Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISIS JURNAL

Disusun untuk memenuhi tugas pada stage keperawatan keluarga


Pembimbing :
Alit Suwandewi, Ns., M.Kep
Hj. Ruslinawati, Ns., M.Kep

KELOMPOK 3

Dion Mulia Anggara


Putra
Muradi
Elly Safitri
Endut Hardianti
Khairunnisa
Lina Permata Sari
Nurhayati
Nurul Anisa
Siti Hapsah
Sri Fitriah

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020

1. PENDAHULUAN
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang dikarenakan adanya
gangguan yang terjadi pada pembuluh darah untuk menyalurkan oksigen dan
nutrisi keseluruh tubuh sampai jaringan yang membutuhkannya. (Nurachmah
& Gayatri, 2013). Hipertensi saat ini diderita oleh satu miliar orang seluruh
dunia dan WHO memperkirakan bahwa tahun 2025 akan menjadi 1,5 miliar
orang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi setiap tahun menyumbang
kematian 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke, jika digabungkan
kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian di dunia nomor satu (WHO,
2013).
Suatu keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah pada dinding pembuluh darah arteri.Keadaan tersebut mengakibatkan
jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah (Yanita, 2017). Hipertensi berkaitan dengan tekanan sistolik
atau tekanan distolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefisinikan
sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan distoliknya diatas 90mmHg (Wijaya, 2013).
Data National Centers for disease control (NCHS, 2017) prevalensi
hipertensi meningkat dengan usia, pada orang dewasa berusia 18-39 tahun
(7,5%), diantara mereka yang berusia 40-59 tahun (33,2%), dan mereka yang
berusia 60 tahun keatas (63,1%). Data WHO, (2015) menunjukkan 1,3 milyar
penduduk di dunia menderita hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Hanya 36,8 % diantaranya yang minum obat.
Prevalensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang yang terkena
hipertensi. Penyakit hipertensi sampai saat ini telah mengakibatkan
kematian 9,4 juta jiwa setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2017).
2. KASUS
Ny. J umur 78 tahun saat dilakukan pengkajian di dapatkan hasil Tn. N
mengatakan bahwa neneknya menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun
terakhir, Tn. N mengatakan neneknya sering mengeluh kepalanya pusing,
leher dan bahu nya terasa sakit dan kaku Ny J tampak terbaring lemah
ditempat tidur, klien tampak meringis kesakitan, klien tampak memijit
kepalanya. Ny J mengatakan kepalanya terasa sakit dan sangat pusing, leher
dan tengkuknya juga terasa kaku. Ny J juga mengatakan perutnya terasa mual.
TD : 180/120 mmHg
Nadi: 92 x/menit
RR: 24 x/menit
Suhu: 37 0 C

3. RUMUSAN MASALAH
Pertanyaan klinik:
Manakah yang lebih efektif antara penggunaan media audiovisual terhadap
perubahan perilaku dengan pendidikan kesehatan menggunakan media poster
terhadap pengetahuan manajemen hipertensi?
(Patient,
Population or Pasien dengan hipertensi
problem)

(Intervention) Media Audiovisual

(Comparasion
Media Poster
or
Intervention)
Perubahan perilaku dan peningkatan pengetahuan
(Outcome)
hipertensi

Penelitian dilakukan dari bulan September 2018 sampai


(Time)
dengan bulan juni 2019

4. METODE/STRATEGI PENELUSURAN BUKTI


Jurnal 1: Efektifitas Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Perubahan

Perilaku Penderita Hipertensi di Puskesmas Lhok Bengkuang Aceh Selatan


Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Cehadum Vol. 2, No. 1: 21-30. Maret 2020.
Jurnal 2: Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster terhadap
pengetahuan manajemen hipertensi pada penderita hipertensi. Jurnal
Keperawatan Soedirman. Vol. 12, No. 1: 38- 46. Maret 2017.
5. Hasil Penelusuran
NO Judul Jurnal Validity Important Applicable

1. Efektifitas Design : Karakteristik responden : 1. Mudah dilakukan untuk


Penggunaan Media Quasi experimantal dengan Menunjukkan bahwa memperjelas penyajian
Audiovisual one group pretest posttest sebagian besar responden supaya tidak terlalu bersifat
Terhadap design yaitu desain berumur antara 51-60 tahun verbalistis (dalam bentuk
Perubahan Perilaku penelitian yang terdapat sebanyak 4 orang(40,0%). kata-kata, tertulis atau juga
Penderita Pretest sebelum diberi Berjenis kelamin perempuan lisan belaka)
Hipertensi di perlakuan dan posttest sebanyak 9 orang (90,0%) 2. Audiovisual bisa/dapat
Puskesmas Lhok setelah diberikan perlakuan. Berpendidikan dasar menampilkan gambar,
Bengkuang Aceh (SD/SMP) sebanyak 7 orang suara, maupun video.
Selatan Tahun Populasi : (70,0%) Pembelajaran yang diserap
Sebanyak 604 orang sampel Sebagian responden adalah dengan melalui penglihatan
2019
diambil 10 orang. ibu rumah tangga sebanyaj 6 (visual) sekaligus dengan
orang (60,0%) pendengaran (audio) itu
Kriteria inklusi-eksklusi : Tekanan darah responden tentu dapat/bisa
Pada penelitian ini tidak sebelum diberikan mempercepat daya serap
disebutkan kriteria inklusi penyuluhan dalam katagori didalam memahami
dan eklusi. tinggi sebanyak 8 orang penyampaian
(80,0%), sedangkan dalam
Pengukuran : katagori normal hanya 2
Variabel yang diukur dalam orang (20,0%). Tekanan
penelitian ini adalah darah responden sesudah
perilaku diberikan penyuluhan
sebanyak dalam katagori
normal sebanyak 6 orang
(60,0%). Sebagian kecil
dalam katagori tinggi
sebanyak 4 orang (40,0%)

