Anda di halaman 1dari 5

Latihan Bab 2

1. Kemukakanlah peranan tujuan pembelajaran!


2. Jelaskanlah hubungan antara tujuan pembelajaran dengan hasil pembelajaran!
3. Berikanlah tujuh contoh pedoman perumusan tujuan pembelajaran!
4. Uraikanlah enam contoh rumusan tujuan pembelajaran kognitif!
5. Berikanlah tiga contoh rumusan tujuan pembelajaran afektif!
6. Identifikasilah tiga contoh rumusan tujuan pembelajaran psikomotor!
7. Komentarilah keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan pengembangan alat
tes!
8. Jelaskanlah empat etika tes!
Jawab:
1. Ada dua peranan tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Pentingnya tujuan bagi proses pembelajaran
Pentingnya perumusan tujuan dalam proses pembelajaran adalah:
1) membantu mengarahkan pada proses pembelajaran,
2) membantu para guru dan perencanaan kurikulum merumuskan tujuan
yang mereka buat secara eksplisit,
3) akan mengomunikasikan maksud pembelajaran,
4) dasar untuk menganalisis apa yang harus diajarkan,
5) pengkhususan tujuan akan melukiskan unjuk-unjuk perbuatan seberapa
jauh keberhasilan mengajarnya,
6) dipergunakan untuk memusatkan dan menjelaskan diskusi tentang tujuan
pendidikan,
7) memudahkan pengindividualisasian pembelajaran, dan
8) membantu guru dalam mengevaluasi dan merevisi prosedur pembelajaran.
b. Pentingnya tujuan bagi penyusunan soal tes hasil belajar
Tes adalah prosedur yang sistematis untuk mengamati perilaku testee. Bagi
kepentingan penyusunan soal-soal tes hasil belajar, rumusan tujuan pembelajaran
tentang perilaku yang hendak dievaluasi mempunyai peranan sebagai berikut:
1) memudahkan pelaksanaan ujian,
2) penyeleksian, perancangan dan pengembangan prosedur pelaksanaan
ujian tergantung pada perilaku khusus yang hendak dievakuasi,
3) evaluasi terhadap soal-soal akan dipermudah, dan
4) untuk menimbang validitas isi tes hasil belajar.
2. Tujuan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sebagai pedoman
pencapaian pembelajaran. Sedangkan hasil pembelajaran merupakan tingkah laku
peserta didik yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran, maka diperlukan evaluasi berupa tes untuk menentukan
hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Tes adalah salah satu alat penilaian yang
paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam proses
belajar-mengajar atau untuk menentukan keberhasilan program pendidikan. Jadi,
hubungan antara tujuan pembelajaran dengan hasil pembelajaran adalah tujuan
pembelajaran sebagai pedoman dan tolak ukur untuk mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan.
3. Adapun petunjuk yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Rumuskan tujuan secara operasional! Kita harus mempergunakan kata kerja
operasional dan membatasi cakupan bahan.
Contoh:
1) Siswa dapat memahami cerpen “Si Kakek dan Burung Dara” karya
Muhammad Fudoli. (salah)
2) Siswa dapat menjelaskan pesan cerpen “Si Kakek dan Burung Dara” karya
Muhammad Fudoli. (benar)
b. Rumuskan tujuan dalam bentuk hasil belajar bukan proses belajar!
Contoh:
1) Siswa mendapat teknik membaca dongeng. (salah)
2) Disediakan sebuah dongeng, siswa dapat membaca dongeng secara tepat.
(benar)
c. Rumuskan tujuan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dikehendaki, bukan
tingkah laku siswa yang mengajarkannya!
Contoh:
1) Mengajarkan teknik membaca dongeng secara tepat. (salah)
2) Setelah selesai kegiatan belajar-mengajar, siswa dapat membaca dongeng
secara tepat sesuai dengan lafal, nada, intonasi, dan suasananya. (benar)
d. Usahakan rumusan tujuan harus memuat satu tujuan belajar, bukan beberapa
tingkah laku hasil belajar sekaligus! Untuk maksud ini, tuliskan sebuah saja kata
operasional.
Contoh:
1) Siswa dapat membaca dan menafsirkan pesan dongeng yang disediakan secara
tepat. (salah)
2) Siswa dapat menafsirkan secara tepat pesan dongeng yang disediakan. (benar)
e. Rumuskan tujuan dalam tingkat keluasan bahan yang sesuai, artinya cakupan
bahan jangan terlampau luas!
Contoh:
1) Selesai kegiatan belajar-mengajar, siswa dapat menjelaskan karakter para
tokoh novel “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman El-Shirazy. (salah)
2) Setelah kegiatan belajar-mengajar, siswa dapat menjelaskan lima ciri karakter
tokoh utama novel “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman El-Shirazy.
(benar)
f. Rumuskan tujuan dengan mencakup kondisi (keadaan sewaktu diadakan
penilaian) yang dikehendaki!
Contoh:
1) Siswa dapat menjelaskan penokohan novel “Di Atas Sajjadah Cinta” karya
Habiburrahman El-Shirzy. (salah)
