Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pekerjaan rumah (PR) merupakan suatu usaha yang


dipergunakan guru untuk mengaktifkan peserta didik belajar di rumah sehingga
meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai pembelajaran di sekolah. Melalui
pemberian pekerjaan rumah (PR) kepada siswa diharapkan proses pencapaian
pembelajaran dua arah, yaitu di sekolah dan di rumah. Pemberian pekerjaan rumah
(PR) merupakan salah satu metode mengajar yang digunakan oleh seorang guru, agar
siswa menjadi termotivasi dalam belajar. Motivasi itu sendiri berarti perubahan tenaga
di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
mencapai tujuan. Motivasi diharapkan dapat menjadikan siswa bersemangat dalam
belajar atau menyelesaikan tugas. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar
akan melemahkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh
karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Tujuannya
agar siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang
diraihnya dapat optimal.
Berdasarkan sejarah, pada awalnya pekerjaan rumah (PR) diciptakan sebagai
hukuman terhadap peserta didik yang sering melakukan pelanggaran di sekolah
sehingga peserta didik tersebut menjadi lebih rajin dan kompeten. Tujuan lain dari
pekerjaan rumah adalah agar siswa lebih memahami materi yang telah dijelaskan olah
guru di kelas dan membuat siswa belajar di rumah. Karena kebanyakan waktu luang
yang dimiliki siswa di rumah dipergunakan untuk hal yang kurang bermanfaat seperti
bermain gawai atau gim, mengikuti perkumpulan komunitas siswa yang tidak
bertujuan jelas, dll.
Semua sekolah memiliki tujuan yang sama, yakni mencerdaskan muridnya dan
menjadikan mereka siswa yang disiplin. Begitu pula dengan SMAN 2 Cimahi, yang
ingin menjadikan setiap siswanya menjadi siswa yang disiplin, kreatif dan berakhlak
mulia. Dengan penerapan pemberian PR terbukti dapat meningkatkan efisisensi siswa
dalam menggunakan waktu luangnya. Setiap guru menginginkan siswanya pintar dan
kreatif di mata pelajaran yang diajarkannya. Mereka pada umumnya memberikan
tugas yang sulit dan mungkin belum pernah mereka ajarkan di kelas. Apabila setiap

1
guru memberikan tugas yang tergolong banyak dengan batas waktu yang relatif
singkat, memungkinkan siswa kehilangan manfaat positif dari PR tersebut dan justru
sebaliknya. Dengan pertimbangan, tidak menjamin semua PR yang diberikan telah
diajarkan dan dipahami oleh para siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa lebih
memilih menyontek pekerjaan temannya. Tentunya hal ini sangatlah bertentangan
dengan tujuan awal dari PR itu sendiri.
Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui dampak negatif dari PR yang
terlalu banyak bagi siswa maka dilakukan penelitian terhadap hal-hal yang dirasakan
siswa dalam mengerjakan tugasnya di SMAN 2 Cimahi. Untuk itu, penelitian dengan
judul “Dampak PR yang Berlebihan Bagi Siswa” dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang ingin dibahas dalam


penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
 Apa yang dirasakan siswa jika mendapatkan tugas (PR) yang
berlebihan ?
 Apa pengaruh PR yang terlalu banyak bagi siswa ?
 Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa tanpa
menggunakan PR yang berlebih ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang akan dicapai
diantaranya sebagai berikut.

 Mengetahui hal yang dirasakkan siswa jika mendapatkan tugas yang


terlalu banyak.
 Mengetahui pengaruh PR yang berlebihan bagi siswa.
 Mengetahui cara meningkatkan prestasi belajar siswa tanpa
menggunakan PR yang berlebihan.

D. Ruang Lingkup

Pada penelitian ini,

1. Dibatasi subjek penelitiannya hanya pada siswa kelas XI SMAN 2


Cimahi.
2. Dibatasi lingkupnya hanya pada dampak PR berlebih terhadap siswa.
3. Dibatasi data analisanya hanya pada data kuantitatif (diagram).