2. Pengaruh Design : Karakteristik responden : 1. Sebagai masukan untuk


pendidikan Quasi experiment dengan media pendidikan kesehatan
Pada penelitian ini meliputi
kesehatan dengan desain pre-test and post-test dapat menggunakan poster.
usia dengan rentang 45
media poster non equivalent control 2. Poster dapat ditempel
sampai 60 tahun, jenis
terhadap group. dimanapun sehingga bisa
kelamin 100% adalah
pengetahuan dijadikan pengingat
perempuan, pendidikan
manajemen Sampel: informasi yang diberikan
terakhir responden pada
hipertensi pada Sampel berjumlah 32 orang pada saat penyuluhan
penelitian ini 100% Sekolah
penderita hipertensi dan dibagi dalam 2 3. Poster mudah dibuat dan
Dasar (SD), dan pekerjaan
kelompok, yaitu kelompok diaplikasikan di masyarakat
hampir >50% responden
intervensi dan kontrol. karena tidak membutuhkan
merupakan ibu rumah tangga.
sarana dan fasilitas
Kriteria inklusi-eksklusi : pendukung lainnya
Pada penelitian ini tidak
disebutkan kriteria inklusi
dan eklusi.
Pengukuran :
Analisis data menggunakan
Paired t-test dan
Independent t-test.
6. Diskusi
a. Efektifitas Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Perubahan Perilaku
Penderita Hipertensi
Kelebihan :
1) Mudah dilakukan untuk memperjelas penyuluhan supaya tidak terlalu
bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau juga lisan
belaka).
2) Penyuluhan dengan audiovisual dapat menampilkan gambar, suara,
maupun vidio. Pembelajaran yang diserap dengan melalui penglihatan
(visual) sekaligus dengan pendengaran (audio) itu tentu bisa
mempercepat daya serap didalam memahami penyuluhan.
3) Memberikan manfaat yaitu penggunaan media audiovisual efektif
merubah perilaku penderita hipertensi menjadi lebih baik.
4) Tidak memiliki efek samping membahayakan.
Kekurangan :
1) Peserta penyuluhan tidak fokus pada media audiovisual yang
disampaikan.
2) Terbatasnya sarana dan fasilitas pendukung dalam menampilkan
audiovisual
3) Membutuhkan SDM yang berkompeten dalam membuat audiovisual
dengan konten yang menarik dan sesuai

b. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Poster Terhadap


Pengetahuan Manajemen Hipertensi Pada Penderita Hipertensi
Kelebihan :
1) Memberikan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan manajemen
hipertensi pada penderita hipertensi.
2) Poster dapat ditempel dimanapun sehingga bisa dijadikan pengingat
informasi yang diberikan pada saat penyuluhan
Kekurangan :
1) Peserta penyuluhan tidak membaca poster yang ditempel.
2) Poster hanya bisa ditujukan kepada peserta yang tidak buta huruf.

7. Kesimpulan
Dari data di atas didapatkan hasil bahwa media audiovisual dan media poster
dapat meningkatkan perubahan perilaku penderita hipertensi menjadi lebih
baik dan meningkatkan pengetahuan manajemen hipertensi pada penderita
hipertensi. Namun menurut kelompok, media audiovisual dirasa lebih efektif
untuk diaplikasikan karena penyuluhan dengan audiovisual dapat
menampilkan gambar, suara, maupun video. Pembelajaran yang diserap
dengan melalui penglihatan (visual) sekaligus dengan pendengaran (audio) itu
tentu bisa mempercepat daya serap dalam memahami penyuluhan yang
disampaikan dan juga tidak terlalu bersifat verbalistis. Media audiovisual juga
bisa menjangkau semua kalangan, seperti peserta dengan keterbatasan
penglihatan karena masih bisa mendengarkan lewat audio, dan efektif juga
untuk peserta yang tidak bisa membaca (buta huruf) sedangkan media poster
tidak bisa diaplikasikan pada peserta dengan gangguan penglihatan maupun
buta huruf, dan kita juga tidak bisa memastikan bahwa peserta membaca
dengan seksama poster yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai