺎ‬.
“Sesungguhnya tanda (Kiamat) yang pertama kali keluar adalah terbit-nya matahari dari arah
barat, lalu keluarnya binatang (dari dalam bumi) kepada manusia pada waktu dhuha. Dan mana
saja di antara keduanya yang terlebih dahulu keluar, maka yang lainnya terjadi setelahnya
dalam waktu yang dekat.”

Ini adalah redaksi dalam riwayat Muslim.

Sementara Imam Ahmad rahimahullah memberikan tambahan dalam riwayatnya, “‘Abdullah


berkata -saat itu beliau membaca beberapa kitab- ‘Aku meyakini bahwa yang pertama kali
keluar adalah terbitnya matahari dari barat.’”[7]

Benar, al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menggabungkan antara (riwayat yang menjelaskan)
bahwa keluarnya Dajjal adalah yang pertama kali dan (riwayat yang menjelaskan) bahwa
terbitnya matahari dari barat adalah yang pertama kali, beliau berkata, “Pendapat yang paling
kuat dari keseluruhan riwayat bahwa keluarnya Dajjal adalah tanda besar pertama yang
mengisyaratkan perubahan keadaan secara umum di muka bumi, hal itu berakhir dengan
wafatnya Nabi ‘Isa Alaihissallam. Sedangkan terbitnya matahari dari arah barat adalah tanda
besar pertama yang mengisyaratkan perubahan alam atas (susunan tata surya), hal itu berakhir
dengan datangnya Kiamat, dan saya kira keluarnya binatang besar (dari perut bumi) terjadi
pada hari itu di mana matahari terbit dari barat.”

Kemudian beliau berkata, “Hikmah dalam hal itu bahwa ketika matahari terbit dari barat, pintu
taubat ditutup, lalu binatang besar keluar. Binatang besar ini akan membedakan antara seorang
mukmin dan kafir, sebagai penyempurna dari tujuan penutupan pintu taubat, dan tanda pertama
yang mengisyaratkan tegaknya Kiamat adalah api yang mengumpulkan manusia.”[8]

Adapun al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat bahwa keluarnya binatang besar yang aneh
merupakan tanda Kiamat besar pertama yang terjadi di muka bumi (alam bawah), karena
binatang yang berbicara dengan manusia dan membedakan antara seorang mukmin dan kafir
adalah hal yang menyelisihi kebiasaan.

Sementara terbitnya matahari dari barat, maka hal itu merupakan hal yang sangat jelas dan
merupakan tanda Kiamat pertama yang terjadi di langit.

Adapun munculnya Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dari langit, dan keluarnya Ya’-juj dan
Ma’-juj, walaupun mereka keluar sebelum terbit matahari dari barat sebelum munculnya
binatang karena mereka semua adalah manusia, menyaksikan mereka juga yang semisal
dengan mereka, bukan hal aneh. Berbeda dengan keluarnya binatang dan terbitnya matahari
dari barat, maka se-muanya adalah hal aneh.[9]

Nampaknya, pendapat yang dapat dijadikan sandaran adalah pendapat yang dipegang oleh
Ibnu Hajar, karena keluarnya Dajjal dari keadaannya sebagai seorang manusia sama sekali
bukan tanda Kiamat, yang menjadikannya sebagai tanda Kiamat adalah keadaannya sebagai
manusia dengan kemampuan memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka hujan pun
turun, dan memerintahkan bumi agar menumbuhkan tumbuhan, maka bumi pun
me-numbuhkan tumbuhan. Dia memiliki banyak kemampuan yang luar biasa, sebagaimana
akan dijelaskan dalam pembahasan tentang Dajjal.

Maka Dajjal pada hakikatnya adalah tanda Kiamat besar pertama yang terjadi di bumi yang ada
di luar kebiasaan.

Ath-Thaibi rahimahullah [10] berkata, “Kejadian-kejadian luar biasa tersebut merupakan


tanda-tanda Kiamat, sebagai tanda akan dekatnya Kiamat, atau tanda akan terjadinya Kiamat.
Yang pertama adalah Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa, Ya’-juj Ma’-juj, dan penenggelaman ke dalam
bumi. Bagian kedua adalah asap, terbit-nya matahari dari barat, keluarnya binatang, dan api
yang mengumpulkan manusia.”[11]

Ini adalah urutan antara satu kelompok tanda-tanda Kiamat dengan kelompok yang lainnya
tanpa berusaha mengurutkan setiap tanda yang ada di bawah dua kelompok tersebut,
walaupun nampak bagi kami bahwa ath-Thaibi berpendapat adanya urutan Kiamat sesuai
dengan yang beliau sebutkan pada setiap kelompok, karena pembagian ini -yang beliau
pegang- adalah pembagian yang baik lagi teliti. Karena, jika bagian pertama yang menunjukkan
dekatnya Kiamat telah keluar, maka hal itu bisa menyadarkan setiap manusia agar mereka
bertaubat dan kembali kepada Rabb mereka, yang sebelumnya belum ada pembedaan antara
seorang mukmin dan kafir. Tanda-tanda yang beliau sebutkan pada pembagian pertama telah
kami nyatakan bahwa semua urutannya sesuai dengan kejadiannya, ditambah lagi dengan
adanya penenggelaman ke dalam bumi, maka hal itu sesuai baginya.

Adapun jika bagian kedua telah muncul -yang menunjukkan datangnya Kiamat-, maka
sesungguhnya manusia sudah dibedakan antara mukmin dan kafir, seperti yang akan
dijelaskan nanti bahwa ketika munculnya asap yang menimpa setiap mukmin, maka mereka
seperti dalam keadaan pilek, adapun orang kafir mengembung karena menghirup asap
tersebut. Kemudian matahari terbit dari barat, maka tutuplah pintu taubat, sehingga keimanan
seseorang yang sebelumnya kafir sama sekali tidak bermanfaat, demikian pula seseorang yang
bertaubat. Setelah itu muncullah binatang besar yang akan membeda-bedakan manusia,
sehingga seorang kafir bisa dibedakan dari seorang mukmin, karena binatang tersebut
memberikan tanda bagi orang mukmin juga memberikan tanda (lain) bagi orang kafir
sebagaimana akan dijelaskan. Dan akhir dari itu semua adalah munculnya api yang menggiring
manusia.

Kami sengaja menyebutkan tanda-tanda besar Kiamat sesuai dengan urutan yang disebutkan
oleh ath-Thaibi; karena pendapat itu -menurut hemat kami- lebih dekat kepada kebenaran,
wallaahu a’lam.

Dan sebelum menyebutkan tanda-tanda besar yang sepuluh ini, kami akan berbicara terlebih
dahulu tentang al-Mahdi, karena dia muncul sebelum tanda-tanda tersebut. Dialah yang
bergabung dengan kaum mukminin untuk membunuh Dajjal, kemudian turunlah Nabi ‘Isa
Alaihissallam, dan shalat di belakang-nya sebagaimana akan dijelaskan, insya Allah.

BERANGKAINYA KEMUNCULAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT


Jika tanda besar Kiamat yang pertama telah muncul, maka tanda-tanda yang lainnya akan
keluar secara berurutan bagaikan mutiara di dalam sebuah rangkaian, salah satunya mengikuti
yang lain.

Ath-Thabrani rahimahullah meriwayatkan dalam kitab al-Ausath dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:

‫ﺎم‬ َ‫ﱢ‬ ُ َ ْ َ ‫ْﻦ َﻛﻤَـﺎ َﺗَﺘﺎﺑ‬


َ ‫ َﯾَﺘَﺘﺎَﺑﻌ‬،‫ْﺾ‬ ْ َ ِ ‫ﺧ ُﺮ ْو ُج ْاﻵﯾ‬.
ُ ‫َﺎت َﺑﻌ‬ ُ
ِ ‫َﻊ اﻟﺨ َﺮز ِﻓﻲ اﻟﻨﻈ‬ ٍ ‫ْﻀﻬَﺎ َﻋﻠـﻰ ِإﺛ ِﺮ َﺑﻌ‬

“Munculnya tanda-tanda (Kiamat) sebagiannya mengikuti bagian yang lain, saling mengikuti
bagaikan mutiara pada sebuah rangkaian.”[12]

Dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, beliau
berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ً ‫ْﻀﻬَﺎ َﺑﻌ‬
‫ْﻀﺎ‬ ْ ‫اﻟﺴ ْﻠ ُﻚ؛ َﯾ ْﺘﺒ‬
ُ ‫َﻊ َﺑﻌ‬ ‫ َﻓِﺈ ْن ﯾ ُْﻘ َﻄ ِﻊ ﱢ‬،‫َﺎت ِﻓ ْﻲ ِﺳ ْﻠ ٍﻚ‬
ٌ ‫ات َﻣ ْﻨ ُﻈ ْﻮﻣ‬ ُ ‫اﻵﯾ‬.ْ
ٌ ‫َﺎت َﺧ َﺮ َز‬

‘Tanda-tanda (Kiamat) bagaikan mutiara yang terangkai di dalam seutas benang, jika benang
itu diputus, maka sebagiannya akan mengikuti sebagian yang lain.’”[13]

Hemat kami -wallaahu a’lam- yang dimaksud dengan tanda-tanda di sini adalah tanda-tanda
besar Kiamat, karena zhahir dari hadits-hadits ini menunjukkan saling berdekatannya
kemunculan tanda-tanda tersebut dengan jarak yang sangat dekat.

Hal ini diperkuat oleh keterangan yang telah berlalu tentang urutan tanda-tanda besar Kiamat,
di mana sebagian hadits menyebutkan bahwa se-bagian tanda-tanda itu muncul pada zaman
yang saling berdekatan. Tanda besar Kiamat yang pertama setelah kemunculan al-Mahdi
adalah keluarnya Dajjal, kemudian turunnya ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya,
selanjutnya datangnya Ya’-juj Ma’-juj, dan do’a Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk kebinasaan
mereka, akhirnya Allah membinasakan mereka, selanjutnya Nabi ‘Isa Alaihissallam berkata:

ً ‫ْﻼ َأ ْو َﻧﻬ‬
‫َﺎرا‬ َ ‫ﻻ َﯾ ْﺪر ْي َأ ْﻫﻠُﻬَﺎ َﻣَﺘـﻰ َﺗ ْﻔ َﺠ ُﺆ ُﻫ ْﻢ ِﺑ َﻮ‬
ً ‫ﻻ ِد َﻫﺎ َﻟﯿ‬
ِ ْ ‫ﺎﻋ َﺔ َﻛ ْﺎﻟ َﺤﺎ ِﻣ ِﻞ ْاﻟ ُﻤِﺘ ﱢﻢ اﻟﱠِﺘ‬
َ ‫ـﻲ‬ َ ‫ﱢـﻲ َأ ﱠن َذِﻟ َﻚ ِإ َذا َﻛ‬
‫ﺎن َﻛ َﺬِﻟ َﻚ؛ َﻓِﺈ ﱠن ﱠ‬
َ ‫اﻟﺴ‬ ْ ‫ َﻓ ِﻔ ْﯿﻤَﺎ َﻋ ِﻬ َﺪ ِإَﻟ ﱠﻲ َرﺑ‬.

“Maka di antara yang diwahyukan oleh Rabb-ku kepadaku, bahwa hal itu (Kiamat) terjadi jika
demikian. Maka sesungguhnya Kiamat itu bagaikan wanita hamil yang telah sempurna
(kehamilannya) sementara keluarganya tidak mengetahui kapan mereka dikagetkan oleh
kelahirannya, malam harikah atau siang hari?”[14]
Ini adalah dalil sangat dekatnya Kiamat, karena antara wafatnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dan
terjadinya Kiamat terdapat beberapa tanda-tanda besar Kiamat, seperti terbitnya matahari dari
barat, munculnya binatang besar, asap, dan keluarnya api yang mengumpulkan manusia.
Tanda-tanda Kiamat ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat sebelum tegaknya Kiamat.
Perumpamaannya seperti ikatan yang terputus dari rangkaiannya, wallaahu a’lam.

Dan kami telah mendapatkan sesuatu yang memperkuat pendapat yang telah kami sebutkan.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah telah berkata, “Telah tetap bahwa tanda-tanda besar Kiamat
bagaikan benang, jika ia putus, maka mutiara yang ada di dalamnya akan berjatuhan. Hadits ini
dijelaskan di dalam riwayat Ahmad.” [15]

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil
Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah
Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]

Anda mungkin juga menyukai