2
E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan bagi pembaca, terutama tentang motivasi belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Membantu guru dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Guru memperoleh gambaran penerapan tentang pemberian pekerjaan rumah


(PR) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi Siswa

1) Melalui pemberian pekerjaan rumah (PR) siswa mempunyai motivasi belajar


yang tinggi sehingga dapat secara optimal dalam mengikuti pembelajaran.
2) Meningkatkan semangat siswa untuk belajar sungguh-sungguh.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan mutu dan kualitas sekolah dan
memberikan sumbangan dalam meningkatkan prestasi sekolah.

d. Bagi Orang Tua

Meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendidik anak.

e. Bagi Penelitian Berikutnya

Diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi penelitian berikutnya untuk


dapat dilanjutkan agar dapat tercipta hasil penelitian yang dapat berguna bagi
proses pembelajaran dengan penerapan pemberian pekerjaan rumah

3
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

a. Pekerjaan Rumah

i. Pengertian

Pekerjaan rumah adalah serangkaian tugas yang diberikan kepada siswa oleh
guru mereka untuk diselesaikan di luar kelas. Penugasan pekerjaan rumah yang
umum dapat mencakup pembacaan wajib, proyek penulisan atau pengetikan,
latihan matematika yang harus diselesaikan, informasi yang akan ditinjau sebelum
ujian, atau keterampilan lain yang harus dipraktikkan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 96), pemberian tugas seperti


pekerjaan rumah adalah suatu bentuk metode penyampaian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar di rumah.
Tugas adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan,
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang, pekerjaan yang dibebankan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1492)

Menurut Winkel, W.S seperti yang dikutip Kusti Rahayu (2010: 19) bahwa
pekerjaan rumah adalah kegiatan yang ditugaskan oleh guru kepada peserta didik
yang sering kali harus dikerjakan di rumah. Berdasarkan pendapat tersebut maka
pengertian tugas pekerjaan rumah adalah suatu pekerjaan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut di rumah, supaya siswa
dapat lebih memahami materi yang baru saja disampaikan oleh guru.

ii. Jenis-Jenis

Le Conte (Kurniawan.2008:online) mengklasifikasikan 3 macam PR, yakni:


“(1). Practice assignments (tugas praktik), yang menguatkan keterampilan
atau pengetahuan yang baru saja diperoleh, misalnya bila murid baru belajar
tentang berbagai tipe daun, mereka diminta mencari contoh daun-daun tersebut
di lingkungannya. (2). Preparation assignment (tugas mempersiapkan), yang
dimaksudkan untuk memberikan latar belakang tentang topik tertentu. Sebagai
contoh,murid dapat mempersiapkan pelajaran tertentu dengan membaca teks
4
atau dengan mengumpulkan bahan-bahan sebelum pelajaran itu diberikan. (3).
Extension assignment (tugas perluasan), yang dirancang untuk mempraktikkan
bahan yang sudah pernah dipelajari atau memperluas pengetahuan murid dengan
mendorong mereka untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang subjek
yang dimaksud setelah topik dipelajari di kelas”.

iii. Kelebihan dan Kekurangan


Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 87) kelebihan dan kekurangan
metode pemberian tugas sebagai berikut:
1) Kelebihan Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah
a) Lebih merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas
belajar individual ataupun kelompok
b) Dapat mengembangkan kemandirian peserta didik di luar
pengawasan guru
c) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik
d) Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik

2) Kekurangan Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah


a) Peserta didik sulit dikontrol, apakah benar ia yang
mengerjakan pekerjaannya ataukah orang lain
b) Tidak mudah memberikan pekerjaan yang sesuai dengan
perbedaan individu peserta didik
c) Sering memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang
monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan
peserta didik

iv. Tujuan

Meskipun ada gunanya mendeskripsikan tipe-tipe PR, barangkali yang lebih


penting adalah mempertimbangkan untuk apa PR itu diberikan. PR dapat dirancang
untuk memenuhi berbagai maksud, seperti:

“(1). Meningkatkan prestasi siswa (2). Menguatkan dan memperkuat topik-


topik yang diajarkan di kelas. (3). Menyelesaikan pekerjaan yang belum
selesai. (4). Mengembangkan ketrampilan belajar mandiri. (5).
Mengembangkan disiplin diri. (6).Mengembangkan ketrampilan mengelola
waktu. (7). Melibatkan orang tua dalam membantu belajar anak-anaknya.
(8). Memungkinkan penyiapan pelajaran dan topic-topik yang akan datang.
(9). Mengembangkan ketrampilan meneliti. (10). Mereviu dan
mempraktikkan topik-topik yang diajarkan di sekolah. (11).
Memperpanjang waktu sekolah”.

5
v. Manfaat

Pekerjaan rumah yang diberikan guru adalah untuk membangun inisiatif dan
kreatifitas siswa. Guru menetapkan tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh siswa
di rumah. Pekerjaan rumah dapat melatih rasa tanggung jawab siswa dengan
menyelesaikan PR sekolah mereka. Manfaat lain dari Tugas Sekolah ini adalah
untuk mengembangkan manajemen waktu siswa. Jadi dengan adanya tugas sekolah
ini, mereka akan mulai membagi waktu untuk belajar dan bermain, sehingga
mereka bisa menyelesaikan tugas sekolahnya sesuai dengan jadwal yang telah
mereka buat sendiri. Disamping itu siswa juga belajar untuk melakukan segala
sesuatunya secara mandiri. Mereka bisa mengatur waktu serta menyelesaikan
pekerjaan rumah secara mandiri. PR dalam hal ini mendorong disiplin diri pada
siswa.

b. Siswa

i. Definisi siswa
Pengertian siswa/murid/peserta didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengertian murid berarti anak (orang yang sedang berguru/belajar,
bersekolah). Sedangkan menurut Sinolungan (dalam Riska, dkk., 2013) peserta
didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di
sekolah.
Menurut Hamalik (2001) siswa atau murid adalah salah satu komponen dalam
pengajaran, disamping faktor guru, tujuan dan metode pengajaran. Sebagai salah
satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen yang
terpenting diantara komponen lainnya. Murid atau anak didik menurut Djamarah
(2011) adalah subjek utama dalam pendidikan setiap saat. Sedangkan menurut
Daradjat (dalam Djamarah, 2011) murid atau anak adalah pribadi yang “unik”
yang mempunyai potensi dan mengalami berkembang. Dalam proses berkembang
itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak
ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama
dengan individu-individu yang lain.

6
Berdasarkan uraian diatas, murid atau anak didik anak adalah salah satu
komponen manusiswi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-
mengajar yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal.

ii. Kebutuhan-Kebutuhan Siswa

Dalam tahap-tahap perkembangan individu siswa, dan satu aspek yang paling
menonjol ialah adanya bermacam ragam kebutuhan yang meminta kepuasan
Beberapa ahli telah mengadakan analisis tentang jenis-jenis kebutuhan siswa
(dalam Maisyarah, 2013), antara lain :
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis: bahan-bahan dan keadaan yang essensial,
kegiatan dan istirahat, kegiatan seksual
2. Kebutuhan-kebutuhan sosial atau status: menerima dan diterima dan
menyukai orang lain.
3. Kebutuhan-kebutuhan ego atau integratif: kontak dengan kenyataan,
simbolisasi progresif, menambah kematangan diri sendiri, keseimbangan
antara berhasil dan gagal, menemukan individualitasnya sendiri.

Maslow (dalam Azzahra, 2013) menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan


psikologis akan timbul setelah kebutuhan-kebutuhan psikologis terpenuhi. Ia
mengadakan klasifikasi keutuhan dasar sebagai berikut:
1. Kebutuhan-kebutuhan akan keselematan (safety needs)
2. Kebutuhan-kebutuhan memiliki dan mencintai (belongingness and love
needs)
3. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kebutuhan siswa


dapat dibedakan menjadi kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, kebutuhan
sosial dan kebutuhan ego.

iii. Tugas Perkembangan Siswa

Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut Havigurst


(dalam Harlock, 1990) yaitu:
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d. Mengharapkan dan mencapai prilaku sosial yang bertanggung jawab

7
e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapkan perkawaninan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berprilaku mengembangkan ideologi

B. Kerangka Berpikir

Pemberian tugas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil


belajar,
pemberian tugas terbagi dua bagian pemberian tugas disekolah yang biasa disebut
latihan dan pemberian tugas rumah atau pekerjaan rumah. Pemberian tugas rumah
atau pekerjaan rumah adalah suatu pemberian tugas guru kepada siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Kenyataan di lapangan penerimaan sikap siswa terhadap kenyataan di
lapangan
penerimaan sikap siswa terhadap pemberian tugas rumah dapat terlihat. Penerimaan
sikap siswa dalam menanggapi pemberian tugas ada beragam. Siswa yang rajin akan
lebih menerima tugas tersebut, karena ia merasa tertantang dan mengasah otaknya
agar dapat berpikir lebih luas. Sikap terbalik justru diperlihatkan pada siswa yang
malas, tugas rumah atau pekerjaan rumah yang diberikan guru akan terasa berat,
mereka bersikap menolak secara tidak langsung bahkan acuh tak acuh.
Pekerjaan rumah dapat membuat siswa belajar di rumah. Mereka akan
mengatur
waktunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Namun, ketika
kesunguhan mereka ternyata disia-siakan guru, maka semangat mereka kendor. Guru
tidak mengoreksi pekerjaan rumah yang dikerjakan siswa atau mengoreksinya asal-
asalah. Siswa merasa guru mereka tidak mengapresiasi keseriusan mereka dalam
mengerjakan pekerjaan rumah.
Faktor yang dapat mempengaruhi pekerjaan rumah diantaranya yaitu
keterbatasan waktu di kelas, sehingga materi yang disampaikan masih banyak yang
belum tersampaikan banyaknya materi atau bahan ajar. Pemberian tugas rumah dapat
membuat siswa belajar dirumah dan adanya hubungan secara tidak langsung antara
guru dengan orang tua siswa. Perhatian orang tua terhadap anaknya di rumah dalam
membimbing dan mengarahkan anak pada pekerjaan rumahnya merupakan salah satu

8
tanggung jawab orang tua, kesibukan orang tua diharapkan tidak mengurangi
perhatian pada anaknya di rumah terutama dalam hal belajar.
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan
aktifitas belajar. Demi kelancaran proses pembelajaran dan tercapainya tujuan
pengajaran cara guru melaksanakan metode pemberian tugas atau pekerjaan rumah
harus dapat bervariasi dan ada inovasi-inovasi baru yang dapat menggairahkan siswa
untuk mengerjakan sehingga mempengaruhi hasil belajarnya.

C. Hipotesis

 H0 : tidak ada hubungannya antara PR yang berlebihan dengan siswa.

 H1 : ada hubungan antara PR yang berlebihan dengan siswa.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan


data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
suatu metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode penelitian yang
digunakan penulis adalah metode survei. Metode survei merupakan metode riset
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Menurut
Sugiyono (2013:11) pengertian metode survey adalah : “Penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan
antar variabel, sosiologis maupun psikologis”. Tujuan penelitian survei adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta
karakter-karakter yang khas dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian : SMA Negeri 2 Cimahi, Jl. KPAD Sriwijaya IX


No.45A, Setiamanah, Cimahi Tengah, Kota Cimahi,
Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian : Februari 2019

C. Populasi dan Sampel


1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumberdata yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian
(Hadani Nawawi, 1983: 141). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Cimahi. Dengan jumlah populasi 350 orang

10
2.      Sampel
Sampel adalah contoh atau himpunan bagian (subset) dari suatu populasi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 orang yang dipilih secara acak
dari 10 kelas XI di SMA Negeri 2 Cimahi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data akan dilakukan dengan pemberian kuesioner. Kuesioner
merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Dengan kuesioner kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi
responden, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini, pemberian kuesioner akan dilakukan dengan media
daring Google Forms, lalu responden akan mengirimkan jawaban kepada surel
peneliti.

E. Teknik Analisis Data


Analisis Data adalah kegiatan mengumpulkan data yang telah didapat dari
responden. Adapun langkah – langkah menganalisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Pengumpulan data dari responden.
2. Mengelompokkan data berdasarkan variabel yang sama dari setiap
responden.
3. Menyajikan data yang telah dikelompokan ke dalam bentuk tabel dan
grafik.
4. Menganalisis data yang telah disajikan dengan menghitung variabel yang
terbanyak.
5. Mengambil kesimpulan.

11
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian


Deskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada jawaban dari 80 sampel responden di
dalam kuesioner yang digunakan untuk mengetahui hal yang dirasakan siswa
mengenai PR yang berlebihan, pengaruh pemberian PR yang berlebihan terhadap
prestasi belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Cimahi, dan cara meningkatkan
prestasi tanpa menggunakan PR

Berikut adalah deskripsi datanya:


a) Hal – Hal yang Dirasakan Siswa Dalam Pemberian PR dan Pengaruh
Pemberian PR yang Terlalu Banyak Bagi Siswa.

Selal Serin Tidak


No Pernyataan Kadang
u g pernah
1 PR yang diberikan sesuai dengan materi yang dipelajari 10 46 24 0
Siswa mengerti maksud dari PR/ tugas yang diberikan
2 2 34 44 0
oleh guru
Siswa merasa PR yang diberikan pasti dapat
3 6 18 52 4
terselesaikan
Siswa sangat membutuhkan bantuan guru dalam
4 18 36 24 2
mengerjakan PR
Siswa sangat membutuhkan bantuan teman dalam
5 22 42 16 0
mengerjakan PR
Siswa sangat membutuhkan bantuan keluarga dalam
6 0 14 52 14
mengerjakan PR
7 PR yang diberikan sesuai dengan kemampuan kita 2 26 50 2
PR yang diberikan sesuai dengan kapasitas standar PR
8 0 24 46 10
siswa SMA pada umumnya
9 Siswa merasa lelah saat mendapatkan PR yang banyak 54 24 2 0
Siswa dapat mengatur waktu untuk mengerjakan PR
10 2 12 54 12
yang banyak
Siswa merasa PR yang diberikan menyita waktu mereka
11 24 42 14 0
untuk melakukan kegiatan positif lainnya
Siswa lupa akan waktu karena fokus mengerjakan PR
12 28 40 12 0
yang diberikan
Siswa terserang penyakit akibat kelelahan dalam
13 16 24 32 8
mengerjakan PR yang banyak

12
b) Cara Meningkatkan Prestasi Belajar Tanpa Menggunakan PR

No Pertanyaan Ya Tidak
Menurut Anda, apakah siswa lebih baik menyelesaikan tugasnya di
1 62 18
sekolah dibandingkan di rumah ?
Menurut Anda, apakah guru lebih baik menjelaskan materi secara rinci
2 di kelas dibandingkan memberikan siswanya PR agar mereka lebih 74 6
paham akan materi tersebut ?
Menurut Anda, apakah post-test (tes yang diberikan setelah materi
3 54 26
disampaikan) itu adalah cara yang efektif ?
Menurut Anda, apakah seharusnya guru mengurangi pemberian PR bagi
siswa kelas XI dengan mempertimbangkan agar siswa tersebut dapat
4 76 4
lebih fokus memahami materi pembelajaran dibandingkan dengan tugas
yang diberikan ?

B. Analisis Data dan Pembahasan


a) Hal – Hal yang Dirasakan Siswa Dalam Pemberian PR dan Pengaruh
Pemberian PR yang Terlalu Banyak Bagi Siswa.

1. PR yang diberikan sesuai dengan materi yang dipelajari

Selalu
13%
Kadang
30%
Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Sering
58%

13
 Pada pernyataan pertama “PR yang diberikan sesuai dengan materi yang
dipelajari” responden banyak memilih “sering”. Hal ini menunjukkan bahwa PR yang
diberikan lebih sering sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

2. Siswa mengerti maksud dari PR/ tugas yang diberikan oleh guru
Selalu
3%

Selalu Sering

Sering
43% Kadang Tidak Pernah
Kadang
55%

 Pada pernyataan kedua “Siswa mengerti maksud dari PR/ tugas yang diberikan
oleh guru”, responden banyak memilih “sering”. Hal ini menunjukkan bahwa tugas
yang diberikan guru dimengerti oleh siswa.

3. Siswa merasa PR yang diberikan pasti dapat terselesaikan

Tidak
Pernah Selalu
5% 8%

Selalu Sering
Sering
23%

Kadang Tidak Pernah

Kadang
65%

 Pada pernyataan ketiga “Siswa merasa PR yang diberikan pasti dapat


terselesaikan”, responden banyak memilih “kadang”. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap siswa tiak dapat menjamin semua tugasnya tidak dapat terselesaikan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.

14
4. Siswa sangat membutuhkan bantuan guru dalam mengerjakan PR

Tidak
Pernah
3%
Selalu
23%
Kadang
30% Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Sering
45%

 Pada pernyataan keempat “Siswa sangat membutuhkan bantuan guru dalam


mengerjakan PR”, responden banyak memilih “Sering”. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap siswa membutuhkan bantuan gurunya dalam mengerjakan tugas yang diberkan.

5. Siswa sangat membutuhkan bantuan teman dalam mengerjakan


PR

Kadang
20% Selalu
28%
Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Sering
53%

 Pada pernyataan kelima “Siswa sangat membutuhkan bantuan teman dalam


mengerjakan PR”, responden banyak memilih “Sering”. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap siswa membutuhkan bantuan temannya dalam menyelesaikan tugas yang
diberkan.

15
6. Siswa sangat membutuhkan bantuan keluarga dalam
mengerjakan PR

Tidak
Pernah Sering
18% 18%
Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Kadang
65%

 Pada pernyataan keenam “Siswa sangat membutuhkan bantuan keluarga


dalam mengerjakan PR”, responden banyak memilih “kadang”. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap siswa tidak terlalu membutuhkan bantuan keluarganya dalam
menyelesaikan tugas yang diberkan.

7. PR yang diberikan sesuai dengan kemampuan kita

Tidak Pernah
Selalu
3%3%

Selalu Sering
Sering
33%
Kadang Tidak Pernah

Kadang
63%

 Pada pernyataan ketujuh “PR yang diberikan sesuai dengan kemapuan kita”,
responden banyak memilih “kadang”. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua PR
sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa.

16
8. PR yang diberikan sesuai dengan kapasitas standar PR siswa SMA
pada umumnya

Tidak
Pernah
13%
Sering
30% Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Kadang
58%

 Pada pernyataan kedelapan “PR yang diberikan sesuai dengan kapasitas


standar PR siswa SMA pada umumnya”, responden banyak memilih “kadang”. Hal
ini menunjukkan bahwa PR yang diberikan tidak sesuai dengan kapasitas (banyaknya)
PR yang diberikan kepada siswa SMA pada umumnya.

9. Siswa merasa lelah saat mendapatkan PR yang banyak

Kadang
3%

Sering
30% Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Selalu
68%

 Pada pernyataan kesembilan “Siswa merasa lelah saat mendapatkan PR yang


banyak”, responden banyak memilih “selalu”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada
umumnya merasa lelah dengan pemberian PR yang terlal banyak.

17
10.Siswa dapat mengatur waktu untuk mengerjakan PR yang
banyak

Tidak Selalu
Pernah 3% Sering
15% 15%
Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Kadang
68%

 Pada pernyataan kesepuluh “Siswa dapat mengatur waktu untuk mengerjakan


PR yang banyak”, responden banyak memilih “kadang”. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa pada umumnya kesulitan untuk mengatur waktunya dalam mengerjakan PR
dalam jumlah yang banyak.

11. Siswa merasa PR yang diberikan menyita waktu mereka untuk


melakukan kegiatan positif lainnya

Kadang
18%
Selalu
30%
Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Sering
53%

 Pada pernyataan kesebelas “Siswa merasa PR yang diberkan menyita waktu


mereka untuk melakukan kegiatan positif lainnya”, responden banyak memilih
“sering”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada umumnya merasa PR yang
diberikan sering menyita waktu mereka untuk melakukan kegiatan positif lainnya.

18
12. Siswa lupa akan waktu karena fokus mengerjakan PR yang
diberikan

Kadang
15%
Selalu
35% Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Sering
50%

 Pada pernyataan keduabelas “Siswa lupa akan waktu karena fokus


mengerjakan PR yang diberikan”, responden banyak memilih “sering”. Hal ini
menunjukkan bahwa PR yang diberikan membuat mereka lupa akan waktu.

13. Siswa terserang penyakit akibat kelelahan dalam mengerjakan


PR yang banyak

Tidak
Pernah
10% Selalu
20%
Selalu Sering

Kadang Tidak Pernah

Kadang
40%
Sering
30%

 Pada pernyataan ketigabelas “Siswa terserang penyakit akibat kelelahan dalam


mengerjakan PR yang banyak”, responden banyak memilih “kadang”. Hal ini
menunjukkan bahwa PR yang diberkan terkadang membuat mereka sakit.

19
b) Cara Meningkatkan Prestasi Belajar Tanpa Menggunakan PR

1. Menurut Anda, apakah siswa lebih baik menyelesaikan tugasnya


di sekolah dibandingkan di rumah ?

Tidak
23%

Ya Tidak

Ya
78%

 Grafik tersebut menunjukkan bahwa siswa pada umunya setuju untuk


menyelesaikan tugasnya di sekolah pada saat KBM dilaksanakan

2. Menurut Anda, apakah guru lebih baik menjelaskan materi secara


rinci di kelas dibandingkan memberikan siswanya PR agar mereka
lebih paham akan materi tersebut ?
Tidak
8%

Ya Tidak

Ya
93%

 Grafik tersebut menunjukkan bahwa siswa pada umunya setuju guru


menjelaskan materi secara rinci di kelas dibandingkan memberikan siswanya PR agar
mereka lebih paham akan materi tersebut.

20
3. Menurut Anda, apakah post-test (tes yang diberikan setelah
materi disampaikan) itu adalah cara yang efektif ?

Tidak
33%

Ya Tidak

Ya
68%

 Grafik tersebut menunjukkan bahwa siswa pada umunya setuju bahwa cara
efektif untuk membuat siswa paham akan materi yang dijelaskan adalah dengan cara
post-test.

4.Menurut Anda, apakah seharusnya guru mengurangi pemberian


PR bagi siswa kelas XI dengan mempertimbangkan agar siswa
tersebut dapat lebih fokus memahami materi pembelajaran
dibandingkan dengan tugas yang diberikan ?

Tidak
5%
Ya Tidak

Ya
95%

 Grafik tersebut menunjukkan bahwa siswa pada umunya setuju bahwa guru
harus mengurangi pemberian PR bagi siswa dengan mempertimbangkan agar siswa
tersebut dapat lebih fokus mendalami materi pembelajaran dibandingkan dengan tugas
yang diberikan.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian, analisis dan pembahasan pada jawaban kuesioner siswa
kelas XI SMAN 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2018/2019, serta analisis pendapat
masing-masing siswa mengenai PR yang berlebihan dapat dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut.

1. PR/ tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari dan
siswa mengerti maksud dari PR yang diberikan.

2. Siswa merasa dirinya tidak dapat menjamin PR yang diberikan oleh guru di
sekolah dapat terselesaikan, maka dari itu siswa membutuhkan bantuan guru
di sekolah, bisa berupa pengulangan materi atau penjelasan cara untuk
mengerjakan soal yang diberikan di dalam PR. Siswa juga memerlukan
bantuan teman – temannya dalam mengerjakan PR, bisa untuk menjelaskan
kembali cara mengerjakan PR tersebut, memberikan ide atau gagasan yang
diperlukan untuk mengerjakan PR tersebut, dll. Siswa pada umumnya tidak
terlalu mengandalkan keluarganya dalam hal mengerjakan PR karena setiap
keluarga siswa memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda yang
terkadang tidak sesuai dengan kurikulum saat ini. Maka dari itu, kebanyakan
orang tua siswa memilih untuk mengikutsertakan anaknya dalam bimbel
(bimbingan belajar) dalam rangka membantu anak dalam mengerjakan PR dan
mengikuti pembelajaran di sekolah.

3. Siswa merasa PR yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan kemampuan


masing – masing individu, mengingat batas kemampuan setiap anak yang
berbeda – beda.