2) Setelah kegiatan belajar-mengajar, siswa dapat menjelaskan penokohan novel
“Di Atas Sajjadah Cinta” karya Habiburrahman El-Shirazy. (benar)
g. Tentukan ukuran atau kriteria tingkah laku yang menunjukkan keberhasilan
siswa mencapai tujuan!
Contoh:
1) Siswa dapat mengidentifikasi gaya personifikasi dalam wacana sastra yang
disediakan. (salah)
2) Siswa dapat mengidentifikasi lima contoh gaya personifikasi dalam wacana
sastra yang disediakan. (benar)
4. Ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan, yaitu :
a. Pengetahuan, pada tahap ini menuntut siswa mampu mengingat berbagai
informasi yang telah diterima sebelumnya, contohnya ‘siswa dapat menyebutkan
lima nama pengarang Angkatan 45’
b. Pemahaman, tahap pemahaman ini dihubungkan dengan kemampuan untuk
menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri, contohnya
‘siswa dapat memberi tiga contoh gaya bahasa personifikasi’
c. Penerapan/aplikasi, pada tahap ini merupakan kemampuan untuk menggunakan
atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru,
contohnya ‘siswa dapat mempergunakan sepuluh macam gaya bahasa dalam
karangannya.’
d. Analisis, pada tahap ini siswa mampu mengidentifikasi, memisahkan,
membedakan, komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,
asumsi, hipotesis atau kesimpulan, contohnya ‘siswa dapat menyimpulkan
berita”krisis minyak tanah” yang didengarkan melalui TVRI’
e. Sintesis, pada tahap ini siswa mampu mengaitkan dan menyatukan berbagai
elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh, contohnya ‘ siswa dapat menciptakan sebuah puisi berdasarkan
pengamatan objek tentang panorama alam dini hari di pinggir pantai.’
f. Evaluasi, pada tahap ini siswa mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan
kriteria tertentu, contohnya ‘siswa dapat menafsirkan pesan puisi “Tobat” karya
Sulastriningsih Djumingin dengan tepat.’
5. Contohnya yaitu:
a) Tingkatan penerimaan, “Kemauan siswa untuk mendengar berita di televisi
dengan sungguh-sungguh tentang bencana banjir yang melanda Makassar dan
sekitarnya.”
b) Tingkat tanggapan, “Para siswa aktif mendiskusikan topik bahaya narkoba dan
pengaruhnya terhadap masa depan remaja atau suatu bangsa.”
c) Tingkat penilaian, “Siswa aktif memilih materi pelajaran yang sesuai dengan
minatnya.”
6. Berikut tiga contoh rumusan tujuan pembelajaran psikomotor :
a) Gerakan seluruh badan, contohnya yaitu siswa yang sedang senam mengikuti
irama musik dan siswa yang bermain sepak takraw. Kedua kegiatan ini menyebabkan
siswa untuk menggerakkan seluruh badannya mengikuti irama musik maupun gerak
dari bola takraw.
b) Komunikasi nonverbal, contohnya isyarat dengan tangan anggukan kepala,
ekspresi wajah dan lain-lain. Biasanya siswa melakukan hal seperti ini saat siswa
tidak mengerti sesuatu sehingga refles menggelengkan kepalanya.
c) Kebolehan dalam berbicara, contohnya perilaku guru dalam berbicara di kelas.
Hal ini dibutuhkan guru untuk mengajar dan menyampaikan informasi kepada
siswanya agar tujuan pembelajaran tercapai.
7. Tujuan dan alat penilaian adalah dua hal yang erat berkaitan dalam kegiatan guru di
kelas. Tujuan lebih mengarah pada bentuk tingkah laku keluaran belajar. Untuk
mengetahui apakah keluaran belajar itu memang sudah sesuai dengan tujuan, alat
penilaianlah yang menjawabnya. Dengan demikian, agar alat penilaian itu berfungsi
sebagaimana yang diharapkan, penyusunannya harus berdasarkan pada tujuan yang
akan ditetapkan itu.

8. Ada empat hal yang menyangkut praktik tes hasil belajar yang etis, yakni:
a. Kerahasiaan tes
Setiap pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes, baik secara
individual maupun secara kelompok.
b. Keamanan tes
Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara
professional. Dengan demikian, tes tidak dapat digunakan di luar batas-batas
yang ditentukan oleh professionalisme guru. Oleh sebab itu, setiap pendidik harus
menjamin keamanan tes, baik sebelum maupun sesudah digunakan.
c. Interpretasi hasil tes
Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan tes adalah
penginterpretasian hasil tes secara salah. Oleh karena itu, guru harus juga secara
professional menginterpretasikan hasil belajar siswa.
d. Penggunaan tes
Tes hasil belajar haruslah digunakan secara patut. Bila te hasil belajar
tertentu merupakan tes buku, maka tes tersebut harus digunakan di bawah
ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan tes baku tersebut. Tak ada tes baku yang
boleh digunakan di luar prosedur yang ditetapkan oleh tes itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai