PENDAHULUAN
1
guru memberikan tugas yang tergolong banyak dengan batas waktu yang relatif
singkat, memungkinkan siswa kehilangan manfaat positif dari PR tersebut dan justru
sebaliknya. Dengan pertimbangan, tidak menjamin semua PR yang diberikan telah
diajarkan dan dipahami oleh para siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa lebih
memilih menyontek pekerjaan temannya. Tentunya hal ini sangatlah bertentangan
dengan tujuan awal dari PR itu sendiri.
Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui dampak negatif dari PR yang
terlalu banyak bagi siswa maka dilakukan penelitian terhadap hal-hal yang dirasakan
siswa dalam mengerjakan tugasnya di SMAN 2 Cimahi. Untuk itu, penelitian dengan
judul “Dampak PR yang Berlebihan Bagi Siswa” dilakukan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang akan dicapai
diantaranya sebagai berikut.
D. Ruang Lingkup
2
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
b. Bagi Siswa
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan mutu dan kualitas sekolah dan
memberikan sumbangan dalam meningkatkan prestasi sekolah.
3
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis
a. Pekerjaan Rumah
i. Pengertian
Pekerjaan rumah adalah serangkaian tugas yang diberikan kepada siswa oleh
guru mereka untuk diselesaikan di luar kelas. Penugasan pekerjaan rumah yang
umum dapat mencakup pembacaan wajib, proyek penulisan atau pengetikan,
latihan matematika yang harus diselesaikan, informasi yang akan ditinjau sebelum
ujian, atau keterampilan lain yang harus dipraktikkan.
Menurut Winkel, W.S seperti yang dikutip Kusti Rahayu (2010: 19) bahwa
pekerjaan rumah adalah kegiatan yang ditugaskan oleh guru kepada peserta didik
yang sering kali harus dikerjakan di rumah. Berdasarkan pendapat tersebut maka
pengertian tugas pekerjaan rumah adalah suatu pekerjaan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut di rumah, supaya siswa
dapat lebih memahami materi yang baru saja disampaikan oleh guru.
ii. Jenis-Jenis
iv. Tujuan
5
v. Manfaat
Pekerjaan rumah yang diberikan guru adalah untuk membangun inisiatif dan
kreatifitas siswa. Guru menetapkan tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh siswa
di rumah. Pekerjaan rumah dapat melatih rasa tanggung jawab siswa dengan
menyelesaikan PR sekolah mereka. Manfaat lain dari Tugas Sekolah ini adalah
untuk mengembangkan manajemen waktu siswa. Jadi dengan adanya tugas sekolah
ini, mereka akan mulai membagi waktu untuk belajar dan bermain, sehingga
mereka bisa menyelesaikan tugas sekolahnya sesuai dengan jadwal yang telah
mereka buat sendiri. Disamping itu siswa juga belajar untuk melakukan segala
sesuatunya secara mandiri. Mereka bisa mengatur waktu serta menyelesaikan
pekerjaan rumah secara mandiri. PR dalam hal ini mendorong disiplin diri pada
siswa.
b. Siswa
i. Definisi siswa
Pengertian siswa/murid/peserta didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengertian murid berarti anak (orang yang sedang berguru/belajar,
bersekolah). Sedangkan menurut Sinolungan (dalam Riska, dkk., 2013) peserta
didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di
sekolah.
Menurut Hamalik (2001) siswa atau murid adalah salah satu komponen dalam
pengajaran, disamping faktor guru, tujuan dan metode pengajaran. Sebagai salah
satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen yang
terpenting diantara komponen lainnya. Murid atau anak didik menurut Djamarah
(2011) adalah subjek utama dalam pendidikan setiap saat. Sedangkan menurut
Daradjat (dalam Djamarah, 2011) murid atau anak adalah pribadi yang “unik”
yang mempunyai potensi dan mengalami berkembang. Dalam proses berkembang
itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak
ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama
dengan individu-individu yang lain.
6
Berdasarkan uraian diatas, murid atau anak didik anak adalah salah satu
komponen manusiswi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-
mengajar yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal.
Dalam tahap-tahap perkembangan individu siswa, dan satu aspek yang paling
menonjol ialah adanya bermacam ragam kebutuhan yang meminta kepuasan
Beberapa ahli telah mengadakan analisis tentang jenis-jenis kebutuhan siswa
(dalam Maisyarah, 2013), antara lain :
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis: bahan-bahan dan keadaan yang essensial,
kegiatan dan istirahat, kegiatan seksual
2. Kebutuhan-kebutuhan sosial atau status: menerima dan diterima dan
menyukai orang lain.
3. Kebutuhan-kebutuhan ego atau integratif: kontak dengan kenyataan,
simbolisasi progresif, menambah kematangan diri sendiri, keseimbangan
antara berhasil dan gagal, menemukan individualitasnya sendiri.
7
e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapkan perkawaninan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berprilaku mengembangkan ideologi
B. Kerangka Berpikir
8
tanggung jawab orang tua, kesibukan orang tua diharapkan tidak mengurangi
perhatian pada anaknya di rumah terutama dalam hal belajar.
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan
aktifitas belajar. Demi kelancaran proses pembelajaran dan tercapainya tujuan
pengajaran cara guru melaksanakan metode pemberian tugas atau pekerjaan rumah
harus dapat bervariasi dan ada inovasi-inovasi baru yang dapat menggairahkan siswa
untuk mengerjakan sehingga mempengaruhi hasil belajarnya.
C. Hipotesis
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Setting Penelitian
10
2. Sampel
Sampel adalah contoh atau himpunan bagian (subset) dari suatu populasi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 orang yang dipilih secara acak
dari 10 kelas XI di SMA Negeri 2 Cimahi.
11
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
12
b) Cara Meningkatkan Prestasi Belajar Tanpa Menggunakan PR
No Pertanyaan Ya Tidak
Menurut Anda, apakah siswa lebih baik menyelesaikan tugasnya di
1 62 18
sekolah dibandingkan di rumah ?
Menurut Anda, apakah guru lebih baik menjelaskan materi secara rinci
2 di kelas dibandingkan memberikan siswanya PR agar mereka lebih 74 6
paham akan materi tersebut ?
Menurut Anda, apakah post-test (tes yang diberikan setelah materi
3 54 26
disampaikan) itu adalah cara yang efektif ?
Menurut Anda, apakah seharusnya guru mengurangi pemberian PR bagi
siswa kelas XI dengan mempertimbangkan agar siswa tersebut dapat
4 76 4
lebih fokus memahami materi pembelajaran dibandingkan dengan tugas
yang diberikan ?
Selalu
13%
Kadang
30%
Selalu Sering
Sering
58%
13
Pada pernyataan pertama “PR yang diberikan sesuai dengan materi yang
dipelajari” responden banyak memilih “sering”. Hal ini menunjukkan bahwa PR yang
diberikan lebih sering sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
2. Siswa mengerti maksud dari PR/ tugas yang diberikan oleh guru
Selalu
3%
Selalu Sering
Sering
43% Kadang Tidak Pernah
Kadang
55%
Pada pernyataan kedua “Siswa mengerti maksud dari PR/ tugas yang diberikan
oleh guru”, responden banyak memilih “sering”. Hal ini menunjukkan bahwa tugas
yang diberikan guru dimengerti oleh siswa.
Tidak
Pernah Selalu
5% 8%
Selalu Sering
Sering
23%
Kadang
65%
14
4. Siswa sangat membutuhkan bantuan guru dalam mengerjakan PR
Tidak
Pernah
3%
Selalu
23%
Kadang
30% Selalu Sering
Sering
45%
Kadang
20% Selalu
28%
Selalu Sering
Sering
53%
15
6. Siswa sangat membutuhkan bantuan keluarga dalam
mengerjakan PR
Tidak
Pernah Sering
18% 18%
Selalu Sering
Kadang
65%
Tidak Pernah
Selalu
3%3%
Selalu Sering
Sering
33%
Kadang Tidak Pernah
Kadang
63%
Pada pernyataan ketujuh “PR yang diberikan sesuai dengan kemapuan kita”,
responden banyak memilih “kadang”. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua PR
sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa.
16
8. PR yang diberikan sesuai dengan kapasitas standar PR siswa SMA
pada umumnya
Tidak
Pernah
13%
Sering
30% Selalu Sering
Kadang
58%
Kadang
3%
Sering
30% Selalu Sering
Selalu
68%
17
10.Siswa dapat mengatur waktu untuk mengerjakan PR yang
banyak
Tidak Selalu
Pernah 3% Sering
15% 15%
Selalu Sering
Kadang
68%
Kadang
18%
Selalu
30%
Selalu Sering
Sering
53%
18
12. Siswa lupa akan waktu karena fokus mengerjakan PR yang
diberikan
Kadang
15%
Selalu
35% Selalu Sering
Sering
50%
Tidak
Pernah
10% Selalu
20%
Selalu Sering
Kadang
40%
Sering
30%
19
b) Cara Meningkatkan Prestasi Belajar Tanpa Menggunakan PR
Tidak
23%
Ya Tidak
Ya
78%
Ya Tidak
Ya
93%
20
3. Menurut Anda, apakah post-test (tes yang diberikan setelah
materi disampaikan) itu adalah cara yang efektif ?
