Oleh :
Febby Ayuliani S.Kep
1914901210110
1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
persepsi sensori. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami
seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimuli ekstern; persepsi palsu (Lubis, 1993).
Berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri yang objektif dan subjektif pada klien dengan
halusinasi
2. Rentang Respon
Adaftif Maladaftif
-Pikiran logis -Distorsi Pikiran -Gangguan pikir/delusi
-Persepsi akurat -ilusi -Halusinasi
-Emosi konsisten -reaksi emosi -Sulit berespon emosi
Dengan pengalaman berlebihan/kurang
-Perilaku sesuai -perilaku tidak biasa/aneh -perilaku disorganisasi
-Berhubungan sosial -menarik diri -isolasi sosial
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang
dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien maupun
keluarganya. Faktor predisposisi dapat meliputi factor perkembangan, sosiokultural,
biokimia, psikologis, dan genetik.
3.1 Faktor Perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu,
maka individu akan mengalami stress dan kecemasan.
3.2 Faktor Sosiokultural
Berbagai factor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan,
sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang membesarkannya.
3.3 Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami
stress yang berleihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat
bersifat halusinogenik nuorokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase (DMP).
3.4 Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda bertentangan
yang sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang
tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas.
3.5 Faktor Genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil studi
menunjukkan bahwa factor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
pada penyakit ini.
4. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan,
ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk menghadapinya. Adanya
rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak
diajak berkomunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi
sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
5. Pohon masalah
Faktor Faktor
predisposisi presipitasi
8. Strategi Pelaksanaan
SP PASIEN SP KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Identifikasi halusinasi: dengan mendiskusikan isi, 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga
frekuensi, waktu terjadi situasi pencetus, perasaan dalam merawat pasien
dan respon 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet)
bercakap-cakap, melakukan kegiatan 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan 4. Latih cara merawat halusinasi: hardik
menghardik 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan beri pujian
menghardik
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan menghardik: beri pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat melatih pasien menghardik beri pujian
(jelaskan 6 benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi, 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
kontinuitas minum obat) 3. Latih cara memberikan atau membembing
3. Jelaskan pentingnya pengguanaan obat pada minum obat
gangguan jiwa 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
4. Jelaskan akibat jika obat tidak diminum sesuai beri pujian
program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan beri pujian
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau
Beri pujian melatih pasien dalam menghardik dan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap- memberikan obat. Beri pujian
cakap ketika halusinasi muncul 2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap 3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap
dengan pasien terutama saat halusinasi
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, penggunaan 1. Evaluasi kegiatan keluarga merawa/ melatih
obat dan bercakap-cakap. Beri pujian pasien mengahardik, memberikan obat dan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. Beri pujian
menggunakan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan) 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda
3. Masukan kedalam jadwal kegiatan untuk latihan kambuh, rujukan
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal. Beri
kegiatan harian pujian
SP 5-12 SP 5-12
1. Evaluasi kegiatan latiahn menghardik, minum obat, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian. melatih pasien menghardik, minum obat,
Beri pujian bercakap-bercakap, kegiatan harian dan foloow
2. Latih kegiatan harian up. Beri pujian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
4. Nilai apakah halusinasi terkontrol 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ/PKM
DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta