KELOMPOK 3
1. PENDAHULUAN
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang dikarenakan adanya
gangguan yang terjadi pada pembuluh darah untuk menyalurkan oksigen dan
nutrisi keseluruh tubuh sampai jaringan yang membutuhkannya. (Nurachmah
& Gayatri, 2013). Hipertensi saat ini diderita oleh satu miliar orang seluruh
dunia dan WHO memperkirakan bahwa tahun 2025 akan menjadi 1,5 miliar
orang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi setiap tahun menyumbang
kematian 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke, jika digabungkan
kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian di dunia nomor satu (WHO,
2013).
Suatu keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah pada dinding pembuluh darah arteri.Keadaan tersebut mengakibatkan
jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah (Yanita, 2017). Hipertensi berkaitan dengan tekanan sistolik
atau tekanan distolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefisinikan
sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan distoliknya diatas 90mmHg (Wijaya, 2013).
Data National Centers for disease control (NCHS, 2017) prevalensi
hipertensi meningkat dengan usia, pada orang dewasa berusia 18-39 tahun
(7,5%), diantara mereka yang berusia 40-59 tahun (33,2%), dan mereka yang
berusia 60 tahun keatas (63,1%). Data WHO, (2015) menunjukkan 1,3 milyar
penduduk di dunia menderita hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Hanya 36,8 % diantaranya yang minum obat.
Prevalensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang yang terkena
hipertensi. Penyakit hipertensi sampai saat ini telah mengakibatkan
kematian 9,4 juta jiwa setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2017).
2. KASUS
Ny. J umur 78 tahun saat dilakukan pengkajian di dapatkan hasil Tn. N
mengatakan bahwa neneknya menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun
terakhir, Tn. N mengatakan neneknya sering mengeluh kepalanya pusing,
leher dan bahu nya terasa sakit dan kaku Ny J tampak terbaring lemah
ditempat tidur, klien tampak meringis kesakitan, klien tampak memijit
kepalanya. Ny J mengatakan kepalanya terasa sakit dan sangat pusing, leher
dan tengkuknya juga terasa kaku. Ny J juga mengatakan perutnya terasa mual.
TD : 180/120 mmHg
Nadi: 92 x/menit
RR: 24 x/menit
Suhu: 37 0 C
3. RUMUSAN MASALAH
Pertanyaan klinik:
Manakah yang lebih efektif antara penggunaan media audiovisual terhadap
perubahan perilaku dengan pendidikan kesehatan menggunakan media poster
terhadap pengetahuan manajemen hipertensi?
(Patient,
Population or Pasien dengan hipertensi
problem)
(Comparasion
Media Poster
or
Intervention)
Perubahan perilaku dan peningkatan pengetahuan
(Outcome)
hipertensi
7. Kesimpulan
Dari data di atas didapatkan hasil bahwa media audiovisual dan media poster
dapat meningkatkan perubahan perilaku penderita hipertensi menjadi lebih
baik dan meningkatkan pengetahuan manajemen hipertensi pada penderita
hipertensi. Namun menurut kelompok, media audiovisual dirasa lebih efektif
untuk diaplikasikan karena penyuluhan dengan audiovisual dapat
menampilkan gambar, suara, maupun video. Pembelajaran yang diserap
dengan melalui penglihatan (visual) sekaligus dengan pendengaran (audio) itu
tentu bisa mempercepat daya serap dalam memahami penyuluhan yang
disampaikan dan juga tidak terlalu bersifat verbalistis. Media audiovisual juga
bisa menjangkau semua kalangan, seperti peserta dengan keterbatasan
penglihatan karena masih bisa mendengarkan lewat audio, dan efektif juga
untuk peserta yang tidak bisa membaca (buta huruf) sedangkan media poster
tidak bisa diaplikasikan pada peserta dengan gangguan penglihatan maupun
buta huruf, dan kita juga tidak bisa memastikan bahwa peserta membaca
dengan seksama poster yang dibuat.