Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep Penyuluhan Kesehatan
a. Pengertian
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk
mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif dari
individu atau kelompok terhadap kesehatan yang bersangkutan
mempunyai cara hidup sehat sebagai bagian dari cara hidupnya
sehari atas kesadaran dan kemaunya sendiri. (Syafrudin, dkk, 2009)
Menurut Azrul Anwar dalam buku Maulana, dkk (2012),
penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi
juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada perhubungan
dengan kesehatan.
Sedangkan menurut Surya (1988) dikutip (Maulana, dkk
2012), penyuluhan merupakan upaya bantuan yang diberikan
kepada konseling supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Dalam pembentukan konsep diri ini berarti mengenai:
1) Diri Sendiri
2) Orang lain
3) Pendapat orang lain tentang dirinya
4) Tujuan-tujuan yang hendak dicapainya
5) Kepercayaan.
b. Tujuan
Menurut Effendy (1998), tujuan pendidikan yang paling pokok
adalah:
1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat

12
13

dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya


mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental, dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian.
3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk
merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Dalam buku yang ditulis Syafrudin, dkk (2009) dijelaskan
bahwa tujuan penyuluhan adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan dengan melakukan cara hidup sehat dan dapat
berperan serta aktif dalam upaya kesehatan.
c. Sasaran
Menurut Herijulianti (2002) sasaran dalam penyuluhan
kesehatan diserasikan dengan sasaran program kesehatan yang
ditunjang:
1) Penyuluhan individu/perorangan penyuluhan secara formal :
a) Di puskesmas kita melakukan chair side talk pada
waktu memberikan pengobatan.
b) Kunjungan ke rumah pada waktu kita dipanggil untuk
memberikan pengobatan.
c) Penyuluhan individual secara formal biasanya
dilakukan dengan metode wawancara.
Penyuluhan individu/perorangan penyuluhan secara
informal:
a) Penyuluhan dilakukan disela obrolan dan bersifat
tidak resmi, misalkan:
(1) Kunjungan ke rumah (bertemu teman/kerabat)
(2) Obrolan warung kopi
(3) Obrolan kereta api
14

2) Penyuluhan Kelompok
a) Kelompok Umum
Masyarakat umum baik dipdesaan maupun perkotaan.
(Syafrudin, dkk 2009)
b) Kelompok Khusus
Sekumpulan individu yang mempunyai ciri-ciri
khusus,yaitu yang jumlah orangnya masih dapat dihitung
dan siapa orang yang berkelompok itu masih dapat
diketahui. (Herujulianti, dkk 2002)
Menurut Syafrudin dkk 2009, kelompok khusus adalah:
(1) Masyarakat didaerah terpencil dan masyarakat
terasing.
(2) Masyarakat didaerah pemukiman baru termasuk
transmigrasi dan daerah perbatasan
(3) Masyarakat yang terkena masalah kesehatan.
(4) Masyrakat yang rentan terhadap masalah kesehatan
tertentu
(5) Masyarakat yang berada diberbagai institusi atau
forum baik pemerintahan maupun swasta, misalnya:
Posyandu, sekolah, dll
(6) Masyarakat yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan dan proses pelayanan kesehatan.
(7) Kelompok - kelompok yang mepunyai potensi dalam
kegiatan penyuluhan, seperti PKK, karang taruna,
kader kesehatan, dll
d. Ruang Lingkup
Menurut Effendy, 1998 ruang lingkup penyuluhan kesehatan
meliputi 3 aspek, yaitu:
1) Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, dan
kelompok yang dijadikan subjek dan objek perubahan
perilaku, sehingga diharapkan dapat memahami,
15

menghayati, dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat


dalam kehidupan sehari-hari. Banyak faktor yang perlu
diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan, diantaranya adalah:
a) Tingkat pendidikan.
b) Tingkat sosial ekonomi.
c) Adat istiadat.
d) Kepercayaan masyarakat.
e) Ketersediaan waktu dari masyarakat.
2) Materi/Pesan
Materi/pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan
keperawatan dari individu maupun kelompok. Sehingga
materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung
manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya:
a) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
masyarakat dalam bahasa keseharian.
b) Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran.
c) Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan
alat peraga untuk mempermudah pemahaman dan
untuk menarik perhatian sasaran.
d) Materi atau pesan yang disampaikan merupakan
kebutuhan sasaran masalah kesehtan dan
keperawatan yang mereka hadapi. (Effendy, 1998)
2. Metode Penyuluhan Kesehatan
Menurut Herujulianti, dkk tahun 2002, dalam proses
penyampaian materi penyuluhan kepada sasaran maka
pemilihan metode yang tepat sangat membantu pencapaian
mengubah tingkah laku sasaran.
Pada garis besarnya hanya ada 2 jenis metode dalam penyuluhan
kesehatan gigi, yaitu:
16

a. Metode One Way Methode


Metode ini menitikberatkan pendidik yang aktif,sedangkan
pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif.
Yang termasuk metode ini, antara lain:
1) Metode ceramah.
2) Siaran melalui radio.
3) Pemutaran fil,/terawang(slide).
4) Penyebaran selebaran.
5) Pameran.
b. Metode Two Way Methode
Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara
pendidik dan sasaran.
Yang termasuk metode ini adalah:
1) Wawancara.
2) Demonstrasi.
3) Simulasi.
4) Curah pendapat.
5) Bermain peran (role play).
6) Tanya jawab.
3. Metode Bermain Peran (Role Play)
a. Pengertian
Role play atau bermain peran merupakan metode
penyuluhan yang didalam pelaksananya sasaran harus
memerankan satau atau beberapa peran tertentu.
Role Play adalah satu cara belajar dalam proses belajar
mengajar dengan mempertontonkan atau
mengaktualisasikan aspek perilaku spesifik tertentu dari
kehidupan sehari - hari baik secara langsung ataupun
melalui media tertentu sesuai dengan tujuan belajar yang
ditentukan. (Herujulianti, dkk 2002)
17

b. Ciri-Ciri
Menurut Effendy Nasrul tahun 1998, ciri-ciri bermain peran
(Role Play) adalah:
1) Peserta mengetahui lebih banyak tentang pandangan
yang berlawanan.
2) Peserta mempunyai kemampuan untuk memerankan
peran yang diberikan kepadanya.
3) Pengaruh emosi dalam permainan akan membantu
pengkajian masalah yang dibahas.
4) Membantu peserta memahami masalah yang dibahas.
5) Dapat digunakan untuk mengubah sikap.
c. Metode bermain peran (Role Play)
Metode role play digunakan jika:
1) Bila tujuan belajar berkenaan dengan ranah kognitif dan
afektif.
2) Hendak mengaktualisasikan peran tertentu yang relevan
dengan tujuan belajar agar dihayati warga belajar
sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
3) Hendak merangsang warga belajar tentang perilkau
spesifik yang patut dan tidak patut dilakukan.
4) Jumlah kelompok sasaran tidak lebih dari 30 orang.
Kemampuan yang harus dimiliki fasilitator dalam role play:
1) Menguasai prosedur role play.
2) Menguasai kurikulum dan tujuan belajarnya.
3) Menguasai topik bahasan dan karakteristik spesifik peran
yang akan dimainkan,
4) Mampu merancang dan mengarahkan proses role play.
Peran fasilitator dalam role play adalah,sebagai berikut:
1) Sebagai perancang, yaitu merancang skenario, memilih
pemeran, merancang tata ruang belajar, fasilitator, dan
menyiapkan perlengkapan media pembelajaran.
18

2) Sebagai pengarah, mengarahkan pemain dan warga


belajar.
3) Sebagai pemantau, fasilitator memantau proses role play
reaksi warga belajar terhadap perilaku spesifik yanag
dimainkan.
4) Sebagi pembimbing, yaitu membimbing proses role play
dan reaksi warga belajar terhadap peran yang dimainkan
dan membimbing warga belajar dalam menganalisa isi
role play.
Dalam menggnakan metode role play, dapat ditempuh
alternatif langkah-langkah sebagai berikut:
1) Persiapan
a) Pahami tujuan belajar yang ingin dicapai, materi
yang akan disampaikan, topik atau perilaku
spesifik yang perlu dihayati warga belajar, waktu
yang tersedia dan skenarionya.
b) Pahami kondisi dan karakteristik warga belajar.
c) Siapkan perlengkapan media belajar dan tata ruang
belajar.
d) Pilih peserta yang mempunyai sikap yang sesuai
atau yang mendekati sikap yang diperankan dan
bersedia main peran.
e) Jelaskan peran apa yang akan dilakukan serta sikap
dari orang-orang yang diperankan.
f) Pengamat dipilih dan diberi petunjuk tentang hal-
hal yang perlu diamati sesuai dengan materi yang
dipelajari.
2) Pelaksanaan
a) Pemain membawakan perannya dengan cara
sedapat mungkin mendekati kenyataan yang
disajikan sesuai dengan skenario dan waktu yang
telah ditetapkan.
19

b) Selama permainan pengamat mengamati sesuai


dengan pengarahan yang diberikan.
c) Permainan dihenikan jika hal yang akan dibahas
sudah muncul.
3) Pembahasan
a) Laporan pengamatan serta kesan pemain dan
peserta lain.
b) Dalam pembahasan,sejauh mungkin dihubungkan
dengan pokok pembicaraan dan keadaan sehari-
hari.
c) Pembahasan tersebut dapat dibicaran dalam
kelompok kemudian diplenokan/direncanakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan kalau maembawakan role
play:
1) Kasus dan pelaku harus dipersiapkan terlebih dahulu
secara seksama.
2) Jangan terlalu lama membiarkan peserta menunggu
pelatih mempersiapkan pelaksanaan role play.
3) Jangan terlalu banyak peran yang dismapaikan.
4) Pelatih jangan ikut terlibat sebagai pemain.
5) Adakan pembahasan setelah role play.
6) Catat kesimpulan yang penting yang diperoleh dari
pembahasan.
Keuntungan bermain peran (role play), di antaranya :
1) Semua atau sebagian besar peserta dapat ikut aktif
mengamati, mengalami, dan, mengahayati perilaku
tertentu.
2) Suasana penyuluhan menjadi hidup.
3) Memperoleh bahan diskusi langsung dari sesuatu
yang baru saja dialami.
4) Dapat dipakai untuk memperjelas berbagai
bahan,misal :
20

a) Menganalisis masalah.
b) Menemukan dan mencoba menyelesaikan
masalah.
c) Menambahkan keterampilan berdiskusi.
5) Lebih mudah memusatkan perhatian warga belajar.
6) Tumbuh sikap kritis dari warga belajar.
Kerugian bermain peran (role play), di antaranya :
1) Kadang-kadang peserta kurang mampu membawakan
perannya.
1) Sulit mendekati situasi yang sebenarnya.
2) Tumbuh sikap kritis dari warga belajar.
4. Metode Bermain Ular Tangga
a. Permainan Ular Tangga Dalam Penyuluhan
Permainan ular tangga adalah permainan (games) adanya
kontes antara pemain yang berinteraksi satu sama lain
dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu pula.Pada pemain meletakkan bidak pada
papan permainan ular tangga yang bertuliskan kata “start”
selanjutnya tiap pemain engocok dadu untuk menentukan
berapa langkah yang akan dijalankan.Pemain harus
melangkah sesuai dengan jumlah mata dadu yang keluar
langkah permainan diatas dilakukan oleh pemain secara
bergantian hingga di akhir kotak bertuliskan “finish”.
(Sugiwati, 2013)
b. Manfaat Bermain Ular Tangga
Manfaat bermain ular tanga atara lain merupakan suatu
permainan yang edukatif dimana selain bermain anak juga
dapat belajar untuk berkonsentrasi dalam menghadapi
masalah, bersosialisasi dengan teman sepermainan,
mengembangkan intelektual anak seperti berhitung,
mempelajari bentuk dan ukuran dari permainan ular tangga
yang biasanya dilakukan perkeloompok anak dapat
21

mengatur tingkah lakunya sendiri, menilai kemampuan


dirinya dan orang lain. Permainan tradisonal ular tangga
sangat cocok untuk anak-anak usia TK-SD. Dengan
bermain ular tangga anak dapat meningktkan kecerdasan
memperkenalkan keterampilan berhitung pada anak TK-SD.
(Sugiwati, 2013)
c. Kelebihan dan kelemahan Bermain Ular Tangga
Menurut Rahman (2010) dalam Murti (2017) kelebihan
bermain ular tangga :
1) Permainan ular tangga dapat dipergunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar karena kegiatan ini
menyenangkan siswa, Sehingga siswa tertarik untuk
belajar sambil bermain.
2) Siswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran
secara langsung.
3) Permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk
membantu semua aspek
4) perkembangan siswa salah satunya mengembangkan
kecerdasan logika matematika.
5) Permainan ular tangga dapat merangsang siswa belajar
memecahkan masalah.
6) Penggunaan permainan ular tangga dapat dilakukan baik
dalam kelas maupun di luar kelas.
7) Penggunaan permaianan ular tangga mudah
dilakukan/mudah dimengerti, sederhana peraturannya,
mendidik jika diberikan tema yang baik dan benar,
menghibur siswa dengan cara yang positif dan interaktif.
Adapun kelemahannya sebagai berikut:
1) Penggunaan permainan ular tangga memerlukan waktu
untuk menjelaskan kepada siswa.
2) Permainan ular tangga tidak dapat dikembangkan pada
semua materi pelajaran.
22

3) Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh siswa


dapat menimbulkan kericuhan.
4) Bagi siswa yang tidak menguasai materi dengan baik
akan mengalami kesulitan dalam bermain.
d. Metode Pembelajaran Bermain Ular Tangga
Permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu :
1) Adanya pemain.
2) Adanya lingkungan dimana para pemain beraksi.
3) Adanya aturan-aturan main.
4) Adanya tujuan tertentuu yang ingin dicapai.
e. Petunjuk Panduan Operaasional Permainan Ular Tangga
1) Komponen Media Ular Tangga
Media ular tangga kesehatan gigi yang dikembangkan oleh
peneliti meliputi :
a) Media ular tangga terdiri dari 12 kotak setiap kotak
tertulis angka 1-12 dan setiap kotak mempunyai tema
yang berhubunggan dengan kesehatan gigi.
b) Pada baris ada pengacau berupa tangga dan ular.
c) Disetiap dasar anak tangga serta ekor ular yang
ditempati selalu ada gambar yang berkaitan dengan
kesehatan gigi dan mulut.
d) Setiap angka yang didapati dalam permainan diberi 1
(satu) point dan anak dapat melanjutkan permainan.
e) Jika anak tidak bisa menjawab atau memerankan
petunjuk dari kartu soal,maka kesempatan dapat
diberikan kepada teman-teman atau kelompok lainnya
siapa yang dapat menjawab.
f) Pemain yang tidak bisa menjawab, maka tidak bisa
untuk melanjutkan permainan dan diganti pemain
lainnya.
g) Pemain dinyatakan menag permainan apabila telah
mencapai 12 terlebih dahulu.
23

2) Kisi-kisi Permainan Ular Tangga


a) Cara pemeliharaan gigi : terdapat pada kotak
instrument ular tangga no 1, 2, 3, 5, 7.
b) Penyakit gigi : terdapat pada kotak instrument ular
tangga no 12.
c) Kebiasaan buruk pada gigi : terdapat pada kotak
instrument ular tangga no. 4
d) Anatomi Gigi : terdapat pada kotak instrument ular
tangga no. 6, 9, 10, 11.
5. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Nugraheni (2017), pengetahuan adalah hasil dari
tahu,dan ini terjadi setelah sesorang melakukan pengindraan
terhadap suatu objen tertentu. Tanpa pengetahuan sesorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Overt Behaviour). (Syafrudin 2009)
b. Macam Pengetahuan
Ada empat macam pengetahuan menurut Widodo (2006)
dalam Nugraheni (2017), yaitu:
1) Pengetahuan factual (factual knowledge)
Ada dua macam pengetahuan faktual,yaitu pengetahuan
tentang terminologi (knowledge og terminology) mencakup
pengethuan tentang label atau simbol tertentu baik yang
bersifat verbal maupun non verbal dan pengetahuan bagian
detail dan usur-unsur (knowledge of spesific details and
element) mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang,
waktu, dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik.
24

2) Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukan saling keterkaitan antara
unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan
semuanta berfungsi bersama-sama.
3) Pengetahuan Produsural
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik
yang bersifat rutin maupun yang baru.
4) Pengetahuan Metakognitif
Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
pengetahuan tentang diri sendiri.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
menurut Nugraheni (2017), antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengetahuan dan pengalaman baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikolgis (mental), dimana
pada aspek psikologi ini, taraf berpikir seseorang semakin
matang dan dewasa.
4) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
25

5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh
individu baik dalam dirinya maupun lingkungannya.
6) Informasi
Keudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru. (Wahid, 2007 dalam Nugraheni,
2017)
d. Cara Memperoleh pengetahuan
1) Cara Tradisional
Cara kuno atau tradisioanl ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum
dikemukakannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis dalam Nugraheni (2017).
a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara yang paling tradisonal, yang digunakan oleh
manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah
melalui cara coba-coba. Cara ini dilakukan dengan
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tidak
berhasil, dicoba kemungkinan lain.
b) Cara Kekuasaan Atau Otoritas
Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat yang baik formal maupun
informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan
sebagainya. Dengan kata lain, penegtahuan tersebut
diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama
ataupun ahli ilmu pengetahauan.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Apabila cara tersebut dapat memecahkna
26

masalah makan orang lain dapat mengikuti cara


tersebut dalam mengangani maslaah yang dihadapi.
d) Melalui Jalan Pikiran
Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
2) Cara Modern
Cara baru memperoleh pengetahuan yaitu menngunakan
“Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih populer disebut
metodologi penelitian (research methodology). (Nugraheni,
2017)
e. Proses Adopsi Perilaku
Menurut penelitian yang dilakukan Rogers (1974) dalam
Syafrudin dkk (2009), sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni:
1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari
dalam arti mengetui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2) Interest, yakni orang melalui tertarik pada stimulus.
3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, orang telah memulai melakukan perilaku baru.
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
positif,maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting).
27

f. Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi


Menurut Budiharto (2010), pengetahuan bisa diperoleh secara
alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan.
Pengetahuan merupakam ranah yang sangat penting untuk
terbentunya tindakan.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contohnya,
mengingat kembali fungsi gigi elain untuk mengunyah
adalah untuk bicara dan estetika.
2) Memahami (Comperhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, dan menyebutkan. Contohnya, mampu
menjelaskan tanda-tanda radang gusi.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini doat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Contohnya memilih sikat gigi yang benar untuk menggosok
gigi dan sejumlah model sikat gigi yang ada, setelah diberi
penjelasan dengan contoh.
28

4) Analisis (Analysis)
Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarken materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain, seperti dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan
sebagainya. Contohnya, mampu menjabarkan struktur
jaringan periodontal dengan masing-masing fungsinya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang bar. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dan formulasi-formulasi yang sudah ada.
Misalnya dapat menyusun, meringkas, merencanakan,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada. Contohnya indiviu
mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk
gigi, menggosok gigi tepat waktu, serta mengambil tindakan
yang tepat bila ada kelainan gigi.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadpa suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada. Contohnya, mampu menilai kondisi kesehatan
gusi ananya pada saat tertentu. (Notoatmojo 2007)
Pengukuran pengetahuan dapat diukur melaui
wawancara atau angket yang menanyakan tentang materi
yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
(Notoatmojo 2007)
31

1) Delapan gigi seri


2) Empat gigi taring
3) Delapan geraham belakang.
d. Gigi Tetap
Susunan gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah gigi,
di antaranya:
1) Delapam gigi seri.
2) Empat gigi taring.
3) Delapan geraham depan.
4) Dua belas geraham belakang.
e. Masalah Kesehatan Gigi
1) Karies Gigi
a) Pengertian Karies Gigi
Karies gigi atau gigi berlubang adalah proses
pembusukan pada gigi yang menimbulkan lubang pada
gigi. (Astoeti, dkk 2006). Menurut Hidayat, dkk (2016)
karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi,
yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh
aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh rusaknya
bahan organiknya.
b) Proses Karies Gigi
Kuman plak menempel pada gigi,kemudian terdapat sisa
makanan yang menjadikan pH dalam mulut menjadi
asam. Asam dalam mulut menmpel pada gigi dan
menyebabkan gigi berlubang. (Astoeti, dkk 2006)
c) Proses Penjalaran Karies Gigi
Lubang gigi pada email dan belum terasa sakit.
Kemudian lubang gigi mencapai dentin, mulai merasa
ngilu. Lubang mencapai rongga saraf, dan ada rasa sakit.
32

Gigi infeksi dan mati lalu muncul bengkak. ( Astoeti,


dkk 2006)
d) Cara Mencegah Karies Gigi
Menurut Sariningsih (2012) cara mencegah karies gigi
diantaranya yaitu:
(1) Apabila makan atau minuman yang manis,
sesudahnya berkumur dengan air atau menyikat
gigi
(2) Menggunakan CPP-ACP (Casein Phospho
Peptides-Amorphous Calcium Phospate) untuk
remineralisasi lesi karies awal.
(3) Menggunakan topical floiride biasanya terdapat
pada air minum, Pasta gigi, obat kumur
berflouride, aplikasi topkal flour pada gigi oleh
petugas kesehatan gigi, dan penutupan pit dengan
fissure sealant.
(4) Mencegah sisa makanan yang menempel dengan
cara menyikat gigi atau berkumur dengan air.
(5) Mengunyah keju atau permen karet mengandung
xylitol, sesudah makan makanan yang
mengandung karbohidrat.
f. Kebiasaan Buruk Pada Gigi
1) Mengunyah Makanan Satu Sisi
Kebiasaan mengunyah makanan menggunakan satu sisi
dapat disebabkan karena gigi salah satu terasa sakit atau
tidak nyaman apabila dipakai makan. Bisa juga sudah
menjadi kebiasaan dari sejak kecil sehingga kalau makan
dikedua sisi malah terasa sangat tidak nyaman. Apabila
kebiasaan ini tidak dihilangkan, dapat mengakibatkan
masalah atau kelainan pada sendi rahang karena
ketidakseimbangan beban pengunyahan. Selain itu biasanya
33

gigi di sisi lawan yang hampir tidak pernah digunakan


untuk mengunyah akan timbul karang gigi.
2) Menggit Benda Keras
Salah satu fungsi gigi memang untuk menggigit dan
mengunyah, tetapi seharusnya yang digigit atau dikunyah
adalah makanan, bukan menggigit kuku, pulpen, atau
benda-benda keras lainnya. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa mengunyah permen atau es batu juga dapat
merusak gigi. Kebiasaan ini dapat menimbulkan permukaan
kunyah menjadi terkikis, bahkan keretakan pada struktur
gigi dan menjadi ngilu.
3) Gigi Sebagai Alat Pemotong
Banyak yang menggunakan gigi sebagai alat pemotong
seperti membuka tutup botol, menobek bungkus makanan,
dan lain sebagainya. Jika kebisaan ini tidak dihentikan maka
dapat menyebabkan gigi rusak dan patah. .(Hidayat, dkk
2016)
g. Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
1) Pola Makanan
a) Kurangi makan jajanan yang mengandung manis dan
lengket.
b) Ganti cemilan manis dengan cemilan sehat seperti
buah, kacang-kacangan, dan lain-lain.
c) Makan makanan manis bersama-sama waktu makan.
d) Perkuat gigi dengan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung flour.
Flour adalah bahan yang memperkuat email sehingga
tahan terhadap zat asam.
e) Flour ada pada :
(1) Air minum.
(2) Garam.
(3) Tablet flour.
34

(4) Kumur larutan flour.