Tidak
33%
Ya Tidak
Ya
68%
Grafik tersebut menunjukkan bahwa siswa pada umunya setuju bahwa cara
efektif untuk membuat siswa paham akan materi yang dijelaskan adalah dengan cara
post-test.
Tidak
5%
Ya Tidak
Ya
95%
Grafik tersebut menunjukkan bahwa siswa pada umunya setuju bahwa guru
harus mengurangi pemberian PR bagi siswa dengan mempertimbangkan agar siswa
tersebut dapat lebih fokus mendalami materi pembelajaran dibandingkan dengan tugas
yang diberikan.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, analisis dan pembahasan pada jawaban kuesioner siswa
kelas XI SMAN 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2018/2019, serta analisis pendapat
masing-masing siswa mengenai PR yang berlebihan dapat dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut.
1. PR/ tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari dan
siswa mengerti maksud dari PR yang diberikan.
2. Siswa merasa dirinya tidak dapat menjamin PR yang diberikan oleh guru di
sekolah dapat terselesaikan, maka dari itu siswa membutuhkan bantuan guru
di sekolah, bisa berupa pengulangan materi atau penjelasan cara untuk
mengerjakan soal yang diberikan di dalam PR. Siswa juga memerlukan
bantuan teman – temannya dalam mengerjakan PR, bisa untuk menjelaskan
kembali cara mengerjakan PR tersebut, memberikan ide atau gagasan yang
diperlukan untuk mengerjakan PR tersebut, dll. Siswa pada umumnya tidak
terlalu mengandalkan keluarganya dalam hal mengerjakan PR karena setiap
keluarga siswa memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda yang
terkadang tidak sesuai dengan kurikulum saat ini. Maka dari itu, kebanyakan
orang tua siswa memilih untuk mengikutsertakan anaknya dalam bimbel
(bimbingan belajar) dalam rangka membantu anak dalam mengerjakan PR dan
mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Siswa juga merasa, jika dibandingkan dengan sekolah SMA pada umumnya,
baik sekolah favorit maupun non favorit, kapasitas PR yang diberikan tidak
sesuai dengan kapasitas standar PR siswa SMA pada umumnya. Hal ini
mungkin bertujuan agar meningkatkan kedisiplinan, keuletan, keterbiasaan,
dan kecepatan siswa dalam mengerjakan PR. Namun, hal ini dapat berdampak
pada kondisi siswa yang menjadi kurang baik karena kelelahan dalam
22
mengerjakan PR. Apabila dilihat dari jadwal keseharian siswa, mereka sudah
berangkat pagi hari untuk sekolah, lalu sepulang sekolah mereka harus
mengikuti bimbel karena materi yang diajarkan di sekolah terkadang kurang
jelas dan siswa masih membutuhkan bimbingan orang lain, setelah pulang
sekolah mereka harus mengerjakan PR dan belajar untuk beberapa materi yang
akan diujiankan keesokan harinya sampai larut malam. Tentunya dengan
jadwal yang padat seperti itu membuat jadwal istirahat dan makan setiap anak
menjadi terganggu. Hal tersebut dapat menyebabkan banyak anak jatuh sakit.
5. PR yang diberikan membuat siswa lupa akan waktu karena terlalu fokus pada
PR yang diberikan. Selain itu mereka juga kehilangan waktunya untuk
membantu orang tuanya, bersosialisasi dengan teman sebayanya dan
melakukan hal- hal positif lainnya yang dapat meningkatkan potensinya dalam
bidang lain.
Maka dari uraian di atas dapat diketahui bahwa PR berlebihan sangat mempengaruhi
siswa.
23
B. Saran
1. Adanya pembenahan cara pengajaran dari pihak pengajar yang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
2. Guru tidak boleh memiliki rasa gengsi apabila tidak memberikan siswanya PR
yang terlalu banyak.
3. Pemberian PR terhadap siswa janganlah terlalu banyak sehingga dapat
menyita waktu siswa, lebih baik tidak terlalu banyak namun soal-soal yang
diberikan sudah mencakup dan sesuai dengan materi yang diberikan sehingga
siswa tidak terbebani dan siswa pun dapat lebih mudah mengerti.
4. Batas waktu pengumpulan PR haruslah dipertimbangkan sesuai kemampuan
siswa. Karena ketidakmampuan siswa mengerjakan tugas dalam tempo waktu
yang singkat dapat menyebabkan siswa tersebut memilih untuk menyontek
pada temannya dan hal itu sangat bertentangan dengan tujuan PR itu sendiri
yakni untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
25