Anda di halaman 1dari 40

PANDUAN SINGKAT

PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA MIKROHODRO (PLTMH)

SEBUAH PANDUAN PEKERJA LAPANGAN

TAHU BAGAIMANA CARA MELAKUKAN

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi gz Dutch-German Partnership
Energising Development
Mini Hydro Power Project – MHPP 2
Indonesia
DAFTAR ISI

Daftar Isi 5. PERHITUNGAN DAYA 26


5.1 Prinsip-prinsip perhitungan daya 26

IMPRINT BUKU ASLI:


WORDS OF APPRECIATION 4 6. PEKERJAAN SIPIL 28

gz Dutch-German Partnership
Energising Development
Access to Modern Energy Services –
Ethiopia (AMES-E)
1.
KATA PENGANTAR

PENGENALAN KOMPONEN PLTMH 6


5 6.1 Bendung
6.2 Bangunan penyadap (intake)
6.3 Saluran pembawa (channel)
28
32
34
ACCESS TO MODERN ENERGY SERVICES –
6.4 Perhitungan Debit debit untuk saluran segi
ETHIOPIA (AMES-E)
ADDIS ABABA, ETHIOPIA 2. PERENCANAAN PLTMH 8 empatpersegi panjang lurus terbuat dari beton 38
P.O. BOX 12994 atau pasangan batuplesteran (koefisien kekasaran 40)
PHONE: +251 . 11 . 6451020
FAX: +251 . 11 . 6463653 3. PENGUKURAN DEBIT AIR 12 6.5 Perhitungan debit untuk saluran trapesium lurus
MAIL: JOACHIM.GAUBE@GTZ.DE 3.1 Metode luasan-kecepatan aliran (perkiraan kasar) 12 terbuat dari pasangan batu alam atau beton kasar
3.2 Metode bendung (persegi panjang) 14 (koefisien kekasaran 60) 40

3.3 Metode pengenceran (garam) 16 6.6 Saluran pelimpah (spillways) 42


3.4 Metode current-meter (meteran arus) 17 6.7 Bak penenang (Forebay) 44

HYDRO POWER — V. SCHNITZER, 3.5 Penentuan desain debit 18 6.8 Pipa pesat (penstock) 46
INDUSTRIESTR. 100 3.6 Daerah tangkapan 19 6.9 Pembuatan pipa 48
69245 BAMMENTAL, GERMANY
6.10 Penyambungan flange 49
PHONE: +49 .62 23 .4 75 32
FAX: +49 .62 23. 4 81 59 4. METODE PENGUKURAN HEAD 20 6.11 Rumah Pembangkit (Power House) 52
MAIL: HYDRO-POWER@T-ONLINE.DE 54
4.1 Umum 20 6.12 Pekerjaan baja – pintu air dan saringan
4.2 Metode waterpas dan papan kayu (atau benang) 20 6.13 Saringan sampah 56
© 2009 HYDRO POWER, AMES — E / GTZ 4.3 Metode alat ukur ketinggian portabel 22 6.14 Pekerjaan sipil dengan batu alam 57
AUTHOR: VALENTIN SCHNITZER
4.4 Metode perataan sudut 24 6.15 Tempat dan cara mendapatkan batuan 58
GRAPHIC DESIGN: BRUNO DORN
ILLUSTRATIONS: EVA BAUMANN, BRUNO DORN 4.5 Metode clinometer meridian 25 6.16 Cara memecah batu 59
6.17 Konstruksi dengan batu alam 60 9. PEMANFAATAN ENERGI 85

gz
6.18 Pengacian pasangan batu sebagai persiapan 9.1 Multi guna 85
Dutch-German Partnership
Energising Development untuk konstruksi dinding 62 9.2 Pelistrikan arus searah (DC) menggunakan baterai 86
Mini Hydro Power Project – MHPP 2 9.3 Kebutuhan energi di sistem terisolasi 87
6.19 Pondasi 63
Indonesia
6.20 Pasangan batu 65 9.4 Generator sinkron 3 fasa 89

ACCESS TO MODERN ENERGY SERVICES – 6.21 Pasangan Bata 67 9.5 Kategori peralatan kontrol* 92
Mini Hydro Power Project for 6.22 Adukan Yang Direkomendasikan 68 9.6 Jaringan listrik 93
Capacity Development (MHPP 2 )
6.23 Plester yang direkomendasikan 69 9.7 Konsep untuk jaringan terisolasi 94
ASEAN Centre for Energy Building
Lantai 6 6.24 Beton 70 9.8 Komponen jaringan distribusi 95
Komplek Direktorat Jendral
Kelistrikan
Jl.H.R.Rasuna Said Blok X-2 Kav 7-8 7. KONVERSI ENERGI AIR 72 10. JARINGAN NASIONAL ATAU JARINGAN MASYARAKAT? 96
Jakarta Selatan 7.1 Perkembangan kincir air menjadi turbin modern 72
T : +62 21 527 8025
11. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT 98
F : +62 21 527 7762
E : Rudolf.Rauch@giz.de 8. PENGENALAN TURBIN AIR 73
8.1 Turbin aliran silang (crossflow) 74 12. PERAN SURVEYOR PLTMH 100
©2011 MHPP 2
Penterjemah: Catoer Wibowo 8.2 Turbin Impulse: turbin Pelton untuk 12.1 Informasi masyarakat dan kebutuhan listrik 100
Technical Advisor : Oliver Frönd head menengah dan tinggi 78 12.2 Persiapan proyek 101
Penyesuaian Layout : Franky Isawan
8.3 PAT/Pump as turbine 80 12.3 Jadwal pelaksanaan proyek 101
8.4 Pemilihan Turbin 83

13 Informasi Dasar tentang Potensi PLTMH 102

HALAMAN 3
Reference to the original publication in English
FOREWORD
HALAMAN 4

W O R D S O F A P P R E C I AT I O N Apart from the anticipated business development We wish you, the user, a successful and benef-
opportunities this source of energy will provide cial application of this manual.
Dear User, for the rural communities. Even our global
climate will not be harmed.
It is with pride that we present this manual to
you, respected user. Pride, because of this practi- This publication mainly addresses the actors in
cal and handy result of the Dutch-German coop- the field. It has been designed as a tool to shape
eration in the energy field worldwide. The Dutch and prepare small-scale hydro power projects in
have hundreds of years of experience with the a professional manner regarding their imple-
power of water, with a substantial part of The mentation. Moreover, it should be a thematic in-
Netherlands situated below sea level. Germany is troduction not only for all who are involved in
well known as a country with high expertise in the process of hydro power development, but
energy and renewable energy technologies. The also for those which do not dispose of full back-
knowledge gained in both countries is a valuable ground knowledge in this specific field.
source for promoting power generation through
hydro power. special gratitude has to be given to Mr. valentin
schnitzer, the author, who made his experiences
We trust that this manual will provide you with a available in this scout guide.
practical tool to develop the micro hydro power
supply opportunities in your country. This will It is our intention to arrange global dissemina-
ensure a substantial leap in the contribution of tion of this manual. This implies that the hydro
this clean source of energy to the power supply scouts worldwide can use it as a common basis
esp. in the currently less privileged countries. for professional talks.
FOREWORD At the same time the scout Guide is a good intro-
duction to all who deal in the process of hydro
As Micro Hydro Power is a multi disciplinary task power development, having not the background
that covers surveying, planning, designing as of the specific field: It is also a good guide to the
well as land scaping, civil work, machinery con- manufacturers of equipment to understand the
struction, installation as well as the operation, full project and control their design and data.
management and service; the whole field on
various levels, different actors – and the integra- It may also be a link to the practical field work
tion of all components for the whole hydro plant for engineers who enter the Hydro field.
has to be kept in mind. Reference is made to sources to deepen the
knowledge and refine the skill.
This Scout Guide addresses the target group of
the actors in the field, those people who initiate
the project and bring the ideas to the communi-
ties and owners. They define the project and
bring it on the way towards implementation. This
task is often performed by “mill wrights”, when
watermills have a tradition in the country.

The scout Guide should be a tool to shape the


project in a rather professional manner as the
base for the execution of the project.

HALAMAN 5
BAB 1 — PENGENALAN KOMPONEN PLTMH HALAMAN 6

1 . P E N G E N A L A N KO M P O N E N P LTM H

Energi air yang terdapat pada air terjun, dapat diubah


menjadi daya yang berguna dengan menggunakan sebuah
Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro (PLTMH).

Untuk mengalihkan aliran air, tinggi muka air sungai harus


dinaikkan dengan sebuah penghalang yang disebut
bendung (weir). Aliran air dialihkan pada bangunan
penyadap (intake) dan diarahkan oleh saluran pembawa
(channel)yang berada di sepanjang pinggang bukit.saluran
pelimpah (spillways)melindungi terhadap kerusakan akibat
aliran air yang berlebihan. Aliran air kemudian diperlambat
dan ditampung di bak penenang (forebay), dimana dari
sana air memasuki pipa pesat (penstock), pipa bertekanan
yang mengalirkan air ke rumah pembangkit (power house)
dimana turbin pengubah tenaga, peralatan penggilingan
atau pembangkit listrik berada.

Air kemudian dibuang kembali melalui pipa pembuangan


(draft tube) atau sebuah saluran pembuang (tail race)
apabila menggunakan turbin aliran silang (crossflow) atau
Pelton
Pintu air/saringan sampah [9] Bangunan penyadap [2]
pengalih aliran

Sungai

Saluran pembawa [3]


Saluran dimana
tekanan air hilang Bak penenang [5] Bendung [1]
Saluran pelimpah [4]

Jatuhan air

Pipa pesat [7]

Total head (beda tinggi)


kotor dari pembangkit

Pipa pembuangan [8]

Rumah pembangkit [6]

Saluran pembuang [8] untuk turbin aliran silang dan Pelton


komponen pembangkit air buangan

Komponen-komponen PLTMH

HALAMAN 7
BAB 2 – PERENCANAAN PLTMH HALAMAN 8

2. PERENCANAAN PLTMH

Sebelum menuangkan rencana di atas kertas, sangat


dianjurkan untuk mengenal lokasi terlebih dahulu.
Teliti dimana dan bagaimana cara untuk
mengalihkan aliran air, identifikasi komponen apa
saja yang diperlukan di lanskap tersebut.

Jelajahi lanskap untuk


mendapatkan lokasi yang tepat
….tandai lokasi untuk survey
lanjutan dan pertimbangkan pilihan
lain. Setelah itu baru lakukan
perencanaan yang lebih detil dan
membangun pembangkit baru.

Membayangkan keberadaan pembangkit pada lanskap

HALAMAN 9
BAB 2 – PERENCANAAN PLTMH HALAMAN 10

Karakteristik Pilihan
Pengaliran Air

Head tinggi, pipa pesat


pendek dan langsung
ke rumah pembangkit

Head menengah
hingga tinggi, pipa
pesat pendek,
saluran pembawa
panjang
Head menengah
hingga tinggi, pipa
pesat panjang, tanpa
saluran pembawa
atau saluran
pembawa pendek

Head rendah, pipa


pesat pendek, saluran
pembawa panjang

HALAMAN 11
BAB 3 – PENGUKURAN DEBIT AIR HALAMAN 12

3. METODE PERHITUNGAN PENGUKURAN A = luasan penampang aliran (m2)


DEBIT AIR H = kedalaman penampang aliran (m)
B = lebar penampang aliran (m)

Debit air dan head harus diukur untuk Untuk menghitung kecepatan V (m/detik) ukur
V = kecepatan aliran (m/detik)
menentukan potensi daya yang bisa dibangkitkan. waktu T (detik) yang diperlukan oleh sebuah
L = jarak pengukuran (m)
pengapung untuk menempuh jarak L (biarkan T = waktu tempuh pengapung (detik)
3.1 Metode luasan-kecepatan aliran pengapung mempercepat jalannya sebelum titik
(perkiraan kasar) pengukuran dimulai), lalu bagi jarak L dengan Q = debit (m3/detik)
waktu T: c = faktor koreksi rata-rata karena
Prosedur: kekasaran dasar sungai ~ 0,75
Tentukan lokasi yang alirannya cukup = air dangkal, dasar kasar ~ 0,5
= saluran, dasar lebih halus ~ 0,85
seragam tidak banyak pergolakan dan
memiliki panjang aliran tertentu L (m).
Tentukan luas penampang aliran dengan
mengukur B (m) dan H (m): Untuk menentukan koefisien debit Q kalikan
kecepatan V dengan luasan A dan faktor koreksi c:
Pengapung (contoh: potongan kayu)

Kecepatan rata-rata

L
A T
B H
Luasan penampang aliran

Ilustrasi yang menjelaskan metode luasan-kecepatan aliran

HALAMAN 13
BAB 3 – PENGUKURAN DEBIT AIR HALAMAN 14

3.2 Metode bendung (persegi panjang) 3


5
1
Pengukuran debit yang lebih akurat bisa
dilakukan dengan menggunakan atau
H
membangun bendung bibir tajam: 4h 4

B
Prosedur: 2

1. Bangun bendung dengan takik berbibir


tajam (contoh: gunakan lembaran besi
sebagai takik)
2. Bangun bendung di lokasi dimana aliran
cukup seragam dan hampir tidak ada 1
pergolakan 1 = lempeng bendung Contoh:
3. Pasang tonggak pengukur tepat sama 2 = bibir tajam B = 70 cm
ketinggian dengan bibir bendung 3 = pasak H = 22,5 cm
Ilustrasi bagaimana mengukur debit dengan 4 = tonggak pengukur
4. Ukur ketinggian H (cm) menggunakan bendung persegi panjang 5 = penggaris pengukur
5. Ukur lebar B (m)
B = lebar bendung (cm)
6. Cek debit Q (liter/detik) dari tabel berikut. H = ketinggian aliran hulu bendung (cm)
Gunakan tabel ini
Tabel/Debit = Q (liter/detik)
untuk memperkirakan
Tinggi Lebar bendung = B (liat sketsa) [cm]
debit yang diukur
limpahan
dengan metode
h [cm] 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
bendung persegi
5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
panjang:
Contoh: 7,5 4 7 11 15 18 22 25 29 33 36 40 44 47 51 55

B = 70 cm 10 6 11 17 22 28 34 39 44 50 56 62 67 73 78 84
H = 22,5 cm 12,5 8 16 23 31 39 47 55 62 70 78 86 94 102 109 117
Hasil: Q = 132 liter/detik 15 10 21 31 41 51 62 72 82 93 102 113 123 133 144 154
17,5 13 26 39 52 65 78 91 103 116 129 142 155 168 181 194
20 16 32 47 63 79 95 110 126 142 158 174 190 205 221 237
22,5 19 38 57 75 94 113 132 150 170 189 207 226 245 264 283
25 22 44 66 88 110 132 154 177 199 220 243 264 287 309 331
27,5 26 51 77 102 127 153 178 204 229 254 280 306 331 356 382
30 29 58 87 116 145 174 203 232 261 290 320 348 378 406 436
32,5 33 65 98 130 164 197 229 260 295 328 361 394 426 459 491
35 37 73 110 146 183 220 256 292 330 366 403 440 476 512 550
37,5 41 81 122 162 203 244 284 334 366 406 447 488 528 568 610
40 45 90 135 180 225 270 315 360 405 450 495 540 586 630 676
42,5 49 98 147 196 245 294 343 392 441 490 539 588 637 686 735
45 53 106 160 212 267 320 374 424 480 534 587 640 694 748 801
47,5 58 115 173 230 289 346 405 460 521 578 637 692 753 811 869
50 63 125 187 250 313 375 438 500 563 626 688 750 813 876 938

HALAMAN 15
BAB 3 – PENGUKURAN DEBIT AIR HALAMAN 16

3.3 Metode pengenceran (garam)

Prosedur:
1. Pilih satu arus dengan panjang tertentu dimana
tidak ada genangan bedar yang stagnan (diam).
2. Campur pengenceran garam dengan
menggunakan garam meja murni; aturan umum
adalah 100-300 gram garam untuk setiap 100
liter/detik aliran arus yang diperkirakan. Jarak 20 sampai 70 meter
3. Kalibrasi conductivity meter ke posisi debit
“normal” (penentuan daya konduksi awal).

Rekomendasi:
Pergunakan conductivity meter full otomatis
untuk menentukan debit. (Prosedur untuk
penentuan debit secara manual tanpa alat
otomatis cukup panjang dan dijelaskan
Contoh penggunaan metode
dalam manual detil, misalnya EASYFLOW).
pengeceran garam
3.4 Metode current meter (meteran arus)

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat,


tenaga professional di bidang survey hidrologi,
dinas pengairan, universitas atau institusi lain
menggunakan current meter untuk mengukur.
Seringkali para ahli ini melakukan pengukuran
untuk menentukan hak penggunaan air atau izin-
izin terkait.

Prosedur:
> Bagi penampang sungai menjadi bagian-
bagian yang kurang lebih sama.
> Ukur kecepatan di setiap bagian.
> Kalikan dan hitung kecepatan
rata-rata aliran.

1 2 3 4 5
6 7
8

HALAMAN 17
BA B 3 — M ETO D E P ERH I TUNGA N D EB I T A I R HALAMAN 18

3.5 Penentuan desain debit Q [m3/s]


7
Debit yang diukur pada saat tertentu dalam 6
tahun tertentu harus dihubungkan dengan
5
karakteristik debit tahunan (“hidrograf”). Jika
4
pengukuran dilakukan pada musim kemarau
3
(yang ekstrim) maka debit tersebut dapat
2
dianggap sebagai “debit yang aman” untuk
1
pembangkit di masa depan.
0

Data hidrograf diperoleh dari stasiun J F M A M J J A S O N D


Hidrograf tahunan
pengukuran – kemudian berdasarkan itu
dapat dihitung untuk lokasi yang ditentukan
Q [m3/s]
(tentukan daerah tangkapan air pada peta
berskala 1:50.000 dimana stasiun pengukuran
6
berada). Data hidrograf dievaluasi dalam kurva Q design debit
durasi aliran (flow duration curve). 365 hari
4
sama dengan 100%.

2 Diatur oleh turbin


Perhatian:
Q debit aman = Q minimal
Turbin yang tidak memiliki kemampuan
0
operasi dengan variasi debit seperti PAT (pump 100 200 300 365 hari atau 100 %
as turbine) memerlukan debit “aman”. Turbin Jumlah hari ketika aliran sama atau melebihi

tipe lain seperti pelton atau turbin aliran Kurva durasi debit
silang (crossflow) bisa memakai debit yang
lebih besar.
Batas daerah
tangkapan/drainase untuk
3.6 Daerah Tangkapan 3. Dapatkan informasi hidrologi daerah tangkapan lain
2,5
dari stasiun pengukuran di
Untuk menghitung luas daerah tangkapan air daerah tersebut. (Jika tidak
8,5
gunakan peta skala 1:50.000. ada, konsultasikan dengan
dinas pengairan atau ahli
9
Prosedur: hidrologi untuk
1. Siapkan peta lokasi skala 1:50.000 mengkorelasikan dengan di
9
2. Tandai batas daerah tangkapan air lokasi yang sebelumnya telah
4. diukur).
9,5
5. Tentukan kurva durasi debit.
Evaluasi potensi daya (lihat
8,5
Bab 5)
8

