Tema : Pendidikan
Para Pelaku :
- Kartia : Aminah
Sinopsis ceritA
Sitti seorang mahasiswi di sebuah Universitas Negeri Makassar. Sitti adalah gadis periang, manis, lugu,
dan baik. Tetapi sekarang Sitti menjadi gadis yang tak dapat di gambarkan dengan kata apapun. Tapi,
sebalik dari kota, Sitti berubah menjadi sesosok gadis yang suka menangis, merenung, bahkan tertawa
sendiri ternyata Sitti dip*rk*sa oleh teman kampusnya.
Hal inilah yang membuat sang puang (bapaknya)marah kepadanya, dia beranggapan bahawa hal yang di
lakukan anaknya itu sangat mencemarkan nama baik keluaraganya padahal dia itu adalah orang yang di
pandang di kampungnya tersebut.
“ Sitti kisah pilu seorang gadis desa yang terjebak oleh kejamnya ibu kota, sitti sekarang merasa bahwa
kotalah yang membuat segala harapan dan harapan orang tuanya pupus.
KARAKTER 1
“Pagi hari yang cerah Sitti memasuki area kampus, kemudian bertemu dengan temannya “
SITTI : ( sambil duduk dan baca buku ) ……
“ merenung dan barpikir “…. ( Tiba-tiba datang temanya Tenri, Septi dan Dila ) …..
TENRI : Hai…. Sitti…. Lagi bikin apa ki` saudara !!! ( dengan berlaga yang centil )
TENRI : Oh … Sitti … Begitu indahnya menjadi dirimu … Gadis pintar dan disukai oleh banyak
orang-orang ganteng .
DILA : Iya… Saya juga irika sama kamu Sitti. Banyak sekali cowok sukako nach. Saya kasian
jangankan orang suka’ka nalirik’ka saja cowok tidak pernah.
SITTI : Iyo kahhh ….. Maksudmu saudara …. Perasaan tidak ada jie` apa - apanya diriku …
Ndak usah moko deh berpikir apa-apa . Dari pada kuladeni semua ko`, mending pulang maka deh ….
( Sambil membawa tasnya dan tertawa ringan )
( Sepeniggalan Sitti, Tenri, Septi, dan Dila bercerita tentang pribadi Sitti)
SEPTI : Dila, Tenri…. Enak jadi Sitti di` . Tatapi, kenapa tak seorangpun yang dia pilih…. Coba
saya, di mana-manami pacarku
DILA : Saya juga kupacarai semuai. Apalagi kalo ganteng-ganteng cowoknya mumpung
masih mudahki to kawan, Kapan ki lagi bisa begini kalo bukan sekarang. Kalo tua miki nanti tidak adami
itu orang sukaki.
DILA : Iya… maunya itu nakasi mi ki Sitti cowok yang tidak na suka daripada mubassir
DILA : Daripada kita yang kadaluarsa tidak laku-laku. (Septi, Tenri, dan Dilla pun tertawa)
SEPTI : Iyo…. Saya juga heran, Sitti cantik tetapi tak seorangpun pria yang kudengar dia suka
atau jangan-jangan dia … ( Ih…Ih… Sambil cekikikan )
KARAKTER II
“ Dua minggu kemudian, Sitti tidak pernah menampakkan wajah-nya dikampus. Entah, apa gerangan
yang terjadi pada dirinya ”.
TENRI : Sep…. Btw, kemana itu Sitti tidak pernah datang ke kampus?
SEPTI : Iya, jadi kangen nih sama Sitti …. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa ya…
denganya !!!
Weeee daripada disini teruski mengira-ngira, kenapa tidak pernah datang Sitti,
mending pulang ki
KARAKTER III
“ Satu bulan kemudian, tidak ada kabar berita dari Sitti akan masalahnya . Tapi, apa yang terjadi
gerangan “ …. Sitti, dulunya dalah gadis periang dan baik . Tapi, sebalik dari kota Sitti berubah menjadi
sesosok gadis yang suka menangis,merenung, bahkan tertawa sendiri .Entah apa yang terjadi pada
dirinya !!! ..............