(5) Pasta gigi.
(6) Ikan asin.
(7) Susu.
(8) Keju
(9) Teh
(10) Telur.
f) Makan buah yang berserat, anatara lain:
(1) Apel
(2) Semangka
(3) Pepaya, dan lain sebagainya.
g) Makan sayuran yang berserat, anatara lain:
(1) Sawi
(2) Bayam
(3) Wortel, dan lain sebagainya. (Astoeti, dkk 2006)
2) Waktu Yang Tepat menggosok Gigi
Dalam merawat kesehatan gigi, kita harus memperhatikan jumlah
menggosok gigi dalam satu hari. Minimal adalah 2 kali sehari,
yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Gosok gigi
setelah sarapan bertujuan mencegah sisa makanan tidak
menumpuk dan tertinggal dipermukaan gigi. Sedangkan tujuan
menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur, yaitu karena
pada malam hari bakteri/kuman beraktivitas sehingga jika kita
menggosok permukaan gigi sebelum tidur dimalam hari
kuman/bakteri akan mati dan tidak beraktivitas pada gigi kita.
(Hidayat, dkk 2016)
3) Pemilihan Dan Cara Merawat Sikat Gigi Yang Benar
Agar gusi tidak bengkak atau berdarah, gunakan sikat gigi dengan
bulu sikat yang lembut,dan pastikan nyaman untuk dipegang.
Ganti sikat gigi, bila bulu sikat sudah tidak beraturan maksimal 3
bulan selali. Simpan sikat gigi ditempat kering dengan kedaan
kepala sikat menghadap keatas. Hindari penggunaan sikat gigi
35

satu untuk semua atau satu sikat gigi untuk semua anggota
keluarga karena sikat gigi mengandung bakteri yang bisa
berpindah dari satu orang ke orang lain meskipun sikat sudah
dibersihkan. (Hidayat, dkk 2016)
4) Cara Menggosok Gigi Yang Baik Dan Benar
Menurut Hidayat, dkk (2016), cara menyikat gigi yang benar
sebagai berikut :
a) Posisi sikat gigi membentuk sudut 45 derajat, kemudian
gosok gigi secara lembut dan perlahan dengan cara memutar.
b) Gunakan gerakan yang sama, yaitu memutar untuk menyikat
bagian permukaan luar gigi depan atas dan bawah.
c) Gunakan gerakan yang sama, yaitu memutar untuk menyikat
bagian permukaan samping gigi atas dan bawah.
d) Gunakan gerakan yang sama, yaitu memutar untuk menyikat
bagian permukaan dalam gigi atas dan bawah.
e) Gunakan gerakan maju mundur untuk menyikat bagian
permukaan kunyah gigi atas dan bawah.
f) Sikat bagian lidah 1 kali setelah menggosok gigi dapat
membersihkan bakteri sehingga napas lebih segar dan
terhindar bau mulut
5) Kunjungan Ke Pelayanan Kesehatan Gigi 6 Bulan sekali
Tujuan utama pergi ke pelayanan kesehatan gigi setiap 6 bulan
sekali adalah tindakan pencegahan,mencegah kerusakan gigi,
penyakit gigi, dan kelainan-kelainan lain yang beresiko bagi
kesehatan gigi dan mulut. Walaupun rajin dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut, akan tetapi kunjungan ke pelayanan
kesehatan gigi dan mulut merupakan kewajiban agar kita tahu
masalah yang dialami dan segera mendapat perawatan jika
terdapat masalah pada rongga mulut kita. (Hidayat, dkk 2016)
36

B. Kerangka Teori

Penyuluhan Kesehatan

Two Way Methode One Way Methode

Metode Bermain Metode Bermain


Peran (Role Play) Ular Tangga

Materi Kesehatan Gigi


1. Bagian-bagian gigi
Pengetahuan 2. Jenis-jenis gigi
Kesehatan Gigi 3. Gigi susu
4. Gigi permanen
5. Gigi Berlubang
6. Kebiasaan buruk pada
gigi
7. Cara menjaga kesehatan
gigi
8. Waktu yang tepat
menggosok gigi
9. Cara memilih dan
merawat sikat gigi
10. Cara menggosok gigi
11. Waktu untuk kunjungan
ke pelayanan kesehatan
gigi

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Herijulianti,dkk (2002) ; Notoatmodjo (2007) ; Hidayat (2016)
37

C. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada perbedaan metode bermain peran (role play) dan metode
bermain ular tangga dalam penyuluhan kesehatan gigi terhadap
tingkat pengetahuan siswa kelas IV SD Negeri 01 Tambakan
Kabupaten Grobogan.
Ha : Ada perbedaan metode penyuluhan kesehatan gigi antara metode
bermain peran (role play) dan metode bermain ular tangga terhadap
tingkat pengetahuan siswa kelas IV SD Negeri 01 Tambakan
Kabupaten Grobogan.

Anda mungkin juga menyukai