7,5

Daerah tangkapan air 7

Batas daerah tangkapan 1 km 2 3,5

0,5
Skala 1:50000 Lokasi
pembangkit 73,5 km 2

HALAMAN 19
BA B 4 — M ETO D E P ENG U KU RA N H EA D HALAMAN 20

4. METODE PENGUKURAN HEAD

4.1 Umum

Jika peta detil lokasi yang dilengkapi dengan


kontur sudah ada atau survey topografi sudah
dilakukan maka head kotor (gross head) bisa
ditentukan.
Jika belum maka metode-metode berikut ini Detil cara mengukur head menggunakan metode waterpas dan papan kayu

bisa digunakan untuk menentukan head.


Sebelum melakukan pengukuran pastikan
bahwa bak penenang, posisi pipa pesat, dan
lokasi rumah pembangkit sudah ditentukan,
sebagai dasar dalam merancang pembangkit.
Umumnya dipergunakan
papan kayu dan benang
merupakan pilihan lain.
4.2 Metode waterpas dan papan kayu (atau benang) Dengan benang bisa dicakup
jarak yang lebih panjang
tetapi akan lebih repot.
Ini adalah prosedur bertahap untuk menentukan Benang harus ditarik dan
head kotor Hg antara air buangan dan permukaan waterpas tidak bisa dipasang
air yang lebih tinggi (pada air terjun/bak penenang), sebagaimana pemasangan
pada papan kayu.
dengan menggunakan waterpas dan papan kayu.

Hg = h1 + h2+ h3 ... + hn
Head dari bak penenang – Jatuhan air alami
untuk desain

h4

h6 h3

h5

h4 h2

h3

h1
h2

h1

HALAMAN 21
BA B 4 — M ETO D E P ENG U KU RA N H EA D HALAMAN 22

4.3 Metode alat ukur ketinggian portabel


Intip dari lubang penglihatan dengan
Berlawanan dengan metode di atas, metode ini gelembung tepat di tengah:
mudah dan cocok untuk perkiraan cepat di > Mulai dari dasar (air buangan) dan tandai
lokasi dimana pengukur akan memposisikan
lapangan. Kelebihan metode ini antara lain:
diri. Pastikan badan berdiri normal (mis:
tidak sengaja membungkuk)
> Bisa dilakukan satu orang saja > Pindah ke lokasi tersebut dan lakukan
> Peralatan tidak besar dan mudah diatur pengukuran lagi. Pastikan saat pengukuran
gelembung di tengah.
> Mudah dan nyaman untuk mengukur jarak jauh > Lakukan prosedur di atas sampai pengukur
serta lereng yang curam. mencapai puncak (misalnya: lokasi bak
Gelembung berada di tengah
penenang).

Jumlah pengukuran dikalikan dengan jarak


antara mata pengukur ke tanah setara dengan
total beda tinggi dari dasar ke puncak.
Alat ukur ketinggian portabel
contoh: CST/Berger Untuk penggunaan lebih jauh mengenai
bagaimana mengukur jarak dan lereng
maksimum baca petunjuk pemakaian yang
diberikan produsen (yaitu CST/Berger)

Gelembung TIDAK Berada di Tengah


h4

h3

Pengukuran ketinggian (h2 ke hn = ketinggian mata ke telapak kaki)

Hg = h1 + h2+ h3 ... + hn h2

h1

HALAMAN 23
BA B 4 — M ETO D E P ENG U KU RA N H EA D HALAMAN 24

4.4. Metode pengukuran ketinggian berdasar sudut


80

75
Untuk metode ini peralatan berikut ini bisa dipakai:
70

> Clinometer (dan pita) 65

> Abney Level (dan pita 60

> Theodolite 55

> Total station 50

45

40
Lebih jauh:
35
Gunakan hypsometer, GPS, atau altimeter
30
jika tersedia. Clinometer
25

20°
5
Pandangan dari sebuah clinometer
3 15°

2
10°
1

10°

0° 0°


10°
Gradiometer (Breithaupt/Necli)
Melihat ke bawah:

4.5 Metode clinometer meridian â = 90 ° – á

h1 â
Gunakan sebuah clinometer atau Abney Level
untuk menentukan sudut á (arah atas) atau
â (arah bawah). Ukur jarak L (m) dengan pita.
Lalu pergunakan rumus berikut untuk
mengukur head kotor:

Hg = L . sin á

Untuk Hg (m) kurangi h1 (=h2) hg


Head terukur identik L
dengan head sesungguhnya

Melihat ke bawah:
ukur á
á
l
hg
h2 = h1
á
á

HALAMAN 25
BA B 5 — P ERH I TUNGA N DAYA HALAMAN 26

5 . P E R H I T U N G A N D AYA

5.1 Prinsip-prinsip perhitungan daya


-10% untuk perkiraan awal -10% untuk perkiraan awal
Pertama perkirakan daya yang tersedia: daya
yang ditentukan untuk pemilihan turbin harus
sesuai dengan permintaan daya yang dihitung Rugi head Rugi head
dengan rumus berikut ini:

h
Head mengacu pada
P = Q x H x ã x ç h as turbin aliran
silang (crossflow)
atau pelton

Pipa air buangan Air buangan

Debit (Q): aliran air yang lewat turbin (m3/detik) Efisiensi total ç turbin dan generator listrik Jika tidak cukup – operasikan dengan beban parsial, sediakan
Head (H): head bersih antara muka air tertinggi diasumsikan kira - kira 60% (=0,6) untuk daya waduk penyimpanan untuk beban puncak (mungkinkan beban
dan terendah dalam satuan meter (m) dikurangi di bawah 50 kW. puncak ditanggung generator disel?)
rugi-rugi head (m) (~10% dari head kotor) Untuk perkiraan daya pertimbangkan:
P = daya (kW) Bisa mengacu pada bab penentuan debit, lihat bab penentuan
ã percepatan gravitasi (=9,81) = kira-kira 10 untuk Q = debit pada musim kemarau untuk “daya debit. H = head bersih di bak penenang, kurangi dengan
perkiraan tetap (firm power)” perkiraan rugi head dari pipa pesat dan peralatan pembangkit
ñ = berat jenis air + 1 kg/l (kira -kira 10%) (m).
Perkiraan daya = P [kw]
3
Daya Q [m /dtk] 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 Perkiraan keluaran daya listrik P
Daya Q [l/dtk] 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 dengan efisiensi 60%.
Head H [m]
1 0,3 0,6 1,2 1,8 2,4 3 3,6 4,2 4,8 5,4 6
Contoh untuk mendapatkan
2 0,6 1,2 2,4 3,6 4,8 6 7,2 8,4 9,6 10,8 12
nilai perkiraan keluaran daya
3 1,8 3,6 5,4 7,2 9 10,8 12,6 14,4 16,2 18 listrik:
4 2,4 4,8 7,2 9,6 12 14,4 16,8 19,2 21,6 24 Q=300 l/detik atau 0.3 m3/detik
5 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 H= 8 m (net)
6 3,6 7,2 10,8 14,4 18 21,6 25,2 28,8 32,4 36 Hasil: 14.4 (kW)
7 4,2 8,4 12,6 16,8 21 25,2 29,4 33,6 37,8 42
8 4,8 9,6 14,4 19,2 24 28,8 33,6 38,4 43,2 48
9 5,4 10,8 16,2 21,6 27 32,4 37,8 43,2 48,6 54
Daya sebenarnya harus dihitung
10 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
ulang saat pipa pesat dan turbin
11 6,6 13,2 19,8 26,4 33 39,6 46,2 52,8 59,4 66
telah ditentukan.
12 7,2 14,4 21,6 28,8 36 43,2 50,4 57,6 64,8 72
13 7,8 15,6 23,4 31,2 39 46,8 54,6 62,4 70,2 78
14 8,4 16,8 25,2 33,6 42 50,4 58,8 67,2 75,6 84
15 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90
16 9,6 19,2 28,8 38,4 48 57,6 67,2 76,8 86,4 96
17 10,2 20,4 30,6 40,8 51 61,2 71,4 81,6 91,8 102
18 10,8 21,6 32,4 43,2 54 64,8 75,6 86,4 97,2 108
19 11,4 22,8 34,2 45,6 57 68,4 79,8 91,2 102,6 114
20 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
25 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150
30 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180
35 21 42 63 84 105 126 147 168 189 210
40 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240
45 27 54 81 108 135 162 189 216 243 270
50 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

HALAMAN 27
BA B 6 — P E KERJAA N S I P I L HALAMAN 28

6. PEKERJAAN SIPIL

6.1 Bendung

Untuk mengalihkan arah air ke penggilingan atau


pembangkit listrik, tinggi muka air harus dinaikkan
oleh bendung.

Jika dibangun sebelum air terjun, umumnya aman


untuk membangunnya di atas dasar batu.

> Perhatian harus diberikan pada penempatan


bangunan dan pondasi yang aman supaya
tidak longsor
> Pintu penguras mengurangi kemungkinan
pengendapan pasir dan harus selalu dibuka
saat banjir.
Bendung gravitasi beton

Bendung bronjong (Gabion)


, Lapisan pelindung

Bendung model Tyrolean (drop intake) terbuat dari batuan alami

Pasangan batu alami

(untuk menjaga stabilitas,


rasio antara tinggi dan dasar
h = b/3 pondasi paling tidak 1:3)
Keuntungan: saringan yang bersih dengan sendirinya

Amankan dengan batang besi agar tidak bergeser

HALAMAN 29
BA B 6 — P E KERJAA N S I P I L HALAMAN 30

Bendung pancang (stake weir)


Bendung seingkali dibangun dengan menggunakan
material lokal dan harus diperbaiki atau dibangun
kembali setelah adanya banjir
Potongan bendung Tyrolean

Keuntungan: saringan yang bersih dengan sendirinya

HALAMAN 31
BA B 6 — P E KERJAA N S I P I L HALAMAN 32

Jika pipa pesat terletak cukup dekat


dengan air terjun, maka air dapat
dialihkan alirannya pada titik tersebut.
Pada kasus semacam ini, struktur batuan
alam di tempat bangunan pengalih
harus dipertimbangkan masak-masak
saat mengevaluasi metode konstruksi
yang akan dilakukan.

Saluran pembawa ke bak


penenang dan pipa pesat
6.2 Bangunan Penyadap (Intake)
Terjadi pemisahan padatan secara optimal
Di titik dimana air disadap, padatan seperti di belakang belokan sungai

pasir atau kerikil yang ada dalam aliran harus


Endapan
dipisahkan untuk melindungi turbin,
menghindari penumpukan di saluran serta
melindungi bak.

Struktur samping bangunan penyadap dengan bendung serta saluran penguras


Pengalihan aliran
Bendung Saluran Penguras

Penyadap samping dibantu adanya struktur selangkang (groin)


Lumpur
Endapan
Pintu air
Dinding dasar
groin

Saringan kasar
Saluran pembawa
Pintu penyadap/kontrol banjir

Pengalihan aliran
Pilihan-pilihan bangunan pengalih aliran/bangunan penyadap

HALAMAN 33
BA B 6 — P E KERJAA N S I P I L HALAMAN 34

6.3 Saluran pembawa (channel)

Jenis saluran pembawa tergantung pada


beberapa kondisi (kekakuan, jenis tanah, kondisi Saluran gali dengan lapisan beton.
Diutamakan jika dibuat dengan
lanskap, adanya penyebarangan sungai dll.).
beton pracetak.
Pertimbangkan hal-hal di atas dengan hati-hati
dalam menentukan jenis saluran pembawa.

Saluran beton bisa memiliki


bermacam-macam bentuk, lebih
Galian pada tanah alami yang kedap baik yang berbentuk trapesium
air, misalnya: tanah lempung, tidak atau persegi panjang. Saluran
boleh ada rembesan beton biasa digunakan di lokasi
berkontur berat dan dimana ada
aplikasi teknologi untuk drainase
jalan atau saluran irigasi.

Saluran berjajar dengan batu alam,


pelat atau bata bata dengan semen
(saluran pasangan batu sangat umum
Untuk menentukan ukuran saluran
di Indonesia)
bisa mengacu pada halaman 38 – 41.
Tabel seleksi bentuk dan lereng
saluran berdasarkan debit.
Contoh-contoh di atas diambil dari buku “Micro Hydro
Design Manual” yang menunjukkan bahwa untuk
menemukan solusi terbaik perancang dan tukang harus
mengerahkan ketrampilan dan imaginasi.

HALAMAN 35
BA B 6 — P E KERJAA N S I P I L HALAMAN 36

Sebuah saluran tanah yang dibangun pada lereng, menggunakan


pengalaman “pembangunan jalan” dari masyarakat setempat.

1. Siapkan “jalan” di sepanjang garis kontur (misalnya lereng:


mengikuti aturan penentuan ukuran saluran, lihat Bab 6.4/6.5)

5.Perkuat dengan tonggak, jepit

2. Gali dan endapkan, tanah galian


3.Tanah asli (bukan galian)
dipadatkan dalam “lapisan–lapisan”

4.Susun lapisan-lapisan dengan tanah


galian yang dipadatkan
6.Tanami rumput, semak-semak
Saluran dibangun pada batuan

Potong sepanjang garis kontur Bangunan saluran

HALAMAN 37
BA B 6 — P E KERJAA N S I P I L HALAMAN 38

6.4 Perhitungan debit untuk saluran Q = debit [l/detik]


persegi panjang lurus terbuat dari beton I = kemiringan [m/km]
atau plesteran (koefisien kekasaran 40)

Untuk menghitung debit dari sebuah saluran


persegi panjang lurus yang terbuat dari beton
atau plesteran, gunakan Persamaan Manning
Strickler, dengan mengacu pada tabel
Debit [l / dtk]
pengukuran saluran (halaman 39).

