Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENAWARAN JASA TRAVEL DAN PENGINAPAN

PADA MASA PANDEMI


Lintang Titian Purbasari, Hariyanto, Baitul Hamdi, Fikria Azizatul Maharani,
Aziz Maulana Akhsan
Departemen Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Email: lintangtitian67@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penawaran jasa travel dan


penginapan pada saat wabah pandemi Covi-19. Setelah mewabahnya Covid-19 pada
akhir tahun 2019 dan dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO pada bulan Januari
2020 termasuk di Indonesia. Adanya pandemi ini membuat masyarakat harus
melakukan Social Distancing, Physical Distancing sebagai upaya untuk memutus rantai
penularannya. Kebijakan tersebut membuat pola ekonomi penawaran di pasar
mengalami perubahan khususnya pada bidang jasa travel dan penginapan karena
masyarakat membatasi gerak dan aktivitas keluar rumah. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan model studi literature, data diperoleh dari media sosial,
media elektronik, buku dan jurnal. Hasil penitian menunjukan bahwa penawaran jasa
travel dan penginapan pada masa pandemic Covid-19 mengalami penurunan.

Kata kunci: Penawaran, Sektor Jasa, Covid-19

Pendahuluan
Industri pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-
19. Indonesia menjadi satu dari banyak negara yang berjuang untuk kembali
memulihkan sektor tersebut, dengan tetap menerapkan standar kesehatan guna
mencegah potensi wabah lebih lanjut. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mempersiapkan pembukaan kembali pariwisata
Indonesia di era new normal atau normal baru selama pandemi Covid-19. Program CHS
(Cleanliness, Health, and Safety) menjadi agenda yang disusun guna membangun
kepercayaan orang-orang yang melakukan perjalanan ke sejumlah destinasi wisata di
Nusantara. Kemenparekraf juga berupaya untuk membangun kepercayaan para pelaku
industri pariwisata, serta mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang terkait serta penunjang
sektor ini. Mulai dari akomodasi, restoran, transportasi, serta tempat-tempat yang
menjadi destinasi risata itu sendiri dipersiapkan dengan protokol CHS.Menurut
NiaNiscaya, deputi bidang pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf menyatakan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan Kemenparekraf
memiliki tiga tujuan utama. Mulai dari meminimalisir rasa cemas orang-orang untuk
kembali berwisata, menghilangkan stigma negatif dari kegiatan ini, hingga memberi
insiprasi dalam berwisata.

Model Konseptual

Pandemi Covid-19

Penawaran Sektor
Jasa

Bisnis Travel Bisnis Penginapan

Tinjauan Pustaka
Penawaran
Menurut T. Gilarso (2003) penawaran adalah jumlah dari suatu barang tertentu
yang akan dijual pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu,
cateris paribus. Dari perumusan tersebut dapat dilihat bahwa pengertian penawaran
mengarah pada hubungan fungsional antara jumlah barang yang mau dijual (Qs) dan
harga per satuan (P). Sedangkan menurut Mankiw (2000), jumlah penawaran (quantity
supplied) dari suatu barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dijual oleh
penjual.Ada banyak hal yang menentukan jumlah penawaran barang, salah satunya
harga barang itu sendiri. Mankiw (2000) mengatakan bahwa pada penawaran, kuantitas
yang ditawarkan berhubungan positif dengan harga barang. Kuantitas yang ditawarkan
meningkat ketika harga meningkat dan menurun ketika harga menurun. Hubungan
antara harga dan kuantitas yang ditawarkan ini dinamakan hukum penawaran (law of
supply), dengan asumsi yang sama ketika harga barang meningkat maka kuantitas
barang tersebut yang ditawarkan akan meningkat atau memiliki kemiringan ke atas atau
positif.Mankiw (2000) menyampaikan bahwa kurva penawaran memperlihatkan apa
yang terjadi dengan kuantitas barang yang ditawarkan ketika harganya berubah, dengan
menganggap seluruh faktor penentu lainnya konstan. Jika satu dari faktor-faktor
tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser.

Sektor Jasa
Kotler dalam Tjiptono (2014) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Tciptono dan Gregorius (2011) menyampaikan bahwa konsep jasa atau pelayanan
(service) mengacu pada tiga lingkup devinisi utama, yaitu industri, output atau
penawaran, dan proses. Dalam konteks industri, istilah jasa digunakan untuk
menggambarkan berbagai sub sektor dalam kategorisasi aktivitas ekonomi, seperti
transportasi, finansial, perdagangan ritel, personal service, kesehatan, pendidikan, dan
layanan publik. Dalam lingkup penawaran, jasa dipandang sebagai produk intangible
(tidak berwujud) yang outputnya lebih berupa aktivitas ketimbang obyek fisik.sebagai
proses, jasa mencerminkan penyampaian jasa inti, interaksi personal, kinerja
(performences) dalam arti luas, serta pengalaman layanan.

Pandemi Covid-19
Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus corona virus yang
kemudian pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian ini sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
sudah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Kemenkes RI (2020), Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), dimana tanda dan gejala umum
infeksi Covid-19 ini antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk,
dan sesak napas. Kemenkes RI (2020) menyebutkan bahwa Covid-19 dapat menular
dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet. Orang yang paling berisiko
tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Untuk
mencegah penyebaran virus ini adalah dengan mencuci tangan dengan teratur,
menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak langsung dengan siapapun
yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

Pembahasan
Dampak Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia menyebabkan pemerintah


menerapkan berbagai macam kebijakan, salah satunya ialah kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Kebijakan tersebut berpengaruh
besar terhadap aktivitas sosial ekonomi masyarakat seperti terbatasnya transportasi,
pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan ditutupnya tempat hiburan dan tempat-tempat
penginapan. Keadaan ini berdampak luas terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
termasuk keberlangsungan pekerjaan dan penurunan pendapatan pekerjaan.Pada fase
awal Internasional Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa sekitar 25 juta
pekerjaan di dunia dapat hilang disebabkan oleh pandemic COVID-19.

Pada kuartal kedua ILO memprediksi jam kerja seluruh pekerja akan menurun
10,5 persen atau setara 305 juta pekerja penuh waktu dengan asumsi jam kerja penuh
waktu adalah 48 jam perminggu (ILO, 2020). Oleh sebab itu, Pusat Penelitian
Kependudukan LIPI bersama dengan Lembaga Demografi Universitas Indinesia (LD-
UI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan
melaksanakan survey online tentang dampak COVID-19 terhadap tenaga kerja. Survey
dilakukan pada tanggal 24 April – 02 Mei 2020 dengan total responden sebanyak 1.112
buruh/karyawan/pegawai. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya gelombang
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan penurunan pendapatan
buruh/karyawan/pegawai selama PSBB di Indonesia. Persentase PHK
buruh/karyawan/pegawai di Indonesia pada akhi April 2020 sebesar 15,6 persen yang
terdiri dari 1,8 persen PHK dengan pesangon dan 13,8 persen PHK tanpa pesangon.

Penawaran Jasa Travel pada masa Pandemi Covid-19

Travel agent menjadi salah satu pihak yang merasakan efek dari pandemi
COVID-19. Adanya larangan bepergian membuat banyak orang tidak lagi memakai jasa
travel agent dan banyak pula yang membatalkan pesanan-pesanan yang sudah dipesan
sebelumnya. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) melakukan
pengecekan kepada para anggotanya terkait kesiapan dalam menghadapi new normal
pandemi COVID-19. Ketua ASITA, Rusmiati mengatakan, hal pertama yang akan
diterapkan adalah memberlakukan sistem no frill package atau paket wisata tanpa
embel-embel. Sebagai pengganti, mereka hanya akan menyediakan seat only package.
Setelah menawarkan pilihan paket wisata yang akan dibuka, pihat travelagent akan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan baik dari para petugas maupun para
wisatawan. Implementasi tavel agent yang sudah disiapkan di masa new normal
pandemi COVID-19 ini adalah memberikan layanan yang fleksibel, inovasi berbasis
teknologi, low cost package atau biaya wisata yang murah, serta memperluas
komunikasi.

Penawaran Jasa Penginapan pada masa Pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 memaksa bisnis perhotelan dan jasa penginapan lainnya di


Indonesia memutar otak. Pemberitaan di media massa terkait pentupan usaha hotel di
Bali dan kota-kota lainnya menjadikan pandemi COVID-19 ini menjadi bencana bagi
industri perhotelan di Indonesia. Berbagai macam cara telah dilakukan oleh pengusaha
hotel, pengusaha pariwisata, asosiasi perhotelan serta pemerintah dalam mengurangi
dampak kerugian bagi industri perhotelan. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia
menjadi garda terdepan para pengusaha untuk menyampaikan dan mengusulkan aspirasi
mereka demi mengurangi kerugian yang semakin besar. Usulan relaksasipun disusun
dan diajukan kepada pemerintah. Dasar lainnya adalah kondisi para pengusaha hotel
yang menggunakan perbankan sebagai modal usaha menghadapi sulitnya melakukan
pembayaran pinjaman juga memperparah kondisi industri perhotelan.

Dengan kejadian pandemi COVID-19 ini telah berdampak pada tutupnya sekitar
1.642 hotel (data PHRI 05 April 2020) yang berarti jika dibandingkan dengan total
jumlah akomodasi dalam bentuk hotel menurut BPS 2019 maka dapat disimpulkan
bahwa saat ini hotel yang terdampak dan tutup adalah sekitar 49.54 persen, artinya
pertanggal 05 April saja telah terjadi pentupan hotel di Indonesia hamper 50 persen dari
total hotel yang beroperasi sebelumnya. Akan tetapi, ada juga pihak hotel yang
berinovasi dalam menawarkan hotelnya di masa pandemi COVID-19 ini, di antaranya:
a. Grand Dafam Signature, Surabaya
Di masa pandemi ini, hotel yang terletak di kawasan Kayoon, Surabaya ini
menawarkan paket khusus bagi orang-orang yang ingin tinggal sendiri dalam waktu
lama. Dikatakan oleh Indra Junor, marketing communications manager Drand Dafam
Signature, ide penawaran ini muncul karena kadang ada sebagian orang yang bosan
ketika tinggal di rumah terus-menerus.

b. Hotel Luminor Jemursari, Surabaya


Hotel ini hadir dengan menawarkan inovasi yang berbeda, yaitu dengan konsep
Work From Hotel (WFH). Menurut Elgar Gumilang, marketing communications
manager Hotel Luminor Jemursari, inovasi ini hadir untuk mengatasi para pekerja yang
sudah bosan untuk Work From Home (WFH), mereka bisa mengerjakan tugas-tugas
kantor dengan suasan baru dan yang paling penting bisa menikmati fasilitas dan
pelayanan hotel pada saat pandemi COVID-19.

c. Swissbell-Hotel dan Hotel Aryaduta Jakarta


Di dalam laman resminya, Swissbel-Hotel ini menawarkan tiga promo khusus
bagi konsumen yang ingin menyewa kamar dengan tarif murah selama masa pandemi
COVID-19, yaitu Quarantine Package, Stay Longer Package, dan Stay Relax Package.
Sedangkan Hotel Aryaduta menawarkan promo penyewaan kamar untuk konsumen
yang ingin isolasi mandiri, paket tersebut diberi nama Comfort In Self-Isolation.

d. Parador Hotels and Resorts


Berdasarkan press release yang dilakukan oleh Johannes Hutauruk, Chief
Operating Officer Parador Hotels and Resorts, hotel ini menawarkan promo The
Unplanned Staycation, yaitu penawaran dengan sistem pembayaran dimuka dengan cara
membeli gift certificate senilai satu juta rupiah dengan harga lima ratus ribu rupiah/net,
atau dengan kata lain diskon 50 persen. Dengan gift certificate tersebut, masyarakat bisa
mendapatkan keuntungan dua kali lipat, jadwal pemesanan kamar yang fleksibel dan
garansi harga terendah. Penawaran ini berlaku untuk hotel-hotel Parador seluruh
Indonesia.
Kesimpulan

Pandemi COVID -19 telah memberikan dampak yang cukup parah untuk industri
penginapan atau perhotelan karena hampir 50% hotel yang beroperasi di Indonesia
tutup disebabkan pandemi ini. Namun terdapat beberpa hotel di Indonesia melakukan
inovasi penawaran agar mereka tetap eksis, diantaranya dengan menawarkan paket
tinggal sendirian di hotel dalam waktu yang lama, work from hotel, tarif murah selama
pandemi, penyewaan kamar untuk isolasi mandiri, dan pembayaran dimuka dengan cara
membeli gift certificate .

Daftar Pustaka

Gilarso, T. SJ. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/413.2020
Lanang Diayudha, Industri Perhotelan di Indonesia Pada Masa Pandemi COVID-19:
Analisis Deskriptif, Jurnal FAME, vol.3, 2020.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Ngadi, Ruth Meilianna, Yanti Astrelina Purba, Dampak COVID-19 Terhadap PHK dan
Pendapatan Pekerja di Indonesia, Jurnal Kependudukan Indonesia, 2020.
Tciptono, Fandy. Dan Gregorius Chandra. 2011. Service, Quality, & Satisfaction.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-
19).
https://jawapos.com/surabaya/26/04/2020/strategi-hotel-hotel-di-surabaya-melaju-pada-
masa-pandemi-covid-19. Diakses tanggal 09/09/2020, pukul 19:30 WIB.
https://travel.tempo.co/read/1327702/strategi-jual-kamar-hotel-di-tengah-pandemi-
corona. Diakses tanggal 09/09/2020, pukul 20:00 WIB.
https://travel.detik.com/travel-news/d-5013733/operator-hotel-beri-promo-50-untuk-
liburan-di -masa-mendatang. Diakses tanggal 09/09/2020, pukul 21:00 WIB.
htpps://economy.okezone.com/amp/2020/06/02/320/2223214/new-normal-ini-strategi-
agen-perjalanan-tarik-turis-ke-ri. Diakses tanggal 09/09/2020, pukul 21:00
WIB.

Anda mungkin juga menyukai