SITTI : “( Dalam posisi duduk, rambut yang acak-acakan, menangis, merenung, dan tertawa
sendiri .) “
BUNDA : “ Oh, Sitti anakku sayang ….. Kenapaki ?Apa yang terjadi padamu nak …. Ceritakan
sama bundamu, dukamu duka lara bundamu !!!
AMINAH : “ Wahai…. Bunda …. Buat apa lagi Sitti di pertahankan …. Aku tidak sudi
mempunyai adik seperti dia …. ( Sambil menunjuk Sitti dan memarahinya ) !!!
BUNDA : Tidak Aminah…. Sitti adalah adikmu, dia anak Bunda juga… Jangan kau berkata
seperti itu Aminah !!!
AMINAH : Tidak …. Tidak Bunda .… Pokoknya Sitti harus keluar dari keluarga ini !!!
( Sambil menarik tangan Sitti ) …
BUNDA : Jangan …. Jangan Aminah ….. ( Bunda menangis dan menarik tangan Sitti ) !!!
PUANG : “ Saya setuju dengan Aminah …. Saya tidak sudi punya anak seperti kau Sitti
( Sambil menunjuk Sitti ) … Kau telah mempermalukan Puang nu` sendiri !!! Saya puang di ini ……
BUNDA : Tidak Puang…. Tidak …. Sitti anak kita, saya telah mengandungnya selama 9 bulan ….
Jangan usir dia dari keluarga kita puang !!!
( Setelah itu Aminah, Bunda, dan Puangnya keluar meninggalkan Sitti . Kini Sitti
tinggal seorang diri menangis dan menjerit )
PUANG : Sitti, dulu kau adalah kebanggaan puang, kau anak kaminagkusayang, tapi kenapa
kau kasi malu puangmu yanh terhormat ini ?
SUMI : O…. Puang …. O….. Puang …. O…. Puang ….. Kemae ki` Puang !!! ( Dalam keadaan
kaget )
PUANG : “ Apa tong antu kau, kesini…. !!! Tidak kau liat bilang lagi marahka ini …. ( Sambil
memegang pinggangnya )
SUMI : Anne…. Anne puang ….. Surat kabar !!! ki` baca mi` puang …
PUANG : ( Sambil memegang Koran dan memutar balikkannya ) “ Aminah …. Oh, Aminah
….. Kemae ko`…. mae ko` rodong anrinni ??? Apa bacana anne !!! ….
AMINAH : “ ( Membaca koran , lalu dengan spontan Aminah menangis dan memeluk adiknya )
“ …. Puang …. Oh, Puang ternyata andikku !!!
AMINAH : “ Andikku Puang , ternyata …. dip*rk*sa ki` ri` agang kampus na` …. !!!
PUANG : “ Apa….. dip*rk*sai ??? Siapa p*rk*sai??? Tidak natau kapang bilang terhormat
disini. Sungguh terlalu
BUNDA : ( Lari masuk memegang puang bersamaan denga ajudan ) … Sabar ki` Puang….
Sabar ki` !!! ( Mengusap dada puang )
SUMI : “ Iya, sabbara ki` puang …. Paka sannangi Nyawa ta` ???
PUANG : “ Tidak mentong, mauka pergi cariki itu orang yang p*rk*sai anakku….. !!!
BUNDA : Janganki puang berfikiran pendek begitu, semua bisa di fikirkan secara baik-baik
PUANG : Ah…
“ Setelah di ketahui bahwa Sitti, di p*rk*sa. Kini Sitti berubah menjadi sesosok wanita yang suka
menangis sendiri “ …..
SITTI : “( Teriak )”Ah….ah….ah…. Aku adalah perempuan yang saat sekarang ini hanya bisa
menangis, merintih, dan tersenyum sendiri ……. Itulah kisahku !!! ( sambil menangis ) …..
“ Berhati-hatilah dalam pergaulan yang ada saat sekarang ini apalagi daerah metropolitan dan
dengarkanlah selalu nasehat orang tua “