Ketinggian termasuk lambung bebas


(freeboard) dengan faktor 1,3
Lambung
Ketinggian dengan bebas [m]
lambung bebas [m]
Ketinggian
tanpa
lambung
bebas
[m]

Kemiringan [cm / 10 m] / [m / 1 km]


Lebar [m]
Debit Lebar Dalam Slope Kecepatan Debit Lebar Dalam Slope Kecepatan Debit Lebar Dalam Slope Kecepatan
[l/s] [m] [m] [cm/10m] [m/s] [l/s] [m] [m] [cm/10m] [m/s] [l/s] [m] [m] [cm/10m] [m/s]
415 0,80 1.04 0.50 0.65 236 0.60 0.78 0.75 0.66 168 0.50 0.65 1.00 0.67
568 0,90 1.17 0.50 0.70 356 0.70 0.91 0.75 0.73 273 0.60 0.78 1.00 0.76
752 1,00 1.30 0.50 0.75 508 0.80 1.04 0.75 0.79 411 0.70 0.91 1.00 0.84
970 1,10 1.43 0.50 0.80 696 0.90 1.17 0.75 0.86 587 0.80 1.04 1.00 0.92
1,224 1,20 1.56 0.50 0.85 922 1.00 1.30 0.75 0.92 804 0.90 1.17 1.00 0.99
1,515 1,30 1.69 0.50 0.90 1,188 1.10 1.43 0.75 0.98 1,064 1.00 1.30 1.00 1.06
1,846 1,40 1.82 0.50 0.94 1,499 1.20 1.56 0.75 1.04 1,372 1.10 1.43 1.00 1.13
2,219 1,50 1.95 0.50 0.99 1,855 1.30 1.69 0.75 1.10 1,730 1.20 1.56 1.00 1.20
2,261 1.40 1.82 0.75 1.15 2,142 1.30 1.69 1.00 1.27
68 0.30 0.39 2.50 0.75
146 0.40 0.52 2.50 0.91 33 0.20 0.26 5.00 0.81 40 0.20 0.26 7.50 1.00
265 0.50 0.65 2.50 1.06 96 0.30 0.39 5.00 1.07 118 0.30 0.39 7.50 1.31
431 0.60 0.78 2.50 1.20 207 0.40 0.52 5.00 1.29 253 0.40 0.52 7.50 1.58
650 0.70 0.91 2.50 1.33 375 0.50 0.65 5.00 1.50 459 0.50 0.65 7.50 1.84
928 0.80 1.04 2.50 1.45 609 0.60 0.78 5.00 1.69 746 0.60 0.78 7.50 2.07
1,270 0.90 1.17 2.50 1.57 919 0.70 0.91 5.00 1.88 1,126 0.70 0.91 7.50 2.30
1,683 1.00 1.30 2.50 1.68 1,312 0.80 1.04 5.00 2.05 1,607 0.80 1.04 7.50 2.51
2,170 1.10 1.43 2.50 1.79 1,797 0.90 1.17 5.00 2.22 2,201 0.90 1.17 7.50 2.72
2,380 1.00 1.30 5.00 2.38
46 0.20 0.26 10.00 1.15
136 0.30 0.39 10.00 1.51 10 0.10 0.13 20.00 1.03
292 0.40 0.52 10.00 1.83 65 0.20 0.26 20.00 1.63
530 0.50 0.65 10.00 2.12 192 0.30 0.39 20.00 2.13
862 0.60 0.78 10.00 2.39 413 0.40 0.52 20.00 2.58
1,300 0.70 0.91 10.00 2.65 750 0.50 0.65 20.00 3.00
1,856 0.80 1.04 10.00 2.90

penentuan ukuran saluran

HALAMAN 39
BA B 6 — BA NG UNA N S I P I L HALAMAN 40

6.5 Perhitungan debit untuk saluran Q = debit [l/detik]


trapesium lurus terbuat dari pasangan I = kemiringan [m/km]
batu alam atau beton kasar (koefisien
kekasaran 60)

trapezoid channel

Untuk menghitung debit dari saluran trapesium


lurus yang terbuat dari batu alam atau dengan
permukaan beton kasar, gunakan Persamaan
Manning Strickler, dengan mengacu pada tabel
Debit [l / dtk]
pengukuran saluran (halaman 41).

Ketinggian termasuk lambung bebas (freeboard)


Lambung
dengan faktor 1,4. Ketinggian bebas [m]
dengan
lambung
Saluran trapesium lebih disukai jika dibangun bebas [m] Ketinggian
tanpa Lebarup [m]
dengan pasangan batu, lempeng alami atau lambung
lempeng prefabrikasi. bebas
[m]

Karena saluran trapesium lebih lebar daripada


saluran persegi panjang untuk kapasitas yang
sama, maka saluran jenis ini tidak terlalu cocok
untuk dataran yang terjal.
Kemiringan [cm / 10 m] / [m / 1 km]
Lebard [m]

Anda mungkin juga menyukai