4. Siswa juga merasa, jika dibandingkan dengan sekolah SMA pada umumnya,
baik sekolah favorit maupun non favorit, kapasitas PR yang diberikan tidak
sesuai dengan kapasitas standar PR siswa SMA pada umumnya. Hal ini
mungkin bertujuan agar meningkatkan kedisiplinan, keuletan, keterbiasaan,
dan kecepatan siswa dalam mengerjakan PR. Namun, hal ini dapat berdampak
pada kondisi siswa yang menjadi kurang baik karena kelelahan dalam

22
mengerjakan PR. Apabila dilihat dari jadwal keseharian siswa, mereka sudah
berangkat pagi hari untuk sekolah, lalu sepulang sekolah mereka harus
mengikuti bimbel karena materi yang diajarkan di sekolah terkadang kurang
jelas dan siswa masih membutuhkan bimbingan orang lain, setelah pulang
sekolah mereka harus mengerjakan PR dan belajar untuk beberapa materi yang
akan diujiankan keesokan harinya sampai larut malam. Tentunya dengan
jadwal yang padat seperti itu membuat jadwal istirahat dan makan setiap anak
menjadi terganggu. Hal tersebut dapat menyebabkan banyak anak jatuh sakit.

5. PR yang diberikan membuat siswa lupa akan waktu karena terlalu fokus pada
PR yang diberikan. Selain itu mereka juga kehilangan waktunya untuk
membantu orang tuanya, bersosialisasi dengan teman sebayanya dan
melakukan hal- hal positif lainnya yang dapat meningkatkan potensinya dalam
bidang lain.

6. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan cara mengefektifkan


pembelajaran di sekolah. Metodenya sebagai berikut
 Guru me-review materi yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
 Guru menjelaskan materi sejelas-jelasnya sesuai dengan KD yang telah
ditentukan.
 Guru bertanya kepada muridnya apakah muridnya sudah paham atau belum.
 Guru memberikan soal latihan sesuai dengan materi yang telah diajarkan.
 Guru membahas soal latihan yang diberikan.
 Guru memberikan post-test di akhr pembelajaran.
 Jika jam pembelajaran di sekolah tidak cukup untuk menyelesaikan materi
sesuai dengan KD, maka guru memberikan PR kepada muridnya sesuai
dengan batas kemampuan siswa. Bagi pelajaran lain yang dikira materi
cukup diselesaikan di sekolah, maka guru tersebut tidak boleh memberikan
lagi PR kepada siswanya. Dengan pertimbangan waktu siswa di rumah
dipakai untuk memenuhi materi pelajaran yang tidak dapat diselesaikan di
sekolah.

Maka dari uraian di atas dapat diketahui bahwa PR berlebihan sangat mempengaruhi
siswa.

23
B. Saran
1. Adanya pembenahan cara pengajaran dari pihak pengajar yang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
2. Guru tidak boleh memiliki rasa gengsi apabila tidak memberikan siswanya PR
yang terlalu banyak.
3. Pemberian PR terhadap siswa janganlah terlalu banyak sehingga dapat
menyita waktu siswa, lebih baik tidak terlalu banyak namun soal-soal yang
diberikan sudah mencakup dan sesuai dengan materi yang diberikan sehingga
siswa tidak terbebani dan siswa pun dapat lebih mudah mengerti.
4. Batas waktu pengumpulan PR haruslah dipertimbangkan sesuai kemampuan
siswa. Karena ketidakmampuan siswa mengerjakan tugas dalam tempo waktu
yang singkat dapat menyebabkan siswa tersebut memilih untuk menyontek
pada temannya dan hal itu sangat bertentangan dengan tujuan PR itu sendiri
yakni untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Suherli. dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Sumber dari Internet


http://andasabar.blogspot.com/2012/06/pengaruh-pemberian-tugas-rumah-
terhadap.html
http://hermansaputra238.blogspot.com/2016/01/contoh-proposal-penelitian-
survei.html
https://www.google.com/search?
q=proposa+dampak+pemberian+pr+terlalu+banyak+bagi+siswa&oq=proposa+
dampak+pemberian+pr+terlalu+banyak+bagi+siswa&aqs=chrome..69i57.2912
7j1j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

25

Anda mungkin juga menyukai